Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Medion Bagi-bagi Ilmu di Kamboja

Medion gelar seminar di Prey Veng, Kamboja.
Kiprah Medion dalam mengedukasi peternak tidak terbatas di dalam negeri saja, sudah banyak negara di Asia dan Afrika yang dijelajahinya. Perusahaan asal Bandung yang kesohor sebagai produsen obat, vitamin, vaksin, dan peralatan peternakan, kali ini kembali berbagi ilmu di wilayah Kamboja.
Beberapa propinsi di Kamboja seperti Kompong Chnang, Pursat, Prey Veng, Kompot, Takeo, hingga Phnom Penh menjadi tempat-tempat yang dikunjungi oleh tim dari Medion pada tanggal 6-13 Desember 2015 lalu. Beberapa seminar pun dilaksanakan dengan topik penyakit ND, Fowl Pox, Coryza, Cholera dan AI dengan pembicara Drh. Amir.
Diangkatnya topik-topik tersebut, dikarenakan kasus penyakit ND, Fowl Pox, Coryza, Cholera, dan AI memang banyak menyerang di Kamboja. Selain mengulas tentang penyakit, seminar ini juga dilengkapi dengan praktik bedah bangkai dan diagnosa setiap penyakit.
Tim Medion berfoto bersama pelanggan di Phnom Penh.
Seminar-seminar ini ternyata menarik minat dari para peternak di Kamboja, terbukti dengan padatnya peserta yang disetiap propinsi sedikitnya dihadiri 80-100 orang. Para peserta seminar merasa sangat berterima kasih atas pengetahuan yang disampaikan. Dan mereka mengaku sangat terbantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi seraya berharap seminar seperti ini dapat dilakukan lebih sering.
Praktik bedah bangkai.
Medion semakin menancapkan eksistensinya di berbagai negara di Asia dan mengharumkan nama Indonesia. Sukses untuk Medion. (wan) 

Peternak Indonesia Mendapat Beasiswa Australia

Menyusul suksesnya program beasiswa Kursus Singkat Ketahanan Pangan untuk sektor Daging dan Ternak Sapi tahun lalu, sebanyak 65 profesional industri peternakan dari seluruh Indonesia akan melakukan enam minggu studi dan penempatan kerja praktek di pedalaman Queensland dan di universitas-universitas di seluruh Australia.
Foto bersama seluruh peserta kursus singkat di Australia
dengan Dirjen PKH dan Perwakilan Kedutaan Australia. 
Para peserta dari seluruh pelaku industri sapi di Indonesia ini tengah menerima Australia Awards Scholarships dibawah Program Kerjasama Indonesia-Australia dalam Ketahanan Pangan Sektor Daging dan Sapi Potong Angkatan ke-2 yang peluncurannya diselenggarakan di Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat (26/2).
Acara yang dibuka Dirjen Peternakan dan Kesehatan Muladno ini dihadiri oleh Dean Merrilees staf Ahli Menteri Pertanian Kedutaan Besar Australia. Tim dari Australia Awards, dan Himawan Hariyoga selaku Indonesian Co-Chair.
Berawal dari Pertemuan Pemimpin Indonesia-Australia ke-3, antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, pada tanggal 5 Juli 2013 di Bogor, kedua kepala negara menyepakati Joint Announcement pembentukan forum kerj sama dalam ketahanan pangan di sektor daging dan ternak sapi.
Hal ini sejalan dengan semangat pemerintahan Presiden Jokowi. Semangat yang tertuang dalam nawacita yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan seluruh sektor strategis ekonomi domestik dan meningkatkan produktivitas rakyat.”
Daya saing menjadi inspirasi bagi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan untuk mereaktualisasi Program Pemenuhan Pangan asal Hewan. Nawacita juga berhasil menggerakkan seluruh kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan melalui fungsi perbibitan, produksi, pakan, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, serta pengolahan dan pemasaran hasil peternakan.
Forum kerja sama tersebut dinamai Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector. Forum ini bertujuan untuk mensinergikan kekuatan dan potensi Indonesia dan Australia dalam rangka membangun sektor ternak sapi di Indonesia, meningkatkan daya saing kedua negara, dan mengembangkan prospek investasi dan perdagangan jangka panjang antara kedua negara sebagai bagian rantai suplai daging dan ternak sapi yang berdaya saing global.
Keanggotaan Kemitraan ini meliputi perwakilan dari instansi pemerintah Indonesia dan Australia dan dari industri, termasuk sektor daging dan ternak sapi serta komunitas bisnis dan investasi. Program ini dinamai Short Course under Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector. Program ini akan membantu meningkatkan keterampilan peserta dalam hal teknis, manajerial dan bisnis dalam bidang produksi, pengolahan serta tata kelola yang terkait dengan produksi daging dan ternak sapi.
Foto bersama perwakilan penerima beasiswa dengan Dirjen PKH Muladno,
Mr. Dean Merrilees (Kedutaan Besar Australia) dan Himawan Hariyoga
Untuk angkatan ke-2 tahun 2016 ini, ada empat jenis Short Course, yakni 1) Peternakan dan Produksi Ternak sebanyak 30 orang, 2) Produksi Daging, Pengolahan dan Manajemen Rantai Pasokan sebanyak 10 orang, 3) Penyusunan Kebijakan untuk Produksi Peternakan dan Rantai Pasokan sebanyak 15 orang, dan 4) Pertukaran Pengetahuan Industri Peternakan di Australia dan Indonesia sebanyak 10 orang.
Short Course akan dilaksanakan di Australia pada tanggal 29 Februari sampai dengan 8 April 2016, dan peserta Pertukaran Pengetahuan Industri Peternakan di Australia dan Indonesia pada tanggal 4-10 April 2016. Peserta yang mengikuti short course ini merupakan hasil seleksi oleh Komite Seleksi terdiri atas Australia Awards, Kedutaan Besar Australia, Tim Partnership dan Kementerian Pertanian.
Program kursus singkat ini akan diselenggarakan di Universitas Queensland, Sydney, dan New England serta di kampus Technical and Further Education, Queensland, (TAFE QLD) dan pada usaha penggemukan, pemotongan hewan dan terminal ternak. Tahun lalu 50 peserta dari Indonesia ambil bagian dalam program ini di Queensland dan Northern Territory. (wan) 

Menyongsong Pameran Pengolahan Biji-Bijian, Beras dan Pakan Terbesar Asia

Tinggal beberapa minggu sebelum FIAAP/VICTAM/GRAPAS Asia 2016 digelar, pihak penyelenggara, Victam International, mengumumkan bahwa area pameran tersebut telah terjual habis dan berbagai perusahaan ternama internasional akan hadir di pameran tersebut.
Di FIAAP yang fokus di nutrisi ternak dan bahan baku pakan, berbagai perusahaan lokal dan supplier ternama internasional seperti Biomin, DSM, Kemin, Sopropeche, Tyson, Special Nutrients, Arm & Hammer, Olmix, SPF Diana, Dr. Eckel, Cargill dan sebagainya akan turut serta.
Begitu pula halnya dengan VICTAM. Para pengunjung dapat melihat booth-booth besar yang menampilkan teknologi terbaru dari Buhler, Famsun, ZCME, Ottevanger, Andritz, van Aarsen, Wenger, CPM, Extru-Tech, Amandus Kahl, Dinnissen, Geelen dan sebagainya.
Peserta di GRAPAS yang fokus di pengolahan biji-bijian, tepung dan beras juga tak kalah menarik. Perusahaan-perusahaan internasional seperti Satake, Buhler, Alapala, Brock, Cimbria, Kay Jay Rolls, Foss, Rueter, Petkus, Cimbria, Altuntas, Chief dan sebagainya akan menampilkan teknologi terbaru mereka.
Banyak hal yang dapat dilihat di pameran yang berdurasi tiga hari tersebut. Tidak hanya tentang teknologi pengolahan dan bahan baku, tapi juga akan ada banyak booth yang menampilkan berbagai mesin dan sistem pendukung. Contohnya mesin pengemasan, kemasan, silo, sistem konveyor, program formulasi, elevator, mesin pengering, bucket dan perlengkapan lainnya yang penting untuk sebuah pabrik pengolahan pakan dan biji-bijian.
Seluruh pengunjung juga diundang untuk menghadiri seminar ASEAN Feed & Rice Summit ke-2 yang akan berlangsung pada Rabu sore, 30 Maret di BITEC lantai 2. Pembicara-pembicara internasional ternama akan membahas berbagai topik, seperti berikut ini:
Moderator: Dr. La Van Kinh. DDG – Presiden Asosiasi Pakan Vietnam
Program sementara*:
·         Alexandra de Athayde, Direktur Eksekutif, International Feed Industry Federation (IFIF) – Berbagai perkembangan terkini di industri pakan global.
·         Archer Daniels Midland Company (ADM) – Perkembangan suplai bahan baku di ASEAN.
·         Du Van Pham, Pejabat Senior Pertanian FAO (pakar beras) – Beras dan sistem pertanian berbasis beras di negara-negara ASEAN.
·         Vinod Ahuja – Pejabat Kebijakan Peternakan FAO, Kantor Regional Asia Pasifik – Kecukupan pangan dan pakan.

Untuk program final, kunjungi www.victam.com/?i=371

Di pameran tiga hari tersebut juga akan ada berbagai seminar, di BITEC lantai 2. Beberapa judul seminarnya adalah sebagai berikut:
1.      Aquafeed Horizons Asia
2.      FIAAP Animal Nutrition Conference
3.      Petfood Forum Asia
4.      Global Milling Conference with GRAPAS Asia
5.      Biomass Asia
6.      GMP+ Feed Safety Assurance

Untuk informasi lebih lanjut, program seminar dan sekretariat, kunjungi www.victam.com/?i=356
Tak ketinggalan, juga akan ada seminar-seminar teknis, di BITEC lantai 2 dan gratis untuk semua pengunjung yang telah terdaftar. Untuk program terbaru, kunjungi http://victam.com/?i=355
Semua rangkaian acara tersebut akan bertempat di pusat pameran BITEC di Bangkok, Thailand dari 29-31 Maret 2016. Jika anda ingin berkunjung, anda diwajibkan untuk mendaftar dengan mengunjungi link ini http://www.victam.com/visreg.php. Pengunjung pameran tidak dikenakan biaya masuk. (wan)

Terus Merugi, Ribuan Peternak Broiler Geruduk Istana

Ribuan peternak broiler dari berbagai wilayah di Indonesia melakukan unjuk rasa menuntut perhatian pemerintah atas rendahnya harga jual ayam hidup di tingkat peternak di depan Istana Negara, Selasa (1/3).  

Dipicu rendahnya harga ayam hidup saat ini, lebih dari 1.200 peternak yang tergabung dalam berbagai asosiasi peternak daerah dan asosiasi nasional melakukan aksi demo di depan Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (1/3). Mereka bersatu dalam satu wadah Sekretariat Bersama Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional. Aksi demo ini ditujukan agar pemerintah memperhatikan nasib peternak rakyat Indonesia yang saat ini sedang dalam kondisi memprihatinkan.
Seperti diketahui over supply DOC dan over supply ayam besar (Live Bird=LB) sudah berlangsung sejak Januari s/d Februari 2016. Harga LB sangat hancur sehingga merugikan para peternak rakyat dengan rataan kerugian selama 3 pekan ini berkisar Rp 10.000 - 11.000/kg hidup. Artinya, merupakan kerugian tertinggi yang pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Selama tiga pekan ini pada tingkat kementerian terkait hanya bisa menghimbau dan tidak ada kemampuan memberikan solusi dari Pemerintah. 
Oleh karena itu, para peternak rakyat mendatangi Istana Negara Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya dan meminta solusi dari pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi. Semua ini terjadi semakin runyam di perunggasan Nasional karena berlakunya UU No.18 Tahun 2009 yang tidak memiliki pasal-pasal tentang Segmentasi Pasar sehingga terjadi perang harga antara produksi peternak rakyat pembudidaya dengan produksi monopoli para perusahaan besar Integrator dan PMA di pasar tradisional yang mengakibatkan tergusurnya para peternak rakyat.
Ketua GOPAN Herry Dermawan dan Nano Supriyatno mendampingi
Jenny Soelistiani perwakilan peternak Lampung saat berorasi.  
Dalam orasinya, Sugeng Wahyudi perwakilan peternak Bogor yang juga Sekjen GOPAN menuntut pemerintah untuk segera menaikkan harga jual ayam hidup diatas Biaya Pokok Produksi (BPP) peternak rakyat. Saat ini BPP peternak rakyat Rp 18.500/kg, sementara harga jual ayam di kandang Rp 8.000/kg.
Mewakili peternak, ia juga menuntut eksistensi peternak rakyat ditetapkan dalam hal budidaya unggas minimal 70% diserahkan ke peternak rakyat untuk pasar dalam negeri. “Sementara perusahaan besar terintegrasi menguasai 30% hak budidaya dengan kewajiban mengekspor produksinya atau diolah dalam bentuk produk olahan berbasis daging ayam,” ujar Sugeng.
Sugeng melanjutkan, penataan suplai DOC sesuai dengan permintaan konsumen akhir, antara lain dengan cara yang sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu melalui pengaturan jumlah GGPS (Great Grand Parent Stock), GPS (Grand Parent Stock)dan penataan jumlah DOC final stock. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kesesuaian antara permintaan dan penawaran DOC.
Selain itu, menurut Sugeng, carut marutnya perunggasan nasional saat ini tidak lepas dari peran UU No. 18 Tahun 2009 yang tidak mampu memayungi peternak rakyat Indonesia sehingga harus dicabut atau diganti dengan peraturan sejenis yang berkeadilan. Terutama dapat menjaga keberlangsungan eksistensi peternak rakyat.
Sementara itu Jenny Soelistiani perwakilan peternak Lampung dalam orasinya menharapkan negara dapat sungguh-sunguh hadir untuk menyelamatkan jutaan rakyat yang sudah puluhan tahun bermatapencaharian sebagai peternak.
“Kami menolak segala bentuk industrialisasi yang mengatasnamakan target pemenuhan protein asal unggas tetapi pada kenyataannya, menghancurkan dan membinasakan usaha peternak rakyat swadaya, swakelola dan padat karya yang selama ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat di seluruh daerah,” ujar Jenny.
Ia juga memohon adanya regulasi perunggasan yang memberikan keamanan dan kenyamanan berusaha bagi semua pelaku perunggasan. “Berikan kami payung hukum yang bisa melindung peternak dari segala praktek persaingan yang tidak adil dan tidak bermartabat,” ujar Jenny lantang.
Aksi ini juga mendapat dukungan dari mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Perwakilan BEM IPB terlihat turut serta dalam demo dan orasi peternak unggas menuntut perbaikan harga panen yang terpuruk selama beberapa pekan ini.
Perwakilan peternak diterima Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan dari hasil perbincangan telah disepakati :
1.       Pemerintah akan mensolusi permasalahan dan kekisruhan dalam perunggasan Nasional.
2.       Pemerintah akan berupaya untuk memperbesar porsi pangsa pasar bagi Peternakan Rakyat dari semula 20% menjadi 50%.
3.       Pemerintah akan membuat Perppu atau Keppres, jika UU No.18 Tahun 2009 Jo. UU No.41/2014 dapat dicabut atau dibatalkan MK.

Karyawan Cargill Komitmen Utamakan Keselamatan Kerja

Para pekerja Poliplant Group di perkebunan minyak kelapa sawit milik Cargill di Kalimantan Barat Jumat, (19/2) menandatangani sebuah komitmen pribadi untuk mengembangkan dan menjaga lingkungan kerja yang aman bagi sesama pekerja lainnya, keluarga, serta komunitas lokal yang bermukim di dalam atau di sekitar area perkebunan.
Para karyawan dan manajemen Poliplant Group menandatangani
Komitmen Diri terhadap Keselamatan diperkebunan milik CTP.
Acara penandatanganan komitmen tersebut sekaligus menandai berakhirnya pekan Lokakarya “Kesehatan dan Keselamatan Kerja” yang diadakan bagi seluruh karyawan. Hal ini sejalan dengan sasaran Kementerian Ketenagakerjaan untuk mencapai tingkat produktivitas dan daya saing yang lebih tinggi di pasar global melalui budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang lebih unggul.
Berbagai kegiatan dilaksanakan selama pekan Lokakarya K3 ini, di antaranya adalah kompetisi lagu dan drama bertema keselamatan kerja, kuis keselamatan kerja, perlombaan keselamatan berkendara, serta kompetisi poster bertema keselamatan kerja untuk anak-anak. Dalam pekan Lokakarya K3 tersebut juga diadakan upacara pekan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta pameran bagi para pemasok produk dan jasa Poliplant Group.
“Kami berharap seluruh karyawan akan menganggap keselamatan kerja sebagai hal yang penting dalam seluruh aspek bisnis kami. Saat ada kesepahaman bersama bahwa keselamatan kerja adalah milik setiap karyawan, semua cedera dan kecelakaan dapat dicegah,” tutur Anthony Yeow, President Director of Poliplant Group.
Rekan kerja Poliplant Group, yaitu para pegawai dari PT Harapan Sawit Lestari milik Cargill di Kalimantan Barat, juga turut mengadakan upacara penandatanganan komitmen keselamatan kerja serupa minggu ini. (wan) 

Tiba di Tanjung Priok, Kapal Ternak Kembali Bermuatan Penuh

Mentan Amran Sulaiman saat melayani wawancara wartawan
di dalam kapal ternak Camara Nusantara I, Senin (22/2). 
Menteri Pertanian kembali hadir di Pelabuhan Tanjung Priok untuk menyambut kedatangan kapal khusus ternak Camara Nusantara I yang membawa muatan penuh sebanyak 500 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan berlabuhnya kembali kapal khusus ternak di pelabuhan ini, maka sudah ketiga kalinya kapal  Camara Nusantara I berlayar dengan muatan penuh.
Berdasarkan rekapitulasi penggunaan kapal khusus ternak yang dikirim oleh Dinas Peternakan Provinsi NTT ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ternak sapi yang dimuat sebanyak 500 ekor, dengan rincian 300 ekor dari Pelabuhan Tenau Kupang dan 200 ekor dari Pelabuhan Waingapu. Kapal ternak berangkat dari Pelabuhan Waingapu tanggal 17 Februari pukul 14:00. Kemudian kapal khusus ternak ini tiba di pelabuhan Cirebon tanggal 21 Februari pukul 04:00 pagi dan tiba di Tanjung Priok tanggal 22 Februari 2016.
Pengguna kapal ternak kali ini berasal dari 8 pelaku usaha yaitu: CV Semata Wayang, UD Harapan Jaya, UD Praiwora Putra, CV Tiga Berlian, CV Bina Taruna, CV STMJ, CV Generasi Baru dan PT Berdikari (Persero) perwakilan Kupang. Ternak sapi potong yang dimuat dari Pelabuhan Kupang berjenis sapi bali dengan bobot rata-rata 275 Kg. Sedangkan ternak sapi yang dimuat dari Pelabuhan Waingapu berjenis SO (Sapi Ongole) dengan bobot rata-rata 325 Kg. Kisaran harga sapi di Pelabuhan bervariasi dan ditentukan berdasarkan B to B (Business to Business).
Pada tanggal 21 Februari 2016, PT Berdikari (Persero) telah menyelenggarakan kegiatan penjualan paket daging sapi lokal terjangkau dengan harga Rp 85.000 pe Kg untuk masyarakat. Daging sapi yang dijual tersebut merupakan daging hasil pemotongan sapi lokal yang berasal dari daerah produsen sapi potong (NTT dan NTB) yang diangkut menggunakan kapal khusus ternak Camara Nusantara I.
Program tol laut Presiden Jokowi ini diharapkan dapat membantu masyarakat, baik peternak maupun masyarakat konsumen. Dimana peternak dapat menerima harga jual sapi yang lebih tinggi, karena sapi dibeli langsung dari kelompok-kelompok peternak. Dilain pihak masyarakat konsumen menerima harga jual daging sapi yang lebih terjangkau. (wan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer