Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini TANTANGAN PERDAGANGAN DI SEKTOR DAGING MERAH DAN SAPI TERUS BERLANJUT | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TANTANGAN PERDAGANGAN DI SEKTOR DAGING MERAH DAN SAPI TERUS BERLANJUT

 



Kemitraan Indonesia-Australia untuk Ketahanan Pangan di Sektor Daging Merah dan Sapi atau The Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (atau the Partnership) merilis Joint State of the Industry (JSOI) 2021 Mid-Year Update Report, yaitu laporan Status Industri Indonesia Australia yang merangkum status perdagangan sapi hidup dan produk daging sapi secara bilateral antara Australia dan Indonesia.  

Laporan JSOI terbaru menyoroti tantangan finansial yang saat ini masih dihadapi oleh usaha penggemukan (feedlot) dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Australia dan Indonesia yang sangat terkendala oleh terbatasnya pasokan dan harga sapi yang tinggi. Banyak di antara usaha tersebut yang melaporkan telah mengalami kerugian operasional. Sementara itu, industri daging merah dan sapi Indonesia terus mengalami tekanan akibat COVID-19. 

Dr Riyatno, Co-Chair Partnership Indonesia, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi industri saat ini. “PPKM yang diberlakukan di seluruh Indonesia sebagai upaya mengendalikan pandemi COVID-19 varian Delta secara signifikan melemahkan daya beli konsumen dan permintaan daging sapi. Laporan terbaru JSOI menyajikan sejumlah informasi penting bagi pemerintah dan industri di masa sulit ini. Namun begitu, turunnya angka kasus aktif dan kasus baru COVID-19, serta upaya gencar perluasan vaksinasi COVID-19 di seluruh Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diperkiraan akan naik lebih dari 4% tahun ini."

Chris Tinning, Co-Chair Partnership Australia, menyatakan bahwa kemungkinan kondisi akan membaik pada paruh kedua tahun 2022.  “Curah hujan yang baik di Australia tahun ini membantu produsen Australia untuk meningkatkan kembali populasi sapi dan mempertahankan  stok sapi mereka.  Oleh karena itu, harga ekspor sapi hidup yang tinggi saat ini seharusnya bisa turun pada paruh kedua tahun 2022, dan bisa meredakan tekanan keuangan yang dialami usaha feedlot dan RPH di Australia dan Indonesia.  Saya senang Laporan JSOI terbaru rilis, sehingga dapat membantu pemerintah dan kelompok industri melalui masa ekonomi yang tidak pasti ini.” (Rilis/INF)

 

 

 

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer