Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini SLOW GROWTH: MASALAH KLASIK TAK KUNJUNG USAI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SLOW GROWTH: MASALAH KLASIK TAK KUNJUNG USAI

Seleksi DOC meminimalisir Slow Growth akibat kualitas DOC buruk. (Foto: Istimewa)

Slow Growth atau Runting-Stunting Syndrome, yaitu sindroma pada ayam muda, terutama ayam pedaging, dengan berbagai derajat gangguan pertumbuhan berupa kerdil dan lambat tumbuh. Pelaporan pertama kali penyakit ini terjadi pada tahun 1940 dan menjadi lebih dikenal sejak tahun 1970-an ketika industri perunggasan mulai berkembang. Kejadian Slow Growth hingga saat ini masih belum usai dan seringkali muncul pada budi daya ayam pedaging.

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Slow Growth atau pertumbuhan yang lambat pada ayam. Sampai saat ini tidak ada data akurat yang menyatakan bahwa kekerdilan dipengaruhi oleh faktor genetik dari bibit ayam. Faktor penyebab Slow Growth kebanyakan dilaporkan terkait dengan faktor praktik manajemen pemeliharaan yang bisa berasal dari lemahnya manajemen yang ada pada pembibitan, tapi lebih sering justru ditemukan karena kurang baiknya manajemen yang diterapkan pada peternakan komersial, diantaranya:

• Faktor lingkungan
- Kelembapan dan temperatur tinggi dalam kandang.
- Kualitas dan sirkulasi udara dalam kandang yang kurang memadai.
- Pencemaran amonia yang tinggi dalam kandang.

• Faktor pakan dan air 
- Feed intake dari ayam berkurang, kualitas dan keseimbangan nutrisi dalam pakan tidak sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan.
- Pakan yang tercemar dengan mikotoksin, baik yang diberikan pada induk maupun pada anak ayam itu sendiri.
- Tingkat pencemaran mikroorganisme patogen dan kadar logam berat dalam air yang cukup tinggi.
- pH air yang tidak sesuai, terlalu asam atau alkalis sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi air minum ayam.

• Faktor perlakuan masa brooding  
- Meliputi lama waktu pemanas dan kualitas panas yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan lingkungan (musim panas/hujan).
- Ketersediaan tempat pakan dan minum yang kurang dalam kandang, sehingga ayam jadi berebut untuk mendapatkan pakan atau minum.
- Kepadatan ayam yang cukup tinggi dalam kandang, sehingga ayam susah untuk makan dan minum.

• Faktor kualitas DOC  
- Berat badan DOC di bawah standar, seperti dihasilkan dari telur bibit muda, atau induk yang sedang terinfeksi penyakit yang mengganggu kualitas telurnya.
- Dehidrasi selama proses penetasan atau karena proses transportasi.
- Adanya infeksi penyakit seperti Omphalitis, infeksi Yolk Sac, Aspergillosis.
- Kasus mikotoksikosis yang terjadi pada induknya.

• Faktor penyakit
- Yaitu penyakit, baik yang infeksius maupun yang non-infeksius dan yang bersifat imunosupresif, seperti adanya kasus Avian Leukosis Virus-J yang menginfeksi pada breeder sehingga berpengaruh langsung pada kualitas DOC yang dihasilkan. Maupun infeksi agen penyakit seperti Reovirus, Gumboro, Chicken Anemia Virus, Koksidiosis, Kolibasillosis, Mycoplasmosis dan lain-lain.
 
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus Slow Growth adalah dengan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2021.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264 JAKARTA
Telp: (021 8300300)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer