Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Bimtek Penanggulangan Gangguan Reproduksi Tingkat Nasional

Berfoto usai praktek gangguan reproduksi.
Salah satu tugas dokter hewan yang bekerja di Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) yaitu melakukan pelayanan medik reproduksi seperti diagnosa kebuntingan, menolong kelahiran baik yang kondisi normal maupun mengalami kesulitan melahirkan dengan tindakan operasi Sesar, melaksanakan Inseminasi Buatan, melakukan diagnosa dan pengobatan kemajiran, melakukan diagnosa dan pengobatan gangguan reproduksi serta melakukan tindakan alih janin atau emberio transfer.

Direktorat Kesehatan Hewan Ditjennak Keswan sejak tahun 2011 telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) penanggulangan gangguan reproduksi bagi dokter hewan Puskeswan se-Indonesia hingga tahun 2013 telah dilatih sekitar 300 orang.  Sedangkan untuk tahun 2014 jumlah dokter hewan yang akan dilatih di 6 wilayah regional sekitar 120 orang. Jadi diharapkan pada akhir tahun 2014 jumlah dokter hewan terlatih sekitar 420 orang.

Bimbingan teknis petugas penanggulangan gangguan reproduksi ini dilaksanakan dengan jumlah 80 jam pelajaran yang terdiri dari teori 40% dan praktek 60%, dengan tujuan agar para peserta dapat merefresh kembali ilmu yang telah diterima dibangku kuliah dan lebih menekankan kembali praktek penguasaan penanganan sapi yang bermasalah pada organ reproduksi dan penanganan yang tepat maupun pada kondisi hewan yang normal.

Diharapkan dengan adanya bimbingan teknis yang singkat ini, para peserta benar-benar bisa menerapkan ilmu yang telah didapat dari para narasumber, sehingga dapat diterapkan bagi petugas dilapangan.

Berkaitan dengan hal tersebut pada tanggal 14-18 April 2014 bertempat di Mataram NTB telah dilaksanakan Bimbingan teknis Gangguan Reproduksi yang diikuti 22 dokter hewan PNS maupun THL yang berasal dari Provinsi Jambi, Jawa Barat, DIY, Bali, NTB dan Sulawesi Tenggara, Pembimbing utama Bimtek kali ini adalah Dr Drh Prabowo Purwono Putro MPhil dosen dan pakar Reproduksi dan Kebidanan FKH UGM Yogyakarta dengan pendamping lapangan Drh Heru Rachmadi salah seorang dokter hewan ahli Bedah Sesar Hewan Besar yang pernah belajar di Universitas Rakuno Gakuen Ebetsu Hokaido Jepang dan Drh Hultatang Puskeswan Aikmel Kab. Lombok Timur salah satu kandidat dokter hewan berprestasi Nasional Tahun 2014.

Materi inti Bimtek Gangguan Reproduksi ini antara lain Review Anatomi Fisiologi Reproduksi ternak sapi, Review  Gangguan Reproduksi bersifat fungsional dan gangguan dikarenakan penyakit menular, review terapi Hormonal dan antibiotika, Teknik Sampling pengujian Cepat Brucellosis dan Parasiter serta sekilas teknik Bedah Sesar incisi Flank kanan kemudian yang sangat penting dalam Bimtek  Gangguan Reproduksi ini adalah melakukan praktek di Rumah Potong Hewan pada sapi betina afkir yang mengalami gangguan reproduksi dan kemajiran serta pemeriksaan alat reproduksi dan penanggulangan Gangguan Reproduksi pada kelompok-kelompok ternak sapi yang ada di kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, dari hasil praktek lapangan telah terdiagnosa kasus: Hypofungsi ovarium, Silent Heat, Anestrus oleh corpus Luteum Persistent, kawin berulang, Endometritis, Abortus serta Kasus aspesifik.

Drh. Herwinarni, Kasi Sumber Daya Kesehatan Hewan Dirjennak keswan yang membacakan sambutan Direktur Keswan pada saat penutupan Bimtek Gangguan reproduksi tersebut mengungkapkan bahwa Bimbingan teknis Petugas Penanggulangan Gangguan Reproduksi adalah merupakan salah satu program yang langsung berpengaruh terhadap program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau tahun 2014, yang secara lebih khusus merupakan kinerja utama Direktorat Kesehatan Hewan yang berupa penguatan pelayanan kesehatan hewan secara nasional.

Penguatan pelayanan kesehatan hewan adalah dimaksudkan untuk meningkatkan kelmbagaan, meningkatkan ketersedian peralatan dan kendaraan, ketersediaan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan operasional pelayanan kesehatan hewan.

Bimbingan teknis petugas penanggulangan Gangguan Reproduksi adalah dalam rangka penguatan tenaga kesehatan hewan dalam hal peningkatan kompetensi para dokter hewan baik yang bertugas di Dinas maupun dokter hewan yang bertugas di puskeswan yang dimaksudkan untuk meningkatkan keprofesionalan penanganan dan penanggulangan gangguan reproduksi di lapangan sehingga tingkat pelayanan yang prima oleh dokter hewan sangat dibutuhkan oleh masyarakat peternak secara terus menerus.
Semoga bimtek Gangguan Reproduksi ini makin menambah pengalaman lapangan dokter hewan yang bertugas di puskeswan dan bermanfaat bagi pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di daerah masing-masing peserta \ Drh. Heru Rachmadi Infovet NTB

Seminar PT Behn Meyer Bahas Organic Mineral

Peserta seminar melakukan sesi tanya jawab dengan pembicara
Penerapan dalam pemberian nutrisi dalam pakan di lingkup budidaya ikan dapat meningkatkan produksi dan keuntungan yang cukup besar. Terkait dengan itu, PT Behn Meyer pada Rabu, 30 April 2014 mengadakan seminar dengan tema “Mineral Organic-Latest Trend In Aqua Feed” di Hotel Grand Zuri, Serpong. Hadir sebagai pemateri dalam seminar ini diantaranya, Regional Technical Manager Aquaculture Behn Meyer yaitu Dr Wee Kok Leong, Itsara Suannakhan DVM MBA selaku Territory Manager Zinpro, dan Orapint Jintasataporn PhD dari Kasetsart University Bangkok.

Menurut Dr Wee, banyak sekali unsur anorganik yang diakui yang melakukan fungsi penting dalam tubuh. Beberapa mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar dan disebut macro/elemen, sementara yang dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil disebut sebagai micro/elemen (trace mineral ). Unsur-unsur mikro (trace mineral) mengalami peran besar di bidang nutrisi udang bersama dengan mineral lain untuk kesehatan ikan dan udang.

“Trace mineral memainkan peran utama dalam gizi untuk berbagai fungsi tubuh dan pertumbuhan untuk semi intensif/intensif dalam budidaya perikanan. Fungsinya antara lain untuk kekebalan tubuh atau ketahanan terhadap penyakit, kemudian ikan atau udang terbebas dari stres,” terang Dr Wee.

Sementara Itsara Suannakhan DVM MBA mengemukakan pada dasarnya udang dan ikan serta hewan air lainnya memerlukan mineral seperti seng, mangan, tembaga, besi, selenium  yang berfungsi memperbaiki metabolisme. Seperti untuk merangsang pembentukan enzim, hormon, dan kekebalan tubuh

Orapint Jintasataporn PhD dari Kasetsart University Bangkok mengatakan mineral merupakan komponen penting yang merupakan aktivator banyak enzim, kemudian hormon, dan vitamin. Kelebihan lainnya dari organik mineral adalah mampu diserap maksimum dalam tubuh, sementara inorganik mineral hanya sebagian kecil yang terserap yakni sekitar 19%-20%.

Ir Teddy Candinegara selaku Executive  Sales Directorr PT Behn Meyer Indonesia menyampaikan dengan terselenggaranya seminar ini diharapkan Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam pemanfaatan produk organik mineral. Peningkatan produksi bukan satu-satunya cara untuk memenuhi lonjakan permintaan dunia untuk mengangkat sektor perikanan. Dalam budidaya perikanan penting diperhatikan mengenai konversi pakan, kemudian nilai keseragaman yang tinggi, hingga kesehatan ikan misalnya melihat sisiknya yang indah tentu akan memiliki nilai jual tersendiri. (nunung)

Dompet Dhuafa Gagas Revolusi Peternakan Indonesia

Dompet Dhuafa peduli peternakan Indonesia. Kepedulian tersebut diwujudkan dalam bentuk sebuah draff nota kesepahaman berupa penandatanganan MoU atau (memorandum of understanding) yang dilakukan bersama-sama dengan Yayasan Damandiri dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) melalui gagasan program berkonsep, Revolusi Peternakan Indonesia (RPI). Dimana RPI ini perdana di publikasi pada Selasa, 15 April 2014. Bertempat di halaman Rumah Sehat (RS) Terpadu Dompet Dhuafa, Parung, Bogor.

Acara yang dimulai pagi pukul 09.00 Wib dibuka dengan pagelaran musik tradisional sunda. Sedang, mengenai latar belakang diluncurkannya program revolusi peternakan ini, Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi menuturkan dalam kata sambutannya, “keprihatinan yang terlihat dimana negeri ini masih saja mengimpor ternak dari luar negeri. Padahal, Indonesia memiliki lahan peternakan luas dengan segala potensi didalamnya untuk bisa swasembada ternak. Disini harus ada jalan perubahan yang ditempuh di sektor peternakan agar jangan sampai Indonesia berada dlam situasi Darurat ternak, yakni dengan dilakukannya revolusi dibidang peternakan” ujar pria yang pernah berkarir dalam bidang Jurnalis ini.

Revolusi peternakan merupakan upaya untuk mencapai kedaulatan pangan dan energy. Termasuk dapat terpenuhinya kebutuhan daging nasonal, tentu saja. Meski mencapainya memang tidak mudah, namun bisa dimulai dengan langkah-langkah kongkrit biar sedikit asal berjangka panjang seperti yang telah dirintis Dompet Dhuafa melalui gerakan Tebar Hewan Kurban (THK), Program Kampung Ternak Nusantara dan sekarang program revolusi peternakan.

Hal ini yang menjadi tujuan dan konsentrasi program Revolusi Ternak, sepeti yang disampaikan Ahmad Juwaini, selaku Presiden Direktur Dompet Dhuafah. Menurutnya, program ini memberi kesempatan kepada peternak lokal khususnya yang mengalami kekurangan modal dan belum terampil beternak, agar nantinya dapat diberdayakan lebih edukatif sehingga ternak yang dihasilkan bisa mempunyai daya saing dengan produk hewan hasil import. Hal ini, otomatis akan menambah pemasukan para peternak kita.

Ditambahkannya, “Dompet Dhuafa juga akan melakukan pendampingan pada peternak selama 3 sampai 4 bulan samapai kemampuannya dibidang peternakan memadai.”

Target yang ingin dicapai Dompet Dhuafa dengan dijalankannya program revolusi peternakan ini adalah peningkatan kebutuhan jumlah ternak lokal sebanyak 1 juta ternak kambing (dalam periode 5 tahun). Caranya dengan makin memperluas lagi jaringan pemberdayaan peternak ke seluruh Nusantara, tidak hanya di pulau jawa sepeti yang sudah dilakukan saat ini dengan 1.000 peternak lebih yang sudah diberdayakan.

Dukungan dan apresiasi penuh pada RPI pun diberikan oleh Ketua Yayasan Damandiri, Prof. Dr. Haryono Suyono. Katanya “Saya percaya, Dompet Dhuafa yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam program pemeliharaan ternak, mampu mensukseskan program ini, sehingga nantinya banyak peternak tertolong, bisa menambah penghasilan mereka (peternak) dan peternak Indonesia semakin maju”. Namun beliau, yang juga pernah menjabat sebagai Menko Kesra Kabinet Pembangunan di era Orde Baru ini berharap “bagaimana keluarga miskin dan penyandang disabilitas juga dapat di berdayakan agar turut bisa menjadi peternak, agar mereka punya pekerjaan, keterampilan dan berpenghasilan. Intinya semoga RPI ini dapat memberikan kesejahteraan yang layak bagi semua masyarakat peternak,” tutupnya/ rama

Klinik Nature Vet Gagas Berdirinya Komunitas My Second Chance

shareholder klinik Nature Vet, Ferry Kartolo tengah memotong tumpeng, sebagai tanda lahirnya komunitas My Second Chance
Mengadopsi hewan dibutuhkan pertimbangan tersendiri, karena biasanya ada beberapa isu yang biasanya melekat pada hewan yang akan diadopsi, misalnya masalah kesehatan. Berangkat dari situasi tersebut,  Drh Silfiana Ganda kusuma dari klinik Nature Vet Tebet dan beberapa pencinta anjing menggagas berdirinya komunitas My Second Chance (MSC) pada 2 Maret 2014.

Saat ini ada lebih dari 1000 ekor anjing dan kucing yang berada di sedikitnya tujuh tempat penampungan di Jakarta membutuhkan pengadopsi. Jumlah ini masih belum termasuk dengan anjing dan kucing  yang tinggal bersama keluarga sementaranya (foster), dan anjing liar yang berada di jalanan.

Isu besar yang saat ini dihadapi oleh rata-rata tempat penampungan anjing adalah keterbatasan kapasitas penampungan dan dana. Sementara di sisi lain, belum ada regulasi yang mengontrol populasi anjing dan atau tindakan hukum pada orang-orang yang menelantarkan atau membuang anjing peliharaannya.

Gerakan dari komunitas ini adalah untuk mengkampanyekan pilihan mengadopsi dan penggalangan dana untuk mendukung kegiatan adopsi. Bekerja sama dengan beberapa klinik hewan yang ada di Jakarta, komunitas MSC membiayai penanganan kesehatan untuk hewan-hewan terpilih dari berbagai shelter yang ada di Jakarta, sehingga siap untuk diadopsi. Pada tahap awal, fokus bantuan adalah untuk upaya  sterilisasi dan vaksin.

Acara kampanye dan penggalangan dana pertama yang dilakukan komunitas MSC bersamaan dengan pembukaan cabang ke dua Klinik Nature Vet di kawasan Gading Serpong, Tangerang. Dalam event tersebut, MSC mencoba memberikan edukasi kepada masyarakat, pencinta hewan,  mengenai proses adopsi, dan isu seputar kesehatan mengenai hewan adopsi.

Terkait dengan perawatan anjing senior, Drh Silfiana menekankan pentingnya  pemeriksaan menyeluruh setiap tahun untuk mendeteksi seandainya ada gangguan fungsi organ dalamnya seperti jantung, hati, ginjal, dan organ lain.    

Acara dimeriahkan dengan kegiatan amal dan penggalangan dana dalam bentuk Dog Fashion Show, Eating competition, penjualan cindera mata MSC, serta partisipasi beberapa vendor yang menjual produk perawatan anjing dan aksesoris. Sebagian dari keuntungan penjualan tersebut disumbangkan untuk program sterilisasi hewan yang digagas MSC. Jadi kenapa harus membeli jika pilihan untuk mengadopsi semakin mudah dilakukan saat ini, so let’s adopt don’t buy. (Sumber: Komunitas My Second Chance/nung)

Ekspos Kegiatan dan Anggaran Ditjen PKH

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan pertemuan eskpose kegiatan  dan anggaran Tahun 2015 untuk Dinas Propinsi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di seluruh Indonesia, Rabu, 23 April 2014.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari di Tangerang ini dihadiri oleh seluruh kepala dinas propinsi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh Indonesia. Hadir dalam pembukaan acara tersebut diantaranya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan Syukur Iwantoro dan para Direktur dan Sekretaris Direktorat lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Pada sambutannya Syukur menyampaikan, “Tujuan dari ekspose propinsi ini adalah mensinergikan penyusunan perencanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan pusat dan daerah termasuk UPT pusat”.

 Ditambahkannya di akhir sambutannya, “Saya menekankan perlunya ada sinergi kegiatan dengan UPT lingkup Ditjen Peternakan dan Keswan karena UPT merupakan kepanjangan tangan dari Ditjen PKH di daerah untuk melaksanakan fungsi-fungsi perbibitan, budidaya, pakan, keswan dan kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen”.

 Pada pertemuan tersebut para kepala dinas memberikan presentasi terkait tahun awal dari rencana strategis (Renstra) 2015 – 2019.
Saat ini telah disusun dan dibahas pokok-pokok rencana strategis 2015 - 2019. Renstra ini selanjutnya akan disosialisasikan dan dibahas bersama dengan para stakeholder termasuk dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan tingkat propinsi dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga penyusunan renstra dibuat paralel dengan penyusunan kegiatan tahun 2015.

 Renstra ini menjadi acuan utama pembangunan peternakan dan kesehatan hewan baik di pusat maupun daerah. Oleh karena itu pada expose kegiatan propinsi untuk tahun 2015 menjadi sangat penting sebagai langkah awal memulai kegiatan perencanaan tahunan. Dalam perencanaan tahun 2015 sebagai langkah awal, diperlukan sinergi penyusunan perencanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan sehingga tujuan dapat tercapai/ wan

Aksi Damai Peternak Layer Kabupaten Blitar

Mereka, kelompok peternak layer yang tersebar di berbagai area di Kabupaten Blitar, bergabung pada aksi damai yang diprakarsai oleh Paguyuban Peternak Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.
Sabtu, 26 April 2014, di depan kantor Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar terlihat kerumunan peternak petelur. Gunung Pegat yang merupakan icon dari Desa Dadaplangu tersebut hening menatap keramaian peternak di hadapannya. Sore itu sekitar pukul 16.00 terlihat sekelompok besar orang berkerumun di perempatan jalan mempersiapkan sebuah aksi untuk menyampaikan keluh kesah kepada publik dan pemerintah.

Harga telur yang rendah bahkan mencapai harga di bawah BEP selama beberapa bulan terakhir, atau lebih tepatnya 10 bulan terakhir setidaknya demikian menurut Sukarman selaku ketua panitia aksi damai yang juga merupakan peternak ayam petelur Desa Dadaplangu, menjadi latar belakang digelarnya aksi damai tersebut.
Mewakili kelompok peternak rakyat, Sukarman mengutarakan, bahwa mengingat Blitar merupakan basis dari peternakan rakyat, maka alangkah bijaknya apabila pemerintah daerah selalu mengambil kebijakan yang berpihak pada peternak rakyat dan bukan investor asing.

“Kami mendengar ada desas desus yang mengatakan akan masuknya investor asing di area Jatim untuk beternak ayam petelur yang memerlukan area hingga 500 hektar,” ungkapnya.

“Di luar terbukti atau belumnya isu tersebut kami di sini hanya mengantisipasi, bilamana hal itu benar adanya, maka kami sungguh berharap pemerintah berani berkata tidak! Dan, membuat kebijakan yang berpihak kepada kami. Sudah terlalu banyak kerugian yang harus kami tanggung, banyak kandang-kandang kosong karena pemiliknya tidak sanggup lagi membiayai operasional kandang. Sementara beternak ayam petelur adalah mata pencaharian utama kami,” paparnya kembali dengan berapi-api.

Tidak hanya itu saja, ternyata ada keluhan lain, kebijakan mengenai breeding agar tidak terlalu tinggi mematok harga jual DOC, serta tidak serta merta menjual telur breeding ke pasaran karena DOC tidak terserap oleh pasar. Hal ini menjadi penting, karena melubernya telur breeding ke pasaran juga merupakan salah satu faktor penyebab harga jual telur di bawah standar.

Selanjutnya isu paling panas yang diangkat pada sore hari itu adalah, beredarnya informasi bahwa per 1 Mei akan ada kenaikan harga pakan hingga 300 rupiah per kg yang artinya pakan konsentrat naik 15 ribu rupiah per zak. Kenaikan harga pakan ini akan semakin mencekik kami, sementara penanganan wabah Avian Influenza juga tak kunjung selesai, jadi pada intinya bantu kami dengan kebijakan yang menguntungkan anak bangsa, angkat harga telur, tolak investor asing, tata ulang regulasi tentang keluarnya telur breeding ke pasaran, dan tangani wabah AI dengan baik bila mana perlu, adakan program vaksin AI gratis untuk peternak, demikian seperti diutarakan Sukarman mengakhiri pembicaraan. (Mas Djoko R/Bali)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer