Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini SLOW GROWTH YANG PERLU DIWASPADAI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SLOW GROWTH YANG PERLU DIWASPADAI

Kasus lambat tumbuh ditandai dengan tidak tercapainya berat badan sesuai standar umur, rendahnya kenaikan berat badan per hari dan keseragaman berat badan yang rendah. (Foto: ussoy.org)

Kasus slow growth atau lambat tumbuh mungkin tidak memberikan dampak mortalitas tinggi pada unggas, namun demikian kerugian yang muncul akibat kasus tersebut tidak bisa diremehkan.

Kasus lambat tumbuh sendiri ditandai dengan tidak tercapainya berat badan ayam sesuai standar umur, rendahnya kenaikan berat badan per hari dan keseragaman berat badan yang rendah. Umumnya tanda-tanda ini mulai terlihat saat ayam berumur 14 hari (terutama ayam broiler).

Adanya slow growth tentu saja memengaruhi performa ayam di umur selanjutnya. Misalnya pada ayam broiler, standar berat yang bisa dicapai tentu akan berkurang dan berimbas pada penurunan keuntungan. Slow growth juga tidak hanya memengaruhi lambatnya tumbuh massa otot, namun juga organ kekebalan dan organ pencernaan. Lambatnya pertumbuhan organ kekebalan dari normal jelas akan memengaruhi respon imunitas tubuh ayam terhadap program vaksinasi yang dilakukan. Efeknya jelas adalah pencapaian titer antibodi yang kurang optimal dan kurang seragam.

Sementara itu, lambatnya pertumbuhan organ pencernaan sendiri sebenarnya dapat menjadi proses kausa maupun efek dari slow growth. Sebagai efek slow growth, perkembangan saluran cerna yang lambat tentunya memengaruhi penyerapan nutrisi dan terapi suportif yang dilakukan, sehingga ayam akan sulit untuk mengejar performa yang diharapkan.

Kasus lambat tumbuh sebetulnya dapat dibagi menjadi dua berdasarkan kemampuan recovery dan kelambatan tumbuhnya, yaitu runting dan stunting. Kasus runting umumnya bersifat permanen. Biasanya berat badan ayam hanya mencapai 50-75% dari standar dengan estimasi jumlah adalah 3-5% dari populasi. Karena tingkat pencapaian bobotnya yang jauh lebih rendah dari standar, umumnya runting juga disebut sebagai kegagalan pertumbuhan.

Sementara kasus stunting umumnya lebih dinilai sebagai hambatan pertumbuhan daripada kegagalan. Ayam yang mengalami stunting bisa mencapai 50% dari populasi dengan berat badan hanya mencapai 75-90% dari standar yang seharusnya dicapai.

Untuk mengatasi kasus ini, tentunya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2022. (MENSANA-SANBIO)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer