Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PENYAKIT MULUT DAN KUKU PADA SAPI: BAGAIMANA TEKNIK ELIMINASINYA? (BAGIAN 1) | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PENYAKIT MULUT DAN KUKU PADA SAPI: BAGAIMANA TEKNIK ELIMINASINYA? (BAGIAN 1)

Oleh : Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, Drh. M. Farm

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi mewabah di Indonesia pertengahan April 2022, dan kita ketahui bersama bahwa penyakit tersebut sejak tahun 1983 tidak pernah muncul di Indonesia. Dengan ketidakmunculan penyakit tersebut, Indonesia mendapat predikat bebas PMK oleh World Organization for Animal Health yaitu suatu lembaga Internasional mengkontrol semua aspek persoalan penyakit hewan serta pengobatannya di seluruh Dunia.

Penyebab PMK & Gejala Tertular

Kita ketahui bersama bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh mikroba terkecil di sebut virus dengan ukuran antara 5.2 Angstrum (Å) atau sekitar 0,52 nanometer atau memiliki struktur molekul pentamer. Virus tersebut merupakan utaian pasangan basa tunggal dan hidup subur di sel hidup terutama yang berinti sel (eukaryot). Oleh sebab itu kasus gambaran klinik terhadap sapi penderita PMK adalah luka melepuh pada tempat-tempat mukosa mulut lidah bibir dan bagian tenggorokan. Luka-luka melepuh tersebut juga ditemui pada pada kulit sekitar kuku dan sela-sela kuku. Pada keadaan demikian sapi akan terlihat mengeluarkan liur serta sambil berjalan pincang. Dampak PMK tersebut sangat merugikan, karena tingkat penyebaran cukup cepat dan resiko kematian sangat tinggi. Bila menyerang pada sapi perah atau sapi bunting, maka resiko penurunan produksi serta resiko kematian induk akan sangat tinggi. Kematian terjadi akibat penurunan nafsu makan secara tiba-tiba dan sapi selalu tiduran akibat luka melepuh pada bagian kuku. Terdapat catatan khusus untuk terhadap penyakit PMK yaitu 1. PMK tidak menular pada manusia, 2. Tidak semua hewan dapat tertular PMK (hanya khusus untuk kelompok ruminan dan babi), 3. Dari kelompok hewan ruminan yang paling tak tahan adalah sapi dan kerbau. 4. Dugaan kuat penyebaran virus dapat dilakukan oleh hewan antara, 5. PMK tak diturunkan oleh induknya melalui janin.

Upaya Pencegahan Penyebaran PMK

PMK merupakan salahsatu penyakit yang mutlak harus dikendalikan dan umumnya di negara-negara maju dilakukan isolasi ketat. Bahkan ternak yang telah menderita PMK, dilakukan pemusnahan total. Sedemikian ketat perlakuan terhadap PMK, sehingga di negara-negara dengan kriteria bebas PMK masalah import ternak atau produk apapun dari ternak asal wilayah tidak bebas PMK adalah dilarang. Indonesia sebetulnya telah tergolong bebas PMK setelah berupaya bertahun-tahun dengan bantuan negara-negara maju untuk menghasilkan vaksin PMK (saat itu galur yang dipakai adalah tipe O java 83). Kota Surabaya dipilih untuk membangun pabrik vaksin PMK berbantuan negara Australia dengan teknologi produksi vaksin suspensi berbasis media ginjal anak hamster dan di inkatifkan menggunakan Asetil etilen imin atau formalin.

Secara teoritik strategi jitu pencegahan penyakit ini adalah mengidentifikasikan apakah sifat penyakit tersebut dapat dieliminir menggunakan antibodi hasil vaksinasi dengan virus serotipe tunggal atau kros-serotipe. Misalkan bila serotipe tunggal yaitu virus PMK galur O java 1983, maka pengebalan tubuh bagi sapi yang belum tertular hanya dapat dilakukan melalui antibodi spesifik PMK galur O java 1983. Kondisi tersebut sangat riskan mengingat rentang upaya kemunculan antibodi dirasakan sangat sempit yaitu hanya dapat dilakukan melalui vaksinasi serotipe tunggal. Akan lebih menguntungkan bila PMK dapat dieliminasi melalui kemunculan antibodi PMK hasil vaksinasi menggunakan galur vaksin kros-serotipe. Misal upaya perangsangan antibodi menggunakan virus PMK non-galur O (misal virus PMK galur Asia), dapat menghasilkan antibodi PMK dengan kemampuan mengeliminasi infeksi PMK yang menyerang berbagai galur. Ternyata dari laporan penelitian tahun 2017 studi didalam laboratorium diketahui bahwa penyakit PMK ini bersifat serotipe tunggal sehingga bagi sapi sehat harus muncul antibodi sesuai galur wabah yang ada. Namun dengan perkembangan IPTEK, mudah-mudahan melalui rekombinant atau cara lain menjadikan kandungan vaksin mampu menghasilkan antibodi semua galur infeksi.

Pemilihan Bahan Pensucihama

Pemilihan bahan pensucihama atau antiseptik-disinfektansia (AD), sangat penting dipahami mengingat virus PMK hanya dapat dimatikan melalui 5 hal yaitu (1) penggumpalan protein melalui AD. Selanjutnya (2) merusak susunan tubuh virus melalui penurunan pH media hidup, (3) merusak susunan tubuh virus melalui pemanasan. Demikian pula (4) merusak susunan pasangan basa virus melalui radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lembayung ultra. Terakhir adalah (5) hilangnya inang sel hidup tempat virus berkembang. Dari ke lima hal tersebut yang dapat dilakukan oleh pemilik ternak adalah melakukan pensucihamaan semua kandang maupun perlengkapan tempat sarana prasarana perkandangan.

Terdapat 3 hal yang perlu dipilih dan dipilah mengenai bahan-bahan pensucihamaan yaitu (1) bahan AD untuk diri sapi sehat dan atau sapi penderita, (2) perangkat pensucihamaan untuk pakan dan minum atau suplemen lain. Demikian pula (3) bahan AD untuk perangkat kandang dan sarana prasarana pemelihara sapi. Pensucihamaan untuk diri sapi penderita maupun sapi sehat memiliki kriteria obat-obat dengan kera sebagai antivirus. Dengan demikian bahan antivirus tersebut tidak merusak kuman flora normal di tubuh sapi. Contoh antivirus potensial untuk membunuh virus PMK adalah larutan boorwater, larutan yodium tincture 2-3%, larutan kombinasi spritus citricum dengan boorwater pada kadar 2-3 %. Prinsip antiseptik yang digunakan untuk pengobatan luka melepuh pada sapi tidak boleh mengakibatkan racun terhadap tubuh sapi. Dengan demikian cara penggunaan yang paling tepat adalah melalui usapan menggunakan kapas atau kassa pada daerah melepuh. Perangkat pensucihamaan pakan dan minum dapat dilakukan menggunakan sinar lembayung ultra dan cukup disinari 10-20 menit. Pada sistem penyinaran radiasi tersebut yang harus diperhatikan adalah tidak boleh terkena manusia maupun ternak sapi mengingat dampak sinar dapat menimbulkan kanker kulit.

Perangkat pensucihamaan untuk kandang dan prasarana - sarana kandar terbagi menjadi tiga bagian yaitu (a) perangkat untuk mengusir lalat dan hewan kecil lain yang diduga sebagai hewan perantara. Selanjutnya (b) AD ramah lingkungan untuk pensucihamaan kandang perangkat sarana prasarana kandang. Terakhir (c) AD untuk pekerja perawat sapi. Perangkat pengusir lalat dan hewan kecil lain dapat menggunakan pensucihamaan model fumigasi dengan terlebih dahulu menyingkirkan ternak. Perangkat fumigasi dilakukan menggunakan larutan formalin yang diberi serbuk kalium permanganat dan dilakukan pemanasan sampai mendidih. Uap yang dihasilkan mampu mengusir semua hewan-hewan kecil yang selalu berada pada kandang sapi. Bahan kimia AD untuk membersihkan kandang serta perangkat sarana prasarana kandang dapat menggunakan bahan-bahan seperti chlorhexidine, larutan kalium permanganti 1/4000, asam kuat seperti asam klorida. Bahan kimia AD untuk para pekerja perawat kandang dan sapi dapat menggunakan AD yang dapat dibeli di apotik-apotik seperti rivanol, alkohol 70%, Gamexan, atau sabun hijau antiseptik. Perlu diketahui bahwa virus PMK tidak dapat di bunuh dengan obat-obat anti mikroba seperti antibiotika.

Strategi Pemotongan Rantai Penularan

Terdapat teknik pemotongan rantai penyebaran virus melalui 8 cara yaitu (a) memutus lalulintas ternak yang beresiko menular dari wilayah satu dengan wilayah lainnya. Selanjutnya (b) melakukan monitoring kewaspadaan lalu lintas manusia yang aktif bekerja di ternak sapi sumber penularan. Melakukan (c) kontrol ketat produk olahan asal hewan (PSAH) hasil ternak sapi dan kerbau asal wilayah wabah. Menempatkan (d) lampu sinar lembayung ultra pada semua lingkungan luar kandang terhadap wilayah-wilayah yang belum tertular wabah PMK. Lampu-lampu tersebut tetap nyala sepanjang malam hari, dengan demikian akan memberikan protektif bagian wilayah kandang. Memberikan (e) asupan vitamin dan suplement tinggi terhadap ternak-ternak yang belum tertular. Memberlakukan (f) management pemeliharaan ternak higienis dan terkontrol berbasis kartu kendali terhadap semua aspek beresiko penyebab penularan PMK termasuk pemberian vaksinasi. Melakukan (g) isolasi ketat terhadap ternak penderita dan melaporkan ke dinas terkait yang ada di wilayah tersebut agar dilakukan pengamanan secara ketat. Tetap (h) memandikan ternak secara teratur dengan penambahan antiseptik untuk mengeliminir virus PMK.

Pada proses perawatan dan produksi peternakan modern, teknologi yang digunakan untuk memutus rantai penularan tidak hanya menggunakan bahan kimia namun uga menggunakan gelombang suara ultrasonik. Demikian pula teknik pensucihama pada air sebagai sumber mandi dan pembersih kandang dilakukan pemanasan terlebih dahulu serta dilakukan filtrasi Diantara dua teknik tersebut yangpaling murah adalah menggunakan teknik air terlebih dahulu, sehingga air yang digunakan sudah melalui proses sterilisasi meskipun belum bebas dari zat protein pengotor penyebab panas tubuh (pirogen).

Manfaat Sinar Matahari

Peternak sapi dan kerbau di Indonesia, beruntung hidup dilingkungan tropis, sehingga dengan adanya sinar matahari akan mendukung pemutusan infeksi virus PMK pada ternak. Perlu diketahui dengan adanya sinar matahari menyebabkan liur sapi baik sehat atau sakit secara otomatis akan mengering, pada keadaan demikian sel inang tempat hidup virus akan musnah. Bila cara kebiasaan membiarkan ternak sapi makan rumput di padang luas sambil berpanas-panasan maka akan menyebabkan keringnya bekas luka disekitas mulut tempat sumber sel hidup virus PMK. Di negera-negara empat musim, terkadang dapat kita lihat saat musim panas tiba maka sekumpulan ternak sedang merumput padang penggembalaan seharian. Teknik tersebut hendaknya di budidayakan oleh para peternak sapi kerbau sebagai salahsatu upaya memutus rantai penularan virus PMK. Selama dilakukan penggembalaan pada padang penggembalaan, yang perlu diperhatikan adalah adanya hewan-hewan lain seperti burung yang sering hinggap di tubuh ternak. Para peneliti menyatakan bahwa beberapa burung disinyalir membawa virus-virus tertentu yang dapat menyerang ternak dan tidak menutup kemungkinan adalah virus PMK.

*Penulis adalah: Dosen Ilmu Farmasi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Ex President Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia (AFFAVETI) 2009-2017.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer