Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini ATUR VENTILASI AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ATUR VENTILASI AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT

Tirai dalam kandang ternak broiler. (Foto: Ist)

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil akhir produksi ayam broiler adalah beban panas yang tinggi (heat stress). Hal ini terjadi karena ayam broiler merupakan tipe ayam pedaging yang pada prinsipnya adalah penumpuk lemak di dalam tubuh dalam jumlah besar pada masa produksi akhir (panen). Salah satu penyakit akibat iklim yang ekstrem yakni heat stress. Pada umumnya heat stress terjadi karena penumpukan lemak menjadi penghambat pembuangan panas yang dibentuk oleh tubuh, sedangkan ayam broiler juga mendapat panas tubuh dari hasil metabolisme dan aktivitas lingkungan sekitar.

Aktivitas yang menyebabkan terjadinya panas lingkungan dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan dan sirkulasi udara. Ketiga faktor tersebut merupakan elemen penting yang mempengaruhi produksi ayam broiler. Karena ketiga faktor tersebut berperan dalam proses terbentuknya kenyaman pada ayam, dimana akan meghasilkan produksi yang maksimal atau bahkan sebagai predisposisi timbulnya suatu penyakit pencernaan (Colibacillosis) dan pernapasan (CRD/Chronic Respiratory Disease) atau bahkan keduanya (CRD kompleks).

Atur Ventilasi  
Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi heat stress yang muncul akibat ketiga faktor tersebut adalah manajemen ventilasi. Ventilasi merupakan pergerakan udara yang memungkinkan terjadinya pertukaran antara udara di dalam dan di luar kandang. Dengan manajemen ventilasi yang baik, maka angka temperatur, kelembapan dan sirkulasi udara dapat diatur agar kondisi nyaman ayam dapat dicapai. Dalam sistem kandang terbuka, cara meciptakan pergerakan udara di dalam kandang dapat dilakukan dengan pemberian kipas angin, penerapan sistem buka-tutup tirai kandang, serta pembuatan model kandang monitor.

Manajemen brooding pada sistem pemeliharaan ayam broiler merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan hingga satu periode ke depan. Karena di masa ini, DOC akan mengalami pertambahan jumlah sel (hiperplasia) terutama otot. Oleh karena itu, kondisi di dalam kandang harus sangat mendukung. Dimulai dari suhu ideal, kelembapan yang tepat, serta kualitas oksigen yang memadai untuk proses perkembangan.
 Kebanyakan peternak melupakan faktor terakhir tersebut, peternak cenderung lebih memperhatikan suhu dan kelembapan saja. Sehingga tidak jarang pada umur 7-10 hari tirai masih tertutup. Hal ini diperkuat oleh fakta yang didapat dari Technical Support PT Gold Coin Indonesia, Drh Rizqy Arief Ginanjar.

“Kenyataan yang terjadi ketika tirai masih ditutup, akan mengakibatkan sirkulasi udara di dalam kandang minimal, bahkan tidak terjadi. Sehingga kelembapan dan amonia di dalam kandang tidak bisa terkontrol. Dengan angka kelembapan dan amonia yang tinggi di dalam kandang akan memicu terjadinya penyakit,” ujar Rizqy. 

Lebih lanjut, manajemen tirai yang baik harus mulai diperhatikan ketika masa brooding. Tirai yang digunakan harus menggunakan metode double screen guard (tirai luar-dalam). Aplikasinya adalah dengan menggunakan dua buah tirai, satu untuk di dalam kandang dan satu lagi untuk di luar kandang. Pada saat DOC chick-in hingga umur tiga hari, tirai dalam masih dapat ditutup rapat agar panas di dalam brooder tercapai.

Ketika memasuki umur empat hingga tujuh hari, tirai luar pada siang hari sudah harus mulai dibuka disertai dengan pelebaran dari sekat (chick guard). Tirai dibuka ±10-20cm yang bertujuan agar terjadi pertukaran udara oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Sedangkan untuk tirai dalam masih dipertimbangkan untuk ditutup, namun juga melihat kondisi ayam.

Ketika malam, tirai masih harus ditutup agar ayam tidak terkena cold shock. Pada umur 7-10 hari dengan asumsi pertumbuhan bobot badan yang makin berkembang, maka tirai dan pelebaran sekat juga harus mengikuti. Tirai luar pada siang hari diturunkan ¼ dari tinggi kandang (±40-50 cm), sedangkan untuk tirai dalam sudah bisa mulai dilepas. Pada malam hari tirai dapat ditutup kembali.

Pada umur 10-14 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka ½ tiang kandang dan pada malam hari tirai dapat dibuka ¼ tiang kandang. Pada umur 15-20 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka seluruhnya, namun pada malam hari tirai masih ditutup untuk antisipasi stres akibat cuaca dingin. Pada umur 21 hari hngga panen tirai sudah dapat dibuka seluruhnya baik pada siang hari maupun malam hari. Namun masih dengan pertimbangan kondisi cuaca, adakalanya dinaikan (ketika hujan atau angin besar).


Pengaturan Tirai Kandang

Umur
Kondisi Tirai
Keterangan
Luar
Dalam
Siang
Malam
Siang
Malam
1-2
Tutup
Tutup
Tutup
Tutup
* lihat kondisi cuaca
3-6
Buka ¼
Tutup
Buka ½ 
Tutup
7-10
Buka ¼
Tutup
Buka
Buka ½
11-14
Buka ½
Buka ¼ *
Buka
Buka
15-20
Buka*
Buka ½ *
Buka
Buka
21-panen
Buka
Buka *
Buka
Buka

Disamping manajemen tirai, faktor sirkulsi udara juga dapat dibantu dengan penambahan kipas angin dan pembuatan kandang monitor. Pemberian kipas angin sering dipasang di dalam kandang yang memiliki alas litter. Tujuan pemberian kipas angin adalah untuk mempercepat perpindahan udara di dalam kandang. Jenis kipas angin yang digunakan adalah kipas angin pendorong (blower fan) dengan berbagai ukuran 24”, 36” dan 42”. Kipas angin dapat ditempatkan pada ketinggian 50-100 cm dari lantai.

Di daerah tropis jenis kandang tipe terbuka yang memiliki konstruksi panggung diharapkan memiliki atap yang berbentuk monitor. Karena cuaca pada wilayah tropis sangat mempengaruhi dalam tata laksana manajemen ventilasi. Selain dengan manajemen buka-tutup tirai, pembuatan kandang jenis panggung dan atap monitor pada kandang terbuka sangat membantu dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida atau bahkan pembuangan senyawa berbahya H2S serta NH3. 

Salah satu peternak yang sudah mengaplikasikan manajemen ventilasi adalah Suhardi. Menurutnya, ditengah iklim dan cuaca ekstrem seperti saat ini manajemen ventilasi yang baik akan menunjang performa apalagi jika dibarengi dengan pemeliharaan yang baik.
“Saya selalu rutin dalam mengatur ventilasi, karena saya kurang biaya untuk bikin closed house jadi mau tidak mau saya harus bisa mengatur ventilasi. Paling sebagai tambahan saya sedikit rajin semprot desinfektan, sama memisahkan ayam yang mati. Biar enggak nular penyakitnya,” kata Suhardi.

Pengaturan ventilasi ini, lanjut dia, sangatlah penting. Hal buruk pernah menimpa Suhardi dikala anak kandangnya lupa melakukan maintenance buka-tutup tirai. “Pernah cuaca lagi panas-panasnya lupa buka tirai, ayam malah mati kepanasan semua, mana baru chick-in. Peristiwa seperti ini sudah jadi makanan sehari-hari, makanya saya rutin mengatur ventilasi, supaya ayam tetap oke performanya,” tandasnya. (CR)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer