Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Trouw Nutrition Indonesia Buka Kantor Baru Di Surabaya.

Trouw Nutrition Indonesia mengumumkan pembukaan kantor baru di Surabaya pada hari Rabu, 14 Mei 2014. Kantor yang berlokasi di Gedung Graha Pena Surabaya akan difokuskan untuk membantu meningkatkan layanan operasional, sales dan administrasi untuk wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. 

"Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian Timur tumbuh secara signifikan. Banyak peternak dan pabrik pakan diperkirakan akan mulai beroperasi di Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi,” kata drh. Harris Priyadi, Country Manager (Sales & Marketing) Indonesia. Harris menambahkan, kantor di Surabaya merupakan bagian dari rencana pengembangan strategis yang memungkinkan Trouw Nutrition Indonesia untuk memahami pelanggan dan lebih memposisikan diri sebagai penyedia solusi nutrisi ternak./ Wan

Alamat Kantor Surabaya PT. Trouw Nutrition Indonesia:
Graha Pena Building
Lantai 12 suite 1203
Jl. A. Yani No. 88
Surabaya – 60234
Telp. +6231 8286138
Tentang Trouw Nutrition
Trouw Nutrition adalah salah satu perusahaan Nutreco – perusahaan global yang merupakan salah satu produsen premix terbesar, termasuk feed additives dan layanan inovatif bagi perkembangan gizi untuk industri nutrisi hewan. Perusahaan ini beroperasi di 25 negara dengan jumlah karyawan sekitar 3.000 orang. Sejak 1931, solusi-solusi pakan Trouw telah memenuhi kebutuhan produsen pakan, integrator, distributor dan home mixers.

PINSAR INDONESIA RE-BORN.

Pengurus DPP Pinsar Indonesia berfoto bersama usai pelantikan
Pinsar Unggas Nasional yang dikenal selama ini resmi berganti nama menjadi Pinsar Indonesia yang merupakan kependekan dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Indonesian Poultry Farmers Association and Information Centre). Demikian tertuang dalam hasil Musyawarah Nasional IV Pinsar Indonesia di Hotel Mercure, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan Provinsi Banten pada 20-21 Mei 2014 lalu.

Selain mengganti nama dan format organisasi, Pinsar Indonesia juga mengumumkan Susunan Pengurus Dewan Pengurus Pusat Pinsar Indonesia yang baru. Pelantikan susunan pengurus DPP Pinsar Indonesia ini dilakukan oleh Direktur Budidaya Ir. Fauzi Luthan mewakili Menteri Pertanian RI. Menurut Singgih Januputro SKh, Ketua Umum Pinsar Indonesia terpilih, “Keterpilihan ini bagi saya adalah amanah yang tidak ringan, bahkan mungkin bagi saya sangat berat. Berbagai tantangan persoalan perunggasan sudah menanti di depan mata, seperti yang disampaikan rekan-rekan peternak peserta Munas, dalam pemandangan umum di persidangan.”

“Namun demikian bukan berarti tantangan ini menjadi sesuatu yang mustahil untuk bisa diselesaikan. Maka dari itu kerja kolektif bersama rekan-rekan pengurus dan rasa optimisme perlu terus dilakukan. Untuk itu saya ingin mengajak kepada rekan-rekan sesama pengurus, agar dalam menjalankan tanggung jawab ini sinergitas dan kekompakan perlu dikedepankan,”

Drh Hartono Ketua Dewan Pembina Pinsar Indonesia menepis anggapan bahwa pergantian nama dan format Pinsar ini dikarenakan adanya perpecahan dalam tubuh Pinsar Unggas Nasional. Ia menegaskan bahwa hasil putusan Munas ini merupakan rencana jangka panjang yang sudah dipersiapkan oleh pengurus sejak lama.

“Dengan ini kami kembali menegaskan bahwa Pinsar Indonesia ini merupakan organisasi peternak unggas layer dan broiler dengan lebih dari 100.000 anggota peternak yang tersebar di seluruh Indonesia; dan organisasi ini bukan hanya sebagai penyedia informasi harga pasar unggas,” tegas Hartono. (wan)

Sosialilasi Halal untuk RPH di Bali

Sosialisasi halal untuk RPH di Bali
Salah satu persyaratan di dalam UU No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab VI, Pasal 61 Ayat 2 yang menyangkut RPH, dinyatakan harus memperhatikan kaidah agama dan unsur kepercayaan yang dianut masyarakat.

Propinsi Bali sebagai daerah tujuan wisata mancanegara dan nusantara memiliki populasi penduduk yang beragama Islam sekitar 520 ribu orang dari 3.247.000 orang. Di sisi lain, wisatawan muslim dari dalam dan luar negeri sering menanyakan tentang keberadaan rumah makan halal dan hotel bertaraf halal di Bali.

Perlu diketahui, bahan baku daging yang dimasak di rumah makan dan hotel bertaraf halal harus berasal dari rumah pemotongan yang memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. Pada awalnya, untuk mengaplikasikan persyaratan halal sesuai kaidah Islam pada RPH di Bali sedikit mengalami ganjalan.

Bahkan, ada salah satu dokter hewan lulusan perguruan tinggi terkenal di Jawa dan pernah bertanggungjawab di RPH Mambal Badung, mengatakan kepada Infovet, bahwa Bali tidak perlu halal, yang perlu halal orang Islam saja. Pendapat ini bisa saja disampaikan karena ketidaktahuan makna dari halalanthoyyiban itu sendiri.

Dalam perjalanan waktu, Ir I Putu Sumantra Mapp Sc, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bali, mengatakan bahwa walaupun Bali memiliki populasi masyarakat Hindu lebih dominan, tetapi mengingat Bali sebagai tujuan wisata dan kita harus mendukung program Pemerintah, maka kita harus siap menyediakan RPH yang halal.

Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti program RPH halal, maka semua penanggung jawab RPH dari delapan Kabupaten dan Kota Denpasar ditambah dengan beberapa orang tukang sembelih, dikumpulkan dan diberikan materi seminar berjudul Standar Penyembelihan Hewan Secara Islami oleh Drh Mas Djoko Rudyanto MS, Auditor Halal Nasional LPPOM MUI Bali.

Cita-cita untuk menerbitkan Surat Identitas Penyembelih Halal masih dalam perencanaan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang. Di Bali, hanya RPH Pesanggaran Denpasar dan RPH Karangasem telah memiliki sertifikat halal. Kabupaten Bangli (Kintamani) tidak memiliki RPH dan RPH Mambal Kabupaten Badung yang wilayahnya sampai ke Kuta hingga Nusa Dua yang sarat dengan hotel internasional dan turis asingnya, tidak bersedia diaudit halal.

Sedangkan RPH di lima kabupaten yang lain tidak memiliki sertifikat halal, tetapi dimiliki secara pribadi oleh beberapa jagal yang membutuhkan sertifikat halal. Dan, yang tidak kalah pentingnya, jagal yang menghendaki sertifikat halal, tetapi proses penyembelihan dilakukan di rumah, maka permohonannya tidak akan dikabulkan, karena menimbulkan polusi lingkungan dan dianggap pemotongan liar.

Ternyata keberadaan Djoko sebagai auditor halal dan sekaligus dosen Kesmavet FKH Unud serta wartawan Infovet, sudah memiliki jam terbang cukup tinggi sebagai pembicara khusus halal di instansi Kemenag, Kemenperin, Kemenkop, BBPOM (Mas Djoko R/Bali)

Vietnam Belajar ke Medion

Perwakilan distributor Medion dari Vietnam meninjau langsung pabrik poultry equipment
Tak hanya berbagi ilmu ke dalam negeri saja, Medion pun berbagi ilmu kepada Vietnam. Pada tanggal 2-9 Maret 2014 lalu, sebanyak 8 orang tim manajemen dari distributor Medion di Vietnam berkunjung untuk melakukan benchmark mengenai manajemen Medion dalam melayani pelanggan khususnya dalam hal vaksinasi dan laboratorium serta manajemen warehouse.

Pertama-tama mereka melakukan kunjungan ke pabrik Medion di Cimareme, Padalarang, Bandung untuk melakukan plant tour ke fasilitas produksi pharmaceutical products, biological products, poultry equipment, dan warehouse store and distribution serta mendapatkan knowledge sharing mengenai struktur organisasi marketing, warehouse management, mediLab, dan program training Medion.

Selain mendapatkan pengetahuan secara teori, mereka juga melihat kinerja tim Medion di lapangan dengan mengunjungi titik distribusi Medion di Sukabumi bahkan menemui pelanggan setia Medion di sana yaitu Danas Farm dan PT. Sumber Protein Indonesia. Di Sukabumi, mereka menyaksikan vaksinator Medion melakukan vaksinasi pada DOC. Hal ini membuat mereka sangat kagum karena kecepatan dan keakuratan penyuntikan yang mencapai 50 ekor DOC per menit.

Diakui mereka bahwa benchmarking ini menambah pengetahuan dan membuka wawasan baru dimana masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk pengembangan perusahaan mereka. Mereka juga sangat terkesan dengan sistem manajemen Medion yang dapat dikatakan sempurna. Terima kasih Medion, teruslah berbagi ilmu./medion

Wamentan Luncurkan Pejantan Sapi Bali


Bibit sapi yang di-launching telah mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Produk
Bertempat di Jembrana, Bali, Sabtu (26/4) Wakil Menteri Pertanian didampingi Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, perwakilan Kepala Daerah Propinsi Bali, dan beberapa Kepala Dinas yang membidangi peternakan, me-launching sapi Bali bibit hasil Uji Performans dan Uji Zuriat di Pusat Pembibitan Pulukan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Bali.

Dalam sambutannya Wakil Menteri Pertanian mengatakan bahwa, “Launching bibit sapi Bali ini memiliki makna tidak hanya sekedar pelaksanaan panen bibit, melainkan suatu kegiatan yang berlanjut, yaitu sebagai awal dari pelaksanaan perbibitan melalui proses metode pengujian seleksi uji performan yang dilakukan di sentra-sentra ternak dan berharap ke depan tidak hanya sapi Bali dari BPTU-HPT Bali saja yang di-launching,  namun sapi Bali yang berada di masyarakat dan ternak lokal lainnya yang berada diseluruh Indonesia seperti sapi PO, sapi Madura, sapi Aceh dan ternak lainnya.”

Acara launching Bibit Sapi Bali ini merupakan perwujudan salah satu tupoksi BPTU-HPT Bali, yaitu pemberian informasi, dokumentasi dan distribusi bibit ternak unggul. Bibit sapi yang di-launching telah mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit ternak.

Selain melaksanakan launching, juga dilakukan penyerahan bibit ternak ke beberapa daerah dan UPT dalam rangka meningkatkan kualitas bibit di masyarakat.  Total sapi yang di-launching berjumlah 83 ekor ternak bibit terdiri dari 39 ekor hasil sertifikasi tahun 2013 dan 44 ekor hasil sertifikasi tahun 2014. 
Kedelapan puluh tiga ekor bibit sapi tersebut diserahkan kepada beberapa daerah, antara lain Kalimantan Timur 50 ekor, Propinsi Bali 10 ekor, BBIB Singosari 10 ekor, BET Cipelang 10 ekor, BIBD Riau 3 ekor.  Penyebaran bibit ini diharapkan akan menjaga arah pengembangan populasi sapi potong terutama sapi Bali diikuti dengan perbaikan mutu genetiknya.

Pada acara tersebut, Wamentan juga menyampaikan bahwa, tahun 2012 Kementerian Pertanian telah mencanangkan swasembada semen beku, sedangkan tahun 2013 telah mencanangkan swasembada Bull (sapi pejantan unggul).  Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa, pada tahun 2013 merupakan prestasi bagi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Nasional karena telah mampu mengekspor semen beku ke Myanmar, Kamboja, Kyrgyz, Kazakhstan, Afganistan dan Malaysia. 
Wakil Menteri Pertanian meminta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk dapat memproduksi semen beku sapi Bali secara besar-besaran dalam kurun waktu 1 sampai dengan 2 tahun ke depan, sehingga dapat mendorong pengembangan sapi Bali lebih cepat. (wan)


CRD itu penyakit kronis

 CRD itu penyakit kronis, bukan penyakit akut yang timbul secara mendadak. Pemberian obat bukan pada CRD-nya tapi pada kuman lain yang ikut. Dan pengobatan ini sesungguhnya tindakan akhir. Tindakan awal harus ke lingkungan!.
Drh. Gede Aguscaya

 Langsung di kawasan industri Rungkut Industri Brebek Surabaya, Infovet bertemu pelaku bisnis obat hewan dari PT Kalbe Farma Divisi Animal Health. Tujuannya mencari kejelasan bagaimana peta obat CRD (Chronic Respiratory Disease). Adalah Drh Gede Aguscaya,Ketua Daerah ASOHI Jawa Timur sekaligus Special Customer Executive mengungkapkan pendapatnya tentang sifat CRD Komplex atau kronis. Karena sudah kronis maka muncul gejala penyakitnya. Itulah mengapa penyakit CRD tidak muncul pada kondisi ayam yang tidak diperparah adanya penyakit lain.

Banyak cenderung orang melihat kasus dulu. Padahal kasus CRD pada unggas adalah normal. Disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum, bila kondisi ayam stres, CRD akan timbul. “Itu yang harus kita awasi. Bukan obat dulu,” katanya. 
Dengan demikian penekanannya adalah obat alternatif terakhir dalam penanganan.Yang mesti diperhatikan pertama kali menurutnya, soal lingkungan. Perubahan kondisi alam suka kembali menyebabkan perubahan situasi Indonesia, termasuk di  Jatim. Kondisi hujan, panas, dingin, selalu berubah-ubah. Perbedaan suhu yang sangat ekstrim d alam musim pancaroba. Dalam kondisi ini perlu diperhatikan secara serius penanganan dari masa DOC, perlakuan biosecurity dan manajemen keswannak yang ketat, lakukan pengaturan kandang bersih dari kuman. Di sini berlaku pembersihan CRD dan mikroorganime lain dari peternakan.

Drh Gede pun menegaskan, “CRD merupakan penyakit yang bersifat kronis, berarti sudah ada secara lama. Tidak timbul penyakitnya karena kondisinya bagus. Contoh kondisi bagus ini adalah untuk mengatasi stres sedari bibit sampai masuk kandang peternakan diberi air gula, vitamin. Pemberian antibiotik hanyalah bertujuan supaya tidak tumbuh lagi kuman CRD-nya.”

Lain dengan CRD yang sifatnya akut, yang menyerang secara mendadak seperti serangan jantung. Sedangkan penyakit bersifat kronis, seperti flu, yang harus diawasi kondisi lingkungannya dulu. Kondisi lingkungan inilah penyebab panas, stres. Perlakuan ayam datang juga dapat menyebabkan stres. Untuk menjaga ayam sehat, diberi vitamin dulu, bukan obat dulu. Perlakuannya berbarengan dengan manajemen yang baik. Sirkulasi udara mesti diperhatikan.

Kalau ayam stres dapat muncul serangan Mycoplasma gallisepticum diikuti penyakit lainnya. Serangan yang menyebabkan penyakit lain itu menjadi satu kompleks dalam CCRD antara lain Necrotic enteritis, Salmomelosis. Bila ayam terkena NE, saluran pencernaan yang terserang susah diobati. Mengganggu feed intake, serangan Salmonella juga menyebabkan kerugian.

NE juga berjangkit didukung kondisi kelembaban yang tinggi. Pada kandang yang penuh dengan CO2, Clostridium perfringens spora menjadi vegetatif. Yang semula kondisinya normal menjadi ganas menyebabkan penyakit. Terjadilah CCRD, oleh karena kuman yang sebetulnya normal bersarang di tubuh ayam menjadi bertambah jumlahnya dan ganas. Komplikasi penyakit pun menyerang. Salmonella menyerang sebagai Salmonelosis pada ayam umur 1-3 minggu, di daerah tinggi dengan kematian tinggi.Maka perlu diperhatikan serangan-serangan penyakit oportunis non CRD yang menyebabkan CCRD tersebut. “Titik beratnya ke sana. Bukan ke CCRD-nya,” tegas Drh Gede.

Ia memberi contoh, apabila lingkungan peternakan mendukung, memicu dan dapat menyebabkan kompleksnya penyakit menjadi CCRD tersebut. Kandang-kandang ayam di Blitar misalnya. Manajemen kandang di sini terlalu padat. Upaya biosecurity menjadi begitu berlipat, orang keluar masuk kandang secara leluasa menjadi penambah faktor pemicu. Sanitasi menjadi tidak optimal dan mempengaruhi kondisi ayam.

Guna mengatasi penyakit oportunis seperti NE tadi, Drh Gede member langkah. Titik poinnya pada pakan yang diberi obat mengatasi NE. Guna mengatasi NE pada pakan dicampur dengan virginiamisin. Dia menguraikan, dosisnya 20-40 ppm (normal) 40 ppm. Karena 50 persen berat 80 gram per ton pakan, diberikan untuk 5-7 hari. Sedangkan untuk menghindari infeksi sekunder, dengan amoksisilin per oral sesuai dosis, dalam 5-7 hari akan hilang penyakit sekundernya.
Bertujuan feed intake yang bagus, untuk mengatasi Salmonella, pancaroba dan panas tinggi, ada yang memberi obat macam-macam. Ada yang memakai tetrasiklin, neomisin 300-400 ppm, 200-300 ppm, gabung jadi satu 300 ppm.

Niscaya perlakuan perlawanan terhadap NE dan Salmonelosis itu akan membantu peternak mengatasi CCRD. Prinsipnya karena dalam kondisi normal CRD tidak timbul. Munculnya karena adanya penyakit-penyakit ikutan ini. Maka penyakit inilah yang harus diatasi./yonathan.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer