Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini peternak sapi perah | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Segera Dibuka Peternakan Apung Pertama di Dunia

Konsep peternakan apung di Kota Rotterdam yang rencananya dibuka November tahun ini (Foto: NBCNews)


Seperti apa bayangan kita, menyaksikan tempat pemerahan sapi di atas lautan? Kira-kira sapi-sapi itu akan mabuk lauk tidak ya?

Rupanya perusahaan Belanda sedang mengembangkan peternakan sapi perah lepas pantai. Tempat pemerahan sapi ini dibangun di atas beton apung di lepas pantai Rotterdam. Tempat ini berada sekitar 80 kilometer di baratdaya kota Amsterdam.

Bersumber dari kompas.com yang melansir dari NBCNews, peternakan tersebut diklaim sebagai peternakan apung pertama di dunia. Peternakan terapung ini dapat memproduksi susu dan yogurt di dekat pusat kota Rotterdam dan menempati lahan tak terpakai.

Rencananya, peternakan ini akan dibuka pada musim gugur tahun ini. Sapi-sapi ini akan mulai menempati ruang peternakan pada November mendatang. Pada bulan Desember, peternakan ini akan mulai memproduksi 200 galon susu dan yogurt per hari.

Peternakan apung saat ini masih dalam tahap konstruksi (Foto: NBCNews)

Konsep peternakan apung ini juga bisa diadopsi kota-kota lain. Bukan hanya sebagai peternakan, konsep ini bisa pula diadopsi menjadi lahan pertanian apung. Peternakan ini mampu menampung 40 sapi jenis Meuse-Rhine-Issel. Jenis sapi ini terkenal karena memiliki usia panjang dan kuat dari segi kesehatan dibanding jenis lainnya.

Selain memproduksi bahan makanan, tempat ini juga menyediakan pupuk dari kotoran sapi. Kotoran tersebut dikumpulkan dengan menggunakan robot. Sapi-sapi di peternakan ini akan dikumpulkan di lantai kedua. Lantai ini akan berfungsi khusus sebagai kandang sapi. Sapi-sapi tersebut akan diperah secara otomatis oleh robot. Sementara lantai atasnya merupakan kebun penuh rumput dan tanaman sebagai bahan pakan sapi di peternakan. Pada lantai paling bawah terdapat tempat pengolahan dan pengepakan produk susu.

Meski sudah mendapatkan pakan dari peternakan, ternak-ternak tersebut juga bisa keluar untuk merumput di daerah terdekat. Bangunan peternakan ini akan ditambatkan ke dasar pelabuhan, sehingga tetap stabil saat cuaca badai.

 "Kami menanyakan pada dokter hewan di Utrecht apakah sapi-sapi tersebut akan mabuk laut buruk saat badai, tetapi mereka menyatakan tidak," ungkap Minke van Wingerden, Ketua Proyek pembangunan peternakan ini.

Kendati demikian, tidak semua orang nyaman dengan konsep peternakan terapung ini. Weslynne Ashton , seorang profesor manajemen lingkungan keberlanjutan dari Institute of Technology in Chicago mengatakan memindahkan peternakan di atas air merupakan tindakan yang ambisius.

Dia menambahkan, peternakan ini malah bisa mencemari lingkungan air sekitarnya. Selain itu, transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil peternakan ke kota bisa dialokasikan untuk hal lain. "Kami mencoba berbagai eksperimen untuk menemukan solusi terbaik dalam memberi bahan makanan bagi populasi masyarakat kota yang terus tumbuh secara berkelanjutan," ungkap Ashton. **



Frisian Flag Undang 5.000 Peternak Sapi Buka Puasa Bersama

Para keluarga peternak tengah menantikan waktu berbuka puasa (Sumber:galamedianews.com) 


Sebanyak 5.000 peternak yang tergabung dalam anggota Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) diundang berbuka puasa bersama Frisian Flag Indonesia (FFI) di Lapangan Secata Rindam, Pangalengan, Bandung, Kamis (24/5/2018). Buka puasa bersama dengan keluarga peternak sapi terbanyak ini telah menciptakan rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI).

Informasi yang dirangkum dari galamedianews.com, acara buka puasa bersama ini dihadri juga oleh perwakilan dari MURI, Triyono. 

"Buka bersama ini kami gagas sebagai salah satu wujud apresiasi serta ajang silaturahmi bagi mitra peternak khususnya di Pangalengan," tutur Corporate Affairs Director FFI, Andrew F Saputro.

Menurut Andrew, para peternak inilah yang jadi tulang punggung dalam mendukung pemenuhan kebutuhan susu dalam negeri. Peternak juga membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui produk susu segar yang bergizi.

Lebih lanjut kata Andrew, bukan hanya para peternak, anggota keluarga peternak yang menjadi lingkar terdepan dalam mendukung keseharian para peternak menjadi bagian tak terpisahkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, Indonesia memiliki populasi sapi perah 544.791 ekor dengan produksi 929,1 ribu ton susu segar dan masih terpusat di Pulau Jawa, terutama di daerah dataran tinggi termasuk Jawa Barat. Saat ini anggota KPBS Pangalengan yang aktif berjumlah lebih dari 2.700 peternak.

Cetak Rekor MURI

Kegiatan buka puasa bersama yang digagas FFI yang dihadiri 5.000 keluarga peternak sapi perah ini mencetak rekor baru MURI. Perwakilah MURI, Triyono hadir menyerahkan secara langsung piagam rekor MURI kepada Corporate Affairs Director FFI.

Salah seorang warga memegang Piagam Rekor MURI

"Kategori buka puasa bersama peternak susu sapi ini merupakan rekor baru. Dengan dipecahkannya rekor MURI ini, terdapat nilai lain yakni terjalinnya hubungan emosional antar peternak susu sapi di Pangalengan," ujar Triyono.

Imbuh Triyono, kategori kegiatan tersebut merupakan yang pertama kalinya. “Ini sangat langka sekali dan yang pertama di Indonesia. Untuk itu, saya atas nama MURI menyerahkan piagam rekor untuk Kategori Berbuka Puasa Bersama Keluarga Peternak Susu Sapi Terbanyak," ungkapnya. (NDV)
-


LANJUTAN PELATIHAN PROGRAM YOUNG FARMER ACADEMY


Peternak muda Belanda Wilbert Woulters (baju putih)
dan Patricia Dorenberg (baju hitam) saat membimbing
peserta Young Farmer Academy di Pangalengan.
Setelah diluncurkan pada bulan Oktober 2016 lalu, PT Frisian Flag Indonesia (FFI), melanjutkan rangkaian pelatihan terhadap peternak muda sebagai bagian dari Program Young Farmer Academy, pada Kamis, 7 September 2017, di Pengalengan, Bandung, Jawa Barat.

Kegiatan ini merupakan komitmen berkelanjutan dari FFI dalam menghadirkan solusi untuk regenerasi peternak sapi perah di Indonesia, sekaligus mengatasi masalah kebutuhan susu nasional. Young Farmer Academy telah memilih 30 calon peternak sapi perah potensial untuk diberdayakan setelah melewati rangkaian program pelatihan teknik dan non-teknik, mereka dikumpulkan di Pangalengan untuk lokakarya selama tiga hari (6-8 September 2017), yang disampaikan oleh enam peternak sapi perah muda Belanda anggota dari Asosiasi Peternak Muda Belanda (NAJK), diantaranya Jantine Akkerman, Kees van der Sar, Patricia Dorenberg, Simone Rigter, Tom Dekker dan Wilbert Woulters. Mereka berdiskusi dengan para peserta berbagi pengetahuan dan pengalaman membangun peternakan dan organisasi peternakan sebagai sarana untuk berkembang.

“Para peternak muda Belanda hadir untuk memberikan pelatihan, pengetahuan dan pengalaman dalam membangun peternakan dan pembekalan mendirikan organisasi peternak. Kisah keberhasilan mereka ini disampaikan kepada para peserta Young Farmer Academy dengan harapan dapat menginspirasi mereka,” ujar Akhmad Sawaldi, DDP Manager dan FDOV Project Frisian Flag Indonesia.
Sementara, menurut salah satu peternak muda Belanda, Cornelis van der Saar, dirinya mengaku senang bisa membantu peternak muda di Indonesia. “Merupakan kehormatan bagi kami. Kami berharap pengalaman kami dapat menginspirasi, tidak hanya untuk menerapkan teknik peternakan moderen, namun juga memberikan informasi mengenai manfaat organisasi peternak sebagai landasan pengembangan peternak dan bisnis peternakan,” kata Cornelis.

Selain pelatihan, para peserta juga diajak berkunjung ke salah satu peternak sapi perah milik Aep Suherman di Pengalengan, yang telah sukses mengembangkan peternakannya setelah mengikuti Program Farmer2Farmer yang juga merupakan bagian dari program FDOV.

Sebagai informasi, Program Young Farmer Academy sendiri juga merupakan bagian dari proyek FDOV yang diselenggarakan melalui kerjasama antara FrieslandCampina dan FFI, serta rekanan (The Friesian, Wageningen University, Agriterra, Koperasi Lembang dan Pangalengan), serta dukungan penuh dari pemerintah Belanda melalui kerjasama pemerintah-swasta dari Kementerian Luar Negeri Belanda yang disebut FDOV (Faciliteit Duurzam Ondernemen en Voedselzekerheid). (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer