Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Liputan Khusus | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Catatan Menyongsong MUNAS VI ASOHI

Munas VI ASOHI 2010 sudah diambang pintu. Rakornas ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) yang diselenggarakan berurutan dengan peresmian gedung ASOHI, malam gathering perayaan ulang tahun ASOHI ke-30 hingga Seminar Prospek Perunggasan 2010 menyisakan pengharapan dari segenap delegasi pengurus ASOHI yang hadir dan berhasil diwawancara Infovet.

Tak ayal rangkaian acara ini juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan yang telah terjalin sesama anggota selama ini. Di lapangan boleh bertempur mencari pelanggan, tetapi kalau sudah berkumpul di ruangan mereka hidup dalam satu keluarga tidak ada istilah kompetitor.

Peresmian gedung ASOHI yang berdiri megah di kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan ini semakin mengukuhkan ASOHI sebagai organisasi yang paling dinamis dan berkembang pesat diantara sekian banyak organisasi bidang peternakan yang lain. Hal ini juga tak lepas dari peran PT Gallus Indonesia Utama sebagai motor penggerak ASOHI yang notabene merupakan badan usaha milik ASOHI.

Kembali ke harapan delegasi pengurus ASOHI daerah. Apa saja yang menjadi harapan mereka selama ini dan apa saran mereka untuk persiapan menyongsong Munas VI ASOHI tahun depan. Berikut adalah sekelumit hasil wawancara Infovet dengan para delegasi daerah.

Delegasi SUMATERA UTARA
Drh H Effendi Azhar menyampaikan, “Semoga semua delegasi dari daerah-daerah bisa hadir secara keseluruhan. Saat ini, ada beberapa delegasi yang tidak hadir, di Munas nanti diharapkan semua bisa hadir, sehingga pada saat pemilihan Ketua Umum (Ketum) nanti bisa mewakili suara hati dari semua delegasi yang hadir. Ketum ke depan kalau bisa dari orang atau calon yang berkualitas. Pimpinan Pusat (Pimsat) ASOHI hendaknya mulai menententukan berapa suara dari masing-masing daerah yang bisa hadir. Lalu, untuk daerah, jumlah yang hadir sebaiknya lebih banyak dari pengurus pusat.”

Delegasi SUMATERA BARAT
Drh Dodi Mulyadi dari ASOHI Sumatera Barat mengungkapkan, pengurus ASOHI Pusat diharapkan dapat mengakomodir semua pengurus yang ada di daerah. Seperti diketahui bahwa Pengurus Pusat ASOHI mempunyai berbagai produk, supaya dapat memberikan himbauan pada seluruh anggota agar dapat bergabung dengan ASOHI. Kemudian, anggota yang baru juga diharapkan dapat melaporkan diri ke Dinas Peternakan atau Dinas yang menangani Peternakan dan Kesehatan Hewan. Hal ini mencuat manakala ada peringatan dari Dinas Peternakan baik Provinsi maupun daerah, agar anggota-anggota yang baru (TS Obat Hewan) datang dan pergi harus memberitahukan kepada pihak dinas terkait.

Lalu, perihal kegiatan-kegiatan di Pusat agar diberitahukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Selama ini pengurus daerah hanya tahu dengan kegiatan ASOHI Pusat melalui Majalah Infovet. Pada hal, momen-momen seperti ini yang diperlukan oleh Pengurus Daerah. Perihal koordinasi antara Pusat dan Daerah, selama ini masih baik-baik saja, apalagi dengan kepemimpinan periode ini.

Untuk Munas 2010, diharapkan dalam pemilihan calon Ketum tidak hanya tunggal namun ada hendaknya calon-calon Ketum baru yang bisa loyal dan penuh dengan dedikasi untuk kemajuan organisasi ini. Dan yang terpenting adalah, pelaksanaan Munas 2010 ini dapat dilaksanakan di Bandung, karena situasi dan kondisi Bandung sangat cocok, dan dapat memberikan kesejukan dengan kesegaran udara yang dimilikinya. Kemudian, untuk Munas 2010 nanti, hendaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan seperti seminar dan training motivasi, hal ini sangat diperlukan oleh pengurus daerah untuk menumbuhkan jiwa mencintai organisasi ini.”

Delegasi RIAU

Drh Musran (Sekretaris Pengda Riau) menuturkan, “Dengan adanya Rakornas ini kembali dapat menggugah anggota yang belum mau peduli akan keberadaan ASOHI di daerah khususnya di Cabang Riau. Selama ini, teman-teman di Riau kurang antusias untuk memberikan apresiasinya pada ASOHI. Hal ini mungkin karena kesibukan dari masing-masing personal yang notabenenya berbeda dalam semua hal, khususnya perusahaan tempat mereka bekerja. Artinya, masing-masing anggota mempunyai kesibukan berbeda sesuai dengan tuntutan perusahaan mereka. Rakornas ASOHI ke 4 ini dapat hendaknya memberikan inspirasi baru bagi anggota ASOHI cabang Riau yang masih belum mau peduli dengan organisasi ini. Saran saya sepertinya sudah terwakili, karena segala sesuatunya sudah baik, dan yang penting dipertahankan saja.”

Delegasi LAMPUNG
Delegasi Lampung diwakili oleh Drh Slamet Rijadi (Ketua), Ir Zulkifli, dan Ir Wahyudiono. Dikatakan oleh Drh Slamet Rijadi bahwa di Lampung ada 21 perwakilan obat hewan, tetapi yang aktif berorganisasi di ASOHI hanya 16 perusahaan, sedangkan sisanya lima perusahaan agak sulit untuk diajak kumpul-kumpul. Dari 16 perusahaan saja sangat mudah mengumpulkan dana dan tidak mengalami kesulitan. Dan yang sisanya agak sulit diajak kumpul-kumpul apalagi disuruh ikut membayar iuran. Saran untuk Munas VI ASOHI tahun 2010, diharapkan ASOHI lebih solid lagi, dan pimpinan perusahaan di kantor pusat supaya ikut mensuport yang di daerah jangan hanya dituntut mencapai target penjualan saja, tetapi juga melaksanakan hak dan kewajiban anggota ASOHI di daerah, contohnya membayar iuran dan ikut mengembangkan organisasi.

Delegasi JAWA BARAT
Delegasi dari Jawa Barat yang kala itu diwakili Drh Gowinda Sibit, Peter Yan, dan Drh Sugeng Pujiono menyampaikan hal senada bahwa harapannya saat Munas ASOHI VI nanti semua pengurus daerah dapat hadir mewakili daerahnya. Sehingga Ketua Umum (Ketum) terpilih nanti benar-benar mewakili aspirasi seluruh anggota ASOHI.
Dan roda kepemimpinan yang nanti berjalan telah memiliki pondasi yang kuat dan diharapkan tidak meninggalkan program-program yang baik yang telah berjalan selama ini. Harapan lain juga agar ASOHI lebih proaktif menggandeng media dan asosiasi lain seperti GPPU, GPMT, GAPPI, GOPAN, Pinsar, MIPI, dll. untuk meneruskan komitmen sadar gizi mengkampanyekan konsumsi daging dan telur produksi dalam negeri.

Delegasi JATENG
Hadi Santosa, Ketua ASOHI Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyampaikan, perlunya kembali menata organisasi di daerah. Jika suatu daerah ada potensi untuk dipisah atau dikembangkan, maka harus segera dilakukan. Begitu juga jika keberadaan ASOHI Daerah tidak mampu berjalan dengan baik, maka merger atau penggabungan menjadi salah satu solusi. Hal ini penting agar efektifitas roda organisasi dapat berfungsi dengan baik.
“Sebab jika wilayahnya luas namun tidak potensial untuk didirikan sebuah kepengurusan ASOHI daerah, maka lebih baik digabungkan saja. Begitu juga jika suatu daerah meski wilayah geografisnya sempit namun ada potensi untuk dikembangkan, maka pemisahan menjadi 2 kepengurusan organisasi mutlak perlu. Sebaliknya jika ASOHI Daerah yang sempit wilayahnya dan organisasinya tidak berjalan, lebih baik dilikuidasi saja,” tutur Hadi.

Delegasi DI YOGYAKARTA
Drh Wachid Nukliranto pengurus ASOHI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyadari dengan sangat jika masalah utama di wilayahnya adalah kelancaran roda organisasi. Hal itu terkait dengan tidak adanya dana yang dapat dihimpun dari para pelaku bisnis obat hewan di DIY. Kalau melihat ASOHI dari daerah lain yang posisi kas organisasinya sangat memadai, maka memang ada rasa tidak enak alias malu. Namun demikian, sebagi pengurus saya berharap kepada ASOHI Pusat untuk kembali mengingatkan para produsen obat hewan yang membuka pemasaran di DIY untuk berkontribusi. Dengan demikian kami tidak lagi menjadi ”malu” dengan daerah lain.

Delegasi JAWA TIMUR
Delegasi Jawa Timur diwakili oleh Drh Catur Budi Hascaryo (Ketua), Drh Teguh Widodo, Drh Gede Agus Cahya. Dikatakan oleh Drh Catur Budi Hascaryo, secara umum anggota ASOHI di Jawa Timur sangat kompak sekali sehingga tidak ada permasalahan. Saran untuk Munas VI ASOHI 2010, untuk anggota yang tidak terpilih sebagai pengurus pusat supaya legowo atau berbesar hati.
“Kita kan dalam satu wadah organisasi ASOHI dan janganlah organisasi ini dijadikan sebagai ajang politis. Marilah saling kerjasama, sama-sama membesarkan organisasi kita ini. Jadi, di Munas VI ASOHI tahun 2010 mendatang, marilah kita bergabung membesarkan nama besar ASOHI,” ungkap Catur.

Delegasi BALI

Delegasi Bali hanya diwakili oleh Tarya, SE. Bali sebagai salah satu sentra peternakan di Indonesia, populasi ternaknya cukup padat jika dibanding luas wilayahnya. Banyak pemain obat beradu nasib di pulau Dewata ini, tetapi sangat disayangkan untuk ikut bergabung berorganisasi di wadah ASOHI sangat jauh api dari panggangannya, artinya, para pemain obat kerjanya hanya jualan saja, tetapi kalau diminta untuk rapat, menjadi pengurus atau disuruh berangkat ke Jakarta, banyak yang menolak, keluh Tarya, kepada Infovet.
Oleh karenanya, Tarya memohon kepada owner perusahaan obat di pusat supaya memberikan suport kepada para TS di daerah Bali khususnya, janganlah mereka hanya disuruh mencari target penjualan saja, tetapi dirangsang untuk ikut berorganisasi membesarkan ASOHI Bali. Target itu perlu, tetapi kalau sosialisasi dan rasa kekeluargaan sesama anggota ASOHI tidak ada ya percuma saja. Kondisi ini lebih berat lagi jika diminta untuk menjadi pengurus atau diminta untuk berangkat ke Jakarta mereka pada menolak karena berkaitan dengan dana. Saran untuk Munas VI ASOHI, agar pengurus pusat lebih kompak dan lebih baik lagi. Kalau perlu pengurus pusat melakukan kunjungan ke daerah untuk memberikan motivasi para TS agar mau membesarkan ASOHI daerah.

Delegasi KALTIM
Drh H Sumarsongko pengurus ASOHI Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghimbau dengan sangat agar pengurus Pusat benar-benar tegas dan konsisten menertibkan peredaran obat hewan tidak terdaftar. Jika hanya menyerahkan dan mendelegasikan urusan masalah itu kepada pengurus ASOHI Daerah, maka tentu saja tidak akan mampu membuahkan hasil. Dasar pijakan hukum, bagi pengurus daerah untuk melakukan itu disamping tidak kuat juga kelemahan dana operasional. Terlebih bagi Kaltim yang wilayahnya sangat luas, untuk itu tentu saja kedodoran.

Delegasi KALBAR
Drh Suhartono pengurus ASOHI Provinsi Kalimantan Barat mengusulkan agar semua produsen, importir dan distributor obat hewan yang membuka kantor perwakilan atau cabang di Kalbar, agar memberi bekal kepada karyawan untuk ikut aktif di ASOHI daerah. Sebab jika tidak ada dukungan dan kepedulian dari Kantor Pusat maka, ASOHI daerah tidak ada artinya sama sekali.

Delegasi SULSEL
Drh H Wahyu Suhadji pengurus daerah ASOHI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan agar dilakukan evaluasi kepada ASOHI Daerah yang kurang produktif dalam peranannya. Selain itu ia juga menghimbau agar ASOHI Pusat untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ke daerah sehingga silaturahmi lebih kuat. (masdjoko/yonathan/untung/sadarman/wawan)

30 TAHUN ASOHI Mengabdi (1979-2009)

Usai sudah rangkaian kegiatan dalam rangka Peresmian Gedung ASOHI, Rakornas ASOHI, Malam Gathering ASOHI dan Seminar Prospek Perunggasan 2010 yang diselenggarakan mulai dari kantor ASOHI Pusat yang terletak di bilangan Pasar Minggu hingga acara puncak di Hotel Santika Jakarta 25-27 Oktober 2009.

Acara yang telah dipersiapkan oleh panitia secara matang sejak awal tahun ini berlangsung sukses dan meriah. Bahkan sejak berminggu-minggu sebelumnya kantor ASOHI yang juga menjadi kantor PT Gallus Indonesia Utama tempat Infovet dan divisi lainnya bernaung telah berbenah mempercantik diri supaya tampil lebih fresh.

Alhasil, dengan rahmat Allah SWT, acara Peresmian Gedung ASOHI kantor operasional pusat ASOHI dapat berjalan dengan sukses dan sempurna. Peresmian yang dihelat pada Minggu 25 Oktober 2009 ini dilakukan dengan pemotongan pita secara simbolis oleh Ketua Umum Gani Haryanto disaksikan oleh sesepuh pendiri ASOHI, perwakilan ASOHI Daerah dan rekan-rekan wartawan media peternakan. Berdirinya Gedung ASOHI ini tak lepas dari dukungan para donatur seperti ASOHI Jabar, ASOHI Jateng, ASOHI Jatim, ASOHI Sumut, Behn Meyer Kimia, Fort Dodge Indonesia, Medion Farma Jaya, Novartis Indonesia, Paeco Agung, Pyridam Veteriner, Romindo Primavetcom, Sanbe Farma, SHS International, Sumber Multivita, Vaksindo Satwa Nusantara, Wonderindo Pharmatama, dll.

Usai peresmian gedung, delegasi pengurus daerah dan pusat ASOHI bergegas ke hotel Santika untuk memulai Rakornas. Rakornas dibuka oleh Ketua Umum ASOHI Gani Haryanto. Di sela acara Rakornas ASOHI, awak Infovet juga menghimpun berita berupa masukan dan harapan peserta Rakor untuk ASOHI ke depan (baca: Catatan untuk Munas VI ASOHI). Rakornas ini diikuti oleh seluruh pengurus daerah ASOHI diantaranya adalah Pusat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Pada Rakornas yang terakhir menjelang munas ASOHI ke-VI ini menghasilkan rumusan sebagai berikut :

  1. Melanjutkan Komunikasi internal ASOHI yang telah terjalin selama ini, yaitu antara Pengurus ASOHI Tingkat Nasional dan Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi, serta antar Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan respon dari Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi terhadap informasi yang disampaikan oleh Pengurus ASOHI Tingkat Nasional dan sebaliknya sehingga proses komunikasi menjadi lebih efektif.
  2. Bagi daerah-daerah yang keberadaan ASOHI Tingkat Propinsi belum dirasakan oleh anggota ASOHI di daerahnya, maka Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi harus mengembangkan dan melaksanakan program-program dan pelayanan-pelayanan yang dirasakan manfaatnya oleh anggota. Untuk hal ini, Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi dapat menimba pengalaman dari Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi dari daerah lain yang sudah berhasil.
  3. Dalam menyusun dan melaksanakan program di tingkat daerah, maka Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi dapat meminta bantuan yang diperlukan kepada Pengurus ASOHI Tingkat Nasional. Dan Pengurus ASOHI Tingkat Nasional berupaya memberikan bantuan agar progam yang dilaksanakan berhasil dengan baik dan sukses.
  4. Dengan telah terbitnya UU Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 18 Tahun 2009 sebagai payung hukum bagi Penanganan Peredaran Obat Hewan Illegal, maka Bidang Pengawasan dan Peredaran Obat Hewan ASOHI Tingkat Nasional dan Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi harus lebih aktif melakukan sosialisasi agar anggota dapat mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
  5. Pengurus ASOHI Tingkat Nasional dan Pengurus ASOHI Tingkat Propinsi agar aktif memfasilitasi kebutuhan anggota dalam pengurusan izin usaha obat hewan sesuai Permentan No. 18 tahun 2009 tentang Perizinan Usaha Obat Hewan, dan pengurusan sertifikasi Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) yang batas waktunya akan berakhir tahun 2010.
  6. Menyelesaikan sebaik-baiknya program kerja yang diamanatkan Munas ASOHI ke V dan mempersiapkan Munas ASOHI ke VI yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2010, sehingga penyelenggaraan Munas ASOHI ke VI berjalan dengan baik sesuai ketentuan AD/ART.

Malam Gathering ASOHI
Acara puncak adalah Malam Gathering 30 Tahun ASOHI yang ditandai dengan peluncuran Buku 30 Tahun ASOHI Mengabdi, Maju Bersama Meningkatkan Kesehatan Hewan. Acara ini dihadiri oleh para pemimpin perusahaan bidang obat hewan, birokrat, dan tamu undangan lainnya.

Pada acara jamuan formal tersebut seluruh tamu undangan hadir dengan suasana penuh kehangatan dalam format round table. Di sela acara juga disuguhkan tarian modern dance sebagai selingan. Diawali dengan laporan Ketua Panitia Drh Irawati Fari, langsung disambung dengan sambutan Gani Haryanto selaku Ketua ASOHI menyambut dengan hangat para tamu undangan dari kalangan pemimpin perusahaan bidang obat hewan, birokrat, asosiasi bidang peternakan, stake holder dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya Gani menyampaikan rasa syukurnya bahwa ASOHI telah berusia 30 tahun, dimana sebagai organisasi usaha obat hewan, ASOHI telah banyak meraih prestasi dalam meningkatkan kesehatan Hewan dan Industri Peternakan di Indonesia. “ASOHI sudah memiliki fondasi yang kuat, pilar organisasi yang kokoh dan sistem kerja yang profesional, sehingga saya yakin ASOHI akan siap menghadapi tantangan masa depan yang makin kompleks,” kata Gani.

“ASOHI telah melewati 3 dekade dengan suatu perkernbangan yang berkesinambungan. Perkembangan ASOHI sejak berdiri tanggal 25 Oktober 1979 hingga usia 30 tahun perlu dicatat sebagai sebuah pengalaman berharga sekaligus sebagai sebuah pelajaran untuk langkah-langkah perbaikan di masa depan,” ujar Gani.

Gani melanjutkan, untuk merekam jejak perjalanan ASOHI selama 30 tahun ini, pengurus ASOHI sepakat untuk menerbitkan buku dengan Judul “30 Tahun ASOHI Mengabdi; Maju Bersama Meningkatkan Kesehatan Hewan”.

Penerbitan buku ini dimaksudkan untuk mendokumentasi perjalanan ASOHI selama 30 tahun dengan berbagai dinamikanya. Diharapkan dengan adanya buku ini, generasi penerus ASOHI dapat memahami dan mengambil pelajaran dari kiprah ASOHI selama 30 tahun dan ke depannya dapat mengambil langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah diraih.

Pada kesempatan tersebut Gani juga menuturkan bahwa dengan menyimak dan merasakan perjalanan 30 tahun ASOHI, dapat disimpulkan ada tiga tantangan utama yang akan dihadapi ASOHI. Pertama, dinamika birokrasi pemerintah dimana kita melihat pergantian pejabat yang lebih dinamis. Hal ini menuntut komunikasi yang lebih intens antara ASOHI dengan pemerintah, dengan harapan semua program yang telah dirancang dan disepakati dapat berjalan dengan lancar.

Kedua, adanya otonomi daerah dimana terjadi perubahan struktur organisasi pemerintah daerah dan perubahan pola kerja pemerintah pusat dan daerah. Hal ini menuntut pengurus ASOHI Daerah lebih proaktif menjalin hubungan dengan pemerintah daerah setempat.

Ketiga adalah dampak globalisasi, dimana penyebaran penyakit hewan lebih cepat, menuntut kesiapan ASOHI dalam berperan menanggulangi masalah penyakit hewan dan meningkatkan kesehatan hewan.

Acara ini juga dihadiri oleh Dirjen Peternakan yang diwakili Direktur Kesehatan Hewan Drh Agus Wiyono PhD. Acara dilanjutkan dengan testimoni dari para sesepuh pendiri ASOHI yang masih hidup dilanjutkan dengan pemutaran video multimedia Kiprah dan Sejarah ASOHI. Terakhir adalah penyerahan secara simbolis Buku 30 Tahun ASOHI Mengabdi kepada segenap tamu kehormatan dan ditutup dengan jamuan makan malam dan ramah tamah. (wan)

SEMINAR UNTUK BERJAYANYA PETERNAKAN

SEMINAR UNTUK BERJAYANYA PETERNAKAN

(( Berbagai seminar diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi peternakan Indonesia, secara sekilas sebagian di antaranya dilaporkan pada Majalah Infovet kesayangan Anda ini. ))

Seminar yang diikuti peternak pada tiga hari penyelenggaraan Indo Livestock 2008. diantaranya membahas tentang Choosing And Applying The Suitable Disinfectant, Justification On Applying Antibiotic For Animal dan R&D Role In Animal Health Industr diselenggarakan oleh PT Sanbe Farma.
Seminar teknis di hari 1 dan 2 yang mengulas tentang perkembangan teknologi pakan ternak unggas dan bagaimana merekonstruksi kandang broiler dan layer sistem terbuka menjadi kandang sistem tertutup (closed house system) diselenggarakan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia.
Novartis juga mengadakan seminar teknis tentang Updated Fly as a Vector Avian Flu pada pukul 15:00 – 15:45, Selasa 1 Juli 2008 di Theatre 3 dengan pembicara Prof drh HR Wasito MSc PhD. Sedangkan pada pukul 14:00 – 14:45, Rabu 2 Juli di Theatre 3 Novartis mengangkat seminar tentang Biosecurity Modern Related To Avain Influenza Control dengan pembicara Dr drh C A Nidom MS.
Adapun PT Romindo Primavetcom menggelar seminar di hari pertama, 1 Juli 2008 di Theatre 5 jam 15:00 – 15:45 yang mengangkat pembahasan tentang Solusi Pengendalian AI (Avian Influenza) Pada Broiler dengan pembicara Prof Drh Charles Rangga Tabbu MSc PhD.
Paeco Agung juga mengadakan seminar teknis yang bisa diikuti peternak pada hari kedua, Rabu 2 Juli pada penyelenggaraan Indo Livestock 2008. Bertempat di Theatre 4 pukul 16:00 – 17:45 yang akan mengupas tentang penyakit Marek dan Optimalisasi Vaksinasinya.
Adapun seminar teknis Ceva Animal Health Indonesia dengan pembicara Drh Soesilawati yang membahas tentang The Evolution of Vaccination from Farms to Hatcheries di Theatre 3 pukul 15:00-15:45, Rabu 2 Juli 2008.
Juga pada hari kedua, 2 Juli 2008 di Theatre 5 jam 15:00 – 15:45 Seminar mengangkat pembahasan tentang Alat Ukur Performa Broiler dengan pembicara Drh Arief Hidayat diselenggarakan oleh PT Mensana Aneka Satwa.
Adapun PT Alltech Biotechnology di event Indolivestock 2008 expo dan forum ini menyajikan persoalan mikotoksin yang didaulat sebagai duri dalam daging bagi pengusaha peternakan di negeri ini. Mikotoksin pada umumnya akan adenite dengan sistem ketahanan tubuh ternak ataupun manusia. Bila ketahanan tubuh tersebut sudah ada, maka yang dikuatirkan adalah dampak infeksi sekunder.
Adapun pada ajang Indolivestock 2008 ini juga, Ikatan sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) pun meluncurkan Buku tentang organisasi ini berjudul Catatan Perjalanan 40 Tahun ISPI yang dikarang oleh Tim PT Gallus Indonesia penerbit Majalah kita Infovet.
Sukses bagi semuanya (Wan/ YR)

INDOLIVESTOCK TETAP BERJAYA

INDOLIVESTOCK TETAP BERJAYA

(( Simbol sekaligus harapan agar peternakan Indonesia selalu berjaya. ))

Penyelenggaraan Pameran Internasional Peternakan dan Pakan Ternak terbesar di Indonesia yang keempat, “Indo Livestock 2008 Expo & Forum” akan kembali digelar di Jakarta Convention Center, 1 Juli s/d 3 Juli 2008 mencatat prestasi tersendiri.
Sebagai Negara yang berpotensi tinggi dalam industri peternakan, maka pameran yang diagendakan setiap 2 tahun sekali ini disambut baik oleh Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Dr Tjeppy D Soedjana yang membuka pameran pada hari pertama.
Sementara sebelumnya Herman Wiriadipoera Dirut PT Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara menyampaikan Penyelenggaraan Pameran Peternakan berskala Internasional yang menjadi ajang temu bisnis para pengusaha industri peternakan, kalangan ahli kesehatan hewan, peternak, pengelolaan pakan ternak, pemrosesan makanan, pemasok dan para distributor.
Memang begitu halnya, tampak dari stan-stan peserta pameran yang begitu megah dari berbagai perusahaan bidang peternakan sejumlah 300 perusahaan dari 23 negara yang memastikan diri ikut dalam ajang pameran Indolivestock 2008. Para peserta pameran ini terdiri dari perusahaan pemain lama maupun perusahaan pemain baru yang mencerminkan pergerakan dari bisnis bidang peternakan di tanah air Indonesia tercinta.
Sementara pengunjung yang senantiasa mengalir dari hari pertama sampai hari terakhir rata-rata 3000 – 4000 pengunjung setiap harinya. Pengunjung tidak hanya datang dari pulau Jawa, tetapi mereka datang dari seluruh Indonesia, mulai dari Lombok, NTT, Bali Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain. Selama 3 hari penyelenggaraan hotel-hotel disekitar Jakarta Convention Center Jakarta selalu penuh.
Adapun seminar dan forum-forum diskusi dari berbagai institusi menyemarakkan penyelenggaraan pameran bidang industri peternakan dan pakan ternak. “Kami merasakan manfaat dari seminar-seminar itu yang menambah wawasan bidang peternakan baik dibidang kesehatan hewan maupun bidang lainnya yang terkait dengan kemajuan teknologi peternakan,” kata Fuji Kumala Dewi SPt alumni Fapet IPB yang usai pameran langsung bergabung dengan Infovet sebagai Staf Pemasaran. Infovet memang juga merasakan betapa manfaat dari pameran tersebut
Adapun menyikapi maraknya pemberitaan gizi buruk di tanah air dan masukan dari beberapa Asosiasi maupun Organisasi dibidang industri peternakan, maka dalam penyelenggaraan Indo Livestock keempat tahun ini pun diangkat kembali Kampanye Gizi melalui protein hewani, guna menyehatkan dan mencerdaskan Bangsa yang dilkaksanakan pada pembukaan serta penutupan Indolivestock 2008. Tema yang diangkat untuk kampanye ini adalah S(usu-segelas), D(aging-sepotong) dan T(elur-sebutir) disingkat menjadi SDT.
Didukung oleh Asosiasi dan Organisasi di bidang industri peternakan, Media Massa dan Pemerintah maka ditetapkan bahwa dalam penyelenggaraan Indo Livestock Expo & Forum Keempat tahun 2008, ditetapkan Program Pencanangan Program SDT Tahap Pertama yaitu Juli 2008 sampai dengan Juni 2010 menjadi “Gerakan Nasional Peningkatan Konsumsi Protein Hewani”.
Ada pula program penganugerahan “INDOLIVESTOCK AWARD” yang bertujuan memberikan apresiasi kepada perusahaan/perorangan yang berprestasi dan dapat dijadikan teladan bagi komunitas peternakan. Indolivestock Award 2008 yang dibagi 5 kategori masing-masing kepada perusahaan besar dan berskala kecil-menengah, dan 1 kategori khusus perorangan, menghasilkan peraih penghargaan:
a. Cipta Usaha Mandiri - Kabupaten Blitar, Jawa Timur
Cipta Piranti Satwa Nugraha
b. Pusat Koperasi Industri Susu Sekar Tanjung - Purwosari, Pasuruan
Adiguna Satwa Nugraha
c. Pusat Koperasi Unit Desa - Nusa Tenggara Timur
Praja Mukti Satwa Nugraha
d. Kampoeng Ternak - Ciputat
Widya Karta Satwa Nugraha
e. Letnan Jendral (Purn) Bustanil Arifin, SH
Adikarsa Nugraha
f. Ir. Erwin Soetirto
Adikarsa Nugraha
g. Oetari Soehardjono
Adikarsa Nugraha
h. Perdana Putra Chicken - Bogor
Nastiti Budidaya Satwa Nugraha
i. Gema Putra - Bandung
Nastiti Budidaya Satwa Nugraha

Semua kesuksesan tersebut diraih penyelenggara PT Napindo Media Ashatama bekerja sama dengan Allied Media Worldwide, sebuah perusahaan penyelenggara pameran yang berkedudukan di Singapura dan mempunyai jaringan bisnis di Malaysia, China, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, India dan Eropa.
Kesuksesan juga diraih PT Napindo Media Ashatama yang pada pameran itu bekerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi seperti Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Indonesia (GPMT), Pusat Informasi Pasar Unggas Nasional (PINSAR UN), Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Asosiasi Pengusaha Perunggasan Asean (FAPP), Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI), Stakeholders, Masyarakat, LSM memberikan dukungan yang positif kepada pameran ini.
Dukungan juga diperoleh dari media publikasi terkemuka seperti Asian Poultry, Infovet, Trobos, Poultry Indonesia, eFeedlink, International Hatchery Practice, Agrina, dan lain lain.
Selamat berjaya Indolivestock. Selamat berjaya peternakan Indonesia! (Wan/ YR

PEMAIN BARU PUN BERJAYA DI AJANG INDOLIVESTOCK

PEMAIN BARU PUN BERJAYA
DI AJANG INDOLIVESTOCK

(( Penyebutan istilah baru terhadap para pemain bidang peternakan da kesehatan hewan hanyalah satu cara untuk mengenal kiprah perusahaan agar kita sanggup merasakan betapa dunia peternakan kita terus tumbuh dan berkembang untuk mewujudkan harapan kemakmuran bangsa, dengan pintu masuknya bidang peternakan dan kesehatan hewan di tanah air. ))

Sebagai contoh, berikut adalah profil singkat beberapa perusahaan bidang peternakan dan kesehatan hewan yang relatif baru dikenal dan berpartisipasi dalam pameran akbar Indo Livestock 2008 Expo & Forum. Tidak semua perusahaan dapat tertampilkan, namun setidaknya mewakili bagaimana dinamisnya bisnis sapronak/ obat hewan ini di tanah air Indonesia.

PT Blue Sky Biotech (BSB)
Sebagai pendatang baru memang bukan, akan tetapi termasuk pemain lama pun tidak tepat. BSB yang banyak melakukan import dan distribusi dari perusahaan pharmasi Korea, melihat peluang masih sangat besar di industri obat hewan Indonesia.
Dari sekian banyak obat impor yang didistribusikan oleh BSB ada 2(dua) yang menurut Ir Imam Sarjono, Technical Marketing Service sangat diandalkan. Kedua produk itu adalah Cheil Tonocomp dan Vital Chorus Forte.
Cheil Tonocomp, seperti diungkapkan Imam, mempunyai kelebihan dibanding obat sejenis dari produsen lain sebab, disamping mampu meningkatkan efisiensi pakan juga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit pada berbagai ernak.
Dengan kandungan tonophosphan 200 mg, dua kali lipat dibanding obat sejenis, maka potensi obat itu menjadi efektif. Selain itu dapat pula mengatasi gangguan metabolisme dan kekurangan nutrisi dan bahkan memberikan efek sinergis dengan preparat Vitamin D dan Calsium.
Sedangkan Vital Chorus Forte mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas Produksi telur. Selain itu juga dapat berfungis untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin dan asam amino.

PT Cakar Mas
Meski bukan pemain baru, namun PT Cakar Mas memang masih belum banyak dikenal oleh para peternak Nusantara. Dengan latar belakang, sebagai praktisi peternakan maka perusahaan importir, distributor obat hewan, vaksin dan peralatan sangat mengetahui benar apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan para peternak.
Oleh karena itu, beberapa peralatan yang disediakan oleh perusahaan ini memang sangat vital bagi sebuah perasahaan peternakan/farm komersial. Sebagai contoh, perusahaan ini mengimpor Pox Vaksinator dan Alat Suntik Otomatis. Kedua alat ini sangat dibutuhakan sekali oleh para peternak ayam. Keunggulan ala t suntik produsen E. Nechmad Ltd adlah ringan dan ergonomis. Dilengkapi dengan tabung kaca bening maka disamping memudahkan untuk dilihat cairan yang disiapkan untuk disuntikkan, juga aspek terjaga sterilitasnya. Desian yang demikian akan sangat memudahkan peternak karena menjadi lebih fleksibel untuk dosis dan ukuran berapapun.
Sedangkan vaksin yang disediakan oleh PT Cakar Mas adalah dari strain yang memang direkomendasikan oleh para ahli yaitu dari H5N2. Seperti diungkapkan oleh Drh Edy Daryono, seorang Manager di PT Cakar Mas, bahwa vaksin merk DHN adalah vaksin bermutu tinggi hasil produksi sebuah perusahaan besar dan bonafid di China.
Selain itu menurut Edy disediakan pula preparat fumigan yang tidak mengandung Kalium Permanganat, dengan merk Forcent Fumigant System. Preparat fumigan ini mempunyai keuntungan tidak merusak peralatan dan kandang yang terbuat dari logam.

PT Candramas Jaya Semesta
Salah satu distributor peralatan kesehatan hewan dan alat-alat produksi peternakan. Menjadi distributor dari pabrikan dari China, USA dan Italia.
Tampil di Indolivestock untuk mendekatkan produk-produknya kepada konsumen, yang datang langsung dari Surabaya. Menurut Hindrata Chandra Pimpinan PT CJS kepada Infovet, pilihan import peralatan kesehatan hewan besar, hewan kesayangan dan peralatan untuk produksi peternakan tidak lain atas dasar pertimbangan kualitas produk dan harga yang kompetitif.
Adapun produk yang disediakan antara lain Mikroskop Elektron, Alat Evaluasi Semen, Centrifuge, Incubator Lab, Spectrophotometer Digital, Container Penyimpan dan Container Pengangkut; Universal Applicator, Drenching Gun, Milk Tester dan Analyzer dan juga Milk Cooling Tank, Ear Marking Pliers.
Selama ini PT CJS lebih banyak melayani intansi dan institusi pemerintah, namun tidak sedikit kini sudah menembus ke farm dan perusahaan peternakan swasta

CV Larissa
Sebagai perusahaan yang mengkhususkan diri pada penyediaan Alat Inseminasi Buatan (IB) dan Peralatan Embryo Transfer (ET) CV Larissa berminat ikuti kegiatan pameran peternakan Indonesia karena peluang besar untuk menggaet pasar lebih luas.
Menurut HN Soeparno, Staff Pemasarannya bahwa CV Larissa memang sejak dahulu menjadi penyedia peralatan IB dan ET di berbagai instansi pemerintah. Namun kini, sehubungan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan peternakan hewan besar, ternyata potensi bisnis peralatan itu juga diminati oleh kalangan swasta.
Memang ada fenomena menarik, jika dahulu lapangan pekerjaan asih terbuka lebar, dan kini menyempit. Ada berkah bagi Larissa, karena banyak Dokter Hewan yang praktek mandiri dan sangat membutuhkan peralatan IB dan ET. Atas dasar itulah, Larissa mencoba menyasar pasar baru di segmen itu.

CV Telaga Bestari
Nuraini Wiradinata, Direktur CV Telaga Bestari mengungkapkan kepada Infovet, bahwa meski nama perusahaannya baru, akan tetapi sebenarnya adalah pemain lama yang berganti nama. Tanpa mau menyebut nama perusahaan lama, Nuraini menjelaskan bahwa pada saat ini adalah sebagai perusahaan distribusi.
Produk impor yang dijadikan andalan adalah dari negara Vietnam. Pilihan negara itu, oleh karena negara itu meski masih muda akan tetapi sebgaian besar investornya adalah berasal dari negara-negara Eropa dan USA.
Andalan produknya adalah Bio-Linco-S dan Bio-Tylo200 serta Tetra 200 LA. Adapun Bio-Linco-S adalah sebuah preparat Spectinomycin dan Lincomycin yang sangat penting untuk pengobatan Haemorrahagic, Enteritis, dan Salmonellosis juga CRD. Kelebihan preparat Bio Linco S adalah sangat efektif sekali untuk penyembuhan penyakit-penyakit pada saluran pencernaan dan pernafasan. Juga pada penyakit radang sendir , maupun radang paru yang akut dan kronis.
Sedangkan Bio Tylo 200 sebagai larutan injeksi mengandung tylosin yang sangat efektif mengobati radang paru, CRD, radang sendi, mastitis, metritis dan juga radang pada kulit. (iyo)

ASOHI, PT Gallus dan Infovet di Ajang Indolivestock

ASOHI, PT Gallus dan Infovet di Ajang Indolivestock


(( Bagi ASOHI, perhelatan Indolivestock 2008 juga menjadi sarana edukasi buat peternak karena banyak diadakannya seminar teknis dan pengenalan produk unggulan dari masing-masing perusahaan dengan pembicara dari dalam dan luar negeri. Bagaimana menurut PT Gallus Indonesia Utama dan Infovet sebagai anak kandung dari ASOHI?

Menurut Ketua Umum ASOHI Gani Haryanto, Indolivestock juga menjadi sarana untuk ajang unjuk gigi buat masyarakat internasional, sehingga kita bisa saling bertukar informasi mengenai perkembangan teknologi yang terjadi di luar negeri. Hal ini dimungkinkan karena diketahui bahwa pameran Indo Livestock 2008 ini diikuti oleh sebanyak 300 perusahaan dari 23 negara.

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia atau yang disingkat ASOHI dibentuk tahun 1979 dengan pendiri H. Abdul Karim Mahanan (PT Paeco Agung), Prof. JH Hutasoit, Dr. drh Soehadji, Drh. IGN Teken Temadja, Dr. Drh. Sofyan Sudardjat MS sebagai wadah usaha obat hewan yang meliputi Importir, Eksportir, Produsen, Distributor, Pengecer, dan Pabrikan pakan.
Maksud pendirian ASOHI adalah sebagai payung untuk anggotanya. Selain itu menjadikan usaha obat hewan Indonesia menjadi tangguh, mandiri, dan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Dengan berdirinya ASOHI juga dimaksudkan untuk menciptakan usaha obat hewan yang sehat, tertib, dan berkembang.
Sementara itu, tujuan didirikannya ASOHI tak lain diantaranya adalah menjembatani & menjalin hubungan antar pihak yang berkaitan. Aktif dalam pengembangan produksi peternakan dan kesehatan hewan, serta memberikan manfaat bagi anggota melalui pembinaan, menggiatkan usaha dan meningkatkan kemampuan anggota.
Kepengurusan ASOHI terbagi menjadi 4 Bidang Kegiatan yaitu Bidang Organisasi, Hubungan Antar Lembaga, Hubungan Luar Negeri, dan Bidang Pengawasan Peredaran Obat Hewan. Juga terdapat Dewan ASOHI yang terdiri dari Dewan Penasehat, Dewan Kode etik, dan Dewan Pakar. Selanjutnya Kepengurusan ASOHI Daerah terdapat di 16 Propinsi yang merupakan kantong penyebaran yang mencakup 5 di Sumatra, 6 di Jawa-Bali, 3 di Kalimantan dan 2 di Sulawesi.

PT Gallus Indonesia Utama dan Majalah Infovet

Berawal dari kepedulian terhadap peningkatan kemampuan peternak dalam melakukan usaha peternakan dan mengelola kesehatan ternak, pada tahun 1992 Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) sebagai wadah perusahaan-perusahaan obat hewan yang ada di Indonesia, menerbitkan sebuah majalah dengan nama Infovet. Nama ini merupakan singkatan dari Informasi Veteriner, yang artinya informasi mengenai kesehatan hewan tanpa meninggalkan aspek lain yang terkait seperti teknologi budidaya ternak serta masalah ekonomi dan bisnis peternakan pada umumnya.
Pada awalnya Infovet terbit sebagai majalah tiga bulanan. Selanjutnya secara bertahap mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan peternakan di Indonesia khususnya usaha ayam ras. Sejak tahun 1995, Infovet menjadi majalah bulanan, dan tersebar luas di kalangan peternak, pengusaha peternakan, pengusaha pakan ternak (feedmill), pengusaha pembibitan (breeding farm), pengusaha obat-obatan hewan, kalangan kampus Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan, peneliti, birokrat dan lembaga terkait lainnya.
Tak hanya sebagai penerbit majalah, Infovet juga mengembangkan kegiatan yang mendukung kegiatan penerbitan majalah, yaitu menyelenggarakan seminar dan pelatihan tentang peternakan dan kesehatan hewan, serta menerbitkan buku-buku peternakan dan kesehatan hewan.
Atas dasar perkembangan tersebut, maka tahun 2001, pengurus ASOHI menyepakati berdirinya sebuah Perseroan Terbatas yang akan mengelola majalah Infovet dan kegiatan lainnya yang relevan menjadi lebih profesional. Nama perseroan tersebut adalah PT Gallus Indonesia Utama (GITA).
Sejak saat itu selain penerbitan majalah Infovet, ASOHI memandang perlu untuk membentuk divisi-divisi usaha baru. Divisi tersebut diantaranya adalah Divisi penerbitan buku-buku (GITA Pustaka), Divisi pelatihan/seminar (GITA Event Organizer), Divisi Satwa Kesayangan: Majalah khusus hewan kesayangan, Divisi G-Multimedia: bergerak dibidang teknologi informasi dan yang baru terbentuk Divisi GITA Consultant. (wan/ YR)

SEMINAR SPESIFIK PERUNGGASAN DALAM KRISIS GLOBAL

Lipsus
SEMINAR SPESIFIK PERUNGGASAN DALAM KRISIS GLOBAL

(( Mengingkat topik seminar kali ini yang sangat spesifik, dalam seminar ini, panitia secara khusus mengundang Dr. Ir. Siswono Yudho Husodo yang akan menyampaikan materi mengenai Dampak Dalam Krisis Global dan Suhu Politik 2009 Terhadap Bisnis Perunggasan Indonesia. ))

Pada Seminar Nasional Perunggasan ketiga yang diselenggarakan oleh ASOHI (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) pada 7 Nopember 2007 diperoleh data poduksi DOC broiler tahun 2008 diproyeksikan 1,25 miliar ekor, naik 8,7% dibanding tahun 2007. Adapun, populasi ayam petelur diproyeksikan 104,8 juta atau naik 7,7% dibanding tahun 2007. Sedangkan, konsumsi pakan tahun 2008 diperkirakan 8,13 juta ton, naik 7% dibanding tahun 2007.
Demikian Ketua Umum ASOHI Gani Haryanto. Seminar Nasional Tahunan Ke-4 pada 11 Desember 2008 para pembicara pun mengevaluasi data bisnis perunggasan 2008 dan memprediksi bisnis perunggasan 2009 sehingga dapat dijadikan acuan dalam menyusun rencana bisnis tahun 2009. Bagi para akademisi dan aparat pemerintah, seminar ini merupakan sumber informasi penting untuk kajian ilmiah dan kebijakan pemerintah.
Seminar bertema Dampak Krisis Global dan Suhu Politik 2009 Terhadap Bisnis Perunggasan Indonesia di Jakarta Design Center ini berlatar belakang, krisis Global yang dimulai dari Amerika Serikat berdampak ke hampir semua negara di dunia. Beberapa analis memprediksi, dampak bagi sektor riil baru akan terasa di Indonesia pada tahun 2009.
Menurut Gani Haryanto, pada 2009 pula suhu politik Indonesia mulai memanas, terutama menjelang Pemilu yang akan berlangsung tanggal 5 April 2009 yang mau tidak mau harus diperhitungkan dampaknya bagi berbagai bidang bisnis, tak terkecuali bidang perunggasan. Alhasil 2009 adalah tahun yang penuh teka teki. Banyak pihak mempertanyakan sejauh mana stabilitas nilai tukar rupiah sebagai dampak krisis global, bagaimana stabilitas ekonomi akibat pemilu dan pergantian kabinet, dampak krisis energi dan sejumlah masalah lainnya.
ASOHI menyelenggarakan seminar nasional perunggasan ini secara berkesinambungan setiap tahun. Mengingkat topik seminar kali ini yang sangat spesifik, dalam seminar ini, panitia secara khusus mengundang Dr. Ir. Siswono Yudho Husodo yang akan menyampaikan materi mengenai Dampak Dalam Krisis Global dan Suhu Politik 2009 Terhadap Bisnis Perunggasan Indonesia.
Dr. Ir. Siswono Yudho Husodo adalah seorang pakar, praktisi bisnis sekaligus politisi berpengalaman. Beliau adalah Menteri Perumahan Rakyat (1998-1993), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (1993-1998), calon Wapres pada Pilpres 2004, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 1999-2004, Ketua Badan Pertimbangan HKTI (2004-sekarang), Komisaris PT Bangun Tjipta Sarana (1998-sekarang) dan berbagai pengalaman lain di forum nasional maupun internasional. Pengalaman dan pemikirannya akan membuat analisanya mengenai krisis global dan suhu politik sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis perunggasan.
Selain Siswono Yudho Husodo, seminar menghadirkan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Drh. Paulus Setiabudi, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Drh. Askam Sudin, Dewan Kode Etik Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Drh. Lukas Agus Sudibyo, Ketua Umum Pusat Informasi Pemasaran Unggas (Pinsar) Drh. Hartono. Seminar dibuka oleh Ketua Umum ASOHI Gani Haryanto.
Ketua Panitia Penyelenggara seminar yang juga Ketua Bidang Antar Lembaga ASOHI Drh. Suhandri mengharapkan seminar ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku bisnis, peneliti maupun aparat pemerintah, karena melalui seminar ini akan diperoleh berbagai informasi tentang perkembangan bisnis perunggasan 2008 dan prediksi 2009.
Bagi para pelaku bisnis perunggasan analisis yang disampaikan para pembicara diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi bisnis 2008 dan menyusun rencana bisnis 2009. Bagi para pakar dan akademisi, seminar ini diharapkan dapat menjadi masukan penting bagi mereka dalam melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut. Dan bagi kalangan birokrat baik dari pusat maupun daerah, seminar ini penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik.
Selain mengungkapkan perkembangan bisnis perunggasan Indonesia, diharapkan para pembicara seminar menyampaikan gagasan-gagasannya untuk perbaikan bisnis perunggasan di masa depan. Gagasan-gagasan tersebut dirangkum oleh tim perumus yang selanjutnya akan diteruskan kepada pihak yang terkait dalam waktu dekat. (Panitia/ YR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer