Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini denmark | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SUSUN ROADMAP PENGEMBANGAN SUSU ORGANIK INDONESIA

Kerja sama pengembangan susu organik Indonesia (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) bekerja sama dengan Pemerintah Denmark mengembangkan susu sapi organik di Indonesia. Kerja sama tersebut saat ini sedang dalam tahap penyusunan roadmap.

“Ini sebagai wujud komitmen pemerinta dalam pengembangan persusuan organik di Indonesia dan sebagai langkah awal dalam memenuhi kebutuhan susu organik kita lakukan penyusunan roadmap bekerja sama dengan Pemerintah Denmark,” kata Dirjen PKH, Nasrullah, melalui siaran persnya, Rabu (23/3/2022).

Ia menambahkan, roadmap pengembangan persusuan organik Indonesia berisi dari mulai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan menjadi pedoman dan acuan bersama dari masing-masing unit kerja terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Sasaran akhir dari pengembangan persusuan organik yakni terpenuhinya kebutuhan susu organik dalam negeri yang aman dikonsumsi, bernutrisi dan berkualitas baik, serta ramah lingkungan,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Tri Melasari, mengatakan bahwa roadmap ini disusun bersama Tim Expert Organik dari Denmark bersama Tim Champion Pengembangan Persusuan Organik Ditjen PKH, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini juga, sebagai tindak lanjut kemitraan antara Indonesia dan Denmark dalam kerja sama Strategic Sector Cooperation (SSC) dalam pengembangan persusuan organik.

Sementara Minister Counsellor Kedubes Denmark, Hanne Larsen, menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dalam rangka mendukung dan fokus membangun susu organik nasional.

“Kami berharap kesadaran masyarakat tentang produk organik dapat meningkat, melalui kerja sama SSC ini telah diadakan webinar sebanyak dua kali dan akan dilaksanakan upaya penyebaran informasi terkait manfaat konsumsi produk organik,” ungkap Larsen.

“Terciptanya kesadaran masyarakat akan kebutuhan produk organik lebih sehat dan berkualitas, akan menjadi potensi besar bagi pengembangan produk susu organik di Indonesia. Fokus susu organik ini telah menjadi bagian komitmen kami untuk membantu masyarakat seluruh dunia.”

Sebagai informasi, pelaksanaan Courtesy Meeting Kerjasama SSC Indonesia–Denmark sekaligus pembukaan rangkaian kegiatan penyusunan roadmap pengambangan persusuan organik Indonesia sebelumnya telah dilaksanakan di Kantor Pusat Kementan pada Senin (21/3/2022). Selanjutnya perwakilan dari Arla yakni perusahaan susu multinasional asal Denmark, hadir ke Indonesia guna menindaklanjuti LoI (Letter of Intent) atau surat kesedian yang telah ditandatangani di Denmark saat kunjungan Dirjen PKH ke Denmark pada November 2021 lalu. (INF)

LAGI, NUTRICELL KEMBALI EKSPOR PRODUKNYA KE BENUA BIRU !


Mentan SYL melepas kontainer milik PT Nutricell Pacific 
(Sumber : CR)


Selasa 15 Februari 2022 PT Nutricell Pacific kembali melepas ekspor produknya di Komplek Pergudangan Taman Tekno, Tangerang Selatan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, turut hadir meresmikan acara seremonial pelepasan ekspor tersebut. 

CEO PT Nutricell Pacific Suaedi Sunanto dalam sambutannya mengatakan bahwa ini adalah kesekian kalinya produk Nutricell berhasil menembus pasar dunia, dirinya pun menuturkan rasa bangga dan terima kasihnya terhadap semua pihak yang telah bekerja keras dalam mewujudkan hal tersebut.

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran ini, saya sadar bahwa semua ini adalah hasil kerja keras dari kita semua stakeholder, mudah - mudahan kami bisa terus berkontribusi untuk negeri ini melalui produk kami," tutur Suaedi.

Bicara soal angka, ekspor Nutricell kali ini berhasil menembus angka 1 juta euro dengan volume ekspor mencapai 13 metrik ton atau sekitar 16,3 miliar rupiah. Produk yang diekspor merupakan feed supplement Nutrifat Ca-84 yang beberapa waktu lalu juga berhasil menembus pasar Korea Selatan. Pada pelepasan ekspor di hari itu kontainer yang dilepas bernilai setengah miliar rupiah. 

Pada kesempatan yang sama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencapaian yang diraih Nutricell. Pria yang akrab disapa SYL tersebut juga menyampaikan bahwasanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2019 ternyata membawa berkah bagi produk - produk pertanian Indonesia. 

"Selama dua tahun pandemi Covid-19 ini melanda tanah air, produk ekspor hasil pertanian RI tetap memberikan kontribusi yang positif. Sektor pertanian tetap tumbuh sebesar 16,4 persen. Sektor lain turun bahkan minus. Ternyata tahun ini tembus Rp625 triliun ekspor kita," jelasnya. (CR)


STUDI BANDING PETERNAKAN SAPI PERAH ORGANIK DI DENMARK


Kawasan peternakan sapi organik di Kota Aarhus, Denmark (Foto: Lusia Kus Anna)

Delapan peternak sapi dari Indonesia terbang ke Denmark atas undangan PT Arla Indofood untuk mengikuti studi banding mengenai seluk beluk peternakan sapi perah organik dan konvensional yang berlangsung mulai tanggal 6 - 12 April 2019.

Denmark memang menjadi negara dengan jumlah peternakan sapi perah organik terbesar di dunia. Saat ini terdapat 300 peternak susu organik dengan standar sertifikasi yang ketat.

Menurut salah satu pemilik peternakan organik Laust Krejberg, para peternak susu organik di Denmak mengikuti tiga standar peternakan, yaitu yang ditetapkan oleh pemerintah Denmark, standar dari perserikatan Uni Eropa, dan juga standar dari Arla Foods, perusahaan susu internasional yang menampung hasil susu sapi tersebut.

 “Standar dari Arla lebih kompleks dan ditetapkan bersama oleh peternak susu lainnya. Seiring berjalannya waktu, terus dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu standar,” kata Krejberg ketika menerima tim peternak Indonesia di Aarhus, Denmark.

Berbeda dengan di Denmark, di Indonesia memang belum ada peternakan susu sapi organik. Bahkan, standar peternakan organik sendiri belum dibuat. Saat ini problem terbesar yang dihadapi peternak sapi perah di Indonesia adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan pakan yang berpengaruh pada rendahnya produksi susu.

Rata-rata produksi susu segar di tanah air 847.090 ton per tahun atau sekitar 21 persen dari kebutuhan susu tahun lalu yang mencapai 3,8 juta ton. Sisanya harus diimpor.

Itu sebabnya menurut Eva Marliyanti, ketua Koperasi Agro Niaga Jabung, Malang, Jawa Timur, mengembangkan peternakan sapi organik di Indonesia relatif sulit.

“Yang harus dibuat organik adalah pakan ternaknya dulu. Sapi-sapi itu juga harus dilepas dari kandang. Untuk peternakan di Indonesia belum memungkinkan karena lahan yang dimiliki peternak belum banyak,” kata Eva yang memiliki anggota 2.100 peternak ini. Di Denmark, satu hektar lahan bisa menghasilkan pakan untuk satu ekor sapi.

Sebagai perbandingan, di Indonesia satu hektar dibagi untuk 8 ekor sapi, sekitar 30 liter perhari. Jumlah itu sangat jauh jika dibandingkan dengan sapi perah di Denmark yang bisa menghasilkan rata-rata 38 liter untuk peternakan konvensional dan 33 liter di peternakan organik.

 “Saya rasa kita lebih perlu meningkatkan produktivitas susu baru melangkah ke peternakan organik,” ujarnya. (Sumber: kompas.com)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer