Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini LAGI-LAGI KOLIBASILOSIS | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

LAGI-LAGI KOLIBASILOSIS

Omphalitis pada DOC salah satu indikasi infeksi E. coli. (Sumber: Istimewa)

Peternak mana yang tidak tahu kolibasilosis? Mungkin semua peternak ayam terutama broiler di Indonesia sudah pasti pernah merasakan kerugian yang diakibatkannya. Walaupun sudah banyak peternak yang bisa dibilang well educated, namun masih saja peternak kerap kali merasakan kerugian yang berulang.

Tidak usah diberitahu lagi, peternak Indonesia mungkin sudah lebih jago daripada technical service, sales representative, atau semacamnya mengenai penyakit ini. Petugas kandang juga sudah kenyang dengan hal tersebut. Namun misteri mengapa ketika kasus kolibasilosis dapat terus “membunuh” peternak secara berulang memang tak pernah bisa diungkap. 

Si Oportunis dan Residivis
Bakteri Escherichia coli, atau biasa disingkat dan lazim disebut E. coli merupakan bakteri yang normal hidup pada saluran pencernaan dan normal terdapat banyak di lingkungan peternakan ayam. Bakteri yang serupa juga terdapat pada saluran pencernaan mahluk hidup lainnya termasuk manusia.

Sifat dari bakteri ini pun sebenaranya sebagai bakteri pembusuk yang membantu pencernaan. Meskipun kebanyakan non-patogen, namun beberapa diantaranya menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada berbagai mahluk hidup termasuk ayam.

Infeksi bakteri E. coli disebut kolibasilosis. Kolibasilosis pada ayam adalah penyakit lokal atau sistemik yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh E. coli, termasuk koliseptisemia, koligranuloma, air sac diseases, avian cellulites, swollen head syndrome, peritonitis salfingitis, osteomyelitis/synovitis, panophtalmitis dan omphalitis atau infeksi kantong kuning telur.

Bakteri ini juga dapat mencemari lingkungan. Biasanya mereka dapat ditemukan dalam litter, kotoran ayam, debu atau kotoran dalam kandang. Debu dalam kandang ayam dapat mengandung 105 sampai 106 E. coli/gram (Tabbu, 2000).

Keberadaan E. coli dalam air minum merupakan indikasi adanya pencemaran oleh feses. Dalam saluran pencernaan ayam normal, terdapat 10-15% bakteri E. coli patogen dari keseluruhan E. coli.

Anben et al. (2001), mengelompokkan E. coli yang bersifat patogen sesuai dengan gejala klinis yang ditimbulkan, antara lain penyebab diare, penyebab septisemia dan Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC). Galur APEC merupakan galur yang berhubungan dengan karakteristik penyakit kolibasilosis pada ayam.

Peradangan berupa perkejuan pada organ visceral akibat E. coli. (Sumber: Istimewa)

Menurut Drh Agustin Indrawati, staf pengajar mikrobiologi medis Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, menyatakan bahwa penyakit ini sesungguhnya benar-benar persoalan klasik yang tidak kunjung selesai. Hal ini juga berkaitan dengan praktik manajemen dalam beternak.

“Sifatnya memang bakteri normal di usus, tetapi ketika kondisi memungkinkan bagi mereka untuk menginfeksi, maka infeksi akan terjadi. Oleh karenanya peran manajemen sangat menentukan,” tutur Agustin.

Selain itu, yang lebih gawat lagi berdasarkan hasil penelitiannya, beberapa strain dari bakteri E. coli sudah mengalami resistensi terhadap beberapa jenis antimikroba. Tentu saja ini berbahaya bagi ternak, apalagi konsumen.

E. coli juga sering ditemukan pada produk daging ayam, kalau kebetulan E. coli-nya ternyata sudah kebal antimikroba, tidak dimasak sempurna, lalu termakan oleh manusia, dan kemudian manusia itu sakit, tentunya akan sulit mengeliminirnya, karenakan dia (E. coli) sudah kebal. Makanya masalah ini… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020 (CR)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer