Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini DINAMIKA PENYAKIT UNGGAS DI INDONESIA | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DINAMIKA PENYAKIT UNGGAS DI INDONESIA

Manajemen kesehatan pada peternakan harus kombinasi antara biosekuriti, vaksinasi dan medikasi. (Foto: Dok. Infovet)

Dapat diamati insidensi dari emerging disease pada hewan ternak dan manusia terus meningkat, hal ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya kontak antara hewan liar, hewan ternak dan manusia (Astill, 2018). Pun di Indonesia, beberapa penyakit yang sudah ada sejak beberapa dekade lalu bisa tetap dijumpai sekarang dengan tingkat insidensi yang semakin meningkat, sedangkan beberapa penyakit tetap menjadi endemik hingga saat ini. Pola berulang cenderung terjadi dan persistensi, tren penyakit yang paling banyak ditemui cenderung tidak berubah dari tahun ke tahun.

Iklim dan Globalisasi sebagai Faktor Utama Predisposisi
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dimana terbagi menjadi dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan yang ditandai dengan tingginya curah hujan menciptakan iklim yang kondusif termasuk bagi penyakit Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI) dan Infectious Bursal Disease (IBD). Temperatur dan suhu rendah mengakibatkan virus bertahan lebih lama dan meningkatkan resiko penyakit, sehingga pengendalian penyakit lebih sulit dilakukan (Mitchell, 2017).

Suhu yang rendah pun mengakibatkan ayam cenderung makan lebih banyak, minum lebih sedikit dan cenderung berkelompok untuk menghangatkan tubuhnya, dengan kata lain jarak yang dekat akan meningkatkan resiko transmisi penyakit.

Sebaliknya, suhu yang hangat akan menyebabkan virus sulit untuk bertahan, namun level kelembaban yang tinggi dapat memperparah masalah pernapasan dan penyakit enterik. Ayam pun cenderung untuk lebih sedikit makan dan lebih sering minum. Suhu yang ekstrem, baik dingin atau panas akan menyebabkan ayam stres, meningkatkan sensitivitas terhadap penyakit dan mempengaruhi performa produksi (Mitchell, 2017).

Perubahan iklim secara global turut mempengaruhi penyebaran suatu penyakit, seperti contohnya perubahan rute migrasi burung akibat berkurangnya sumber makanan dan air di rute normal sebelumnya. Pertemuan jenis burung yang berbeda diakibatkan perubahan migrasi ini pun menyebabkan resiko transmisi penyakit meningkat, contohnya dalam kasus penyebaran Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).

Namun di luar itu semua, Abolnik (2017) memandang jika penyebaran penyakit lebih disebabkan oleh faktor globalisasi, yaitu meningkatnya permintaan makanan yang diikuti dengan intensifikasi sistem produksi dan meningkatnya impor dan ekspor yang mengakibatkan seringkali lalu lintas menjadi tidak terkontrol.

Penyakit Viral
Pembahasan tren penyakit yang terjadi saat ini dan tahun mendatang, dapat dimulai dengan penyakit yang disebabkan oleh virus. Seringkali digolongkan sebagai... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2019).

Oleh: Drh Diptya Cinantya
Technical and Marketing Manager Hipra Indonesia

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer