Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Plastik Berperekat Aman Kemas Daging Kurban | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Plastik Berperekat Aman Kemas Daging Kurban

Kemasan berperekat dengan label untuk pengemasan daging kurban
yang aman dan informatif. (Foto: Dok. UGM)

Dalam mengemas daging kurban, masyarakat hampir selalu menggunakan kantong plastik terbuka (kresek) yang sangat rentan oleh kontaminasi bakteri. Oleh karena itu, agar kualitas daging tetap bagus dan awet, dapat dipilih beberapa alternatif pengemasan, salah satunya ialah pengemasan daging menggunakan plastik PA/PE berperekat (sealed plastic bag).

Hal tersebut diungkapkan oleh pakar Food Packaging Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Ir Endy Triyannanto.

“Kantong plastik berperekat merupakan pilihan yang aman, praktis, terjangkau, dan terlihat lebih menarik. Dengan perekat, daging dapat terhindar dari kontak langsung dengan sinar matahari, debu dan risiko tumpah pada waktu didistribusikan. Plastik PA/PE dan mesin sealer juga mudah didapatkan di pasaran,” ujar Endy dalam keterangan tertulis yang diterima Infovet, Selasa (21/8).

Endy menambahkan, kemasan daging akan lebih baik jika diberi label. “Label pada kemasan terlihat sederhana tetapi penting. Dalam label dapat dicantumkan nama masjid penyalur daging kurban, jenis daging, berat daging dan saran penyimpanan. Informasi ini akan meningkatkan fungsi kemasan,” tambah dosen lulusan Gangneung-Wonju National University ini.

Dosen di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fapet UGM itu menekankan untuk menghindari penggunaan plastik hasil daur ulang.  “Ketika membeli kantong plastik, selama tidak tertera simbol daur ulang dengan kode angka 1-7, sebaiknya dihindari karena sulit diketahui jenis dan asal produk. Kandungan berbahaya dalam plastik hasil daur ulang dapat berpindah ke makanan yang terkena panas dengan lama waktu dan temperatur tertentu, terutama makanan yang mengandung lemak. Plastik daur ulang tidak selalu berwarna hitam, tergantung dari pewarna yang digunakan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, angka 1 (PET) berarti Polyethylene Terephthalate, angka 2 (HDPE) berarti High-density Polyethylene, angka 3 (PVC) berarti Polyvinyl Chloride, angka 4 (LDPE) berarti Low Density Polyethylene, angka 5 (PP) berarti Polypropylene, angka 6 (PS) berarti Polystyrene dan angka 7 (other) berarti plastik kombinasi atau dari bahan plastik lain. “Untuk produk makanan atau minuman umumnya digunakan jenis PET atau PP,” katanya. 

Alternatif Lain
Selain plastik berperekat, Endy mengungkapkan bahwa terdapat dua alternatif lain pengemasan daging yang potensial untuk digunakan. “Pertama, kita dapat menggunakan kemasan vakum. Dengan pengemasan ini, kadar oksigen dapat dikurangi sehingga otomatis proses oksidasi berkurang. Proses ini efektif untuk mengurangi ketengikan daging,” kata Endy.

Kemasan vakum merupakan pilihan yang mudah dan terjangkau. Kantong plastik vakum berbahan baku PA/PE, dua lapis dengan bahan Polyamide/polyethylene dan mesin vakum sekarang mudah didapatkan di pasaran dengan harga terjangkau.

“Pilihan kedua ialah retort pouch, yaitu pengemasan dengan proses sterilisasi menggunakan plastik multi-layer,” tambahnya. Proses sterilisasi mikrobakteri hingga 121°C dapat mengawetkan daging olahan selama lebih dari satu tahun pada suhu ruangan.

Kendati demikian, Endy menyebut, pengemasan ini belum banyak berkembang di Indonesia. Namun, ia yakin teknik pengemasan ini prospeknya sangat bagus di Indonesia. “Teknik ini sangat sesuai digunakan untuk mengemas daging olahan yang akan disalurkan, seperti misal untuk ke daerah bencana. Transportasi bahan bernutrien tinggi sulit, sehingga retort pouch dapat menjadi solusi yang tepat,” tandasnya. (INF)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer