Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ESENSI KUADRAT


ESENSI KUADRAT

Orang bilang sejarah hanya terjadi sekali dan tak terulang lagi, namun ada yang bilang sejarah itu selalu berulang; ada pula yang bilang sejarah bergerak seperti bandul jam, ada pula yang bilang sejarah akan berulang dengan pengkuadratan esensi.

Apa yang tim kerja Infovet lakukan kunjungan ke beberapa perusahaan di Jakarta, menuju dalam perjalanan kunjungan Bandung ke dua perusahaan di sana bertemu dengan para pemimpin perusahaannya, lalu ke satu perusahaan di Bandung lain waktu, lalu dua hari kemudian ke Bogor bertemu dengan para mahasiswa dan dosen yang membicarakan polemik impor daging sapi dari brazil: semua mirip dan agak samar-samar merupakan pengulangan peristiwa beberapa kejadian yang sama pada masa-masa sebelumnya.

Mungkin karena memang tuntutan dan ritme kerja tim Infovet seperti itu, mungkin pula masalah kita suka menyederhanakan kesamaan-kesamaan; namun terkait dengan tugas-tugas Tim Infovet, memang begitulah polanya. Lalu dari perbincangan dengan narasumber maka Infovet menuliskannya untuk Anda semua, dilengkapi dengan berbagai referensi dan mengolah data dengan daya kritis redaksi. Sebagai contoh dalam meliput dan melaporkan tarik menarik kepentingan antara perusahaan pro impor daging sapi dari Brazil dengan berbagai masyarakat lain yang menolak. Bagi kami jelas dalam posisi netral sehingga sedapat mungkin menilai dan menuliskannya seobyektif mungkin.

Demikian juga obyektivitas kami terapkan dalam menerapkan berbagai wawancara dengan berbagai narasumber lain. Seperti kenyataan ada kesamaan-kesamaan memori dengan apa yang sudah kami lakukan dalam tugas-tugas kami, maka hal ini pun perwujudan dari konsistensi kami bersikap mengamati perkembangan yang terjadi. Barangkali muncul paradoks-paradoks dalam suatu penulisan, sebagaimana berjalannya suatu diskusi atau dialog. Hal ini tidak mengaburkan esensi suatu sikap bila kita menarik pandangan pada wilayah lebih luas dan dari jarak tertentu. Hal ini memungkinkan munculnya tulisan-tulisan baru terkait dengan tulisan sebelumnya.

Sebagaimana cita-cita yang secara signifikan terkait semua orang punya cita-cita, sedari kecil dapat berubah sesuai dengan perkembangan usia; dalam hal ini semakin memantapkan cita-cita bersama yang telah dibahas dan digodok untuk terus berkembang dengan visi dan misi awal tetap sama sampai kondisi terkini namun mungkin dengan pendekatan aksi yang berbeda guna berbuahnya pengkuadratan esensi, makna, sekaligus isi Majalah Infovet kesayangan kita.

Selamat membaca! Sukses bagi kita di Tahun 2008 ini dan siap menyongsong tahun baru nanti. (Yonathan Rahardjo)

TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI

TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI?


Fokus Infovet Nopember 2008


(( Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. Misalnya cuma 2 kali periode menang, sesungguhnya hasil usahanya lebih besar daripada nilai kekalahan yang 4 periodenya. ))


Kapasitas peternakan di Indonesia tidak banyak berubah, dengan kapasitas total sama dibanding tahun-tahun lalu. Adapun perbandingan antara peternakan yang baru dengan peternakan yang berhenti lebih banyak yang berhenti. Demikian Drh Arief Hidayat Technical Department PT Mensana Aneka Satwa.

Menurut Drh Arief, peternak yang bertahan, jumlah populasi ternaknya sudah di atas 50.000 ekor. Hal-hal yang menjadi kebutuhan utama peternakan berupa bibit, kandang dan tanah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, guna peternakan ayam petelur cukup mahal, apalagi peternakan pembibitan. Yang paling rendah permodalannya adalah peternakan broiler.

“Itupun, orang berpikir lebih suka membeli bekas peternakan yang tidak terpakai lagi, sebagai tangan kedua. Malah, kalau bisa jangan membeli, namun lebih baik menyewa. Yang dari awal investasi, jarang, karena banyak terhambat resesi global. Yang penting bagi mereka, harga produk terjangkau,” papar Arief Hidayat.

Dokter hewan yang banyak berpengalaman di bidang perbibitan selama 13 tahun dan di PT Primatama Karya Persada selama 7 tahun ini mengatakan cara mempertahankan eksistensi peternakan ini adalah menjaga aset-aset peternakan supaya jangan sampai hilang. Yang paling banyak pasang surut adalah usaha peternakan ayam pedaging (broiler). Para pelaku bisnis peternakan broiler rata-rata dengan menyewa kandang, bukan sebagai pemilik kandang.


Pelayanan ke Peternakan

Dalam melayani peternak, yang dilakukan Tim PT Mensana Aneka Satwa, menurut Drh Arief antara lain kunjungan rutin dan pelatihan-pelatihan, diberlangsungkannya bulan promosi, dan lebih menekankan pada unsur pendidikan dan lebih percaya kepada diri sendiri. Sebagai contoh, kata Drh Arief, tanpa menyebut nama produk obat, peternak tetap dididik dan mengerti obat yang dimaksud.

Menurut Technical Service PT Medion pada 1982-1983 ini, ia merasakan pendidikan untuk disiplin bekerja di perusahaan ini dan kini ia terapkan di perusahaan yang sekarang.

Di era kemitraan ini, pemimpin di PT Mensana Aneka Satwa yang jumlah cabangnya di Indonesia mencapai jumlah 25 cabang mengatakan memang banyak perusahaan obat hewan yang mengalami cukup hambatan untuk masuk ke peternakan yang bukan satu grup kemitraan. Namun baginya, hal ini tidak menjadi hambatan.

Sebagai contoh, sebagai mantan karyawan PT Japfa Comfeed, Drh Arief Hidayat terhitung familiar dengan para peternak yang mnenjadi anggota kemitraan perusahaan nasional ini. Malah peternak pun berkata, “Coba dari dulu ke sini,” mengungkapkan penerimaan terhadap kehadirannya sekarang dalam hal teknis kesehatan hewan PT Mensana Aneka Satwa.

Sementara ihwal campur tangan dinas peternakan, sejauh ini Drh Arief merasakannya: tidak ada. Adapun banyak peternak yang merahasiakan akses peternakannya. Dokter hewan yang masuk FKH IPB pada 1978 ini mengatakan kelemahan-kelemahan peternakan ayam pedaging adalah masalah manajemen atau pengelolaan.


Tidak Ada Ceritanya Peternak Broiler Rugi

“Peternak, rata-rata tidak begitu mempedulikan manajemen pemanas. Juga tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya ayam 3-5 tahun yang lalu berbeda dari ayam yang sekarang,” ujar angkatan 15 di FKH IPB ini. Bila pada pertumbuhan ayam umur seminggu mencapai pertumbuhan optimal, maka selanjutnya tinggal mengisi yang lain-lain.

Dalam perhitungan keuangan kas dan investasi, menurut Drh Arief, belum banyak yang membedakan perhitungan-perhitungan penyusutan, perhitungan harga pakan dan konversi pakan, serta harga ayam pedagingnya. Sampai saat ini hal-hal semacam ini masih menjadi pola pikir peternakan.

Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. Bila misalnya 2 kali periode kalah, maka 4 kali periodenya menang. Bila 4 kali periodenya menang, 2 kali periodenya menang. Namun, sesungguhnya, meskipun cuma 2 kali periode menang, hasil usahanya lebih bear daripada nilai kekalahan yang 4 periodenya.

Dalam setahun tidak ada ceritanya peternakan broiler rugi. Perhitungan usaha ayam pedaging itu berbeda dengan usaha ayam petelur. Dengan investasi yang sama dengan usaha ayam pedaging, keuntungan bisnis ayam petelur adalah 10% dari untungnya broiler. Setiap tahun kita selalu mendengar keluhan peternak yang merasa rugi. Namun kalau untung sejatinya peternak tidak pernah omong. “Biasa, masalah klasik sejak jaman dulu,” kata Drh Arief.

Untuk memasyarakatkan kepedulian kepada peternakan dan peternakan ini, Drh Arief Hidayat mengaku dengan adanya Rubrik di Infovet “Solusi Peternak Handal” yang diasuh PT Mensana Aneka Satwa, namanya menjadi banyak dikenal dan peternak lebih banyak membaca. “Infovet banyak membantu, dan peternak lebih senang terhadap materinya,” kata Drh Arief.


Filosofi Peternak Ayam

Bagi Drh Arief Hidayat, yang sangat perlu dihayati adalah filosofi peternak ayam. Bahwa sesungguhnya, pekerjaan peternakan adalah pekerjaan sehari 24 jam dan seminggu 7 hari. Dengan filosofi ini, bila kita betul suka ayam, maka kita akan berpikir seperti ayam; sehingga kita empati dengan kondisi ayam dan selalu membuat ayam nyaman di dalam kandang. Bila sudah nyaman dalam kandang maka hal-hal lain yang tidak dibutuhkan tidak akan lagi mengganggu.

Drh Arief mempunyai pengalaman bersama seorang pimpinannya yang berpikir sangat sistematis bertanya secara perhitungan matematika mestinya ayam itu menghasilkan produksi terbaik. “Namun, mengapa kenyataannya kok lain?” tanya pimpinannya itu.

Dokter hewan alumnus FKH IPB ini pun menjelaskan bahwa ayam merupakan makhluk hidup, ada faktor X yang tidak kita ketahui. Yang kedua adalah mengelola ayam merupakan suatu sening, bukan ilmu matematika. “Ada yang tidak bisa kita kendalikan,” Arief Hidayat mengingatkan.

Drh Arief mengatakan soal kontribusi strain (bangsa) ayam. Dengan 7 strain yang dibeli oleh peternak broiler saat ini, menurutnya hal ini sudah tepat tepat. Masalahnya, katanya, bibit adalah tetap bibit; sedangkan strain tetaplah strain. Yang penting adalah bagaimana mengelolanya, sejak dari Grand Parent Stock yang menentukan genetik strainnya. Selanjutnya dari sini akan muncul bibit ternak yang baik-baik.

Kontribusi pada performan atau penampilan ayamnya, biaya bibit berperan 12% dari keseluruhan performan ayam; biaya tata laksana adalah 12 persen; biaya kesehatan (obat-obatan) sebesar 6%; dan biaya pakan paling banyak yaitu sejumlah 70 persen. (YR)

PINTU MASUK YANG SANGAT KUAT


PINTU MASUK YANG SANGAT KUAT


Ruang Redaksi Infovet Nopember 2008

Saat ini, peternakan digerakkan oleh bisnis agro kelapa sawit, kopi, coklat di mana Oktober harga sangat bagus. Tahun depan harga kopi, sawit, karet sangat turun, mempengaruhi produk impor-ekspor di negara maju. Tidak bisa naik sulit tahun depan. Ekspansi ke luar Jawa. Vaksinasi banyak di luar Jawa.

Tahun ini produsen ayam membatasi jumlah produk DOC, supaya harga bertahan. Pengaruhnya, perkembangan peternakan pun pada populasinya agak terhambat yang dikhawatirkan pelaku peternakan akan mengalami kesulitan.

Sementara itu Indonesia begitu gampang kena dampak luar negeri. Bila bursa efek di luar negeri naik, di Indonesia masih sulit. Kemungkinan besar di tahun depan harga minyak bumi turun, harga jagung sekarang tinggal Rp 2500 per kilogram. Di bawah itu mungkin setiap keadaan positif dan negatif. Tahun depan harga ini diperkirakan turun, di mana harga jagung sangat bagus di pertengahan tahun. Hal ini terkait beberapa petani yang semula mengelola perkebunan tebu beralih ke perkebunan jagung, harga jagung pun bisa turun.

Sesungguhnya biaya pakan untuk proses produksi sekarang lebih tinggi daripada 70 persen. Sedangkan biaya obat-obatan tidak pernah naik, malah sekarang persentasenya menjadi lebih kecil. Perbandingan jumlah vaksin dan obat-obatan (Rp 300) dibanding biaya BEP/Titik Balik Modal (Rp 13.000) sesungguhnyalah ketemu tinggal 2,5 %. Padahal dulunya adalah 6-7 persen dan mengakibatkan biaya pakan naik.

Kalau berpikir positif, dampak total produksi tidaklah sehebat dulu di mana efek terhadap performan bisa sangat berarti. Di sinilah kita masuk dalam pembahasan terhadap upaya peternak tetap menjaga perlakuan obat-obatan (kesehatan hewan) terhadap peternakannya.

Ketika Infovet kali ini memfokuskan pembahasan pada manajemen Broiler, di sinilah kita mempertimbangkan pengaruh-pengaruh pemikiran tersebut di atas. Peternakan tak pernah lepas dari perhitungan-perhitungan usaha semacam itu.

Dalam perhitungan obat-obatan untuk ayam broiler, biaya vaksinasi sangat diperhitungkan. Penyakit-penyakit yang wajib dicegah divaksinasi adalah Gumboro, ND dan Mareks. Maka pelaku bisnis obat hewan menyediakan tiga vaksin wajib ini. Vaksinasi Mareks dilakukan di pembibitan, sedangkan selanjutnya di peternakan dilakukan vaksinasi ND dan Gumboro.

Pada anak ayam umur sehari, vaksinasi dengan ND Kill+Gumboro+spray. Di sini perlu diperhitungkan ongkos vaksinasi dan sanitasi yang relatif tinggi.Pada ayam yang dipelihara sampai usia panen 30 hari, vaksinasi di Hatchery (penetasan telur) sudahlah cukup. Lalu pada ayam yang dipanen hingga di bawah 35 hari, vaksinasi ND (misal dengan vaksin live) dan IB. Pada ayam yang dipanen pada umur 42 hari, ulangan vaksinasi ND dilakukan pada ayam umur 18. Adapun vaksinasi Gumboro di penetasan atau anak ayam umur sehari tidaklah diulang.

Kantung-kantung peternakan ayam pedaging di Indonesia sejatinya lebih merata dan menyebar dibanding kantung-kantung peternakan ayam petelur. Hal ini mengingat pengelolaan ayam pedaging lebih mudah dan makan biaya lebih murah. Katakanlah kantung broiler di Jawa Barat misalnya menyebar hampir di semua wilayahnya.

Sebutlah wilayah Priangan, Tasikmalaya, Tangerang dan Bogor. Sedangkan kantung peternakan misalnya di Serang. Kantung layer lain yang terkenal adalah di Jawa Timur yaitu di Blitar dan Pare. Di Kalimantan misalnya di Banjarmasin, sedangkan di Sulawesi kita temui di Makassar.

Demikianlah, perbincangan Infovet dengan Drh Edy Purwoko Country Manager Ceva Animal Health Indonesia di atas menjadi pintu masuk yang sangat kuat bagi kita untuk memahami sisi pemeliharaan ayam pedaging mulai dari bibit, yang kesemuanya diperkuat dengan tulisan-tulisan di Rubrik Fokus. Dan wawasan pun diwarnai dengan rubrik-rubrik lain yang juga selalu menarik. Selamat membaca! (Yonathan Rahardjo)

SINAR X UNTUK KEDOKTERAN HEWAN

SINAR X UNTUK KEDOKTERAN HEWAN

Info Iptek Infovet 160 September 2008


(( KIVNAS X (Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional X PDHI 2008) yang dilaksanakan di IPB International Convention Center (IICC) di Bogor pada 19 Agustus sampai dengan 22 Agustus 2008 di antaranya mempresemntasikan pemanfaatan radiografi sebagai sarana diagnostik penunjang dalam dunia kedokteran hewan yang aman bagi hewan, manusia dan lingkungan. ))

M. Fakhrul Ulum dan Deni Noviana dari Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa Radiografi merupakan sarana penunjang diagnostik yang sudah berkembang pesat baik didunia kedokteran manusia maupun dalam dunia kedokteran hewan yang bertujuan untuk kesejahteraan.

Menurut ilmuwan tersebut, pemanfaatan sinar-x dalam radiodiagnostik dunia kedokteran hewan sangat menunjang dalam penegakkan diagnosa. Secara tidak langsung hal ini akan memberikan kontribusi radiasi yang berasal dari sumber radiasi buatan terhadap pasien.

Kontribusi radiasi buatan akan menimbulkan efek biologis yang secara langsung atau tidak langsung akan diderita oleh penerima radiasi. Pemanfaatan radiasi yang semena-mena tanpa memperhatikan bahayanya sangat merugikan pada banyak pihak yang ikut andil dalam radiogafi.

Selanjutnya, kata M. Fakhrul Ulum dan Deni Noviana, pemanfaatan radiasi di Indonesia diawasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Oleh karena itu, maka pemanfaatan sinar-x sebagai radiodiagnostik bidang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif serta Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja dengan Radiasi.

“Dengan demikian segala sesuatu berkaitan pemanfaatan radiasi untuk radiodiagnostik harus dilakukan dengan arif dan bijaksana yang aman baik bagi hewan, manusia dan lingkungan,” kata dua ilmuwan itu.

M. Fakhrul Ulum dan Deni Noviana bermaksud sosialisasi pemanfaatan sinar-x sebagai sarana diagnosa penunjang (radiodiagnostik) dalam dunia kedokteran hewan yang aman baik bagi hewan, manusia dan lingkungan.

Sejarah Sinar X

Sinar-x ditemukan oleh ahli fisika Jerman yang bernama Wilhelm Conrad Roentgen pada 8 November 1895, sehingga sinar-x ini juga disebut Sinar Roentgen.

Perkembangan Roentgen di Indonesia dimulai oleh Dr. Max Herman Knoch seorang ahli radiologi berkebangsaan Belanda yang bekerja sebagai dokter tentara di Jakarta. Pemanfaatan sinar-x ini terus berkembang dari tahun ke tahun dan sudah banyak dimanfaatkan dalam dunia kedokteran hewan sebagai sarana penunjang diagnosa.

Radiasi Ionisasi

Sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton sebagai gelombang listrik sekaligus gelombang magnit. Energi sinar-x relative besar sehingga memiliki daya tembus yang tinggi. Sinar-x tebagi atas 2 (dua) bentuk yaitu sinar-x karakteristik dan sinar-x brehmsstrahlung.

Proses terbentuknya sinar-x diawali dengan adanya pemberian arus pada kumparan filament pada tabung sinar-x sehingga akan terbentuk awan elektron. Pemberian beda tegangan selanjutnya akan menggerakkan awan elektron dari katoda menumbuk target di anoda sehingga terbentuklah sinar-x karakteristik dan sinar-x brehmsstrahlung.

Sinar-x yang dihasilkan keluar dan jika beinteraksi dengan materi dapat menyebabkan beberapa hal diantaranya adalah efek foto listrik, efek hamburan Compton dan efek terbentuknya elektron berpasangan. Ketiga efek ini didasarkan pada tingkat radiasi yang berinteraksi dengan materi secara berurutan dari paling rendah hingga paling tinggi. Radiasi ionisasi akan mengakibatkan efek biologi radiasi yang dapat terjadi secara langsung ataupun secara tidak langsung.

Bahaya Efek Biologis Radiasi

Disamping sinar-x memiliki nilai positif juga memiliki nilai negatif secara biologis. Efek biologis berdasarkan jenis sel yaitu efek genetik dan efek somatik. Efek genetik terjadi pada sel genetik yang akan diturunkan pada keturunan individu yang terpapar. Sedangkan efek somatik akan diderita oleh individu yang terpapar radiasi.

Apabila ditinjau dari segi dosis radiasi, efek radiasi dapat dibedakan berupa efek stokastik dan deterministik (non stokastik). Efek stokastik adalah peluang efek akibat paparan sinar-x yang timbul setelah rentang waktu tertentu tanpa adanya batas ambang dosis.

Sedangkan efek deterministik (non stokastik) merupakan efek yang langsung terjadi apabila paparan sinar-x melebihi ambang batas dosis dimana tingkat keparahan bergantung pada dosis radiasi yang diterima. Dosis radiasi bersifat akumulatif sehingga dosis paparan yang diterima akan bertambah seiring dengan frekuensi radiasi yang mengenahinya.

Keselamatan Radiasi dalam Radiodiagnostik

Keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pasien (hewan), pekerja (operator, dokter hewan, paramedis), anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Radiodiagnostik merupakan kegiatan yang memanfaatkan energi (sinar-x/foton) untuk tujuan diagnosis berdasarkan panduan Radiologi.

Syarat proteksi radiasi dalam pemanfaatan sinar-x sebagai sarana penunjang diagnosa radiodiagnostik harus memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah (1) justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir, (2) limitasi dosis dan (3) optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi.

Justifikasi didasarkan pada manfaat yang diperoleh lebih besar dari resiko yang timbul. Limitasi dosis ditentukan oleh BAPETEN dan tidak boleh dilampaui atau disebut dengan Nilai Batas Dosis (NBD). NBD adalah dosis terbesar yang dapat diterima dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik akibat pemanfaatan tenaga nuklir.

“Optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus diupayakan agar dosis yang diterima serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi,” kata dua ilmuwan itu.

Tindakan Keselamatan Radiasi Radiodiagnostik

Keselamatan pasien dilakukan dengan meminimalisasi dosis paparan. Tindakan dilakukan dengan cara memperkecil luas permukaan paparan, mempersingkat waktu paparan, menggunakan filter dan menggunakan tehnik radiografi dengan memanfaatkan kV tinggi.

Keselamatan operator (dokter hewan) terhadap paparan radiasi dilakukan dengan melakukan radiografi dalam jarak sejauh mungkin dari sumber sinar-x, menggunakan sarana proteksi radiasi (apron Pb, sarung tangan Pb, kaca mata Pb, pelindung tiroid Pb dan alat ukur radiasi) serta mempersingkat waktu radiasi.

Keselamatan lingkungan terhadap bahaya radiasi dilakukan dengan merencanakan desain ruang radiografi yang aman baik bagi pasien, operator dan lingkungan. Melapisi ruangan dengan Pb dan memperhitungkan beban kerja ruangan terhadap sinar-x yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Yang Harus Diperhatikan

Pemanfaatan sinar-x sebagai sarana diagnostik penunjang penegakkan diagnosa. “Harus memperhatikan efek biologis negatif dalam radiografi sehingga pemanfaatan sinar-x menjadi aman baik bagi hewan manusia dan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata M. Fakhrul Ulum dan Deni Noviana mengakhiri bahasannya. (KIVNAS/ YR)

TERKAIT MISI DAN VISI KITA

TERKAIT MISI DAN VISI KITA


Ruang Redaksi Infovet 171 Oktober 2008

Terkait perpindahan kantor Infovet ke alamat baru per 1 Nopember 2008, Segenap Pimpinan dan Staf Majalah Infovet PT Gallus Indonesia Utama pun menyampaikan informasi, “Syukur kepada Tuhan YME atas kemajuan kami sehingga kami mampu memiliki dan pindah ke gedung dan bangunan sendiri. Segala keperluan dengan Majalah Infovet dan PT Gallus Indonesia Utama per 1 November 2008 akan dialihkan ke alamat baru di Jalan Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan.”

Terkait kasus Rabies, Dr Drh Tri Satya Putri Naipospos ahli Indonesia yang bekerja di Badan Kesehatan Dunia di Thailand menyatakan, “Meski Rabies cuma satu diantara beribu masalah di tanah air dan tidak banyak yang bisa diharapkan menjelang Pemilu 2009 kasus ini juga perlu dicermati untuk kesiapsiagaan antara lain dengan melindungi Vaksinator rabies di lapangan.”

Terkait vaksin Rabies, Drh Lukas Agus Sudibyo Direktur Pemasaran PT Romindo Primavetcom menuturkan,” Pengalaman saya sekitar pertengahan tahun 1979, saya tidak bisa bayangkan seandainya saya tidak membawa bangkai kucing tadi ke BPPH Medan untuk diperiksa,… Juga apa jadinya kalau kita tidak punya koneksi untuk mendapatkan vaksin Rabies untuk manusia."

Terkait vaksin Anthraks, dalam suatu kesempatan Dr Drh Soeripto MVS dari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor yang karyanya diakui dunia internasional bahkan hak paten internasional berkata, “Siapa mau buat vaksin Anthraks? Jual ke Amerika, kalau berkualitas kemungkinan besar dibeli. Amerika sudah mencoba membuat dengan dana yang besar, tetapi belum berhasil.”

Terkait vaksin EDS, dalam suatu kesempatan Drh Nanik Sianita Widjaja dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya menyatakan, “Perlu dipikirkan kemungkinan membuat antigen EDS' 76 yang dapat membedakan antara antibodi akibat vaksinasi ataukah terinfeksi virus EDS'76.”

Terkait mahalnya harga ayam, dalam suatu kesempatan Drh Suhartono dari PT Japfa Comfeed Makassar mengungkap, “Untuk memproduksi daging ayam 1 kg di Indonesia, biaya nya masih lebih mahal bila dibandingkan dengan negara lain seperti USA, Brazil, dan lain-lain. Mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai."

Terkait daging busuk, dalam suatu kesempatan Dr Drh Denny Lukman MSc pakar Kesmavet dari FKH menyampaikan, “Dari aspek kesmavet, daging "sampah" ini sangat tidak layak dikonsumsi manusia, mengingat daging tersebut sudah dibuang, bersatu dengan sampah lain, dan kemungkinan terjadi proses pembusukan/kerusakan yang menjadikan daging tidak layak dan bahkan memungkinkan mengganggu kesehatan konsumen.”

Terkait harga produksi asal ternak pada Lebaran 2008, Ketua Gabungan Organisasi Peternakan Ayam Nasional (GOPAN) Ir Tri Hardiyanto menuturkan, “Akhir-akhir ini harga produk itu melambung hingga lebih dari Rp5.000 per kg. Harga DOC stabil di level tinggi akhir-akhir ini. Ini tren musiman, kalau mau libur permintaan naik, selesai libur baru turun lagi. Naik lagi nanti kalau menjelang Lebaran. Kami berharap turunnya tidak banyak."

Terkait Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri 2008, Segenap Pimpinan dan Staf Majalah Infovet PY Gallus Indonesia Utama menyampaikan ucapan kepada Umat Muslim yang merayakannya, “Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Batin.”

Selanjutnya dengan semangat kembali ke fitrah, “Mari melangkah mantap dengan visi dan misi yang kita pegang teguh di dunia kesehatan hewan dan peternakan untuk kesejahteraan lahir batin umat manusia.” (Yonathan Rahardjo)

Mengapa Harga Ayam Mahal?

Mengapa Harga Ayam Mahal?

Ekonomi Bisnis Infovet 171 Oktober 2008

(( Harga produksi ayam kita lebih mahal dibanding negara-negara lain, kita perlu mengupayakan langkah-langkah koreksi. ))


Untuk memproduksi daging ayam 1 kg di Indonesia, biaya nya masih lebih mahal bila dibandingkan dengan negara lain seperti USA, Brazil, dan lain-lain. Demikian Drh Suhartono dari PT Japfa Comfeed di Makasar mengatakan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai.

Suhartono mengungkap perbandingan ongkos produksi broiler Dolar Amerika/kg: Belanda0.98 USD/kg, India 0.60, France 0.99, England 1.05, USA 0.62, Brazil 0.58 USD/kg. Kata Suhartono, "Kalau sekarang harga broiler Rp. 11,000 kan berarti per ekor ayam kira-kira 1.2 USD/kg."

Menurut Drh Andhi Trapsilo, penyebab harga ayam mahal ini karena biaya produksinya sudah tinggi, di mana mencakup harga bibit, obat-obatan, dan pakan. Juga didorong oleh tingginya permintaan konsumen apalagi pada saat menjelang lebaran seperti ini pasti harga mahal sekali. Di sisi lain pasti juga akan menguntungkan bagi para peternak.

Harga jual ayam ini, "Tergantung pada mekanisme pasar. Pedagang tergantung harga penunjangnya, mobilitas, atau kalau mau cepat kaya. Pedagang-pedagang yang lain tergantung harga minyak dunia serta komoditas penunjangnya," katanarasumber berinisial Galiman.

Harga pakan dan obat sudah tidak dapat dipungkiri, "Memang sudah standartnya seperti itu, mau tidak mau peternak tetap harus mengeluarkan isi kantong untuk memenuhi kebutuhan ternak ayamny berupa pakan dan obat," kata Yadi Cahyadi Sutanto.

Dalam hal inilah peternak yang menentukan biaya operasional peternakannya, tuturnya, "Perlu kecerdikan dan sedikit intuisi yang tajam dalam mencari celah supaya peternakannya tetap berjalan baik, ternak sehat, tetapi tidak terlalu banyak menguras isi kantong."

Pada suatu kesempatan dalam beberapa bulan Yadi Cahyadi Sutanto melakukan penelitian dengan hewan coba ayam -layer lebih tepatnya-. "Menurut pemikiran saya peternaklah yang cukup memiliki andil dalam penentuan harga ayam," katanya.

Yadi menambahkan, "Ada satu pengalaman yang pernah saya dengar dari seorang senior di kampus saya tentang bagaimana beliau mengakali pemakaian litter supaya bisa tetap
berhemat dan memang dari caranya tersebut beliau bisa benar-benar mengurangi
biaya operasional."

Peternak perlu menganalisa sendiri, "Bagaimana perkembangan manajemen peternakannya, karena pada dasarnya ternak seperti halnya manusia juga membutuhkan pakan dan beberapa obat tertentu supaya bisa tetap hidup dan berkembang," tutur Ahmaraning Wahyu dari FKH Universitas Airlangga seraya menuturkan yang paling menyebabkan harga mahal yang paling tepat mungkin Pemerintah dan Konglomerasi yang sudah mengarah ke Kartel.

Adapun Veronica Umboh mengungkap harga ayam mahal jelas karena skenario global para kaum modal. "Jika saja daya serap pasar lemah sudah pasti akan terkoreksi dengan sendirinya. Namun demikian jika memang komoditi itu sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern, sangat sulit harga untuk turun secara signifikan. Berdoalah saja agar petani jagung dan padi merasakan dampak positif dari naiknya harga ayam," tutur Veronica.

Adapun narasumber lain Junta Emilia Sondakh mengungkap harusnya kita bergembira ria, karena para peternak bisa mendapatkan laba untuk menyambung usaha dan membesarkan skala usahanya. "Harus kita terima dan syukuri. Lebih baik mahal dari pada murah, tapi peternak bangkrut," katanya.

Sesuai hukum ekonomi, "Harga pasar ditentukan oleh perbandingan ketersediaan barang dan tuntutan pasar. Kalau banyak peternak gulung tikar karena ada flu burung trus ayam-ayam dimusnahkan, pakan, obat dan transportasi mahal. Lalu ada rentenir dan tengkulak beli ayam yang masih muda terus digelonggongin, maka di pasar harga ayam jadi mahal," papar Drh Silfiana Ganda Kesuma.

Drh Suhartono kembali mengingatkan bahwa mahal bukan nilai uangnya kita membeli mahal, tetapi semata atas perbandingan yang tidak sesuai. Maka untuk ke depannya, kita selalu butuh data yang selalu diperbarui, dan langkah-langkah koreksi di semua lini. (dokter_hewan/ YR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer