Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ASOHI Selenggarakan Pelatihan Registration Officer

Bertempat di Hotel Menara Peninsula, Selasa 26 Juni 2007 diselenggarakan pelatihan Registration Officer Obat Hewan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) bekerjasama dengan Subdit Pengawasan Obat Hewan, Ditkeswan, Deptan. Acara ini diikuti puluhan peserta perwakilan dari berbagai perusahaan obat hewan di Indonesia.
Menurut Ketua Panitia Drh Ketut Satia Budi Dharma, pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ruang lingkup registrasi di bidang obat hewan terutama bagi para aparatur yang menangani kegiatan dibidang pendaftaran obat hewan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: 02/Kpts/LB.450/F/03/06 tentang Prosedur Tetap Permohonan Pendaftaran Obat Hewan.
Pelatihan ini sangat diperlukan dan sangat penting karena dalam perjalanannya masih banyak hal yang perlu diperhatikan terutama dalam hal teknis dan kelengkapan data dalam proses pendaftaran obat hewan yang merupakan salah satu syarat agar obat hewan dapat beredar di lapangan.
”Kami harapkan agar melalui Pelatihan ini terjadi peningkatan kemampuan para petugas registrasi dalam mengisi dokumen pendaftaran sehingga proses registrasi dapat berjalan lebih lancar,” ujar Drh Ketut Satia.
Materi yang penting dari pelatihan ini diantaranya adalah Alur Registrasi Obat Hewan, Kelengkapan dokumen registrasi, Penjelasan Tiap Lembar Formulir Registrasi dari tiap kelompok sediaan (Biologik, Farmasetik, Premik dan Alami) dan disertai Simulasi Pengisian Formulir. Seluruh peserta mengikuti keseluruhan acara dengan antusias dan menyerap manfaat luar biasa dari pelatihan ini. (wan)

DEGUSSA KUNJUNGI PT SINTA PRIMA FEEDMILL

Pada 13 Juli 2007 lalu PT Sinta Prima Feedmill dengan gembira menerima wakil-wakil dari Degussa Feed Additivies untuk mengunjungi dan melihat langsung dari dekat proses produksi pabrik pakan PT Sinta Prima Feedmill di Cileungsi, Bogor yang merupakan produsen pakan unggas dan ikan terkemuka di Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelatihan internal Departemen Pemasaran Degussa Feed Additives di Jakarta dari tanggal 9-13 Juli 2007.
Degussa Feed Additives merupakan salah satu produsen asam amino sintetis yang terbesar di dunia dengan kantor cabang di lebih dari 100 negara. Delegasi Degussa yang berkunjung ke PT Sinta Prima Feedmill dipimpin oleh Clare Torralba selaku Regional Business Director di Asia beserta perwakilan dari berbagai negara seperti Jerman, Denmark, Jepang, Korea, Thailand, Filipina, Vietnam, India, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Dr Alfred Petri, Direktur Marketing Degussa Feed Additives dari Jerman menyatakan salut pada PT Sinta Prima Feedmill atas penataan lingkungan pabrik yang begitu baik serta sanitasi yang bersih hingga memenuhi standar kualitas dalam pembuatan pakan ternak. Komentar serupa juga dikemukakan oleh para delegasi dari Australia, Korea dan lainnya dimana lingkungan pabrik yang bersih merupakan hasil dari kontrol manajemen yang baik dan terarah.
Ibu Candra Yanuartin, selaku Direktur PT Sinta Prima Feedmill, mengatakan bahwa kunjungan dari Degussa memberikan masukan dan perbandingan feedmill dari berbagai negara sehingga dapat membuka wawasan bagi para manajer PT Sinta Prima Feedmill yang hadir dalam acara tersebut.
Kerjasama antara PT. Sinta Prima Feedmill dan Degussa Feed Additives telah berlangsung sangat baik sehingga diharapkan dapat terus berkembang dan memberi manfaat bagi kedua belah pihak. (wan)

FKH Unair Luncurkan Program Diploma Kesehatan Ternak Perunggasan

Seiring dengan perkembangan teknologi, industri perunggasan di era globalisasi ini perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai agar diperoleh suatu hasil yang optimal. Untuk itu diperlukan tenaga ahli dan tenaga profesional yang terampil dan siap pakai di bidang perunggasan, khususnya pada lapisan tengah.
Hal itu disampaikan Dr Drh CA Nidom MS kepada Infovet usai peluncuran program studi diploma (D3) Kesehatan Ternak Terpadu Minat Perunggasan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Menurutnya tujuan dibukanya program studi ini untuk menghasilkan tenaga ahli madya yang cakap dan cekatan, tanggap dan trampil dalam menghadapi berbagai permasalahan perunggasan maupun perkembangan ilmu dan teknologi seperti dibidang usaha pembibitan, pakan ternak, budidaya, rumah potong unggas, obat-obatan, vaksin dan teknologi hasil ternak (pasca panen).
Ia juga menjelaskan bahwa sistem pendidikan program studi ini menganut Sistem Kredit Semester. Lama pendidikan 6 semester (3 tahun) dan jumlah SKS yang harus dicapai adalah 110 SKS, meliputi 40% teori dan 60% praktikum/praktek kerja lapangan dan setelah menyelesaikan perkuliahan berhak menyandang gelar Ahli Madya (A.Md).
Lebih lanjut, Staff Pengajar dan Sarana Pendidikannya adalah dosen Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan dosen tamu dari berbagai instansi dan industri yang terkait yang menjadi mitra Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Semua sarana yang dimiliki oleh FKH Unair dapat digunakan oleh mahasiswa D3 Perunggasan.
Mengenai lapangan pekerjaan lulusan program studi ini dapat langsung bekerja pada institusi yang sudah mempunyai kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan atau sesuai dengan keinginan sendiri. Institusi yang dapat menerima lulusan D3 Perunggasan meliputi : breeding farm, farm komersial, karantina hewan, dinas peternakan atau yang terkait, rumah potong unggas, perusahaan) pakan ternak, obat-obatan, vaksin, makanan olahan) dan wirausaha.
Persyaratan dan Cara Pendaftarannya cukup mudah, minimal lulusan SLTA dan yang sederajat (Snakma, STM dll) dan calon harus datang sendiri dengan membawa satu lembar fotocopy ijazah dan dua lembar foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm. Pendaftaran dilaksanakan pada hari kerja tanggal: 06-10 Agustus 2007 Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB bertempat di Gedung Serbaguna Universitas Airlangga Jl. Airlangga No.6 Surabaya. Sementara Ujian masuk dilaksanakan pada 12 Agustus 2007 Pukul 08.00 WIB s/d selesai dan pengumunan hasil diujian pada tanggal 14 Agustus 2007.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Dr drh CA Nidom, MS (0811372683), Dr drh Lusia, SU (0817310284) dan Drh Retno Sri Wahyuni, M.Kes. (Adv)

Lansia Vet Jakarta Rayakan HUT ke-11

Paguyuban Lansia Veteriner (Lansia Vet) Jakarta merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-11. Bertempat di kediaman Drs H Mashud Wisnusaputra di Taman Kebun Jeruk, Jakarta (7/7)
Acara yang diawali dengan kata sambutan dari tuan rumah dan beberapa tokoh ini cukup sukses dan meriah. Hal ini terlihat dari antusiasme para peserta yang sangat besar ketika berlangsungnya acara. Bahkan suasana keakraban, kekeluargaan dan kebahagiaan jelas terlihat dalam acara tersebut.
Setelah kata sambutan, acara dilanjutkan dengan nyanyi bersama, doa dan potong tumpeng. Adapun potongan tumpeng pertama kali secara simbolis diserahkan kepada Iwan Berri Prima selaku Ketua Umum IMAKAHI (Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia) sebagai generasi penerus veteriner Indonesia di masa yang akan datang.
Dalam sambutannya Drh Sukobagyo Poedjomartono selaku ketua paguyuban, mengatakan bahwa dengan semakin bertambahnya usia Lansia Vet Jakarta diharapkan paguyuban Lansia Vet semakin bermakna sebagai tempat untuk berkumpul, bernostalgia dan bermanfaat bagi keluarga besar veteriner Indonesia sesuai dengan mottonya ‘tua bermakna’.
Hadir dalam acara tersebut selain keluarga Lansia Veteriner dan sesepuh dokter hewan seperti Drh.H Tjiptardjo SE, Ibu Tiominar Maria Br Marpaung Hutasoit (Istri Alm. Prof Drh JH Hutasoit) dan masih banyak lagi yang lainnya, juga dihadiri perwakilan Pengurus Besar IMAKAHI, Pengurus Cabang IMAKAHI FKH IPB (Bogor) dan Pengurus Cabang IMAKAHI FKH UGM (Yogyakarta) yang diundang dalam acara tersebut● (PB_IMAKAHI)


Schering Plough Intestinal Health Tour

Schering Plough Indonesia bekerjasama dengan PT Pimaimas Citra menyelenggarakan seminar Intestinal Health Tour ke-2 di Jakarta. Bertempat di H Santika Jakarta, seminar ini dihadiri puluhan peternak layer dan broiler yang mengikuti seminar dengan antusias hingga akhir acara.
Seminar yang diselenggarakan Kamis, 19 Juli 2007 itu dimoderatori oleh Prof Budi Tangendjaja peneliti bidang pakan ternak dari Balai Penelitian Ternak Ciawi. Seminar ini menghadirkan pembicara Dr John McCarthy (USA) yang menjelaskan tentang konsep pengendalian Koksidiosis dan dibagi kedalam 4 kuadran. Selain itu John juga memaparkan tentang kondisi terkini penyakit Necrotic Enteritis yang juga bisa muncul akibat dipicu kasus Koksidiosi pada industri perunggasan beserta solusi dan saran untuk mengantisipasinya.
Lebih lanjut Dr Preecha Sapkitjakarn (Thailand) menguraikan manfaat yang didapat dengan melakukan pengendalian bakteri Clostridium perfringens penyebab kasus Necrotic Enteritis (NE) dengan penambahan enzim Enramycine pada ransum unggas. Hal ini patut menjadi perhatian peternak Tanah Air karena menurut Dr Chuck Hofacre seperti dikutip dari Poultry Digest Online Vol. 3 no. 1 setiap tahunnya industri perunggasan Amerika menghabiskan 2 milyar dollar US untuk mengendalikan NE. Sementara total untuk seluruh dunia menghabiskan 40 milyar dollar US, terlebih setelah diketahui munculnya NE subklinis.
Sementara itu Dr Naiyana Nakhata (Thailand) menjelaskan konsep IDEA untuk menyusun ransum unggas yang ekonomis sesuai dengan ketersediaan bahan baku yang ada dan sekaligus berfungsi untuk memaksimalkan performa dan kerja saluran pencernaan. (wan)

Tarik-Menarik Pasar MBM Indonesia

Kebijakan persetujuan impor bahan baku pakan ternak yang dilakukan Departemen Pertanian dianggap tidak mendorong produksi daging dan telur sebagai sumber protein yang murah. Demikian disampaikan Ir Budiarto Soebijanto Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pakan Ternak (GPMT) di Deptan saat ditemui Infovet usai rapat dengan Dirjen peternakan membahas masalah rencana dibukanya keran impor tepung tulang dan tepung daging (meat and bone meal/MBM) dari negara selain AS, Senin (23/7).
Hal itu mencuat menyusul melejitnya harga MBM untuk pakan ternak yang naik menjadi sekitar 400 US$/MT dari yang seharusnya bisa jauh lebih murah 50-75 US$/MT bila ada persaingan atau tidak dimonopoli oleh pengimpor tunggal.
Harga MBM di AS berkisar antara 215 US$ – 225 US$ per ton yang setelah sampai di Indonesia (setelah ditambah ongkos pengapalan/CNF) harga yang wajar seharusnya maksimal 300 US per ton. Namun karena dimonopoli oleh satu perusahaan pengimpor yaitu Baker Commoditie Inc. harganya didongkrak hingga sekitar 400 US$ per ton.
Sementara untuk mencari alternatif pengganti MBM seperti Poultry Meat Meal (PMM) selain harganya yang juga naik barangnya pun sedikit sekali pemasoknya. Begitu juga dengan Soy Bean Meal (SBM) dan Corn Gluten Meal (CGM) yang harganya naik akibat imbas naiknya harga jagung dunia.

Mentan Bantah Ada Monopoli
Sementara Menteri Pertanian Anton Apriyantono menepis tudingan monopoli impor bahan baku pakan ternak dalam bentuk MBM. Dengan adanya importir MBM asal Amerika Serikat justru membuktikan kebijakan monopoli sudah dihapuskan.
Menurut Mentan, selama ini impor MBM justru dimonopoli oleh dua negara, yaitu Australia dan Selandia Baru. Karena itu, harga MBM di kedua negara tersebut terus naik. Untuk mencegahnya pemerintah memutuskan membuka impor MBM berdasarkan zonase dari Amerika Serikat (AS).
Namun, tanggapan Menteri Pertanian (Mentan) oleh Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Don Utoyo, Kamis (19/7), dinilai lari dari masalah yang sebenarnya. Menurut Don Utoyo, yang dimaksud adanya dugaan monopoli itu bukan berdasarkan negara produsen MBM. “Monopoli yang dimaksudkan karena MBM dari AS didatangkan hanya oleh satu perusahaan saja,” kata Don Utoyo.
Mentan menambahkan, meski impor MBM terbuka dari Australia, Selandia Baru, dan AS tetap saja MBM itu harus dari negara yang bebas penyakit sapi gila. Berdasarkan data dari Ditjen Peternakan, volume impor MBM mencapai 15.000-20.000 ton per bulan. Dari jumlah itu, 50 persen berasal dari Australia, 35 persen Selandia Baru, dan hanya 15 persen dari AS. “Jadi tidak benar kalau dikatakan impor MBM dari AS melalui Baker (Baker Commodities Inc) menyebabkan kenaikan harga pakan karena porsinya cuma kecil,” ujar Mentan.
Soal keputusan Baker Commodities Inc. yang boleh memasok MBM produksi AS, karena pada saat impor dari AS dibuka Baker Commodities Inc adalah perusahaan pertama yang mengajukan dan memenuhi persyaratan. “Ini bentuk persaingan dagang yang harus disikapi dengan arif. Impor MBM dari AS terbuka untuk semuanya sepanjang memenuhi persyaratan,” kata Anton.
Sebelumnya, para peternak, perusahaan pembibitan unggas, dan industri pakan ternak memprotes kebijakan Deptan yang hanya mengizinkan Baker Commodities Inc memasok MBM dari AS ke Indonesia. Akibat tidak ada persaingan harga, MBM menjadi lebih mahal 50 US$ sampai 75 US$ per ton.

MBM Australia dan Selandia Baru Menipis
Menurut Don Utoyo, melihat menipisnya produksi MBM di Australia dan Selandia Baru sebagai dampak pemanasan global mendorong peningkatan harga MBM di dua negara tersebut hingga 415 dollar AS per ton sampai di Indonesia.
Di AS sendiri, harga MBM sekarang hanya sebesar 215 dollar AS per ton, atau paling mahal mencapai 250 dollar AS. Katakan ada tambahan biaya pengangkutan dan lain-lain sebesar 100 dollar AS per ton, harga MBM dari AS tetap saja lebih murah.
“AS saat ini merupakan produsen MBM terbesar. Produksi besar dengan harga lebih murah ini tentu harus dimanfaatkan agar industri pakan ternak, pembibitan unggas, dan para peternak lokal diuntungkan,” katanya.
Apabila tidak ada persaingan antarprosesor dan terjadi monopoli, maka harga pasti akan menjadi tinggi. Karena itu, persaingan harus dibuka lebar. Don Utoyo menambahkan, ketika keran impor MBM dari AS dibuka pemerintah berjanji akan melakukan uji coba selama lebih kurang enam bulan. Namun, setelah lebih dari enam bulan dan impor MBM dilanjutkan, tetap hanya ada satu perusahaan yang diberi izin impor.
MBM merupakan bahan baku pakan ternak pengganti fish meal. Ini terjadi karena harga fish meal mahal, yakni di atas 1.000 dollar AS per ton. Naiknya harga MBM di Indonesia hingga 415 dollar AS per ton sebetulnya bisa diatasi dengan penggunaan soybean meal. Namun, harga soybean meal juga tinggi, yakni mencapai 350 dollar AS per ton.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Pakan Ternak Fenni Firman Gunadi (GPMT) mengatakan, rendahnya harga MBM dari AS tidak memberikan nilai tambah bagi industri pakan ternak. Meskipun harga MBM asal AS jauh lebih rendah dari Australia dan Selandia Baru, ketika sampai di Indonesia harganya tetap tinggi.
“Kita sudah mengingatkan berkali-kali, dan sudah mengajukan tim teknis untuk dikirim ke AS supaya ada persaingan bebas dalam impor MBM. Namun belum ditanggapi,” katanya.

Deptan akan hapus monopoli itu
Perkembangan terakhir yang diikuti Infovet diketahui bahwa Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Mathur Riady akan membuka peluang produsen MBM lain di luar Baker Commodities Inc untuk melakukan ekspor ke Indonesia setelah ditandatanganinya surat keputusan penunjukan tim verifikasi ke Amerika Serikat.
Mathur Riady mengungkapkan, tim akan bekerja memeriksa kelengkapan dokumen milik lima perusahaan dan mencocokkannya dengan kenyataan di lapangan. Cepat atau tidaknya proses verifikasi tergantung pada komitmen perusahaan yang mengajukan izin itu.
“Ada lima perusahaan yang akan di-review. Mereka ini yang telah mengajukan permohonan izin pengiriman MBM asal AS,” katanya. Tiga dari lima perusahaan yang telah mengajukan izin adalah Darling Internat Inc, Exel Corp, dan ConAgra Foods Inc.
Menurut Mathur, pengiriman tim verifikasi merupakan tindak lanjut komitmen Deptan menghilangkan monopoli impor MBM. Hal itu untuk menciptakan harga yang kompetitif sehingga tidak memberatkan beban peternak.
Menanggapi langkah maju Deptan, Ketua Umum GPMT Budiarto Soebijanto mengatakan, kalangan industri pakan ternak menyambut gembira putusan itu. Setidaknya sudah ada langkah maju yang diperlihatkan Deptan.
Pihaknya berharap agar apa yang sudah disepakati kemarin dijalankan sesuai komitmen. Impor MBM asal AS oleh perusahaan lain supaya segera direalisasikan, tentunya setelah melewati serangkaian verifikasi dokumen maupun lapangan.
“Dari hasil pertemuan kami dengan Deptan diharapkan tim bisa berangkat ke AS Agustus- September mendatang dan diharapkan akhir tahun bisa mulai membuka impor MBM,” kata Budiarto.

Naiknya harga bahan picu naiknya harga produk akhir
Harga jagung dunia merangkak naik sejak AS dan beberapa negara produsen jagung lainnya mengumumkan penggunaan jagung produksinya untuk bahan baku pembuatan biofuel yaitu bahan bakar asal nabati yang konon lebih ramah lingkungan. Sebagai perbandingan harga jagung asal AS tahun 2006 dipatok 130 US$/MT namun kini dilepas tak kurang dari 220 US$/MT yang kenaikannya hingga 70 persen. Demikian dijelaskan Don P Utoyo dari Forum Masyarakat Unggas Indonesia (FMPI) ketika dikonfirmasi Infovet.
Naiknya harga jagung dunia memberi angin segar bagi petani lokal karena berimbas pula pada naiknya harga jagung lokal dari sebelumnya berkisar antara Rp 1200/kg menjadi Rp 1800/kg.
“Meskipun pemerintah melalui Departemen Pertanian menargetkan untuk swasembada jagung, namun kenyataannya bagi industri pakan ternak selalu mengalami kekurangan untuk menutupi kebutuhan produksi kami yang hanya 3,5 sampai 4 juta ton. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan data yang disajikan BPS,” ujar Fenni Firman Gunadi Sekjen Gabungan Perusahaan Pakan ternak (GPMT).
Untuk pihaknya, kata Fenni, sebaiknya impor jagung untuk pakan ternak dibebaskan dari bea masuk impor sebesar 5%, karena dengan pembebasan ini tetap tidak akan mengganggu produksi dalam negeri.
“Sebenarnya pabrikan pakan ternak lebih menyukai jagung dalam negeri karena lebih segar. Hanya saja kualitas dan kontinyuitasnya yang tidak bisa dipertahankan sehingga pabrikan terkadang memang harus impor untuk menutupi kebutuhan tersebut,” jelas Fenni.
Kenaikan berbagai bahan baku ini tentu menyebabkan harga pakan dan harga DOC naik yang menggiring naiknya biaya produksi peternak. Bila peternak yang menanggung beban ini sungguh berat sehingga tiada kata lain harga produk telur dan daging ayam harus dinaikkan. Pada akhirnya konsumen pula yang harus memikul semuanya.
Hal ini patut disayangkan karena masyarakat akan membeli produk unggas daging dan telur ayam jauh lebih tinggi dari harga sebelumnya menyusul naiknya harga susu. (wan)

CEGAH HUJAN SEBABKAN KERDIL

Kejadian penyakit ayam kerdil kali ini yang dijumpai dimulai sejak akhir 2005 di beberapa tempat, sudah muncul secara sporadis, tidak semua daerah terserang, berarti muncul ketika hujan sedang rajin turun ke muka bumi. Pada bulan Januari misalnya, suhu di kota pegunungan Banyumas Jawa Tengah sungguh dingin, lingkungan penuh kabut.

Lingkungan dengan turun hujan secara terus-menerus, menyebabkan kadar Oksigen turun drastis, terutama di daerah pegunungan, dan kurangnya pemanas. Demikian Drh Suhardi dari PT Sanbe Farma yang berkantor besar di Bandung Jawa Barat.

Hal ini pun bisa terjadi pada hacthery (penetasan) yang juga dapat ikut ambil bagian. Ketika cuaca sungguh tidak beraturan, hujan dan panas, kondisi ini menyebabkan kelembaban, suhu, level oksigen dan CO2 menjadi sangat sulit untuk diatur dan dikendalikan di dalam hatchery. “Padahal kita ketahui embrio modern sangat rentan dalam hal kebutuhan oksigen” kata Drh Hany Widjaja dari Alltech Indonesia.

“Brooding” dan Tirai

Sedangkan dari sisi manajemen ayam pedaging atau broiler, “Kembali masalah brooding menjadi sangat penting,” tegas Hany Widjaja.

Pada persiapan kedatangan DOC, persiapan brooding harus sudah siap meliputi chick guard (dimater 3 m untuk 750 ekor), pemanas (dinyalakan 2 jam sebelum DOC datang), tirai dalam, tirai luar, tempat pakan, tempat minum, bila kandang panggung maka seluruh lantai harus ditutup. Demikian Drh Prabadasanto Hudyono dari PT Multibreeder Adirama Indonesia.

Perhatikan suhu brooding setiap saat terutama pada dini hari saat suhu terdingin yaitu sekitar jam 2 malam/pagi, dan pada siang hari saat suhu terpanas yaitu antara jam 11-14. Bila kontrol suhu dapat dilakukan dengan baik maka anak ayam akan merasa nyaman. Tidak terlalu panas atau dingin sehingga dapat makan dan minum dengan baik. Demikian Praba.

Untuk mengatasi permasalahan kekerdilan pada ayam dengan kondisi lingkungan sangat dingin, pemanas harus kuat betul. Pada dua minggu pertama suhu brooding paling rendah 29 derajad Celsius, paling tinggi 35 derajad Celsius. Itu pada minggu 1, 2, dan 3. Sedangkan pada minggu ke 4, 5 dan 6 suhu sebesar 33 derajad Celsius. Hal tersebut dengan catatan tidak ada fluktuasi suhu yang terlalu tinggi. Demikian anjuran Drh Suhardi, dari PT Sanbe Farma. Sama dengan anjuran Drh Supandi juga dari PT Sanbe Farma agar pemberian pemanasan cukup rata, dengan rataan 29-33 derajad Celsius.

Yang penting adalah kepekaan terhadap suhu. Usahakan ada termometer untuk setiap kandang. Kalau tidak ada, dapat gunakan tubuh peternak sebagai patokan dan atau melihat pola penyebaran anak ayam yang merata saat itu. Peternak harus tahu kapan mengatur suhu brooding dan kandang. Jangan sampai seperti contoh di suatu peternakan brooding dipanaskan terus padahal suhu lingkungan sudah meningkat. Demikian Praba.

Atau, tirai kandang ditutup terus, kala kandang sudah tidak lagi dingin. Sebaliknya, penyesuaian tirai pun perlu dilakukan dengan rajin. Ada saatnya membuka, ada saatnya menutup, bahkan menutup rangkap. Dalam kondisi penuh hujan dan kabut dingin itu, untuk melindungi ayam di kandang-kadangnya, kandang butuh tirai tambahan. Sayangnya, pada daerah-daerah yang dingin ini, biasanya tirai tidak dirangkap. Tirai rangkap sangat dibutuhkan pada kondisi ini. Masih menurut Praba.

Kasus pun bisa terjadi pada peternak lama yang telah lama jam terbangnya dan merasa lebih berpengalaman. Kebiasaan yang sudah diterapkan selama bertahun-tahun hingga belasan sampai puluhan tahun membuatnya terpatok pada pola lama. Di Pekalongan misalnya, peternak Robert (bukan nama sebenarnya). Banyak kasus asites, secara tidak langsung ternyata karena tirai tidak pernah dibuka. Karena panas terlalu tinggi, secara tidak langsung memunculkan pun muncul kasus perikarditis.

Tentang tirai yang tidak pernah dibuka ini pun solusinya mudah, Tim Drh Praba: Nasruddin, Heriyanto Putro dan Gayor Manusama yang dalam waktu tulisan ini dibuat bertugas Purbalingga, Magelang dan Jambi lantas menyarankan merubah kekolotan kebiasaan peternak, tirai dibuka semua, selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai ayam selalu kepanasan, sehari kepanasan tidak masalah. Namun kalau panas sudah sampai 30 hari, dapat mendorong muncul berbagai penyakit.

Keteledoran mengatur pemanas dan suhu itu merupakan kelemahan dari operator. Sementara banyak peternak yang lebih mengutamakan pemanas yang murah. Sedangkan untuk membantu kelemahan kedisiplinan ini ada solusi alternatif, yaitu pemanas atau brooder yang otomatis, yang dapat menyesuaikan dengan suhu yang ada dengan lampu yang kecil. Hal ini dapat membantu mengatasi masalah pada pemanasan yang tidak otomatis, di mana pemanasan tidak mencukupi bila malam dingin, dan siang menjadi kepanasan. Demikian H Nur ’Asyikin SH MH dari PT Paeco Agung Cabang Jawa Timur.

Efek pemanasan yang tidak tepat ini berpengaruh terhadap tidak berhasilnya berat badan mencapai yang diinginkan. Demikian pula tentang pencahayaan, berpengaruh dalam jangka panjang secara nyata. Demikian Asyikin.

Kondisi brooding juga mempengaruhi penyerapan kuning telur. Bila suhu terlalu panas, kuning telur akan menjadi kering. Sebaliknya bila terlalu panas, saluran kuning telur akan menyempit. Keduanya akan menyebabkan kuning telur menjadi tidak sempurna. Dalam kuning telur selain terdapat cadangan makanan, vitamin, hormon, juga sumber kekebalan yang diturunkan dari induk. Bila kuning telur tidak terserap sempurna akan ada masalah kesehatan anak ayam. “Hal itu penting untuk menjaga kekebalan anak, sebab apabila kekebalan yang diwariskan dari induk lemah, bisa menyebabkan ayam mengalami gagal pertumbuhan dan rentan sakit,” papar Praba.

“Chicken Guard” dan “Litter”

Selanjutnya oksigenasi brooding jangan terlalu pengap. Kalau perlu dibantu dengan kipas angin. Syukur bisa diberikan suplai oksigen ke air minum walau belum diketahui betul pengaruhnya karena hal ini diambil pengalaman penerapannya untuk ikan, dan sekarang dicoba diterapkan pada ayam. Demikian Suhardi.

Artinya, jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi ayam. Dengan melebarkan chicken guard, lebih cepat melebar hasilnya ventilasi lebih bagus. Pelebaran ini dilakukan mulai hari ke 5 sesuai pertumbuhan dan kepadatan kandang. Demikian Praba.

Adapun, sekam atau serutan yang akan digunakan sebagai litter sebelum digunakan dilakukan desinfeksi lebih dulu. Penggunaan alas koran minggu pertama agar pakan dapat disajikan sedikit demi sedikit dan selalu dalam keadaan sedar. Pastikan litter atau alas kandang dalam kondisi yang baik. Litter yang basah, lembab dan menggumpal dapat meningkatkan resiko penyakit. Penggantian litter ini jangan dilakukan secara total, tetapi bertahap, litter yang basah dan menggumpal segera dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Pada kandang panggung, sekam dikeringkan. Demikian Praba, senada dengan ungkap Suhardi, “Litter setidaknya selama 2 minggu pertama harus kering dan steril, jangan sampai basah.”

Soal litter ini sangat vital, apalagi pada musim penghujan, jangan sampai litter itu menjadi sarang Reo. Pernah dijumpai litter ayam yang sangat kotor seperti lantai kandang bebek. Jangan litter yang seperti itu, litter setebal 20 cm pun, apalagi basah, tetap dapat menjadi tempat berbiaknya Reo, apalagi di daerah endemis yang selalu ada infeksi Reovirus, bila pelakuan terhadapnya tidak diterapkan secara ketat.

Pakan dan Musim Penghujan

Lalu jangan lupa, Musim penghujan selalu sangat erat kaitannya dengan kualitas pakan. Jamur pada musim penghujan begitu mudah tumbuh dan berbiak di mana-mana, termasuk pada pakan, bisa menyebabkan mikotoksikosis yang ujung-ujungnya juga mampu menyebabkan kekerdilan.

Adanya kandida, jamur, khamir, pada tembolok bisa menyebabkan malaborpsi. Dulu terjadi pada broiler, kini pun terjadi pada layer pada masa pemeliharaan dara. Pertumbuhan terhambat, masa produksi lambat umur. Secara patologi anatomi ada, terjadi malabsorpsi, rusaknya usus, pakreas, terjadinya proventrikulus. Demikian Drh Hernomoadi Huminto MS dari FKH IPB.

Olesi Pusar

Cara lain menghadapi hujan yang membasahkan adalah perhatian langsung pada ayamnya sendiri. Air basah dan litter lembab pada litter dapat langsung menyerang individu anak ayam. Seperti anak manusia yang bisa tersarang masuk angin, apalagi anak ayam yang lemah. Ingat bagaimana kala anak-anak terserang masuk angin? Olesi pusar dengan minyak kayu putih. Kalau anak ayam? Olesi pusar dengan desinfektan.

Bila diketahui 5-10 persen dari jumlah anak ayam itu terdapat pusar basah, segeralah olesi dengan desinfektan, yang aman adalah dengan Iodine, untuk mencegah terjadinya ascites yang mendorong terjadinya kekerdilan. Pada saat anak ayam umur sehari ini dilepaskan sebelumnya oleskan Iodine satu demi satu pada anak-anak ayam itu, baru dilepaskan satu per satu. Demikian Drh Suhardi dari PT Sanbe Farma.


“Hal-hal begini peternak tidak melakukan, mengakibatkan hambatan pertumbuhan ayam sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan. Sebaliknya kalau persyaratan dipenuhi kasus lambat tumbuh bisa diminimalisir. Persentase kejadian bisa dikurangi lebih kecil dari 5 persen,” urai Drh Praba seraya menambahkan: “Tindakan itu sangat bermanfaat dan bisa untuk mengurangi kasus, meski kalau meng-nol-kan tidak bisa.”

Meski kasus tidak bisa sirna, turunnya kasus merupakan hal sangat berharga. (YR)

PAKAN UNTUK YANG KERDIL

Sementara kalangan menganggap kekerdilan sudah jarang dijumpai lantaran perlakuan sudah cukup baik. Tapi, ternyata masih ada juga. Peternak dapat mengamati keterkaitan dengan pihak bibit ini pada kondisi di lapangan. Apakah kala bibit ayam masuk kandang komersial pada tiga bulan tidak kena kekerdilan, selanjutnya apakah tiga bulan berikutnya lagi tidak kena kekerdilan atau menjadi kena. “Dengan demikian bisa ketahuan, mungkin itu karena faktor pakan, atau yang lainnya,” kata seorang praktisi.

Karena penyebab kekerdilan memang berbeda-beda, jangan heran bila muncul pengalaman aneh, perlakuan pemberian pakan oleh peternak terhadap ayam yang terganggu/terhambat pertumbuhannya ini ternyata tidak berbeda, sehingga tidak ada perlakuan khusus soal pakan ini. Namun ada peternak yang memisahkan antara ayam kerdil, sedang, dan normal, karena konsumsi pakan sama ternyata hasilnya berbeda, sehingga tidak efektif untuk pemeliharaan dan pertumbuhan.

Bandingkan bedanya, pada kasus malabsorbsi sindrom, pola makan ayam tetaplah normal, tetap makan banyak seperti halnya ayam normal, akan tetapi ayam tidaklah tumbuh dan berkembang. Hal ini karena penyerapan kurang baik. Sedang kasus Runting dan Stunting tidak tumbuh dan berkembang. Demikian Drh Andi Widjanarko dari PT Pimaimas Citra.

Pakan Bagus?

Oleh sebab itu, “Jangan lupa, pakan haruslah yang bagus,” tutur Drh Suhardi dari PT Sanbe Farma. Bila pada 1-2 minggu pertama muncul gejala kekerdilan yang bakal terjadi, berikan pakan untuk strater, bukan untuk grower. Soal pakan ini, Drh Supandi juga dari PT Sanbe Farma melengkapi, konsumsi pakan harus cukup baik, ditambah dengan vitamin dan elektrolit.

Sediaan vitamin yang dianjurkan mengandung vitamin-vitamin A, D, E, K, demikian juga vitamin yang mengandung asam amino di mana protein ini sangat penting untung pertumbuhan ayam. “Harapannya gejala-gejala yang bisa muncul dapat dicegah, dan ayam menjadi lebih baik pertumbuhannya, efek dari Runting dan Stunting Syndrome dapat diminimalisir,” kata Supandi.

Dari sisi pakan diakibatkan oleh fluktuasi kualitas dari bahan baku pakan, seperti level mikotoksin, level mineral dan vitamin. Demikian Drh Hany Widjaja dari Alltech Indonesia.

Pakan Saat DOC Datang?

Bagaimana teknisnya? Saat DOC tiba segera hitung, tebar, dan beri minum air gula. Teruskan dengan antibiotik spektrum luas dan vitamin elektrolit. Untuk DOC yang lemah beri cekok larutan infus. Demikian Drh Prabadasanto Hudyono dari PT Multibreeder Adirama Indonesia..

Amati di peternakan-peternakan kita. Frekuensi pemberian pakan dengan cara lama, dulu sampai 1-2 hari hanya dengan jagung kering. Dan ini diberikan sampai beberapa hari. Setelah ayam selesai diberi minum dalam rentang waktu ini, baru diberi pakan. Jelasnya, kondisi di lapangan, pemberian pakan starter biasanya ditunda sampai beberapa hari dulu. Demikian pengamatan Praba.

Apakah hal ini masih berlaku sampai sekarang? Bagaimana yang lebih baik? Terkait dengan pertumbuhan fili-fili usus yang tumbuh pada 4-5 jam, ternyata hal ini bukan hal terbaik. Yang lebih pantas diterapkan seiring pertumbuhan fili usus untuk pencernaan ini adalah pakan diberikan tanpa menunggu beberapa hari. Sesaat setelah DOC minum, segera beri pakan, karena semakin cepat fili-fili usus lontak dengan makanan akan semakin baik perkembangannya. Demikian Praba.

Setelah 8 jam kedatangan, tembolok anak ayam perlu diperiksa. Harus sudah terisi pakan 80 persen. Bila kurang dari 80 persen akan memungkinkan terjadi gangguan pertumbuhan. Cara pemberian pakan metode lama, peternak sendiri yang menyaring pakan, memungkinkan mikotoksikosis. Kerugiannya lambat tumbuh. Pertumbuhan yang biasanya cukup pada umur seminggu untuk mencapai berat tertentu, sekarang membutuhkan waktu lebih lama, bisa mencapai umur 10 untuk mencapai berat yang sama. Demikian Praba.

Tempat Pakan

Pemberian pakan pada minggu pertama dapat dengan cara ditebar di atas koran sedikit demi sedikit tetapi lebih sering. Agar, anak ayam dapat mengenal bentuk pakan. Dan, juga ditaruh pada tempat pakan. Seringkali anak ayam memakan sekam apabila tidak diberi alas koran. Demikian Praba mengutarakan pengamatannya di banyak peternakan.

Jumlah tempat pakan/minum 100 ekor antara 3-4 buah. Bila menggunakan box DOC sebagai tempat pakan maka 1 box untuk sekitar 75 ekor. Tetapi perlu diperhatikan bahwa penggunaan box DOC sebagai tempat pakan jangan lebih dari 3 hari. Karena, box akan menjadi lebih lembab dan dapat menjadi media pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan mikotoksikosis yang ujung-ujungnya juga mampu menyebabkan kekerdilan. Pengenalan dengan tempat pakan dalam bentuk tabung gantung dimulai pada usia 7-10 hari. Setelah usia 15 hari hanya digunakan tempat pakan bentuk tabung tersebut. Penggantian secara bertahap. Demikian Praba

Langkah-langkah soal pakan ini ada yang bersifat umum dan ada yang spesifik sesuai dengan kondisi masing-masing peternakan dan berdasar pilihan terbaik bagi para narasumber. Barangkali masih banyak pengalaman lain dari narasumber yang berbeda guna mengatasi permasalahan ayam kerdil.

Sudah tentu yang diinginkan peternak dan praktisi tak akan ada hambatan pertumbuhan. Maka soal pakan, pilihlah mutu dan cara pemberian yang terbaik. Jangan lupa: Ayo! Cari yang terbaik. (YR)

TEMPAT DAN AIR MASAK

Marilah mengamati kondisi di lapangan soal air minum ayam.

Tempat Minum

Rata-rata peternak kurang memperhatikan masalah tempat air minum. Coba masuk dalam kandang ayam dan amati besar kecilnya tempat ar itu. Rata-rata tempat air ini besar-besar. Apa akibat dari besarnya tempat air minum ini? DOC (anak ayam umur sehari) menjadi mudah ‘nyemplung’. Demikian pengamatan Drh Prabadasanto Hudyono dari PT Multibreeder Adirama Indonesia.

Menghadapi hal ini Drh Praba menyarankan ukuran tempat air minum ini lebih kecil, setidaknya yang berisisi 1 liter. “Jangan yang 4 liter, karena ini kebesaran,” katanya. Sehingga dapat dihitung: Jumlah tempat minum untuk 100 ekor antara 3-4 buah. Menurutnya soal besaran yang pas buat tempat air minum ini kelihatannya merupakan hal sepele sehingga kekeliruan merupakan merupakan kesalahan sepele. Tapi, sangat penting artinya.

Air Masak

Air sangat rentan untuk menjadi tempat berbiaknya kuman bila perlakuannya keliru. Untuk mencegah masuknya kuman ini pada air minum, Drh Praba menyarankan hendaknya air minum juga dimasak pada 4 hari pertama. “Supaya bakteri yang masuk tidak ada,” katanya seraya menunjukkan hasil perlakuan ini yang sungguh sangat berbeda nyata. Alhasil, kematian pada awal pertumbuhan karena penyakit seperti ompalitis menjadi jarang terjadi.

Apakah pemberian air masak untuk minumnya ayam ini tidak memberatkan? Kaitannya dengan kebutuhan minum ayam yang ternyata termasuk kecil sekali, artinya minumnya pun jarang. Dan, pada kenyataannya rata-rata peternak tidak keberatan bila memperlakukan pemasakan air minum untuk ayam ini. (YR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer