Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini DSM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

AKUISISI DSM TERHADAP ERBER GROUP




Royal DSM, perusahaan berbasis sains global di bidang nutrisi, kesehatan, dan kehidupan yang berkelanjutan hari ini mengumumkan penyelesaian proses akuisisi Erber Group dengan nilai perusahaan sebesar € 980 juta. Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan di tahun pertama setelah proses selesai.

Akuisisi Erber Group pertama kali diumumkan pada 12 Juni 2020. DSM telah mengakuisisi Biomin dan Romer Labs dari Erber Group.

Erber Group berfokus pada bisnis nutrisi hewan dan kesehatan, Biomin khususnya bergerak dalam manajemen risiko mikotoksin dan manajemen performa kesehatan usus, sedangkan bisnis Romer Labs berfokus pada solusi diagnostik keamanan makanan dan pakan. Keduanya memperluas jangkauan yang memberikan solusi khusus yang memiliki nilai tambah tinggi bagi DSM.                                               

Akuisisi Biomin dari Erber Group semakin memperkuat keahlian dan reputasi DSM sebagai penyedia solusi kesehatan dan nutrisi hewan terkemuka untuk produktivitas dan keberlanjutan peternakan, dengan penekanan pada penurunan emisi, efisiensi konsumsi pakan, dan penggunaan air dan tanah yang lebih baik.

Hal ini sangat selaras dengan fokus DSM untuk membuat peternakan lebih berkelanjutan dari sudut pandang ekologi dan ekonomi.

Biomin sendiri dikenal memanfaatkan kekuatan sains untuk mendukung kesehatan dan performa hewan. Menerapkan teknologi mutakhir dan eksklusif, Biomin memberikan solusi alami, berkelanjutan, dan menguntungkan bagi industri peternakan. Selama lebih dari 30 tahun Biomin  mempelopori solusi inovatif untuk manajemen risiko mikotoksin dan performa usus. (www.biomin.net)

 

DSM Seminar: Era Pasca AGP, Hadapi Bersama-sama

Foto bersama seluruh panitia dan peserta seminar DSM, di Tangerang, Kamis (18/10). (Foto: Infovet/Ridwan)

Seiring dengan berjalannya era tanpa Antibiotic Growth Promoter (AGP) yang diresmikan pemerintah awal Januari kemarin, membuat banyak pihak terus memberikan edukasi dan informasi penting akan budidaya ternak tanpa AGP yang tadinya menjadi andalan banyak peternak dalam menunjang pertumbuhan unggas.

Melihat hal itu, PT DSM Indonesia turut menghadirkan seminar Review of Post-AGP Era Implementation bertajuk “Optimizing Gastrointestinal Functionality: A Collaboration of the Public and Private Sectors” yang diselenggarakan pada Kamis (18/10), di Serpong, Tangerang.

General Manager DSM Indonesia, Jason Park, dalam sambutannya menyatakan, untuk menghadapi era pasca AGP saat ini harus diupayakan bersama oleh seluruh stakeholder dan pelaku usaha. “Di era implementasi pasca AGP di industri peternakan saat ini harus dihadapi bersama-sama, seperti halnya film superhero Avengers,” ujar Jason, Kamis (18/10).

Berbagai negara di dunia pun sudah meninggalkan penggunaan AGP dalam meningkatkan produktivitas ternak, walau perubahan pasca AGP memerlukan waktu yang cukup lama. Direktur Kesehatan Hewan, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, mengungkapkan, kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan dalam rangka meng-update perbaikan dalam budidaya ternak unggas.

“Penggunaan AGP di dunia sudah dihentikan, banyak alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti AGP. Namun, antibiotik masih boleh digunakan di peternakan hanya untuk tujuan terapi (medicated feed) melalui resep dokter hewan,” kata Fadjar. Peraturan penggunaan medicated feed pun sudah diterbitkan pemerintah melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 09111/KPTS/PK.350/F/09/2018 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Obat Hewan dalam Pakan untuk Tujuan Terapi.

Ia pun berharap, lewat seminar ini masyarakat di industri perunggasan bisa lebih menambah wawasan mengenai pelarangan dan alternatif AGP, seperti probiotik, prebiotik, enzim, acidifer bahkan herbal. “Dengan pemakaian AGP itu justru keuntungannya jauh lebih sedikit dibanding risikonya, jadi banyak ruginya lah,” tegas Fadjar.

Tim DSM Indonesia bersama narasumber seminar. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pada kegiatan tersebut, Fadjar juga turut menjadi narasumber menampilkan pemaparan mengenai peraturan terkait pelarangan AGP, selain menghadirkan narasumber lain, diantaranya Philippe Becquet, Global Regulatory Affairs Director ANH Representative DSM in European Food Safety Authority (EFSA), Dr Farshad Goodarzi Boroojeni, Freie Universitat Berlin, Departement of Veterinary Medicine, Institute of Animal Nutrition, Tony Unandar, Private Poultry Farm Consultant dan Antoine Meuter, DSM Nutritional Products. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer