Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini TALKSHOW KUPAS INTEGRASI HORIZONTAL DI INDUSTRI PERUNGGASAN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TALKSHOW KUPAS INTEGRASI HORIZONTAL DI INDUSTRI PERUNGGASAN


Ketua PPN Yudianto Yosgiarso, salah satu pembicara talkshow 

Perwujudan konsep integrasi horizontal di industri perunggasan secara perlahan namun pasti telah dirintis melalui wadah koperasi peternak. Hal ini disampaikan oleh  Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN), Ir Yudianto Yosgiarso dalam talkshow daring kerjasama AIPI, PATAKA, dan IPB pada Rabu (15/6).

Yudi menyebutkan saat ini, para peternak ayam petelur (layer) di Lampung bersatu dalam koperasi dengan arahan Ketua PPN Cabang Lampung Ir Jenny Soelistiani MM sekaligus berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Lampung. Tambah Yudi, di Lampung juga kini terdapat Kampung Layer.    

“Peternak layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur juga berhimpun dalam wadah Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar,” imbuhnya.

Kendati demikian, menurut Yudi menyatunya kekuatan peternak dalam koperasi ini tetap harus dijaga serta memerlukan pembinaan dari pemerintah.

 “Kami tentunya berharap kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Kementerian Pertanian, akademisi, para pelaku usaha perunggasan serta semua pihak terkait untuk memberi arahan dan fasilitas untuk peternakan rakyat,” tandas Yudi.

Lebih lanjut Yudi mengatakan cita-cita para peternak memiliki bibit (DOC) sendiri, juga mengenai harga pakan maupun bahan baku yang sering mengalami kenaikan ini agar memiliki kejelasan.” Jadi para peternak tidak tergantung pada perusahaan,” tuturnya.  

Prof Muladno selaku Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB adalah sosok yang memperkenalkan istilah Integrasi Horizontal Peternakan Rakyat.

Integrasi horizontal merupakan kerjasama kesetaraan empat pihak untuk saling memperkuat dalam ikatan kuat secara berkelanjutan. Empat pihak tersebut adalah peternak kecil-menengah yang terkonsolidasi dalam bentuk koperasi, kemudian perusahaan/pemitra pengayom koperasi, pemerintah kabupaten/kota sebagai fasilitator dan regulator serta perguruan tinggi sebagai pemegang otoritas pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM M Riza Damanik mengatakan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha amat dibutuhkan agar industri perunggasan bisa bangkit kembali.

“Konsep integrasi horizontal sejalan dengan apa dan yang ingin dilakukan pemerintah. Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah dengan membentuk koperasi modern. Peternak skala kecil harus berhimpun dalam koperasi agar memiliki posisi tawar yang kuat,” terang Riza.   

Riza menambahkan pentingnya integrasi usaha hulu hilir dengan pelibatan kemitraan beberapa pihak dalam rantai pasok atau inklusif, adopsi teknologi, akses pembiayaan, terhubung dengen offtaker dan memiliki tata kelola manajemen profesional.  

“Tahun 2021, kami menargetkan 40 koperasi pangan modern dari total 100 koperasi yang ditargetkan dengan ada adanya keterlibatan lembaga tentunya akan memudahkan akses pembiayaan, termasuk asal LPDB yg tahun ini penuh untuk pembiayaan koperasi,” jelasnya.

Talkshow daring “Kebijakan Berbasis Evidence Dalam Integrasi Horizontal di Industri Perunggasan” ini juga dihadiri Prof Dr Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia/AIPI) dan Ir Teguh Boediyana MSc (Ketua Komite Pendayagunaan Pertanian). (NDV)

 

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer