Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Infovet 140, Maret 2006 - DARI SOLUSI KE SOLUSI

Jalan keluar dari setiap permasalahan akan membedakan satu masalah dengan problem yang menyilih rupa menjadi labirin tanpa jalan keluar. Solusi akan muncul untuk membantu menyelesaikan kemelut yang dibombardir dengan hambatan dan tantangan yang seolah-olah menutup arus penyelesaian problematika.

Namun semua sadar, masalah akan selalu muncul. Maka tepat dikata dari suatu solusi akan selalu diikuti solusi berikutnya.
Solusi untuk peternakan sehat? Kita papar dulu masalah-masalahnya. Kita cari akarnya. Kita buat percabangan problem untuk dibuat percabangan solusi.

Solusi gangguan, hambatan pertumbuhan ayam yang kerap muncul pada musim penghujan? Kita bedah masalahnya, pada musim penghujan banyak muncul jamur pada pakan, penyebab mikotoksikosis, salah satu faktor penting untuk memunculkan Sindrom Kekerdilan. Faktor yang lain, genetik (termasuk rekayasa genetika), manajemen, obat-obatan, sanitasi perkandangan dan faktor-faktor lain? Jelas, pasti ada solusinya, solusi sementara maupun solusi pamungkas!

Solusi gangguan produksi ayam petelur? Jangan khawatir, kalau masalahnya sudah terdeteksi dan ternilai, dipetakan secara jelas dan gamblang, ditambah keberanian bertindak, pasti masalah terpecahkan, solusi didapatkan!

Demikian pula dengan kasus Avian Influenza, formalin, paha ayam impor, impor daging ilegal, ayam tiren, naik turunnya nilai perdagangan ayam dan penyakit hewan yang terdeteksi maupun tak terdeteksi, dan juga budidaya ternak besar, kambing, sapi perah, sapi potong yang menyumbang secara langsung pada pemenuhan kebutuhan daging merah dan susu segar berprotein tinggi, pencipta generasi sehat dan cerdas yang mampu mengatasi permasalahan termasuk membebaskan bangsa ini dari ketergantungan beras impor, produk luar negeri yang mematikan perekonomian bangsa; bangsa cerdas dan berakhlak tinggi yang mampu meyakinkan diri untuk tegar menahan dan membentengi diri dari korupsi yang meruntuhkan sendi-sendi ekonomi. Bangsa macam apalagi?

Ya, bangsa manusia yang mampu membuat solusi terhadap setiap permasalahannya, dari yang paling kecil, sederhana, sampai masalah paling berat. Masalah kesehatan pun, masalah keuangan, masalah sosial, politik, budaya, bahkan hankam. Ya, masalah sesuai bidang dan kapasitas masing-masing. Tak luput, solusi bagi perusahaan media yang dengan setia memberikan yang terbaik buat pembacanya. Di antaranya terdengar sederhana, namun penting untuk kenyamanan pembaca dalam menikmati setiap sajian Informasi dalam lembar-lembar kertas, berpuluh-puluh halaman yang menyatu dalam susunan disebut Majalah.

Nyamannya pembaca membaca huruf-huruf dalam kertas yang tidak menyilaukan mata, terasa sejuk dan tidak membuat mata cepat lelah melahap informasi penting, adalah suatu solusi yang akan sangat membantu dan bermanfaat dan menyehatkan. Solusi sehat untuk mata dan kenyamanan adalah salah satu yang kita pelajari tentang cahaya dan mata. Seperti yang ditunjukkan oleh ayam yang butuh cahaya yang tepat dan secukupnya untuk menggertak hormon Melatonin dalam tubuhnya guna menghasilkan produksi telur yang optimal dan maksimal.

Cahaya mata adalah suatu solusi untuk produksi ayam, sedang kertas menyejukkan mata adalah solusi untuk kenyamanan dalam membaca. Terasa benar, suatu solusi senantiasa disusul dengan solusi. Suatu saat pun akan muncul solusi untuk solusi. Solusi demi solusi bermekaran. (Yonathan Rahardjo)

Infovet 141, April 2006 - KEBERHASILAN KITA BERSAMA

Semangat dan dorongan dalam bekerja, datangnya selalu mengiringi usaha itu sendiri. Melalui proses selalu berupaya memperbaiki diri, tidaklah alam akan membiarkan pelaku pemeduli dan pengelola alam menjadi merana. Alam akan memberi yang terbaik kepada setiap orang yang mengolahnya, dan begitu imbalan alam itu diberikan maka terjadilah dorongan dan semangat itu dengan sendirinya.

Kesetiaan peternak membangun, mengelola dan memelihara peternakan bermuara pada kesuksesannya! Memberi rejeki kepadanya dengan berlimpah. , tidak bakal membuatnya melirik kepmbali kepada bidang-bidang lain yang ditinggalkannya untuk menekuni bidang peternakan. Keputusannya menekuni bidang peternakan di awal usahanya, bukankah kini sudah berbuah?

Memang tidak instant per’buah’an itu. Peternak mengalami pasang surut, berbagai penyakit, gejolak bisnis, harga dan biaya yang naik turun, kebutuhan pakan, bibit, obat-obatan dan peralatan yang mengikuti secara signifikan terhadap gejolak ekonomi makro maupun kondisi politik, dan alam. Dengan kepedulian terhadap bidang ini, peternak pun mencari upaya, lebih intensif memperhatikan bidang ini, sangat mengenali, dan menjadikannya makin jatuh cinta pada bidang peternakan!

Lihatlah hasilnya, meski flu burung membabi buta, formalin membekukan, paha impor meneror, mempengaruhi jual beli daging, telur dan susu, memaksa peternak mengencangkan ikat pinggang, toh tetap membuatnya tegar melanjutkan usaha dan kerja di bidang ini. Rejeki yang dimilikinya selalu berbagi dengan usaha-usaha obat hewan, pakan, bibit, peralatan, pasar daging, telur dan susu, restoran dan warung makan, pabrik roti, bahkan bidang lain, petugas pajak, bahkan petugas keamanan. Dan buktinya, sejauh ini bidang peternakan tetap pada tempat edarnya, setia pada orbitnya.

Bahkan keberhasilan-keberhasilan besar berhasil diababadikan dalam monumen-monumen gedung-gedung megah, sarana dan prasarana kerja yang lebih moderen dan mutakhir, dan tentu saja taraf hidup para pelaku bisnis bidang ini pada kehidupan sehari-hari, kesejahteraan yang ikut dirasakan oleh anak-anak generasi penerusnya.

Perhelatan demi perhelatan diselenggarakan untuk merayakan keberhasilan-keberhasilan kerja di bidang peternakan. Meski, keberhasilan ini belum tentu mencapai keuntungan yang jauh lebih besar dari pada masa sebelumnya. Keberhasilan ini sangat luas maknanya, bahkan berhasil mengatasi kemelut apapun di bidang peternakan juga merupakan keberhasilan!

Bila seseorang berhasil mengatasi permasalahan di area kerja itu, alam pun punya sifat yang sama terhadap bidang-bidang dan orang-orang yang lain. Semua berbanding lurus sesuai dengan kepedulian dan dedikasi kepada bidang yang ditekuni. Apapun bidang. Ya, bidang apapun. Tak terkecuali, bidang informasi peternakan dan kesehatan hewan, yang sangat lengket dengan kehadiran majalah peternakan dan kesehatan hewan yang melayani dan menjadi teman berjuang bagi seluruh pejuang peternakan dan kesehatan hewan. Anda. Dan kami. Kami dan Anda. Kita. (Yonathan Rahardjo)

Infovet 142, Mei 2006 - SELAMAT DATANG PERUBAHAN

Di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, dua tahun yang lalu, kaum peternakan Indonesia mengangkat poster-poster, spanduk-spanduk, membagikan bunga dan ayam groreng plus nasi kotak. Mereka kampanye produk ayam daging dan telur, adalah produk sehat, sangat dibutuhkan masyarakat dan bebas flu burung!

Bundaran HI, menajdi pusat dari banyak demontrasi, unjuk rasa, pawai, apapun, untuk menjadi media penyuaraan pendapat rakyat, kala wahana resmi di gedung DPR-MPR seolah jalan di tempat atau lambat dan butuh penyeimbangan!

Kampanye Flu Burung dan Ayam Sehat, menjadi event yang serupa dengan berbagai kampanye lain, termasuk yang paling akhir saat tulisan ini dibuat: Pawai Bhinneka Tunggal Ika menolak Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi yang begitu kontroversial!

Pendeknya, boleh dikata Bundaran HI menjadi saksi sejarah banyak perubahan. Setidaknya berbagai kampanye dan demo di pusat Indonesia itu menjadi solar dan bensin untuk menjadi melajunya kendaraan perubahan-perubahan di berbagai bidang. Kampanye partai politik juga di situ.

Kampanye buruh juga berpusat di Bundaran HI. Kampanye Hari Bumi yang bersamaan dengan pawai Anti RUU APP juga berlangsung di situ. Dan spesial bagi kalangan peternakan, kampanye menyuarakan karya anak bangsa juga di bawah Tugu Selamat Datang di pusat kolam Bundaran Hotel Indonesia!
Di terik matahari siang, Tugu Selamat Datang dengan perkasa seolah berteriak dengan lantang membelah langit, “Selamat Datang Perubahan!”

Perubahan memang merupakan peristiwa yang selalu terjadi tak pandang di bidang apapun. Perubahan bisa terjadi sewaktu-waktu. Perubahan selalu mengikuti perkembangan umur alam dan manusia. Perubahan dapat dihitung berdasar periodik-periodik tertentu. Apalagi umumnya manusia telah punya suatu penanggalan. Di samping perubahan pada kasus insidental, dengan kalender, perubahan pun dapat diprediksi dan diatur.

Perubahan lazimnya dimulai dengan tanggal-tanggal, waktu-waktu tertentu. Dan, dimulai pada saat tanggal awal kalender yang bersangkutan. Di sinilah dimulai dengan suatu komitmen baru, sikap baru, cita-cita yang memperbarui. Ada perbaikan untuk menjadi lebih baik. Ada peningkatan untuk menjadi lebih sempurna. Ada visi yang semakin dipertegas. Ada misi yang semakin disempurnakan. Ada resolusi baru!

Semua menjadi kata dan kuasa untuk menjadi semakin bagus! Agar kehidupan semakin sesuai dengan futrahnya. Adar kekurangan dikoreksi. Agar kelemahan diobati. Agar tubuh, jiwa dan roh makin sesuai dengan harkatnya.

Memasuki tahun ke 14 (empat belas) keberadaan Majalah Infovet Anda ini, sudah selayaknya perubahan itu pun dirayakan disertai niat-niat mulia sebagaimana banyak aktivitas bangsa ini yang selalu mengalami perubahan untuk pembaharuan. Di segala bidang. Ya, teristimewa di bidang peternakan dan kesehatan hewan, perubahan dan pembaharuan selalu dimonitor Majalah kita sebagai saksi sejarah laksana Bundaran Hotel Indonesia dengan Tugu Selamat Datang sebagai pintu gerbang masuk ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam menyaksikan perbagai perubahan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ya, sudah 14 tahun kami mengiringi perjalanan Anda untuk menjadi insan-insan mulia berkarunia bidang peternakan dan kesehatan hewan. Perubahan demi perubahan terjadi di sektor ini, dari kepemimpinan Dirjen Peternakan ke Dirjen penggantinya sampai. Dari munculnya penyakit baru ke penyakit yang lebih baru. Lahirnya Gumboro di Indonesia, lahirnya penyakit ayam kerdil, lahirnya penyakit flu burung! Lahirnya temuan teknologi demi temuan teknologi dengan berbagai khasiat dan manfaat untuk mensejahterakan peteni, peternak, pengusaha, akademisi, peneliti, dan semua yang membutuhkan.

Lahirnya kebijakan demi kebijakan. Ya, Infovet selalu menjadi saksi sejarah itu.
Perubahan demi perubahan. Dan tentu saja perubahan dan pembaharuan pun senantiasa terjadi pada Majalah Infovet dari berbagai sisi, pengelola, tampilan, isi, organisasi, sejak dikelola oleh ASOHI hingga kini dikelola perusahaan dengan saham terbesar ASOHI.

Resolusi demi resolusi selalu terjadi. Semua akan selalu datang, untuk kepentingan bersama.

Ya, Selamat Datang perubahan! Terimakasih kepada semua pembaca yang selalu bergandeng tangan bersama dalam langkah perubahan dan penguatan kita. Semua. Ya! Termakasih. Mari kita bina terus untuk kebaikan bersama! Sukses selalu! (Yonathan Rahardjo)

Infovet 143, Juni 2006 - PRIORITAS DALAM KESEIMBANGAN

KITA BERDUKA CITA. Saat akhir proses pracetak, Yogyakarta dan sekitarnya terkena gempa bumi Lautan Selatan memakan korban ratusan orang meninggal dunia. Menyusul Gunung Merapi menunjukkan murka alam. Sekali lagi kita berduka atas bencana di wilayah kerja Perwakilan Infovet Drh Untung Satriyo. Menyusul banyak ranah kehidupan yang penuh bencana satu demi satu.

Kita mesti dapat memilah mana yang sifat alam, mana akibat kesalahan manusia. Gempa bumi adalah kemarahan alam yang mestinya manusia membaca tanda-tanda sebelumnya sehingga ada tindakan penyelamatan pra gempa. Sedangkan tanah longsor dan banjir di mana-mana bukti masyarakat teledor menjaga wilayah peresap air hujan yang makin sempit.

Kita mesti bijak menyikapi suara alam atau suara manusia. Saat muncul gerakan anti peternakan ayam di Depok Jawa Barat akibat flu burung, dalam waktu sama masyarakat tanpa suara terhadap menjamurnya gedung beton memakan berhektar lahan penahan air hujan namun lebih bersifat bisnis merebut konsumerisme masyarakat berdaya beli susah.

Masyarakat diam saja, malah mempersoalkan moral urusan pribadi, mau diatur dalam perangkat hukum, menghabiskan energi untuk gerakan pro-kontra Pornografi-Pornoaksi. Meluputkan perhatian pada hal lebih mendasar. Tak ada gerakan antikorupsi berarti dibanding gerakan APP, bahkan protes dihentikannya penyidikan mantan Presiden Soeharto yang makan mayoritas harta masyarakat tertutupi masalah sepele.

Masyarakat mudah terombang-ambing permainan elit politik yang meniupkan isu tanpa kejernihan berpikir mengambil skala prioritas yang sesungguhnya terkait langsung dengan kehidupan. Penguasa politik punya skala prioritas menghembuskan isu sehingga sederet tragedi kemanusiaan pelanggaran HAM didiamkan. Pada wilayah peternakan dan kesehatan hewan, masyarakat begitu mudah dibelokkan oleh isu tidak jelas. Januari oleh isu formalin, sekarang isu Flu Burung yang konon sudah makan manusia dengan penularan lebih berbahaya.

Pemeriksaan Flu Burung pada manusia penuh tanda tanya. Institusi yang tidak punya otoritas berbicara leluasa. Penularan AI pada sektor 1 dan 2 pada peternakan besar dan biosekuriti terkendali tidak ada korban padahal wilayah ini merupakan mayoritas lahan hidup ternak unggas. Pernyataan membahayakan tentang kematian manusia karena Flu Burung hingga kejadian di Karo menunjukkan pada sektor 3 dan 4 yang bersinggungan dengan masyarakat awam sangat rawan karena penularan makin kompleks.

Tetap tidak bijaksana menyalahkan unggas dan memusnahkan tanpa tebang pilih. Sama halnya tidak bijaksana menyalahkan Sultan Yogya dan Mbah Marijan, atau Gubernur DIY dalam kasus Gunung Merapi. Meski di mana pun pasti ada penyebab utama, yang lebih pasti satu sebab akan terkait dengan sebab lain. Kasus banjir rutin membanjiri Jakarta tak lepas dari menjamurnya pusat perbelanjaan di Depok dan Bogor. Kasus daging dan paha ayam impor tidak lepas dari kasus Flu Burung yang disinyalir merupakan politik internasional untuk menjajah ekonomi negara macam Indonesia.

Masyarakat seolah masih berada di jaman Ramayana, antara kubu berbeda masih saja berperspektif hitam putih. Padahal kita sudah berada pada jaman Mahabarata yang penuh wilayah abu-abu semua saling terkait, untuk membedakan musuh dan kawan sungguhlah sulit. Tidak pada tempatnya saling menyalahkan seperti FBR mengusir Inul dari tanah Betawi karena Inul memperjuangkan hal azasi kebebasan berekspresi. Bukan salah pers jika memberitakan kematian manusia karena Flu Burung secara bebas seperti yang dipersoalkan mahasiswa Fapet IPB dalam seminar Flu Burung di mana Infovet menjadi salah satu pembicara. Memberitakan secara bebas adalah tugas pers yang dilindungi hukum.

Lalu di mana sikap kita pada segala silang sengkarut kehidupan macam ini? Belajar dari sejarah, sejak kejadian dunia sampai sekarang begitu banyak tragedi namun kehidupan tetap berlanjut, tugas kita secara sadar tahu prioritas untuk bersikap bijak. Antar sesama manusia, antar makhluk hidup, antar makhluk dengan alam dan buatan manusia. Itu prioritas kita. Mari kita atasi semua. Bersama menolong yang menderita dan terus membangun yang kita punya. ž (Yonathan Rahardjo)

Infovet 144, Juli 2006 - FREE DAN FAIR BISNIS-BISNIS KITA

Bukan berarti ketika perhatian sebagian besar masyarakat dunia dan Indonesia tersedot helat akbar Piala Dunia sepakbola, perhatian terhadap peristiwa-peristiwa lain terabaikan. Malah masing-masing bisa saling belajar. Dunia kesehatan hewan dan peternakan hewan pun dapat belajar dari peristiwa-peristiwa itu.

Bagi profesional sepak bola apalagi tingkat dunia, bola sudah merupakan bisnis dan lahannya sangat menggiurkan. Jalan tol untuk menyedot perhatian salah satunya rupanya itu: bisnis. Di bidang peternakan, lihat saja kasus AI atau Flu Burung, mengapa menyedot perhatian? Bukan sekedar nyawa manusia taruhannya, tapi juga nilai bisnis di balik semua kasus tewasnya berjuta-juta ekor ayam sebelum akhirnya merayap membetot nyawa orang. Bisnis bibit, obat hewan peternakan, dan kini bisnis obat manusia!

Apa istimewanya kalau semua dikaitkan dengan bisnis? Setelah nilai-nilai kebebasan diterapkan dalam bisnis, kini perlu bisnis yang "fair", bisnis yang adil, bisnis yang beradab.

Terkait dengan kesepakatan dengan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), Indonesia tak bisa lepas dari bisnis yang bebas (free trade, perdagangan bebas). Namun terlebih dari itu dibutuhkan fair trade (perdagangan yang adil).
Itulah masalahnya, tarik ulur yang akan selalu menyeimbangkan dunia bisnis yang senantiasa menarik (bagi pebisnis tentunya). Sepak bola yang menawan butuh keadilan, sehingga berbagai disiplin diterapkan dalam permainan sampai laga pertandingan berakhir. Bisnis peternakan dan kesehatan hewan pun demikian!

Masalah flu burung dikaitkan dengan isu paha ayam impor, menjadi penyeimbang antara bisnis dan keadilan itu. Kaum peternakan pun diketuk hatinya oleh gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang secara menyedihkan memangsa nyawa penduduk tak berdosa, juga menyumbat rejeki termasuk di bidang peternakan dan kesehatan hewan ketika masalah AI masih menyisakan pekerjaan rumah berbagai taktik dan strategi dalam upaya membereskannya.

Apapun tarik ulur antara bisnis yang bebas, bisnis yang adil, dan nilai-nilai kemanusiaan, toh bisnis tetaplah jalan. Dalam konotasi negatif sering disorot upaya-upaya pengerukan kekayaan secara "free" dengan minimal "fair"nya. Namun secara positif, bagaimana pun terbukti bisnis adalah penggerak utama kehidupan masyarakat (setidaknya pada sistem yang sudah terlanjur terbentuk demikian).

Menyikapi secara arif akan memantapkan semangat para pelaku bisnis sendiri. Kita perlu saling belajar tentang kiat dan seluk beluk bisnis yang sehat ini dari sesama pelaku, baik di bidang obat hewan, bibit, pakan, sarana prasarana peternakan, maupun tetek bengek di sekitarnya. Teristimewa belajar dari berbagai bidang kehidupan lain.

Selanjutnya, tetap pada prinsip-prinsip dasar, kita lakukan segala sesuatu yang menjadi komitmen, tugas, kewajiban dan tanggung jawab kita dengan penuh kesetiaan, kesabaran, ketenangan, sampai pertandingan bisnis dan pertandingan kehidupan berakhir. Serta sekali-sekali melakukan perubahan, penyesuaian, pengembangan, setelah dalam menjalani perkembangan membutuhkan tindakan-tindakan taktis diterapkan.

Sebutlah pekerjaan rumah yang sampai kini butuh sentuhan strategis dan taktis "free" dan "fair" itu satu demi satu. Yakinkan diri pada prinsip dasar dan cabang-cabang serta ranting-rantingnya. Niscaya kaum peternakan dan kesehatan hewan akan senantiasa dapat menyikapi perkembangan dan perubahan yang berlaku.ž (Yonathan Rahardjo)

Infovet 145, Agustus 2006 - CARA SAKTI UNTUK SUKSES

Suatu kegiatan yang terarah, terfokus dan terukur, menjadi satu modal kuat untuk mencapai kecuksesan. Keberhasilan usahawan mencapai puncak-puncak prestasi sehingga menjadi penggerak-penggerak utama perekonomian pasti melalui tahap yang begitu. Tidak dalam sehari usahawan berhasil membangun bangunan usaha yang dapat disimbolkan dengan menjulang tinggi mencakar langitnya gedung yang banyak menjadi lambang dan citra kesuksesan serta gengsi. Usaha keras, pikiran cerdas, disiplin ketat laksana peribahasa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, adalah cermin kuat perlunya komitmen dan konsistensi dalam melangkah.

Bahkan, perhitungan antara usaha dan dana yang dikeluarkan untuk mencapai hasil tertentu bagi usahawan, perlu dan harus dapat diperkirakan. Keberhasilan dalam mencapai target adalah kepuasan dan tolok ukur dari kecermatan dalam memprediksikan perolehan, capaian, dan hasil dari usaha yang dikeluarkan. Sehingga, setiap tenaga, dana, uang, cucuran keringat, air mata, waktu yang dikeluarkan tidak menguap secara percuma dan sia-sia.

Target yang ditetapkan bagi usahawan adalah target yang realistis, rasional dan dapat dijangkau. Meskipun ada target tertinggi, terbaik atau target optimis, tetaplah usahawan biasanya memberikan target minimal, pesimis, sehingga pada dasarnya ada yang paling mungkin dapat dijangkau dengan penuh keberhasilan. Sebab, keberhasilan mencapai target mempunyai makna dan memberi kepuasan tersendiri untuk berprestasi dan makin berprestasi.

Keberhasilan-keberhasilan perusahaan di bidang peternakan dengan citra cemerlang itu dapat terasakan ketika masyarakat peternakan dan masyarakat umum masuk arena Indolivestock Expo 2006 di pusat pameran di Ibukota Negara, Jakarta, awal Juli. Energi kesuksesan sungguh terasa. Terjadilah komunikasi antar para pengunjung dan peserta pameran. Terjadilah pertukaran energi antar mereka. Khususnya yang berani dan suka berkomunikasi.

Memang untuk meraih kesuksesan, salah satu langkah penting adalah menciptakan energi positif di antaranya dengan menanamkan nilai-nilai positif baik dengan bacaan, maupun komunikasi dengan mereka yang sukses. Transfer nilai positif inilah yang dilakukan Infovet dengan setia mengunjungi pembaca. Dengan materi dari berbagai pelaku kesuksesan bidang peternakan dan kesehatan hewan, selanjutnya tinggal cara kita merefleksikan dan mengolah hal positif untuk kehidupan sesuai dengan usaha dan kegiatan masing-masing.

Kalau usahawan sukses mempunyai cara meraih kesuksesan dengan standar ketat keseimbangan antara usaha yang dikeluarkan dan hasil yang terestimasi, siapapun baik untuk mempertimbangkan hal ini. Boleh sesama pengusaha, akademisi, pejabat, bahkan aktivis.

Walau, untuk aktivis, terdapat perbedaan paradigma antara usaha dan hasil, karena bagi aktivis sudut pandangnya bukanlah keuntungan, melainkan perubahan nilai dari sasaran yang diperjuangkan, seperti bebasnya Indonesia dari flu burung bagi aktivis pembebasan flu burung, atau nilai-nilai penyadaran bagi masyarakat terhadap pentingnya konsumsi protein hewani bagi aktivis peternakan. Memang nilai-nilai dalam aktivisme lebih bersifat kualitatif dibanding nilai kuantitatif yang secara dominan dimiliki oleh para usahawan alias pebisnis.

Namun upaya menghitung secara kuantitatif seperti yang dilakukan oleh pebisnis merupakan suatu upaya yang penting untuk mencoba memberi ukuran bagi setiap kualitas, dan rupanya membuat bidang bisnis menjadi begitu mudah membedakan antara usaha dan hasil dibanding kaum pergerakan yang lebih kompleks memperhitungkan usaha, nilai, uang, tenaga yang dikeluarkan untuk suatu hasil perubahan tertentu. Setidaknya merupakan pemikiran, saatnya mengoreksi diri apakah pelaku kegiatan di berbagai bidang sudah melakukan yang terbaik di bidangnya dengan cara-cara yang tepat dan manjur bin sakti.

Di era moderen ini, kesaktian sendiri ternyata dapat didefinisikan dan dimaknakan dalam banyak arti, terutama dalam kaitannya dengan kesuksesan. Sekedar contoh di awal tulisan ini pun boleh dikata sebagai cara sakti untuk sukses. Jaman dulu pun, para pendekar sakti mempunyai dan atau memperoleh kesaktiannya melalui cara berliku dan maha sulit. Persis yang dilakukan usahawan dengan berbagai variasi kesulitan.

Tentu Anda setuju. Maka, ayo terus maju! (Yonathan Rahardjo)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer