![]() |
Pergerakan share price industri perunggasan. |
Victor Stefano, BRIDS Equity Research Analyst, dalam webinar tahunan yang diselenggarakan oleh Infovet, kembali membedah kinerja tiga perusahaan publik peternakan selama tahun 2024 dan prediksi kinerjanya di 2025. Yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT Malindo Feedmill Tbk.
Performa Finansial dan Share Price
Share price sektor perunggasan cukup tidak stabil, ada beberapa up cycle dan down cycle. Terutama down cycle terakhir adalah sejak Covid-19 yang menggerus kinerja perusahaan publik karena daya beli masyarakat menurun drastis, ditambah adanya pembatasan kegiatan di luar rumah.
Juga terdapat masalah logistik, dimana impor bahan baku mentah mengalami kemacetan di pelabuhan. Sehingga membuat biaya logistik naik dan mempengaruhi biaya bahan baku pakan ternak.
“Sekarang kita sudah berada di kondisi yang sebenarnya sudah post Covid-19. Namun sepertinya dampak Covid-19 sendiri belum sepenuhnya bisa pulih,” kata Victor. “Sehingga daya beli masyarakat cenderung masih tertekan, juga ditambah banyaknya PHK. Mengakibatkan share price belum begitu mengalami kenaikan.”
Kecuali pada 2019 dan 2020, dari 2013 hingga 2025 pendapatan perusahaan publik mengalami peningkatan cukup konstan. Namun pendapatan pada 2025 diperkirakan akan sedikit turun karena penurunan kuota impor GPS di 2024, sehingga produksi pada 2025 akan lebih rendah.
Sedangkan profitability atau net profit cukup fluktuatif. Karena net profit sangat tergantung dengan margin, dimana perunggasan adalah salah satu bisnis dengan margin paling tipis.
“2024 itu tahun yang bagus untuk perusahaan publik karena mereka membukukan profit yang paling tinggi semenjak mereka berdiri. CP, Japfa dan Malindo memiliki profitability lebih dari 7 triliun di tahun 2024,” jelas Victor.
Untuk 2025, Victor memperkirakan profitability belum bisa tumbuh lebih lanjut. Karena dari segi daya beli masyarakat masih lumayan tertekan, sehingga kondisi over supply akan masih ada di tahun 2025 ini. Tanpa adanya support dari pemerintah berupa culling atau program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan agak berat untuk profitability bisa tumbuh lebih cepat.
Kuartal pertama 2025 Charoen Pokphand membukukan laba 1,5 triliun, dua kali lipat lebih besar dari tahun lalu. Marginnya cukup bagus terutama dari segmen makanan olahan yang membukukan kenaikan pendapatan cukup bagus.
Japfa memperoleh laba 680 miliar, naik sedikit dibandingkan tahun lalu yaitu 2%. Malindo sendiri labanya turun baik secara year on year maupun QonQ, membukukan laba sekitar 63 miliar.
Ketiga perusahaan tersebut memiliki margin yang lebih bagus dibandingkan tahun 2024. Karena tahun lalu harga ayam tidak terlalu bagus, ada dampak musim kering ekstrim akibat El Nino yang menyebankan harga jagung lokal naik.
Keseimbangan Supply-Demand yang Lebih Baik
“Untuk tahun ini seharusnya supply-demand bisa meningkat walaupun daya beli ada sedikit pelemahan. Meningkatnya supply-demand terutama didukung oleh kuota impor GPS yang mengalami penurunan. Sehingga produksi akan mengalami penurunan, maka supply-demand bisa lebih stabil di tahun ini,” Victor menjelaskan.
Estimasi over supply livebird di tahun 2025 adalah hampir 400.000 atau sekitar 14%. Lebih rendah dari tahun 2024 yang mencapai 600.000 (22%). Diharapkan penurunan over supply bisa membuat harga relatif stabil.
Sementara itu, program Makan Bergizi Gratis diharapkan bisa mendorong konsumsi ayam. Meski di 2025 tidak terlalu banyak dampaknya, diperkirakan 3,4% penyerapan, karena programnya baru dimulai. Tahun depan ketika program tersebut sudah berjalan penuh, dimana jumlah penerima adalah 82,9 juta, diasumsikan akan bisa menyerap pasokan sebesar 10%.
“Dari segi supply, karena kita masih over supply, MBG juga belum terlalu tinggi dampaknya. Sehingga untuk short term karena harga setelah lebaran kemarin jatuh cukup dalam, pemerintah menginstruksikan para breeder melakukan afkir dini baik di level hatching maupun di parent stock,” terang Victor.
Namun menurutnya dari data terakhir, di pertengahan Mei realisasinya masih di bawah target. Afkir dini jika diimplementasikan secara penuh, akan bisa mengurangi over supply 73-100%. Diharapkan dampak afkir dini mulai tampak di bulan Juni, ditambah dengan beberapa stimulus ekonomi yang baru dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, diharapkan akan bisa membantu recovery harga.
Margin Perusahaan Publik
![]() |
Margin perusahaan publik industri perunggasan. |
Sebelum Covid-19, margin bisnis pakan perusahaan publik rata-rata sekitar 9,7%. Setelah pandemi turun menjadi rata-rata 8,1%. Karena bahan baku pakan mengalami kenaikan harga, sedangkan harga pakan tidak bisa dinaikkan terlalu tinggi.
Bisnis DOC membukukan margin sekitar 3%. Laba dari DOC fluktuatif kadang bisa tinggi kadang bisa juga rugi.
Bisnis commercial farming sebelum Covid-19 bisa dibilang break even, sering untung tapi juga sering rugi sehingga rata-rata marginnya 0%. Namun sejak Covid-19 rata-rata margin minus 1,2% karena lebih banyak ruginya.
“Sedangkan bisnis makanan olahan marginnya cukup membaik, meski secara rata-rata itu masih lebih sering rugi,” kata Victor. “Jadi rata-rata masih negatif 1,4% tapi jauh lebih baik dibandingkan sebelum Covid-19 yang waktu itu masih minus 11%. Karena sejak Covid-19 ada perubahan tren dari konsumsi masyarakat yang sebelumnya tidak mau konsumsi ayam beku, karkas, ataupun makanan olahan yang kemudian mulai mengonsumsi.”
Biaya Bahan Baku Lebih Rendah Mendukung Margin
Harga jagung 2025 relatif cukup stabil di angka 5.100-5.200, diharapkan bisa membantu meningkatkan margin bisnis pakan ternak. Harga jagung lebih bagus dibanding tahun lalu yang sempat sangat tinggi di awal tahun, karena ada dampak dari El Nino yang menyebabkan kekeringan cukup parah sehingga produksi jagung mengalami gangguan.
“SBM kita harus 100% impor dan kebetulan harganya di pasar global lagi turun. Karena produksi di Argentina dan Brazil cukup bagus dan demand sedang relatif lemah. Karena sekarang orang di global melihat ada potensi pelambatan ekonomi baik di US maupun di Cina sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar,” jelas Victor.
“Sehingga untuk SBM diuntungkan dengan harganya yang relatif murah. Mungkin rata-rata di bawah 300 USD per ton. Diharapkan dengan harga SBM yang murah ini margin dari bisnis pakan ternak bisa mendapat ruang untuk naik.”
Valuasi Perusahaan Publik
Victor mengatakan, secara valuasi jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir posisi saat ini memang masih cukup rendah. Meski secara profit tahun lalu dan tahun ini termasuk tinggi bahkan sudah all time high.
“Tapi memang secara harga saham belum terlalu kelihatan karena begitu harga live bird jelek ekspektasi orang akan jadi jelek juga. Dan kebetulan di bulan April dan Mei setelah lebaran harga live bird cukup rendah mungkin rata-rata cuma 15.000 sampai 16.000,” Victor melanjutkan.
“Di posisi 15.000 sampai 16.000 semua peternak itu mengalami kerugian. Makanya untuk harga saham juga masih relatif rendah, karena orang ekspektasinya di second quarter ini untuk profitability bisa jadi akan sangat jelek.”
Namun diharapkan untuk paruh kedua 2025 akan ada peningkatan. Terutama dari kuota impor GPS yang sudah dikurangi di 2024, dampaknya kemungkinan akan lebih besar di paruh kedua. Juga program MBG dan program culling diharapkan bisa membantu mendukung harga live bird dan DOC di paruh kedua 2025. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar