Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini LUKY RUSMAWAN MENGEDEPANKAN PERSONAL APPROACH | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

LUKY RUSMAWAN MENGEDEPANKAN PERSONAL APPROACH

Bagi Drh Luky Rusmawan Subekti, selaku Animal Health Director PT Ganeeta Formula Nusantara, bagian dari Grup Cita Indonesia, dalam urusan apapun personal approach atau pendekatan pribadi sangat penting. Bahkan sering kali menentukan berhasil tidaknya dalam menyelesaikan masalah yang sedang ditangani.

Menurut Luky, cukup banyak orang mengabaikan hal tersebut. Karena merasa sudah sesuai prosedur lalu dengan over confident maju menyelesaikan urusan dengan menabrak rambu-rambu pendekatan pribadi.

“Di Cita Indonesia diisi SDM yang mayoritas masih muda, memang pastinya perlu effort membentuk tim yang solid. Ketika pondasi sudah kuat, ya beres,” kata Luky. “Trik saya mengedepankan personal approach, di dalam perusahaan memang ada struktur perusahaan namun saya tidak mau terlalu kaku secara hirarki.”

Ayah tiga anak ini menambahkan, ada masa ketika berada di dalam lingkungan pekerjaan harus bersikap tegas. Hal itu dibarengi dengan membangkitkan semangat di dalam tim. Ia menekankan pada timnya bahwa goal yang utama adalah goal tim, bukan individu dan selalu optimis dalam hal sales bahwa rezeki pasti selalu ada.

Ketika dalam timnya terjadi konflik, dia selalu mencari penjelasan dari kedua pihak. Sehingga permasalahan yang tadinya abu-abu menjadi jelas. Dia juga menghendaki timnya segera menceritakan masalah yang sedang dihadapi, tidak menunggu masalah meruncing dan membesar.

IPB Kampus Impian

Sejak sekolah di SMA PPSP IKIP Bandung (SMA Lab School Bandung), Luky sudah bercita-cita untuk kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dan memang sekolahnya itu mempunyai jalur PMDK ke IPB.

Ketertarikannya pada kedokteran hewan dilatarbelakangi pengalaman sejak kecil. Orang tuanya yang berprofesi sebagai dosen ilmu biologi memelihara kelinci, burung, monyet dan hewan lainnya di rumah mereka yang dekat dengan Lembang. Bahkan ayahnya pernah beternak ayam dan memelihara sapi. Semasa kecil ia sering kali diajak bermain ke peternakan.

Tidak hanya dirinya, kedua kakaknya yang juga masuk IPB pun menyukai dunia pertanian dan peternakan sejak kecil. Putranya yang kedua mengikuti jejaknya sebagai dokter hewan dan bekerja di salah perusahaan industri perunggasan terpadu.

Lulus dari FKH IPB, Luky bekerja sebagai Technical Sales. Saat itulah dia merasakan kebutuhan peternak akan produk berkualitas untuk mengatasi penyakit dan meningkatkan performa ternaknya.

“Saya merasakan kepuasan ketika dapat mengatasi problem peternak dalam masalah penyakit dan manajemen. Peternak memerlukan bimbingan teknis dalam bentuk edukasi dan pendampingan,” cerita ayah berputra dua dan berputri satu ini. “Setelah saya pindah kerja ke beberapa perusahaan multinasional, saya mendapatkan lingkungan kerja dan kultur yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan dalam meningkatkan skill dan pengetahuan peternak.“

Luky Rusmawan bersama keluarga

Memegang teguh prinsip ingin selalu memberikan manfaat pada sekitar dan tidak menyukai konflik yang tidak sehat, Luky kerap melakukan business trip untuk bertemu para customer-nya. Di waktu luang, pria kelahiran Bandung, 27 Januari 1969 ini, menekuni otomotif, menonton sepak bola dan film.

“Salah satu film yang saya suka adalah trilogi Godfather,” ungkap Luky. “Saya suka nonton serial petualangan juga, terakhir yang saya tonton adalah Game of Thrones karena ceritanya sangat menarik. Saya juga kadang nonton di bioskop bersama keluarga.”

Bergabung dengan Cita Indonesia

Luky bergabung dengan Cita Indonesia pada 7 April 2022. “Di Cita Indonesia saya mendapatkan rekan kerja dan perusahaan yang tepat. Karena sesuai dengan tujuan awal saya, yaitu menjadi partner peternak untuk memberikan solusi dalam bisnis secara komprehensif, baik bimbingan teknis juga dalam hal penyediaan produk peternakan yang berkualitas,” terangnya.

Kepada Infovet, Luky mengungkapkan di tengah dinamisnya bisnis peternakan, Cita Indonesia berhasil menjual banyak antibiotik untuk pencegahan mycoplasma dan pest control untuk tikus dan serangga. Cita Indonesia juga memiliki produk herbal untuk maintenance kekebalan dan kesehatan ternak. Mengingat masalah kesehatan hewan selalu berkembang baik dalam hal tantangan penyakit, teknologi, genetika dan manajemen pemeliharaan.

Pada era keterbukaan informasi saat ini memang peternak dimudahkan mengakses informasi, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk maju akan sangat terbantu. Tetapi Cita Indonesia merasakan bahwa peternak masih memerlukan edukasi melalui diskusi teknis maupun informasi yang tepat guna. Sehingga Cita Indonesia berusaha untuk memberikan layanan teknis dengan pendekatan yang spesifik sesuai kebutuhan customer.

“Dalam hal obat hewan kami menyadari masih ada ketergantungan pada impor, mengingat teknologi yang selalu berkembang di negara maju. Terutama teknologi vaksin yang belum bisa diadopsi perusahaan lokal,” papar Luky. “Sedangkan untuk suplemen meski beberapa bahan baku masih tergantung impor, namun kami berusaha mengembangkan substitusi dan pelengkap berupa produk herbal, seperti kunyit dan temulawak.”

Cita Indonesia telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan yang mempunyai reputasi internasional seperti BASF, Ceva dan Better Pharma. Tahun ini menargetkan pengembangan bisnis di Pulau Jawa dengan menambah personel lapangan di beberapa sentra peternakan, sehingga dapat meningkatkan servis pada pelanggan.

Hal itu dilakukan sambil terus konsisten mendistribusikan produk-produk berkualitas, yang dapat diandalkan peternak untuk mengatasi masalah penyakit dan gangguan vektornya.

Seiring dengan meningkatnya performa genetik dan masalah iklim yang terkadang ekstrem, peternak masih memerlukan edukasi dalam hal pemakaian produk yang tepat guna, untuk mendukung performa optimal dari ternak dan mengurangi stres akibat dampak cuaca.

“Strategi edukasi yang kami lakukan adalah sering menjalin komunikasi dengan customer. Tidak hanya ketika ada kasus, sebelum ada kasus pun kami mengedukasi bagaimana meningkatkan performance. Sehingga kami bisa memberi solusi yang menyeluruh bagi customer,” ujarnya.

Meskipun perkembangan dunia digital sedang pesat-pesatnya, bagi Luky hal itu dimanfaatkan lebih kepada untuk meningkatkan branding perusahaan. Sedangkan customer tidak mau hanya berinteraksi di medsos saja, mereka menginginkan edukasi secara langsung.

Untuk melakukan edukasi tersebut Cita Indonesia juga menggandeng supplier. Melakukan kunjungan langsung ke peternakan dan mengadakan diskusi teknis. “Target ke depan sebisa mungkin mempunyai legacy. Keinginan saya mengembangkan bisnis ini sehingga edukasi ke peternak bisa diteruskan,” tuturnya menutup sesi wawancara dengan Infovet, Selasa (25/10). (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer