Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini POLEMIK SEKTORAL PERUNGGASAN, MASIHKAH DAPAT DISELAMATKAN? | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

POLEMIK SEKTORAL PERUNGGASAN, MASIHKAH DAPAT DISELAMATKAN?

BEM Peternakan UGM dalam acara rutin Husbandry Week's 2020 pada Senin (30/11/2020) mengadakan webinar dengan tema yang menarik. "Polemik Sektoral Perunggasan, Masih Dapatkah Diselamatkan?".

Webinar menghadirkan 6 pembicara yaitu Prof Dr Ir Ali Agus DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng (Dekan Fapet UGM); Ir Sugiono MP (Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH Kementan); H Ir Achmad Dawami (Ketua GPPU); Ir Didiek Purwanto (Ketua PB ISPI); H Sugeng Wahyudi (Sekjen GOPAN); dan Prof Dr Sc Agr Ir Suyadi MS, IPU, ASEAN Eng. 

Sugiono memaparkan bahwa potensi perunggasan Indonesia sebenarnya luar biasa, mengingat penduduknya yang 260 juta jiwa merupakan konsumen yang sangat potensial.

Menurutnya bisnis unggas harus bisa menghidupi banyak orang dari peternak hingga integrator, dan seterusnya. Dia juga menyinggung adanya jarak lebar antara harga ayam di kandang dan di pasaran.

Hal itu disikapi Ditjen PKH dengan mengatur kesesuaian supply dan demand. Di antaranya sampai saat ini dengan menerbitkan 5 surat edaran dalam rangka mengatur supply dan demand tersebut.

Sementara itu Suyadi dalam presentasinya menyimpulkan:

  • Untuk menjamin kestabilan usaha peternakan yang profit dan sustainable perlu dihitung secara cermat kebutuhan riil konsumsi dalam negeri – trend peningkatan dari waktu ke waktu.
  • Ekspor ternak dan produk ternak merupakan alternatif penstabil sistem peternakan (unggas) dalam negeri.
  • Pembangunan depo produk unggas (cold storge) di pusat-pusat produksi merupakan alternatif temporer untuk menstabilkan produksi dan harga.
  • UU no 11 / 2020 yang memungkinkan untuk melindungi peternak perlu dirinci dalam peraturan turunan untuk diimplementasikan secara konsisten.
  • Perlu penguatan promosi konsumsi dalam negeri termasuk bidang peternakan “bangga produk dan konsumsi dalam negeri”.

Kemudian Sugeng Wahyudi menutup materinya dengan beberapa saran berikut:

  1. Regulasi yang berkeadilan untuk perlindungan peternak mandiri.
  2. Perubahan paradigama dalam berbudidaya sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing (upgrade perkandangan, penjualan produk melalui modern marketplace).
  3. Pengelompokan peternak dalam wadah koperasi untuk menciptakan koneksitas antara penyedia input (sapronak) dengan pelaku pembudidaya.
  4. Pengembangan dan segementasi pasar sehingga ada pembedaan pasar antara perusahaan integrasi yang mengerjakan pasar modern/pengolahan/ekspor yang massif, dan peternak mandiri menggarap pasar lokal.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer