Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini BIB Lembang Luncurkan Pejantan Unggul Sapi Perah Nasional Periode II B | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BIB Lembang Luncurkan Pejantan Unggul Sapi Perah Nasional Periode II B

Salah satu pejantan unggul hasil progeny test nasional yang semennya telah banyak digunakan peternak.
Usaha peternakan sapi perah dapat ditingkatkan melalui penyediaan bibit sapi perah betina dan jantan yang berkualitas. Dalam memilih benih/semen beku pejantan harus dijamin kualitasnya agar dapat menghasilkan anak sapi betina yang mempunyai potensi produksi semakin meningkat.
Jaminan ini hanya dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan Uji Zuriat atau uji keturunan, yang secara Nasional kegiatan pengujian ini telah menetapkan 8 ekor pejantan sapi perah tropikal Indonesia (Indonesian Tropical Dairy Bull)
Launching proven bulls yang dihasilkan di Indonesia secara mandiri ini diwujudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pejantan impor. Pada akhir tahun 2011 ini tepatnya tanggal 14 Desember 2011 telah dilakukan launching sebanyak 4 pejantan proven bulls setelah melalui pengujian jangka panjang selama 7 tahun. Kemudian pada tahun 2012 kembali dilaunching sebanyak 4 pejantan proven bulls, serta telah menghasilkan semen beku yang cukup untuk memenuhi keperluan inseminasi buatan sapi perah milik masyarakat/Koperasi/Swasta maupun milik pemerintah.
Foto bersama Dirjen PKH dan Kepala Balai usai penyerahan semen beku kepada perwakilan Propinsi. 
Pengujian untuk mendapatkan pejantan unggul (proven bull) dikenal sebagai uji zuriat (progeny test) yang jika dilakukan secara benar dan tepat maka produksi susu sapi perah akan terus meningkat dari generasi ke generasi. Uji ini harus dilakukan sendiri oleh Indonesia agar produksi susu di Indonesia dapat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kelemahan mendasar yang ada saat ini dengan menggunakan semen impor tanpa pengujian sebelumnya, menyebabkan di Indonesia dalam 12 tahun terakhir (dua generasi sapi perah) produksi susu tidak pernah naik lagi pada tingkat peternak tetap berada pada kisaran 11 – 14 kg per hari atau < 4500 kg per laktasi 305 hari. Hal inilah yang mendasari perlunya pelaksanaan Uji Zuriat Sapi Perah Nasional.
Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang Drh Oloan Parlindungan MP dalam sambutannya diacara Launching Pejantan Unggul Sapi Perah Nasional Periode II B yang diselenggarakan di BIB Lembang mengatakan bahwa maksud pelaksanaan Uji Zuriat ini bertujuan untuk melaksanakan  rekruitmen Calon  Pejantan  Unggul  (CPU) Sapi Perah Tingkat Nasional sekaligus menentukan Kandidat Pejantan unggul untuk diuji Progeny dan memproduksi serta mengedarkan semen bekunya untuk pengujian.  
Selain itu kegiatan ini juga membantu menginventarisir sapi betina untuk mengikuti Kegiatan Uji Zuriat. Kegiatan pendukung lainnya yaitu memantau pembesaran pedet betina keturunan semen progeny hingga mencapai umur siap untuk di IB. Meningkatkan manajemen sistem rekording sapi perah sehingga mampu menghasilkan dan meningkatkan mutu bibit sapi perah.
“Tujuan dari kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas genetik pejantan sapi perah Indonesia yang adaptif dengan kondisi agroklimat di Indonesia sekaligus upaya mengurangi ketergantungan pada pejantan unggul impor,” ujar Drh Parlindungan.
Acara launching dimeriahkan dengan lomba menggambar dan mewarnai dengan tema sapi perah yang diikuti ratusan siswa-siswi TK dan SD yang berasal dari sekitar lokasi Balai. Selain itu juga ada hiburan tarian daerah serta stand pameran dari berbagai UPT Perbibitan. Acara dihadiri oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Prof Dr Ir Muladno dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar  Ir Dody Firman Nugraha.

Pemukulan kendang oleh Dirjen PKH Muladno menandakan diresmikannya peluncuran
Proven Bull Sapi Perah Nasional Periode II B.
Tiga Pejantan Unggul 
Setelah melakukan analisis terhadap rataan produksi susu Daughter Cow (DC/Anakan Betina) dari tiga CPU periode IIB, Komisi Ahli/Pertimbangan Kegiatan Uji Zuriat Sapi Perah Nasional yang diketuai Dr drh Pallawarukka MSc menetapkan 3 Pejantan Unggul berdasar rangkingnya yaitu :
  • Rangking I : Goldsy/30676 dengan rataan potensi produksi 5745,25 ± 1031,7 Kg (data dari 31 ekor daughter cow keturunannya).
  • Rangking II : Fervenfil/30693 dengan rataan potensi produksi 5053,88 ± 1264 Kg (data dari 36 ekor daughter cow keturunannya),
  • Rangking III : Fortuner/30695 dengan rataan potensi produksi 4667,35 ± 1276 Kg (data dari 77 ekor daughter cow keturunannya),

Hasil tersebut diperoleh dari membandingkannya dengan produksi sapi perah pembandingnya (Metode Contemporary Comparison), yang menunjukan juga rataan produksi pejantan yang diuji lebih tinggi dibanding dengan pembandingnya, yaitu Fortuner/30695 sebesar 121,69 kg, Fervenfil/30693 sebesar 299,91 kg dan Goldsy/30676 sebesar 931,47 kg.
Produksi susu tertinggi anak betina pejantan yang diuji atau DC pada laktasi I sebanyak 5.964 kg (19-20 liter/hari), atau setara dengan 8.534 kg/305 hr ME (pendugaan produksi susu jika umur sapi betina tersebut telah mencapai laktasi III).
Pejantan hasil Uji Progeny Sapi Perah Nasional periode II B ini telah meningkatkan produksi susu Daughter Cow (DC) sebesar 13% dari prestasi produksi susu sapi betina DC keturunan saudara tirinya, yaitu Farrel/30686 dan Filmore/30687. Peningkatan ini telah menyebabkan bergesernya kurva rataan produksi susu ke arah kanan dengan rataan produksi susu sebesar 12,8 liter/ekor/hari.
Drh Oloan Parlindungan menekankan bahwa produksi susu DC keturunan pejantan hasil uji progeny sapi perah Nasional berdampak terhadap kenaikan susu di setiap propinsi pelaksana kegiatan uji progeny sapi perah Nasional, yaitu di Jawa Barat sebesar 14,34 %, Jawa Tengah sebesar 15 % (tidak menyertakan produksi susu sapi perah di BBPTU-HPT Baturraden dan Jawa Timur sebesar 12 %, (termasuk eks impor di Tulung Agung yang produksinya cukup tinggi).
“Peningkatan produksi susu dapat mencapai 10-20 % per generasi sedangkan di luar negeri hanya berkisar 1-2 persen per generasi,” ujar Drh Parlindungan.
Pejantan unggul sapi perah nasional di ladang penggembalaan BIB Lembang.
Lebih lanjut, dampak akumulasi kegiatan uji zuriat nasional dari periode I sampai periode II B telah berkontribusi dalam penyebaran keturunan sapi perah Holstein nasional dari produksi 10,8 liter/ekor/hari 305 hari laktasi) pada tahun 2004 menjadi 12,8 liter/ekor/hari (305 hari laktasi) pada tahun 2015. Sedangkan di kelompok ternak yang digunakan untuk uji zuriat, rataan produksi susu yang dicapai dalam laktasi pertama sebanyak 15,7 liter/ekor/hari (305 hari laktasi).
Rangking pejantan hasil pengujian belum akan mencerminkan pemakaian semen beku pejantan tersebut oleh masyarakat. Hal ini ada hubungannya dengan prestasi produksi susu di lokasi tertentu, sebagai contoh Ferventfill/ 30693 produksi terbaiknya dicapai di daerah pengujian Jawa Tengah, Goldsy/30667 lebih disukai di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.

Semen Beku yang Berkualitas
Pada kesempatan yang sama Dirjen PKH Muladno menyampaikan, kegiatan utama yang akan diimplementasikan selama 2015-2019 adalah kegiatan produksi bibit ternak, produksi ternak, dan produksi pakan ternak.
Ia menambahkan, peningkatan populasi dan produksi daging sapi tidak bisa dilepaskan dari faktor perbibitan. Selama ini, pemerintah melakukan pemuliaan, pengembangan usaha pembenihan, dan pembibitan serta membina pembentukan wilayah sumber bibit. Pemerintah pun telah melakukan penetapan wilayah sumber bibit, uji performa sapi potong/perah, penetapan dan pelepasan rumpun/galur ternak, serta peningkatan produksi pembibitan ternak pada UPT Perbibitan.
Peningkatan produksi pembibitan ternak juga dilakukan pada UPT Perbibitan. Adapun UPT Pusat yang berperan dalam penyediaan benih adalah Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, BIB Lembang, dan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. BIB memproduksi semen beku sedangkan BET memproduksi embrio. Sementara, kegiatan peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di tujuh UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Bali, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari.
Muladno menegaskan, tulang punggung penyediaan daging dan susu sapi/kerbau di Indonesia adalah peternakan rakyat. Umumnya, peternakan rakyat adalah peternakan skala kecil dengan kepemilikan dua sampai tiga ekor dan bersifat sebagai usaha sambilan. Guna mendukung peningkatan populasi, produksi, dan produktivitas ternak rakyat maka pemerintah melaksanakan optimalisasi inseminasi buatan (IB) dengan murah, mudah, dan cepat.
Drh Oloan Parlindungan MP, Kepala BIB Lembang.
Drh Oloan Parlindungan menambahkan sesuai PP No. 48/2012 tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian harga semen beku hasil Proven Bull FH Elite Murni Kelas A dan B dibandrol Rp 40.000/dosis dan Rp 30.000/dosis untuk semen beku yang unsexing. Sementara untuk semen beku FH Elite Murni Kelas A yang sudah di sexing dihargai Rp 150.000/dosis. Sangat bersaing bukan, ketimbang harus mendatangkan ternak bibitnya dari luar negeri.  (wawan)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer