Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini SINDROMA KERDIL KADANG MASIH USIL | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SINDROMA KERDIL KADANG MASIH USIL

Masih kerap terdengar bila kita melakukan kunjungan lapangan ke peternak – peternak ayam pedaging (broiler), adanya keluhan mengenai ketidak – seragaman ayam yang dipeliharanya. Menurut penuturan mereka, pada saat doc tiba kondisinya terlihat seragam, tetapi setelah ayam mulai menginjak usia di atas 14 hari, baru terlihat adanya ayam yang terlambat pertumbuhannya.

Pertumbuhan yang tidak seragam pada ayam broiler memang banyak penyebabnya seperti :
1. Doc berasal dari Bibit Muda atau Bibit Tua Sekali
2. Multi strain dalam satu flock / kandang
3. Kurang tempat pakan dan tempat minum
4. Kepadatan ayam di kandang yang terlalu tinggi
5. Penyakit infectious seperti Coccidiosis
6. Sindroma Kekerdilan pada Broiler ( Runting and Stunting Syndrome )

Pada umumnya para peternak berpendapat bahwa beberapa penyebab yang menyebabkan ayamnya tidak seragam seperti karena doc, multistrain dalam satu kandang, kurang peralatan makan dan minum, kepadatan ayam dalam kandang dan penyakit coccidiosis, mereka sudah dapat mengatasinya di lapangan. Tetapi untuk sindroma kekerdilan atau runting and stunting syndrome, para peternak masih meraba-raba penyebabnya, karena kejadian di lapangan kadang ada dan kadang tidak ada / hilang dengan sendirinya.

Sindroma Kekerdilan pada Broiler mempunyai berbagai ragam nama lain seperti :

√ Malabsorption Syndrome
√ Stunting Syndrome
√ Reovirus Malabsorption
√ Pale Bird Syndrome
√ Helicopter Disease
√ Brittle – bone Disease

Apa itu sindroma kekerdilan pada broiler ? dan apa saja penyebabnya ?

Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai : Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi ) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari. Dimana setelah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal. (Nick Dorko, 1997).

Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian sudah nampak di depan mata seperti : tingginya ayam culling; tingginya fcr; rataan berat badan di bawah standar; berat badan yang sangat bervariasi, hal mana akan menjadi masalah bila ada kontrak dengan “slaughter house” / rumah potong ayam; masalah dengan penjualan karena banyaknya ayam yang kecil.

Pertanyaannya adalah apakah kejadian kekerdilan pada broiler ini hanya merupakan sindroma saja ataukah merupakan penyakit yang sangat banyak penyebabnya ? / Multifactorial Causative Disease ?
Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwa runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yaitu Enteritic; Pancreatic dan Proventricular (yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya), yang paling penting sindroma kekerdilan ini merupakan sindroma penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor.

PENYEBAB SINDROMA KEKERDILAN
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu :
• Penyebab berasal dari Pembibitan
• Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery
• Penyebab berasal dari Manajemen Produksi
• Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi
• Penyebab berasal dari Lingkungan
• Penyebab berasal Penyakit

1. Penyebab berasal dari Pembibitan
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
 Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk <> 30 % populasi dengan kategori BENCANA / MALAPETAKA

Biasanya terlihat pada usia 2 minggu :
 Bulu sekitar kepala dan leher tetap “ Yellow Heads”
 Bulu primer sayap patah / dislokasi “ Helicopter Birds “ / “ Stress Banding”
 Tulang kering / betis berwarna pucat
 Jika diperiksa kotorannya masih utuh / makanan hanya lewat saja

PATOLOGI ANATOMI
 Perubahan terutama terjadi pada usus seperti : pucat, tipis, berisi material cair sampai berlendir
 Kadang ada radang proventriculus
 Ada degenerasi pada pancreas
 Makanan pada usus bagian belakang masih utuh

PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Pembibitan
 Induk harus dapat memberikan bekal maternal antibodi yang tinggi
 Hindari terinfeksi dengan Salmonella enteriditis
 Perbesar telur tetas dengan cara tunda awal produksi dini (pengaturan lighting), berat badan betina harus masuk berat standar, kebutuhan Kcal / protein / ayam terpenuhi. Tambahkan protein / asam amino pada pakan periode petelur dengan Methionine / Cysteine

2. Hatchery
 Hindari menetaskan telur tetas yang kecil
 Perpendek waktu koleksi telur tetas
 Jangan menetaskan telur tetas yang berbeda usia / ukuran dalam satu mesin
 Percepat proses seleksi doc dan secepatnya didistribusikan
 Pergunakan alat pengangkut doc dari hatchery sampai peternak dengan alat angkut yang representatif, terutama lengkapi dengan “Ventilator”

3. Farm Broiler
 Laksanakan proses biosecurity dengan baik dan benar, agar farm dapat seoptimal mungkin terbebas dari serangan infeksi penyakit pemicu terjadinya kekerdilan
 Penggunaan desinfektan yang mengandung antiviral seperti GLUTAMAS dan SEPTOCID sangat dianjurkan
 Usahakan satu unit farm diisi oleh ayam yang satu usia, karena jika ada serangan kekerdilan ayam yang ber-usia paling muda yang paling parah terkena infeksi
 Jika mendapat doc kecil / bibit muda / doc berasal dari telur tetas kecil, maka tatalaksana brooding harus sempurna; berikan pada minumnya multivitamin yang mengandung vitamin A, D dan E seperti VITAMAS; perhatian difokuskan kepada suhu sekitar brooding; pemberian pakan yang intensif dan mudah dijangkau ayam, demikian juga dengan air minum harus selalu tersedia dalam keadaan segar
 Bila kekerdilan sudah menyerang ayam di kandang, maka lakukan langkah :

1. Ayam yang hanya mencapai 40% dari berat badan standar dipisahkan / diculling
2. Lakukan desinfeksi area kandang secara rutin dengan GLUTAMAS atau SEPTOCID, dosis berikan sesuai petunjuk pembuatnya
3. Ayam yang ber-berat badan > 40% dari berat badan standar dan Normal berikan minum yang mengandung MASABRO atau HYPRAMIN – B, sesuai petunjuk pembuatnya
4. Pakan sebaiknya tetap menggunakan pakan starter sampai panen
5. Sebaiknya ayam di panen pada berat 1.0 – 1.2 kg saja

 Periksakan pakan secara periodik untuk kontrol kandungan mycotoxin
 Pastikan pakan kandungan bahan bakunya seimbang dan sesuai dengan peruntukan usia ayam


Drh Arief Hidayat
Technical Department
PT. Mensana Aneka Satwa

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer