Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Mimbar Edisi 169 Agustus 2008 | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Mimbar Edisi 169 Agustus 2008

Penguatan Menghadapi Menguatnya Tantangan
Drh Heri Setiawan
Tantangan berat dihadapi industri dan bisnis perunggasan dalam paruh waktu kedua tahun 2008. Harga pakan broiler, bisa jadi, menembus angka psikologis : lima ribuan per kilogramnya. Bila hal itu benar-benar terjadi berarti harga pokok produksi ayam pedaging sekitar Rp. 12.250,00 setiap kilogram berat hidup. Maknanya, pembeli harus mengeluarkan uang dua puluh ribuan dari koceknya (mungkin masih ada kembaliannya, hanya beberapa ratus rupiah saja) guna mendapatkan 1 ekor karkas ayam.
Pada saat bersamaan harga bahan kebutuhan pokok lainnya juga bertengger lebih ke atas. Belum lagi pengeluaran dana besar guna memasuki tahun ajaran baru. Khususnya bagi orang tua yang putra/putrinya diterima di perguruan tinggi. Harus tersedia dana (jutaan rupiah) untuk membayar biaya yang berkaitan langsung dengan operasional perguruan tinggi tersebut. Apa saja ? Uang kuliah semester pertama, sumbangan pembangunan, biaya pengganti perlengkapan dan iuran-iuran lainnya. Selain itu, ada tren baru di kalangan mahasiswa baru. Kendaraan baru dan komputer jinjing yang gres pula. Jutaan lagi harus disediakan guna memenuhi kebutuhan itu agar tidak termasuk kasta mahasiswa jadul (jaman dulu).
Secara umum, daya beli masyarakat menurun karena tak ada lagi atau sedikit saja uang yang tersisa. Membeli daging ayam menjadi pilihan yang kesekian. Boleh jadi, nantinya, untuk menikmati masakan berbahan baku daging ayam akan berubah menjadi suatu angan-angan. Harga daging ayam tak terjangkau. Broiler siap potong, menumpuk di tempat-tempat pemotongan. Umur ayam yang dipanen makin mundur, karena pengambilan oleh pengepul/bakul berkurang. Peternak merugi. Animo beternakpun menurun. Populasi ayam melorot. Omset penjualan sapronak menyusut. Tak ayal lagi, situasi kompetisi semakin mencuat. Artinya, tantangan yang harus ditundukkan oleh para pelaku bisnis ini bertambah berat.
Dampak selanjutnya adalah, hantaman stres yang semakin bertubi-tubi menyerang mental para field force. Target penjualan yang sudah disusun dan disepakati bersama di awal tahun, tidak dengan serta merta dapat dilakukan revisi. Apalagi hanya diratapi. Diperlukan upaya-upaya khusus untuk bisa tetap eksis. Agar semangat bertempur dalam menghadapi kompetisi tidak meredup, dibutuhkan pencerahan. Supaya mental tidak lembek dan rontok didera badai stres akibat menguatnya tantangan, dibutuhkan penguatan.
Kedua hal itulah yang dilakukan divisi pemasaran perusahaan tempat saya bekerja. Saat itu dilaksanakan pertemuan rutin tengah tahunan. Dalam pertemuan yang digelar dua hari tersebut, materi yang disampaikan kepada para tenaga lapangan meliputi aspek teknis dan non teknis. Ada dua materi teknis yaitu mengenai pakan dan virus Avian Influenza (AI). Pemateri tentang pakan adalah Departemen Teknologi Pakan dan Departemen Produk dari Feedmill. Sedangkan pakar dan peneliti dari laboratorium Bio Security Level 3 Tropical Disease Center Universitas Airlangga membahas tentang virus AI.
Saya mendapat amanah untuk memberikan materi yang bersifat non teknis. Hal ini memang sudah menjadi tradisi dalam pertemuan rutin divisi pemasaran. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya, biasanya dalam situasi genting tingkat kepercayaan diri menjadi sangat penting. Dalam kondisi gawat dibutuhkan rasa percaya diri (PD) yang kuat. Oleh karenanya, dalam momen pertemuan tengah tahunan yang diadakan awal bulan Juli itu saya sengaja mengambil tema ”Percaya Diri Untuk Meraih Prestasi”
Sebelum memaparkannya secara rinci, saya mengadakan uji tingkat kepercayaan diri. Kepada setiap peserta pertemuan (armada pemasaran) saya bagikan kuisener. Ada sejumlah pernyataan yang harus dijawab secara jujur berdasarkan pikiran/perasaan masing-masing saat menghadapi situasi sesuai dengan pernyataan tersebut. Dilakukan skoring terhadap seluruh jawaban masing-masing peserta. Dengan metode penilaian tertentu, didapatkan hasil bahwa sebagian besar peserta mempunyai derajad kepercayaan diri belum optimal. Konsekuensinya, harus dilakukan optimalisasi. Wajib diberikan penguatan agar tetap tegar menghadapi setiap tantangan. Dari manapun datangnya, apapun bentuknya dan dimanapun berada.
Beberapa hal krusial yang saya bahas saat itu antara lain adalah : posisi kepercayaan diri yang merupakan titik sentral dalam kepribadian seseorang; perbedaan karakteristik antara individu penuh PD dengan yang kurang PD; dan faktor-faktor yang berperan besar dalam perkembangan rasa PD sejak usia dini. Dan, yang paling penting adalah bagaimana strategi dan kiat-kiat untuk memperkuat kepercayaan diri. Peserta pertemuan sempat terkaget-kaget saat saya menampilkan cuplikan rekaman video dari beberapa tenaga pemasar yang tampil untuk berbagi pengalaman keberhasilan. (Secara diam-diam saya memang merekam momen itu). Cuplikan rekaman itulah yang saya jadikan contoh faktual. Komentar-komentar positif, konstruktif dan apresiatif sengaja saya berikan guna penguatan rasa PD bagi yang bersangkutan serta seluruh armada pemasaran yang hadir. Kesimpulannya : kepercayaan diri itu maha penting, dinamis dan membutuhkan seni tersendiri untuk mengelola serta mengoptimalkannya.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer