Buku Panduan Transportasi dan Penyembelihan Hewan Ternak
(Sumber : FAO, 2023)
Awal tahun ini organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) meluncurkan panduan teknis tentang transportasi dan pemotongan hewan ternak yang disesuaikan dengan kondisi negara-negara di wilayah Asia-Pasifik. Panduan ini mencakup proses transportasi untuk sapi, babi, kambing, domba, dan ungags, dengan penekanan pada transportasi darat, melengkapi dua panduan terdahulu tentang peternakan cerdas-iklim (climate-smart livestock) dan peternakan dan pemotongan skala rumah tangga (backyard farming and slaughtering) yang diluncurkan pada 2021 silam.
Dokumen ini
menyediakan informasi penting tentang bagaimana perlakuan sebelum
penyembelihan, pada saat pemingsanan, serta praktik penyembelihan yang tidak
memperhatikan kesejahteraan hewan atau animal
welfare dengan perlakuan yang membuat ternak merasa sakit, takut, serta
stress. Namun, panduan ini tidak mencakup proses lebih lanjut setelah kematian
hewan terkonfirmasi.
Hal ini dilatarbelakangi
oleh perdagangan hewan ternak hidup yang telah terjadi selama ribuan tahun. Hewan
ternak telah diperdagangkan sejak praktik sistem pertukaran hewan sederhana dilakukan
oleh masyarakat, hingga perdagangan hewan modern dengan jarak yang sangat jauh.
Sifat produksi dan perdagangan ternak komersial terjadi sedemikian rupa
sehingga pada titik tertentu memerlukan pengangkutan massal dari peternakan
yang berfokus pada pembibitan ke pasar komersial, hingga ke rumah potong hewan
atau tempat penyembelihan.
Sistem produksi peternakan
di Asia dan Pasifik kini semakin terstratifikasi, dengan beberapa lalu lintas
atau perpindahan ternak di antara peternakan produksi dan pemotongan, yang
sebagian besar masih berupa peternakan tradisional. Pengurangan rantai pasar
dan perencanaan lalu lintas yang baik secara hati-hati dapat dengan signifikan
mengurangi risiko terhadap kesehatan atau penyakit hewan, kesejahteraan hewan,
serta penyakit yang dimediasi dengan makanan (foodborne diseases). Selain itu, pengurangan durasi dan frekuensi
transportasi, sambil mengoptimalkan kondisi transportasi (sehingga secara
langsung atau tidak langsung meningkatkan kesejahteraan hewan), juga akan
berpengaruh terhadap penurunan emisi gas rumah kaca.
Transportasi
berpotensi bahaya bagi hewan, terlepas dari apakah perjalanan yang dilakukan
antar- atau di dalam wilayah suatu negara, atau melalui jalur darat, kereta
api, pesawat udara, atau kapal laut. Beruntungnya, masih ada cara di mana stakeholder peternakan tetap bisa
mengidentifikasi risiko terhadap kesejahteraan hewan dan memberikan opsi lain
yang cocok untuk menghasilkan kesjahteraan hewan yang optimal, yang
menghasilkan produk ternak yang berkualitas. (WF)