-->

JANGAN SETENGAH HATI KETIKA BROODING

Untuk memaksimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa broodingnya. (Foto: Zoe Schaeffer on Unsplash)

Ada satu fase yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan dalam manajemen pemeliharaan broiler, yakni brooding. Semua peternak mengetahuinya, namun di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami karena dijalankan dengan setengah hati.

Setelah menetas anak ayam berusia sehari/DOC yang baru mengenal dunia luar harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Jangan lupa bahwa broiler modern dengan segala keunggulan genetiknya merupakan sebuah mesin biologis atau bisa dibilang monster. Sebab dalam sebulan broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut dibutuhkan perhatian khusus dalam masa brooding. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang sampai mereka mencapai umur dan bobot tertentu, serta tidak memerlukan pemanas lagi. Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada dikisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian ekstra. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase brooding DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

“Brooding ini fase yang terjadi adalah perbanyakan sel tubuh (hiperplasia), oleh karena itu jika kita gagal dalam fase perbanyakan sel terutama sel-sel pembentuk otot, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu,” tutur Lilis.

Terkait feed convertion ratio (FCR) dan tingkat kematian, Lilis mengatakan bahwa seharusnya FCR pada fase itu berkisar antara 0,85, dengan feed intake sekitar 150 gram, dan tingkat kematian 1%. “Untuk mencapai standar segitu kita harus memenuhi kebutuhan dasar brooding yang baik,” jelasnya.

Kebutuhan yang dimaksud mulai dari kebutuhan dasar seperti pakan, air minum, suhu, cahaya, dan kualitas udara yang baik. Kelima faktor tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata jika hendak menyukseskan program brooding.

Pakan dan Air Minum yang Cukup dan Sesuai
Sesaat setelah menetas DOC masih membawa sisa kuning telur yang berfungsi sebagai cadangan energi. Pada fase awal biasanya DOC tidak akan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BROODING

Anak ayam dengan pakan ad libitum umur satu hari (kiri). Pengecekan kapasitas tembolok (kanan).

Budi daya broiler modern adalah cara efisien dan produktif menghasilkan ayam pedaging secara komersial. Keberhasilan pemeliharaan anak ayam pada usia dua minggu awal sangat menentukan hasil panen di usia 4 atau 5 minggu. Di bawah ini sedikit penjabaran mengenai apa saja yang menjadi penentu keberhasilan pada dua minggu pertama budi daya broiler modern.

1. Masa Pre Heating Saat Kedatangan 
Masa ini merupakan masa krusial mengingat ayam memerlukan suhu yang sesuai kondisi metabolismenya. Pemanas harus dinyalakan minimal 4-5 jam sebelum anak ayam datang. Hal ini bertujuan agar alas kandang di sekitar brooding benar-benar hangat (33-34° C). Reseptor terhadap suhu pada fase awal pemeliharaan sampai umur dua minggu ada di telapak kaki ayam. Apabila suhu alas lebih rendah maka ayam akan meresponnya sebagai kondisi yang dingin.

Saat suhu yang diterima ayam cukup rendah, ayam akan kehilangan panas tubuhnya untuk bertahan pada kondisi dingin. Berbeda dengan kondisi suhu ideal, dimana kondisi suhu lantai sesuai yang diharapkan anak ayam sehingga tidak ada porsi energi yang digunakan untuk bertahan pada suhu dingin. Makna informasi tersebut adalah dalam jangka panjang bila ayam kehilangan panas tubuhnya sebagian besar keluar melalui kaki oleh situasi alas sekam yang dingin, maka konversi pakan ke arah pertumbuhan akan berkurang karena energi yang didapat akan digunakan untuk bertahan pada suhu alas yang dingin.

2. Brooding
Fase brooding terjadi selama 14 hari pertama dalam pemeliharaan broiler atau hingga anak ayam memiliki bulu dan mampu mempertahankan suhu tubuh. Pemantauan hendaknya sering dilakukan produsen/inti kemitraan pada fase ini, pemantauan rutin memungkinkan identifikasi dan koreksi masalah dapat dilakukan dengan cepat, serta dapat mencatat atau mendokumentasikan kondisi pertumbuhan yang baik dan konsisten.

Brooding adalah waktu paling kritis dalam pemeliharaan broiler dan peternak/ABK harus memantau ayam yang dipelihara minimal tiga kali setiap hari dan berjalan-jalan di area brooding beberapa kali untuk pemeriksaan. Kualitas perawatan yang diberikan pada anak ayam selama jam dan hari pertama di kandang dapat memberikan pengaruh besar terhadap performa akhirnya. Periksa kondisi tempat makan dan minum, memantau suhu, ventilasi, dan kondisi kotoran. Segera singkirkan anak ayam yang mati, catat, dan dibuang dengan benar.

Anak ayam yang tidak dapat menjangkau makanan dan air karena kondisi lemah atau cacat harus dimusnahkan, lakukan dokumentasi dan catat dalam recording. Peternak/ABK harus mengamati perilaku, tingkat aktivitas, dan distribusi anak ayam di dalam kandang yang menyebar rata adalah tujuannya. Tanda-tanda ketidaknyamanan atau stres harus diselidiki dan diatasi, meliputi kicauan yang keras, terengah-engah, atau kegagalan anak ayam yang lesu dan lunglai untuk menjauh ketika didekati peternak. Kicauan yang keras dapat mengindikasikan kepanasan, kekurangan pakan, atau kekurangan air. Kondisi terengah-engah atau panting pada menandakan suhu dalam kandang terlalu tinggi. Perhatian khusus harus diberikan pada kawanan ketika kondisi cuaca sangat panas atau dingin, atau ketika terjadi fluktuasi besar pada suhu luar ruangan pada siang hari. Kawanan yang menunjukkan tanda penyakit harus dirawat dan dipantau secara ekstra.

3. Konfigurasi Kandang
Dua sistem kontrol suhu yang digunakan selama brooding: … Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

UNGGAS, PETERNAK, DAN KONSUMEN DI AFRIKA SELATAN TERKENA DAMPAK FLU BURUNG

Wabah flu burung di Afrika Selatan tahun ini telah menyebabkan pemusnahan jutaan unggas di negara tersebut, yang mengakibatkan penurunan produksi telur tetas sebesar 30%. Peternak unggas, yang sudah berjuang menghadapi penurunan muatan dan biaya tinggi, serta konsumen lokal harus menanggung akibatnya.

Menurut Indeks Keterjangkauan Rumah Tangga Oktober dari Pietermaritzburg Economic Justice and Social Dignity Group, harga telur meningkat sebesar 19% antara September dan Oktober 2023, dan 36% antara Oktober 2022 dan Oktober 2023. Ceker dan ampela ayam meningkat sebesar 8% tahun-ke-tahun dan hati ayam sebesar 14%. Produk-produk inilah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat miskin.

Asosiasi Importir dan Eksportir Daging (AMIE) memperingatkan bahwa akan ada kenaikan harga unggas yang besar selama musim perayaan dan memasuki tahun 2024, sebagai akibat dari kelangkaan yang disebabkan oleh wabah flu burung, juga, “Ketidakmampuan pemerintah untuk menerapkan kebijakan potongan harga tarif impor tepat waktu”, menurut Paul Matthew, CEO AMIE.

Wakil presiden Paul Mashatile menjanjikan paket dukungan untuk peternak yang terkena dampak sebulan yang lalu, dan Menteri Perdagangan, Industri dan Persaingan, Ebrahim Patel, meminta penyelidikan segera terhadap pemberian potongan harga impor unggas hampir 2 bulan yang lalu.

Sementara itu, Matthew mengatakan bahwa untuk mengatasi kekurangan unggas akibat wabah flu burung, industri unggas lokal telah mengimpor 83 juta telur yang telah dibuahi secara mendesak dan diterbangkan melalui udara, yang menurutnya harganya 3 kali lipat dari harga lokal. (Via Poultryworld)

PENGEMBANGAN SUMBER HIJAUAN PAKAN UNGGUL DI INDONESIA

Hijauan pakan ternak (HPT) memiliki peranan sangat penting untuk keberhasilan produktivitas ternak ruminansia. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa wilayah di Indonesia sedang dilanda cuaca panas akibat dampak dari El Nino. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan menyatakan ada kemungkinan cuaca panas bisa berlanjut hingga awal 2024. Terjadinya kemarau panjang ini akan berdampak pada lahan hijauan sebagai penyedia pakan ternak. Padahal, hijauan pakan ternak (HPT) memiliki peranan penting untuk keberhasilan produktivitas ternak ruminansia.

Pasalnya, biaya produksi ternak ruminansia di Indonesia didominasi biaya pakan yang bisa mencapai 50-80%. Tingginya biaya pakan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin langkanya sumber pakan utama ternak ruminansia dari padang penggembalaan alam. Sumber pakan seperti ini sebenarnya menyediakan pakan hijauan yang lebih murah, serta tenaga kerja dan pengelolaan yang lebih sedikit, karena ternak dapat secara langsung memanfaatkan pakan di alam bebas.

Dengan tantangan adanya keterbatasan sumber pakan dari lahan penggembalaan alam, maka pengembangan HPT merupakan salah satu upaya dalam mendukung pengembangan peternakan, yaitu melalui inovasi untuk meningkatkan produksi dan kualitas hijauan pakan.

Secara definisi menurut Reksohadiprodjo (1985), hijauan pakan ternak adalah semua bahan pakan yang digunakan sebagai sumber pakan ternak ruminansia berasal dari tanaman rumput dan leguminosa, dan forb, serta tanaman pohon baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar terdiri bagian vegetatif berupa daun dan sebagian batang, serta bagian generatif tanaman. Dan HPT inilah yang merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia, berfungsi tidak hanya sebagai pengisi lambung secara fisik, namun juga berfungsi sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, energi, vitamin, mineral, dan fungsi herbal lainnya. Hijauan yang bernilai nutrisi tinggi memegang peranan penting karena dapat menyumbangkan nutrisi yang lebih ekonomis dan bermanfaat bagi ternak.

Dalam pidato pengukuhan Guru Besarnya di Balai Senat UGM pada Agustus 2023, Dosen Fakultas Peternakan UGM, Prof Nafiatul Umami, menjelaskan bahwa berdasarkan tipe jalur fotosintesis rumput dapat dikelompokkan menjadi  dua kategori, yaitu rumput tropik dan rumput sub tropik. Rumput tropik adalah tanaman yang melakukan jalur fotosintesis tipe C4 yang memiliki produksi biomassa yang tinggi namun kualitas nutrien lebih rendah. Tanaman jalur C4 sebagai rumput untuk pakan antara lain rumput Bahia (Paspalum notatum), rumput Napier (Pennisetum purpureum), rumput Rhodes (Chloris gayana), rumput Brachiaria (Brachiaria decumben), rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis), rumput Setaria (Setaria sphacelata) dan lain-lain. Terdapat juga rumput yang digunakan sebagai rumput cover crop seperti rumput Bermuda (Cynodon dactylon), rumput Paspalum (Paspalum spp), rumput Zoysia (Zoysia spp). Dan yang introduksi terbaru adalah rumput Pennisetum purpureum cv Gama Umami, merupakan rumput yang dikembangkan oleh Fakultas Peternakan UGM, yang memiliki produksi  biomassa lebih tinggi dan kandungan gula mereduksi lebih tinggi.

Rumput-rumput tropik, terutama yang tumbuh di Indonesia adalah termasuk dalam kategori rumput yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah yang bersuhu tinggi dan curah hujan yang cukup. Namun kekurangannya adalah perbanyakan sebagian rumput hanya dapat dilakukan secara vegetatif karena tidak ada biji, bersifat reproduksi melalui apomiksis (reproduksi non-seksual pada tumbuhan yang menghasilkan biji), dan tingkat ploidi (himpunan kromosom) yang bervariasi dalam spesies.

Ketika dilakukan pengembangbiakan secara vegetatif, kelemahan rumput-rumput tersebut kurangnya variasi genetik, karena tanaman turunan yang dihasilkan memiliki materi genetik yang identik dengan induknya. Kurangnya variasi genetik dalam populasi tanaman dapat menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama, penyakit, dan perubahan lingkungan, serta menghambat kemampuan dalam proses adaptasi tanaman. Karena kurangnya variasi genetik itu pulalah maka penemuan dan pengembangan varietas baru dengan sifat yang diinginkan juga menjadi lebih sulit.

Varietas rumput yang tahan terhadap penyakit atau memiliki kualitas nutrisi yang lebih baik, biasanya dihasilkan melalui persilangan dan rekombinasi genetik yang melibatkan variasi genetik yang berbeda. Kelemahan berikutnya adalah penyebaran penyakit dengan cepat dapat terjadi apabila tanaman induk yang digunakan terinfeksi penyakit atau hama, sehingga membuat tanaman turunan berpotensi terinfeksi; serta keterbatasan dalam produksi massal dapat terjadi karena perbanyakan secara vegetatif membutuhkan waktu lebih lama, dan upaya lebih intensif untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.

Manakala pemuliaan suatu rumput tropis dilakukan melalui cara penyilangan, hal itu juga menyulitkan karena dalam spesies rumput tropik terdapat tingkat ploidi yang bervariasi. Karena kesulitan dalam menggunakan teknik pemuliaan konvensional dengan metode penyilangan, maka sangat diperlukan strategi khusus dan kombinasi beberapa metode pemuliaan.

Strategi Pengembangan HPT
Dalam hal pengembangan hijauan pakan ternak, hal penting yang mesti diperhatikan demi keberhasilan budi daya tanaman pakan (Umami, 2023) adalah harus memiliki daya produksi biomassa dan kemampuan regrowth yang tinggi, memiliki kandungan nutrien yang baik, adaptif pada kondisi lahan tertentu, dan memiliki palatabilitas yang baik pada ternak. Untuk mengembangkan tanaman pakan diperlukan inovasi pemuliaan yang dapat dilakukan melalui beberapa kombinasi metode pemuliaan, yakni penggunaan teknik kultur jaringan sebagai dasar breeding, mutasi genetik dengan pemanfaatan agen mutasi, transformasi genetik pada tanaman pakan, terobosan baru dengan genome editing, dan aplikasi manajemen budi daya untuk peningkatan produktivitas tanaman pakan unggul. Dalam hal ini, salah satu yang penting dilakukan untuk mempertahankan tanaman penghasil biomassa pakan adalah mampu dan tetap mempertahankan dalam fase vegetatifnya, sehingga plasma nutfah tanaman pakan unggul hasil pemuliaan akan berproduksi baik di Indonesia.

Seperti langkah pemuliaan yang dilakukan Fapet UGM dan Batan/Brin, telah dilakukan radiasi pada rumput Gajah (Pennisetum purpureum), sehingga dihasilkan kultivar baru dengan nama Pennisetum purpureum cv Gama Umami atau yang dikenal dengan rumput Gama Umami. Rumput unggul tersebut kini telah mendapatkan tanda daftar rumput hasil pemuliaan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dengan tanda daftar No. 889/PVHP/2020 pada 2021.

Nafiatul Umami menjelaskan, rumput unggul tersebut merupakan hasil dari radiasi sinar gamma yang dilakukan dengan penyinaran 100 Gy, dan memiliki kelebihan produksi biomassa hijauan dapat mencapai 50 kg/ m2, kandungan bulu sangat sedikit sehingga tidak gatal, daun halus dan tidak melukai ternak, serta kandungan gula mereduksi lebih tinggi dari tetuanya.

Mutasi dengan radiasi sinar gamma pada dasarnya adalah proses induksi mutasi pada organisme hidup dengan menggunakan sinar gamma sebagai agen mutagenik. Sinar gamma yang merupakan bentuk radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi, mampu menembus bahan padat. Radiasi sinar gamma bekerja dengan mengubah DNA dalam sel tanaman, yang dapat menghasilkan perubahan dalam materi genetik. Efek radiasi sinar gamma dapat menyebabkan perubahan dalam karakteristik fenotip tanaman, seperti bentuk, warna, ukuran, atau sifat lainnya.

Metode pemuliaan dengan teknik radiasi  sinar gamma tersebut sebelumnya telah banyak dilakukan pada tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan tanaman pakan. Beberapa tanaman yang telah dimutasi di Indonesia antara lain sorgum (Sorghum sudanense), padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan kedelai. ***

Ditulis oleh:
Andang S. Indartono
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI)
IG: @and4ng
Email: andang@ainionline.org

AGAR BISNIS PERUNGGASAN STABIL DAN BERDAULAT, INI SOLUSINYA


Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan dengan kualitas gizi yang baik, memperhatikan budaya dan potensi kearifan lokal, membangun sistem pertanian dan pangan dengan kemandirian bukan ketergantungan, prinsip diversifikasi menggunakan produksi dari dalam negeri, menerapkan pola pertanian sistem kekeluargaan, berlandaskan prinsip kebersamaan yang berkeadilan sosial, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Setelah menyimak pemaparan yang disampaikan oleh Peneliti Ahli Muda PR Peternakan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Diana Andrianita Kusumaningrum, dalam webinar yang diselenggarakan BRIN, Selasa (28/11), dengan judul “Assessing the Impact of COVID-19 Pandemic on Small-Holder Poultry Farm Business”. Ketika diberi kesempatan dialog interaktif, maka BTC sebagai seorang praktisi, poultry technical consultant, dan juga pengamat bisnis perunggasan, memberikan tanggapannya.

Agar bisnis perunggasan bisa kembali bangkit dari kelumpuhan, lebih stabil, dan berdaulat di masa mendatang, pemerintah harus mencarikan solusi dan peneliti BRIN berpikir lebih serius lagi untuk melakukan… Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

PEMELIHARAAN AWAL YANG KRUSIAL

Pada masa pemeliharaan awal ini ada berbagai faktor yang memerlukan perhatian dan pemantauan khusus untuk memastikan ayam nyaman dan dapat bertumbuh dengan baik. (Foto: Dok. Infovet)

Masa pemeliharaan awal ayam adalah salah satu titik kritis yang menentukan pencapaian performa yang diharapkan pada masa produksi. Pada masa pemeliharaan awal ini ada berbagai faktor yang memerlukan perhatian dan pemantauan khusus untuk memastikan ayam nyaman dan dapat bertumbuh dengan baik. Beberapa poin penting tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kondisi day old chick (DOC)
Ciri-ciri ayam umur satu hari yang sehat adalah aktif bergerak, bulu bersih dan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih, kloaka bersih, badan berisi, serta berat badan sesuai standar. Seleksi terhadap DOC yang baru datang penting dilakukan. Pemantauan kondisi DOC harus terus dilakukan, seperti pemanasan awal, kondisi litter atau tanah, insulasi yang memadai, suhu yang sesuai, atau litter yang kurang tebal. Ayam yang sehat akan menunjukkan pertambahan bobot badan yang baik.

2. Perkandangan
Poin-poin penting yang harus diperhatikan untuk perkandangan adalah:

• Kepadatan ayam. Akan berpengaruh pada sirkulasi udara, suhu, kelembapan kandang, dan tingkat amonia. Chick guard yang membatasi ayam bisa dibuat dari seng atau triplek dengan ketinggian 40 cm dan diameter 3-4 m. Setelah ayam berumur tiga hari, pelebaran chick guard dilakukan secara bertahap diikuti pengaturan tempat pakan/minum. Posisi pemanas diatur sedemikian rupa agar penyebaran panas rata.

• Suhu dalam kandang. Ayam muda belum mampu mengatur suhu tubuhnya dengan baik, oleh karena itu alat pemanas (brooder) dibutuhkan untuk membantu menjaga kondisi ayam. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal sekitar umur dua minggu. Suhu brooder yang tepat (29-32° C) akan menghindarkan ayam dari rasa tidak nyaman sehingga meningkatkan aktivitas makan dan minum. Apabila suhu brooder nyaman untuk DOC, maka DOC akan menyebar dengan rata. Hindari perubahan suhu tiba-tiba untuk mencegah stres pada ayam.

• Ventilasi udara pada kandang. Ventilasi yang baik akan menjamin sirkulasi udara yang sehat untuk ayam. Apabila sirkulasi udara baik, gas yang berbahaya seperti ammonia akan berkurang. Apabila kadar oksigen tidak baik, pertumbuhan dapat tidak seragam dan terlambat, serta kepekaan terhadap penyakit meningkat.

• Manajemen litter. Litter berperan mengisolasi DOC dari tanah atau lingkungan luar. Manajemen litter penting karena kotoran ayam dan butiran air di sekitar ayam akan diserap dalam litter. Oleh karena itu litter juga berperan menjaga kelembapan dan kadar amonia di kandang. Kualitas litter yang baik adalah kering, tidak berjamur, bersih, lunak, tidak berdebu, dan mampu menyerap air. Litter dipantau agar suhunya optimal untuk ayam dan tidak basah.

• Cahaya dalam kandang. Cahaya yang baik akan membantu ayam mengenali tempat pakannya dan merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin sehingga proses metabolisme meningkat. Pada akhirnya pertumbuhan anak ayam lebih terpacu. Kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2.

3. Pakan dan Minum
Beberapa hal yang dapat menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023. (MENSANA-SANBIO)

DI BALIK PENGGEMUKAN, ADA LIMBAH KERBAU YANG MENGUNTUNGKAN

Kotoran kerbau di kandang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. (Foto: Shutterstock)

Dengan perlakuan khusus namun sederhana, limbah kerbau bisa memperbaiki profil tanah dan menyuburkan tanaman. Meski musim kemarau panjang, tanamaan jagung dan sayur tetap tumbuh dan subur. Salah satu berkah dari metode penggemukan kerbau secara intensif.

Pertengahan Oktober lalu udara di sekitar perkebunan jagung di Kampung Sepang Tatakan, Kota Serang Banten, masih terasa panas. Padahal jarum jam sudah menunjukkan angka tiga. Musim kemarau yang menyengat tahun ini memang begitu terasa teriknya hingga jelang matahari terbenam.

Di perkebunan jagung yang bersebelahan dengan kandang kerbau, tampak Sudayat sibuk membersihkan rumput dan menebar pupuk dari kotoran kerbau yang sudah dikeringkan. Kotoran kerbau yang sudah berubah warna keabu-abuan itu di tebarkan di sekitar pangkal tanaman jagung.

Meski tanah di perkebunan milik lelaki 60 tahun ini kering, namun daun tanaman jagung dan sayuran terlihat hijau dan segar. Tak mengering atau layu, seperti yang terjadi di kebun lainnya. Apa rahasianya?

“Saya pakai pupuk kotoran kerbau yang sudah dikeringkan selama 40 hari. Cukup ditebar di sekitaran tanaman, jagung dan sayuran di kebun saya tetap tumbuh subur, meskipun kekurangan air,” ujar Sudayat kepada Infovet pada Oktober lalu.

Profesi Sudayat sebenarnya bukan petani, melainkan peternak kerbau. Sudah 40 tahun lebih warga Kampung Sepang Tatakan ini menjalani usaha ternak kerbau. Kini di kandangnya yang tampak sederhana terdapat 50 ekor kerbau dengan postur yang semuanya gemuk.

“Dulu kerbau saya enggak segemuk ini. Dulu kurus, ada juga yang agak gemuk, tapi enggak segemuk seperti sekarang. Ini saya dibimbing sama Pak Hilal, beliau yang ngajarin saya cara pelihara kerbau biar cepat gemuk,” tuturnya.

Proses penggemukan yang dilakukan Sudayat menggunakan metode yang diterapkan oleh Samsu Hilal, praktisi penggemukan kerbau. Kotoran kerbau di kandangnya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman di ladang kebunnya yang ditanami jagung dan sayuran, setelah melalui proses pengeringan.

“Alhamdulillah, meskipun kemarau dan kesulitan air buat siram tanaman, saya pakai kotoran kerbau ini, tanaman tetap subur meskipun tidak seperti di musim hujan. Daun jagung dan sayuran tetap hijau dan hasilnya tetap bagus,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Infovet juga berbincang dengan Samsu Hilal tentang seputar pemanfaatan limbah kerbau dari kandang penggemukan milik Sudayat. Praktisi penggemukan kerbau yang juga Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten ini menjelaskan, kotoran kerbau dari hasil penggemukan sangat baik untuk perbaikan kondisi tanah secara fisik.

“Unsur hara dalam tanah akan pulih dengan baik setelah beberapa kali digunakan untuk bertanam. Singkatnya, limbah kerbau ini juga berfungsi untuk perbaikan profil tanah,” kata Hilal.

Untuk mendapatkan hasil pupuk kandang yang maksimal pemanfaatannya, limbah kerbau yang sudah dikumpulkan dijemur hingga kering dengan ditutup Jerami. Dijemur selama 40 hari, menurut Hilal, tujuannya agar amoniak di dalam kotoran bisa keluar dan sifat dingin dari limbah kerbau sudah muncul setelah melalui proses jemur.

Dengan proses yang sederhana tersebut, setelah 40 hari, sudah bisa langsung diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman, seperti jagung, sayuran, dan lainnya. Dengan menggunakan pupuk limbah kerbau ini, tanaman tumbuh subur meskipun di musim kemarau dan kekurangan air seperti sekarang. Ini sudah terbukti dilakukan para petani di wilayah Banten di bawah bimbingan Hilal.

“Ternak dengan proses penggemukan yang saya terapkan, limbahnya pun bisa dimanfaatkan. Ini model pengelolaan pertanian dan peternakan yang terintegrasi. Kerbaunya bisa cepat gemuk, kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat subur dan aman dari pestisida,” ucap Hilal yang juga CEO Rumah Kerbau Indonesia ini.

Sistem Dry Lot
Hilal memaparkan, pada zaman dulu kerbau menjadi simbol kekayaan masyarakat di pedesaan. Orang desa yang memiliki lebih dari 50 ekor kerbau bisa disebut sebagai “juragan kerbau”. Pola beternak yang dilakukan pada zaman dulu sangat sederhana, hanya disediakan pakan dan minum yang cukup, ternak kerbau bisa menghasilkan.

Saat ini, sudah tak mudah lagi mendapati peternak kerbau dalam jumlah besar. Di desa-desa umumnya hanya beternak tak lebih dari 10 ekor. Hanya orang-orang yang memiliki modal besar dan minat beternak yang mau menjalankan usaha ruminansia ini.

Menurut Hilal, usaha-usaha untuk mengembangkan ternak kerbau sudah banyak dilakukan. Tetapi usaha penggemukan kerbau belum banyak, sehingga belum memenuhi kebutuhan sebagai sumber ternak potong. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata dia, diperlukan metode khusus agar usaha pengembangan ternak dapat berhasil dan efisien.

“Saya memiliki metode penggemukan kerbau yang sudah diuji dan alhamdulillah hasilnya bagus. Usaha penggemukan kerbau harus diterapkan secara serius, agar dapat mencapai bobot sesuai yang diharapkan dengan jangka waktu target 90 hari atau tiga bulan,” tegasnya.

Metode penggemukannya memiliki kesamaan dengan sistem penggemukan kereman atau dry lot, tetapi tingkatnya masih sangat sederhana dan alamiah. Sekadar informasi, dry lot fattening merupakan sistem penggemukan modern yang diterapkan pada ternak sapi yang dilakukan dengan memperbanyak pemberian pakan konsentrat. Pakan hijauan diberikan hanya sedikit sehingga peternak dapat mengefisiensikan biaya pakan.

Proses penanganan tidak dilakukan di alam liar, tetapi di dalam kandang atau di karantina. Hilal menjelaskan, ada dua persiapan yang dilakukan, yakni pembuatan kandang karantina dan teknik pemeliharaan penggemukan ternak kerbau.

Beternak yang Efisien
Beternak kerbau dengan menerapkan metode penggemukan yang Hilal lakukan, bukan hanya menguntungkan dari sisi penjualan kerbaunya yang memiliki bobot tinggi. Metode yang ia temukan ini juga membentuk siklus dalam manajemen beternak yang efisien.

Siklusnya, limbah kerbau bisa digunakan sebagai pupuk kandang rumput gajah atau sumber pakan ternak lainnya. Rumput gajah akan tumbuh sangat subur dengan menggunakan limbah kerbau yang telah melalui proses pengeringan. Hasil rumput diberikan kepada kerbau selama masa proses penggemukan. Siklus ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan bagi ternak.

Menurut Hilal, pakan yang segar itu pilihan lebih baik untuk konsumsi setiap saat dan kebutuhan pakan kerbau kontinu diberikan sampai kerbau berhenti makan karena kenyang. Dalam program penggemukan ini, kerbau yang sehat memiliki kemampuan menghabiskan pakan rata-rata 25 kg/ekor/hari.

“Tanda kerbau yang mudah untuk gemuk biasanya saat kenyang makan akan berbaring atau tidur dan hal ini dikondisikan agar berat bobot dapat meningkat karena aktivitas kerbau yang tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Untuk menghasilkan bobot kerbau yang maksimal, Hilal juga menerapkan rutinitas kerbau berendam di air. Pengondisian kerbau untuk berendam di air kubangan menjadi aktivitas penting.

“Ini dilakukan untuk membantu kerbau menjaga suhu tubuhnya. Disarankan aktivitas kerbau berendam dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore, selama satu hingga dua jam sekali berendam. Biasanya kalau sudah puas berendam kerbau akan kembali ke kandang untuk makan dan istirahat,” jelasnya.

Selain itu, pengasapan di kandang juga penting dilakukan. Aktivitas tidur kerbau penting untuk diperhatikan karena merupakan bagian dari rangkaian proses dalam penggemukan. Maka itu, kandang dibuat senyaman mungkin dengan menghilangkan pengganggu tidur kerbau.

Metode beternak kerbau yang efektif ini jika diterapkan konsisten, diyakini akan menghasilkan keuntungan ganda. Keuntungan pertama, hasil penggemukan kerbau akan menaikkan harga kerbau perekornya. Keuntungan kedua, dengan pengelolaan limbah dari kandang kerbau bisa menghasilkan tanaman perkebunan, baik jagung maupun sayuran dan bisa lebih maksimal hasil panennya. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet, tinggal di Depok

SEMINAR AYAM PETELUR BERGENGSI KEMBALI DIGELAR

Para Pembicara di Layer QFeed Quality Conference

Untuk kesekian kalinya Buletin Asian Agribiz kembali menyelenggarakan seminar tahunan terkait manajemen pemeliharaan ayam petelur yakni Layer Feed Quality Conference. Pada edisi 2023 kali ini, acara tersebut diselenggarakan di Hilton Garden Inn, Jakarta Barat pada 27-28 November 2023 yang lalu. Kali ini tema yang dibahas mengenai pullet management, heat stress, dan berbagai tren kekinian dalam pakan ayam petelur. 

David Faulkner selaku Chairman Asian Agribiz menyatakan dalam sambutannya bahwa acara tahunan ini digelar untuk mengikuti isu - isu kekinian di bidang ayam petelur. Ia juga bilang bahwa dalam seminar tersebut diharapkan peserta dapat mengetahui isu - isu kekinian di bidang manajemen pemeliharaan ayam petelur dan menjadi ajang berdiskusi terutama di bidang teknis antar peserta dan pembicara. 

Pada hari pertama acara tersebut ada tiga sesi yang dibahas yakni pemahaman mengenai nutrisi yang tepat pada fase pullet dan produksi, formulasi yang tepat untuk menunjang produksi telur, dan titik kritis serta manajeen yang tepat agar produksi tetap optimal. 

Para pembicara yang dihadirkan juga merupakan expert di bidangnya misalnya saja Erwan Julianto, Technical Service Manager Hendrix Genetics Indonesia dan Filipina, Doug Korver seorang konsutlan dari Alpine Poultry Nutrition sekaligus Profesor Emeritius dari University of Alberta, dan Xabier Arbe, dan lain sebagainya. 

Para peserta yang hadir dalam seminar tersebut kebanyakan berasal dari kalangan formulator dan nutrisionis dari produsen pakan terkemuka di Indoensia, banyak juga peternak mandiri yang ikut hadir dalam acara tersebut untuk memperoleh informasi, bertanya, dan bahkan berkonsultasi tentang dinamika yang dihadapinya di farm agar lebih efektif dan efisien. (CR)

CARA EFEKTIF MENCEGAH SALMONELLOSIS


Salmonellosis merupakan isu penting dan menjadi perhatian utama dalam keamanan pangan. Unggas dan produk turunannya sering dikaitkan dengan wabah salmonellosis dan dianggap menjadi penyebab penyebaran kasus penyakit.

Pengendalian penyakit dengan mengandalkan antibiotik bisa menimbulkan residu pada telur dan daging unggas, sehingga penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan juga tidak diperbolehkan lagi.

Pada unggas, ada dua jenis salmonella yaitu Salmonella pullorum (menyebabkan penyakit pullorum) dan Salmonella gallinarum (menyebabkan penyakit fowl typhoid). Kejadian kasus pada ayam muda ditemukan gejala diare berwarna putih seperti pasta, tidak doyan makan, dehidrasi, lemah, dan kematian. Kejadian kasus penyakit salmonellosis dapat menular ke individu unggas lainnya atau penularan di antara indukan betina (horizontal transmission), sehingga mengakibatkan penurunan produksi telur dan menyebabkan telur gagal menetas. Selain itu, salmonellosis juga bisa ditularkan dari induk ke telur atau pada DOC keturunannya (vertical transmission) sehingga sangat merugikan peternak. Oleh sebab itu, maka semua perusahaan pembibitan harus tersertifikasi bebas pullorum.

Investigasi kasus dengan pola holistik membuktikan bahwa... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

POLANDIA: PARA ILMUWAN MENGKRITIK SEKTOR UNGGAS KARENA PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan tingkat antibiotik spektrum luas yang berlebihan di tanah dan air dekat peternakan unggas di Polandia. Sebuah organisasi industri bersikeras bahwa tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus ini mengenai praktik operasional sektor secara keseluruhan.

Para ilmuwan dari Universitas Warmia dan Mazury menemukan bahwa peternakan unggas menyebabkan pencemaran lingkungan yang parah, tidak hanya berdampak pada tanah tetapi juga air tanah. “Kami mendeteksi 7 obat di air tanah yang dikumpulkan pada kedalaman 35 meter,” kata Prof Agnieszka Piotrowicz–Cieślak dari Departemen Fisiologi Tumbuhan, salah satu penulis penelitian tersebut.

Selain itu, para ilmuwan mengklaim bahwa mereka mengidentifikasi antibiotik di sumber air minum yang digunakan oleh penduduk setempat. “Kami menganalisis 3 sumber lokal dan menemukan keberadaan antibiotik di masing-masing sumber tersebut,” tegas Piotrowicz-Cieślak.

“Konsumsi air yang terkontaminasi antibiotik berarti antibiotik masuk ke tubuh manusia dan hewan. Bahkan konsentrasi obat yang kecil dalam makanan dan air, tanpa efek terapeutik yang jelas, mungkin berbahaya, terutama bagi anak-anak,” kata ilmuwan tersebut.

Berdasarkan temuan mereka, para ilmuwan mengkritik keras cara kerja industri unggas di Polandia. Menurut para ilmuwan, peternakan unggas mengeluarkan polutan ke seluruh bagian lingkungan, termasuk udara, tanah, air permukaan, dan air tanah, sehingga berdampak pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Para ilmuwan juga mengutip penelitian yang dilakukan oleh Universitas Warsawa yang menunjukkan bahwa kandungan fosfor dalam tanah dekat peternakan unggas ditemukan 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata tanah di Polandia. “Jumlah fosfat yang berlebihan di dalam tanah membatasi penyerapan zat besi dan seng oleh tanaman, yang menyebabkan gejala kekurangan unsur-unsur ini,” kata Piotrowicz-Cieślak.

Asosiasi Daging Polandia, sebuah organisasi yang menyatukan perusahaan-perusahaan unggas terbesar, telah mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan terhadap penelitian tersebut, mengecam metode dan kesimpulannya.

“Analisis tunggal berdasarkan sampel yang diambil dari reservoir yang tidak teridentifikasi tidak boleh dianggap sebagai studi ilmiah yang obyektif dan dapat diandalkan. Merupakan suatu skandal untuk merumuskan klaim dan tuduhan berdasarkan hasil pengujian sebuah peternakan kecil dan memperlakukannya sebagai perwakilan dari seluruh sektor unggas di Polandia,” tegas asosiasi daging tersebut.

Sebagai negara anggota UE, Polandia secara ketat mengikuti peraturan UE, kata asosiasi daging tersebut, menekankan bahwa kepatuhan terhadap peraturan kedokteran hewan dan sanitasi dipantau secara ketat, dan seluruh sektor unggas terbuka untuk penelitian ilmiah yang dapat diandalkan. (Via Poultryworld)

EKONOMI TUMBUH, BISNIS PETERNAKAN MASIH LUMPUH. ADA APA?

Bekerja sama dengan majalah Infovet, pada Selasa 28 November 2023, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan webinar bertema “Ekonomi Tumbuh, Bisnis Peternakan Masih Lumpuh. Ada Apa?”.

Webinar tersebut menghadirkan narasumber Ketua IV Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Asrokh Nawawi yang membawakan materi Ekonomi Tumbuh, Bisnis Peternakan (Perunggasan) Masih Lumpuh, Ada Apa?.

Peneliti Ahli Muda PR Peternakan BRIN, Dr Diana Andrianita Kusumaningrum, membawakan materi Assessing the Impact of COVID-19 Pandemic on Small-holder Poultry Farm Business. Sedangkan Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Drh Nanang P Subendro membawakan materi Outlook Bisnis Peternakan 2024.

Dalam sambutannya, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari SP, MSi, PhD mengatakan bahwa tema webinar merupakan topik yang sangat menarik dan sangat tepat untuk dibahas atas realita yang terjadi di penghujung tahun 2023, dan akan masuk tahun 2024 sebagai tahun politik. Informasi yang disampaikan sangat penting untuk merancang strategi bisnis sektor peternakan ke depan.

“Informasi ini juga sangat penting bagi periset di Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut, baik dari aspek teknis maupun kebijakan dengan pendekatan riset yang holistik,” kata Puji.

“Pada kesempatan ini kami juga sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PT Gallus Indonesia Utama yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan webinar ini. Kami juga sangat terbuka untuk bekerja sama dalam pelaksanaan event konferensi internasional, seperti ICFAS ke-3 yang akan diselenggarakan tahun depan dan dapat dikolaborasikan dengan event Indonesia International Poultry Conference (IIPC) yang digagas oleh Tim Majalah Infovet.”

Pada akhir webinar Peneliti Ahli Utama PR Peternakan BRIN, Prof Arnold Parlindungan S selaku moderator memberikan kesimpulan bahwa industri unggas seperti ada anomali. Produktivitasnya terus meningkat namun peternak malah merugi. Hal itu disinyalir karena tidak diimbangi dengan faktor lain yaitu demand yang kenyataannya cenderung stagnan.

Selanjutnya Arnold mengatakan, “Sementara itu di usaha peternakan sapi biaya produksi meningkat tapi tidak diikuti dengan peningkatan harga jual. Sehingga nilai tukar peternak menurun.”

Menghadapi masalah yg dihadapi peternakan, Arnold menyarankan agar BRIN lebih berperan menghasilkan teknologi yang dibutuhkan pelaku usaha peternakan. Untuk itu diperlulan kerjasama antara BRIN dengan industri dan pihak yang lain.

Penelitian untuk meningkatkan produksi dan efisiensi usaha juga perlu ditingkatkan. Namun tidak sekedar efisiensi, terutama adalah bagaimana agar peternak mendapatkan keuntungan.

Penting untuk BRIN agar jemput bola untuk ikut mencari solusi yang dihadapi pelaku usaha peternakan khususnya para peternak. (NDV)

TARGET PERUBAHAN IKLIM BARU UNTUK BISNIS UNGGAS INGGRIS

Perusahaan peternakan unggas akan mendapatkan keuntungan dari perpanjangan skema Perjanjian Perubahan Iklim selama 2 tahun setelah periode target baru dinegosiasikan antara serikat peternak dan pemerintah.

Kesepakatan telah dicapai antara NFU Energy dan Departemen Keamanan Energi dan Net Zero (DESNZ), dan akan mengarah pada pengurangan target peningkatan efisiensi untuk sektor ini.

NFU telah berjuang atas nama anggotanya untuk mengurangi skala waktu dan target perbaikan pengurangan 12% untuk sektor unggas, dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak mencerminkan efisiensi energi yang telah dilakukan oleh sektor tersebut.

Sebagai hasil negosiasi, DESNZ setuju untuk memperpanjang skema CCA tambahan 2 tahun hingga Maret 2027 dan juga merevisi target peningkatan efisiensi energi untuk unggas menjadi 10%.

Perjanjian perubahan iklim adalah perjanjian sukarela yang dibuat antara industri Inggris dan Badan Lingkungan Hidup untuk mengurangi penggunaan energi dan emisi karbon dioksida. Sebagai imbalannya, operator menerima potongan Retribusi Perubahan Iklim, yaitu pajak yang ditambahkan ke tagihan listrik dan bahan bakar.

Tim Crocker, direktur pelaksana NFU Energy, menyambut baik tindakan pemerintah tersebut, dan menggambarkannya sebagai sebuah kemenangan yang signifikan, “Dengan bekerja secara kolaboratif dengan para anggota dan NFU, hal ini berarti bahwa kami dapat berhasil mengadvokasi revisi target pengurangan emisi yang secara akurat mencerminkan tantangan-tantangan yang dihadapi dunia usaha di bidang energi.”

Sektor pertanian Inggris mempunyai ambisi untuk mencapai emisi net-zero pada tahun 2040. (Via Poultryworld)

HARGA DAGING DOMBA ANJLOK, AUSTRALIA ALAMI OVER SUPPLY

Domba, Salah Satu Komoditi Ternak Unggulan Australia

Melimpahnya daging domba di Australia membuat harga daging anjlok. Beberapa peternak memusnahkan atau menyumbangkan domba mereka untuk menghemat biaya perawatan. Meat and Livestock Australia (MLA) melaporkan, harga daging kambing telah merosot 70 persen dalam setahun terakhir menjadi 1,23 dollar AS per kg.

Harga tersebut setara Rp 19.154 dalam kurs Rp 15.572 per dollar AS. Analis pasokan global MLA Tim Jackson mengatakan, Asutralia mengalami beberapa musim yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir.

"Berarti kawanan domba telah mencapai 78,75 juta ekor, terbesar sejak 2007," ujar dia dikutip dari CNBC, Kamis (23/11/2023). 

Ia menjelaskan, faktor pendorong pertumbuhan kawanan domba dalam jumlah besar adalah curah hujan di atas rata-rata selama tiga tahun di wilayah domba Australia, seperti New South Wales dan Victoria. Curah hujan sangat ideal untuk menanam rumput, sehingga kondusif untuk memberi makan dan membiakkan ternak.

Statistik MLA menunjukkan, kawanan domba Australia diperkirakan akan meningkat sebesar 23 persen dari angka terendah dalam 100 tahun pada 2020. Akibatnya, kelebihan pasokan domba menyebabkan harga ternak menjadi lebih rendah. Hal ini membuat peternak menelan kerugian. Padahal harga daging kambing sempat mencetak rekor tiga tahun lalu.

Penurunan harga daging domba ini merupakan pukulan ganda bagi para peternak. Pasalnya, peternak kini harus memberi makan ternak dalam jumlah besar lebih lama. Di sisi lain, salah satu orang dari jaringan supermarket Australia Woolworths Group McGuire mengatakan, harga yang anjlok belum berdampak ke tingkat eceran. Pihaknya sendiri menyebut akan memangkas harga produk daging domba hingga 20 persen. (INF)

INDONESIA PERKUAT JALINAN KERJA SAMA DENGAN TIMOR LESTE DIBIDANG PETERNAKAN

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan kerja Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz (23/11)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menerima kunjungan kerja Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz bersama rombongan di Gedung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Wamentan Harvick mengatakan Indonesia dan Timor Leste berkomitmen memperkuat kerjasama di subsektor peternakan dan kesehatan hewan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasokan pangan produk peternakan di ke dua negara.

“Dalam pertemuan yang penuh persahabatan ini, kami membahas penguatan kerjasama di subsektor peternakan yang telah terbangun dengan baik,” kata Wamentan Harvick.

Menurut Wamentan, pertemuan ini merupakan tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama di Bidang Pertanian antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian kedua negara pada 19 Juli 2022 lalu.

Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengungkapkan fokus kerjasama bidang peternakan tidak terbatas pada fasilitasi akses pasar komoditas peternakan dan kesehatan hewan, namun juga termasuk harmonisasi peraturan ekspor dan impor komoditas peternakan dan kesehatan hewan, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia bidang peternakan dan kesehatan hewan.

“Kami sangat bersyukur dapat meningkatkan kerjasama untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Timor Leste, terutama terhadap produk peternakan dan kesehatan hewan seperti Daging ayam olahan, Bahan Pakan, Pakan Jadi dan Obat Hewan dari Indonesia, serta DOC (Day Old Chicken),” ungkapnya.

Sebagai informasi, volume ekspor komoditas peternakan dan kesehatan hewan ke Timor Leste semester 1 tahun 2022 sebesar 6.796 ton atau mencapai USD 9.986.778.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste, Marcos da Cruz menuturkan urgensi peningkatan kerjasama Indonesia di bidang peternakan sangat penting, mengingat wilayah Oecusse memiliki sumber daya peternakan yang melimpah.

“Kami berharap bahwa pertemuan ini dapat menciptakan gagasan inovatif, solutif, dan implementatif untuk mendukung potensi ekspor impor antara RI dan Timor-Leste di bidang peternakan,” ucapnya. (INF)

PEMKAB BOJONEGORO MENGGELAR PAMERAN OLAHAN HASIL PETERNAKAN

Suasana Pameran Olahan Hasil Peternakan di Bojonegoro


Selain menggelar kontes dan pameran ternak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) juga membuka pameran olahan hasil peternakan dan hasil perikanan. Pameran yang digelar mulai Selasa (21/11/2023) hingga hari ini, Rabu (22/11/2023) di Pasar Hewan Desa Kedungbondo Balen, berlangsung cukup ramai.

Ketua Asosiasi Pengolah dan Pemasar Ikan Bojonegoro (ASPPIB), Sutikno menyampaikan bahwa produk yang dipamerkan asli produk hasil perikanan dari UMKM Bojonegoro binaan Disnakkan. Total ada sekitar 80 anggota ASPPIB.

“Kita di sini produsen semua, dulu juga sering diajak ikut pameran sebelum terbentuk ASPPIB,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sutikno mengungkapkan bahwa ASPPIB berharap produk olahan hasil perikanan Bojonegoro semakin dikenal. Sebab produk-produk yang dijual merupakan buatan asli Bojonegoro.

“Kita pengen produk kita bisa lebih laku dalam pemasaran di semua lapisan masyarakat. Dan semua bisa mengenalnya dan mendongkrak pemasaran. Produk kita juga sudah ada di pasar-pasar modern yang ada di Bojonegoro,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang guru dari SMKN Ngambon Umi Khanifah, yang juga menjadi peserta pameran, berharap produk dari SMKN Ngambon berupa pie susu etawa juga semakin dikenal oleh masyarakat. Sebab produk asli SMKN Ngambon ini sudah menjadi langganan berbagai instansi.

“Harapanya dengan sering ikut pameran seperti ini lebih membranding produk,” pungkasnya. (INF)

STUNTING VS KONSUMSI TELUR DAN DAGING AYAM

Ilustrasi telur. Foto: Getty Images/iStockphoto/fcafotodigital)

Langit Kota Surakarta, Jawa Tengah, pagi hari pertengahan September lalu tampak cerah. Ribuan ibu-ibu berduyun-duyun mendatangi Gedung Graha Sabha Buana yang berada di Jl. Letjen Suprapto. Mereka terdiri dari ibu-ibu hamil, ibu menyusui, para calon pengantin, bidan, kader, hingga penyuluh KB di lima kecamatan di Surakarta.

Mereka datang ke tempat ini bukan untuk unjuk rasa, kedatangan mereka ingin mendapat pencerahan tentang pencegahan stunting 1.000 hari pertama kehidupan anak. Masalah stunting saat ini memang sedang menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Stunting adalah masalah kesehatan serius yang terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat karena gizi buruk dan perawatan yang tidak memadai. Stunting memiliki dampak jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan mental dan fisik yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tingkat stunting yang tinggi, telah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan serius. Salah satu upaya terpenting dalam hal ini adalah edukasi dan membangun kesadaran masyarakat.

Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) adalah salah satu langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

“Stunting kini menjadi masalah serius bagi pemerintah, mengingat bisa mengganggu pertumbuhan anak. Mereka punya masa depan yang panjang, makanya yang perlu diedukasi lebih dulu adalah orang tuanya, terutama ibu-ibunya,” ujar dr RR. Ratih Dewanti Sari, saat menyampaikan materi edukasi di acara ini.

Penyebab terjadinya stunting pada anak, umumnya disebabkan oleh dua persoalan. Pertama, pemahaman orang tua tentang gizi di masa kehamilan. Kedua, pemenuhan gizi pada anak setelah kelahiran. Masih banyak kaum ibu yang kurang memperhatikan pentingnya asupan gizi saat masa kehamilan.

Masih banyak kaum ibu terutama di daerah-daerah, yang menganggap gizi yang baik untuk pertumbuhan janin harus dengan makanan yang mahal. Semisal harus konsumsi daging sapi, ikan seperti salmon, susu kemasan untuk kehamilan, dan lainnya.

Pemahaman ini tentu keliru, karena untuk mendapatkan gizi yang baik tak harus dengan mengonsumsi makanan mahal. “Ini disebabkan karena kurangnya edukasi yang baik kepada mereka, sehingga yang dianggap makanan bergizi adalah makanan yang mahal,” sebut Ratih.

Pilihlah Telur dan Daging Ayam
Dalam acara yang juga diselingi pemberian donasi berupa paket makanan bergizi bagi para ibu-ibu yang hadir, pembicara mengulas tentang pentingnya memahami jenis makanan bergizi namun dengan harga terjangkau.

Telur dan daging ayam, serta ikan menjadi imbauan Ratih untuk bisa dikonsumsi kaum ibu hamil dan menyusui. Selain murah, kandungan gizi dalam sebutir telur sangat bermanfaat bagi pertumbuhan janin di dalam kandungan maupun anak balita demi mencegah stunting.

Inilah salah satu alasan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai konsumsi makanan yang menjadi sumber protein hewani, seperti telur dan daging ayam. Edukasi soal konsumsi kedua protein hewani tersebut sangat perlu dilakukan dan kampanyenya juga harus terus digaungkan.

Terkait dengan kandungan gizi telur, Jurnal American Heart Asociation menyebutkan manfaat telur rebus untuk ibu hamil adalah dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin. Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan.

Telur ayam merupakan sumber protein dan nutrisi lainnya yang tergolong murah. Dibandingkan daging sapi, dengan takaran yang sama, harga telur jauh lebih murah namun memiliki kandungan gizi luar biasa. Perbedaan konsumsi daging dan telur hanya pada “gengsi” saja.

Kandungan asam amino yang ada di dalam telur juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh.

Sebab itu, menjadikan telur dan daging ayam sebagai makanan pendamping air susu ibu sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu menyusui bayinya hingga anaknya mengonsumsi makanan padat.

Daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor. Kandungan ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang “si kecil”. Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Peran Swasta 
Acara edukasi ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 7-9 September 2023. Dalam Rakernas ini banyak yang dibahas berkaitan dengan perkembangan industri farmasi Indonesia, termasuk produk-produk kesehatan untuk pencegahan stunting bagi anak Indonesia.

Kerja sama edukasi stunting ini mencakup berbagai kegiatan, salah satunya program edukasi yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi, perawatan, dan stimulasi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Selanjutnya, Donasi Gerakan Bersama Bebas Stunting diserahkan secara simbolis oleh GPFI yang diwakili Sekjen GPFI Andreas Bayu Aji, kepada Kaper BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia, yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada warga perwakilan lima kecamatan di Surakarta.

Kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan GPFI adalah contoh nyata dari bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melalui edukasi dan kesadaran diharapkan dapat mencegah stunting dan membantu anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu yang sehat dan berkembang. Anak-anak Indonesia adalah generasi harapan masa depan Bangsa Indonesia.

Persoalan stunting ini berkait erat dengan kondisi kemiskinan masyarakat. Apalagi saat ini muncul istilah “Kemiskinan Ekstrem” yang berarti mereka tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari.

Dalam sebulan terakhir, media-media nasional memberitakan bahwa pemerintah saat ini sedang memprioritaskan dua hal, yakni penurunan angka stunting dan penghapusan kemiskin ekstrem yang ditargetkan tidak ada lagi atau nol persen, serta stunting-nya harus dicapai 14% pada 2024 mendatang.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah masih di angka 20,8%. Angka itu tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6%. Ini bukan angka yang kecil untuk wilayah Jawa Tengah yang kini berjumlah lebih dari 37 juta jiwa.

Bahaya Stunting 
Pada kegiatan edukasi tersebut, juga dipaparkan tentang bahaya stunting. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Stunting dapat memiliki dampak luas yang mencakup berbagai faktor. Bahkan stunting memengaruhi anak-anak dalam efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Dalam jangka pendek, akan terlihat pengaruhnya terhadap tinggi badan dan perkembangan anak.

Pertama, gangguan kognitif. Anak dengan stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih buruk. Stunting sering dikaitkan dengan penurunan IQ pada usia sekolah. Hal ini membuktikan bahwa stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak anak selain perkembangan fisiknya.

Kedua, anak mengalami kesulitan belajar. Tingkat fokus anak juga dapat terpengaruh karena mengidap stunting. Pasalnya, anak-anak yang stunting akan mengalami kesulitan berkonsentrasi yang membuat mereka kesulitan belajar.

Ketiga, anak rentan mengalami penyakit tidak menular. Salah satu dampak stunting terhadap kesehatan anak adalah membuat anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut antara lain obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi. Kendati demikian, para ahli masih meneliti hubungan stunting dengan penyakit tidak menular ini.

Keempat, imunitas anak stunting lebih rendah. Kekebalan yang menurun terkait dengan malnutrisi yang terjadi pada stunting. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga membuat anak lebih rentan terhadap mengidap penyakit berulang yang sama.

Kelima, anak stunting mengalami hilangnya produktivitas. Saat anak beranjak dewasa, stunting juga dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja di tempat kerja. Orang dewasa dengan riwayat stunting terbukti kurang produktif, yang pada akhirnya memengaruhi pendapatan mereka.

Untuk itulah kegiatan edukasi pencegahan stunting lebih awal untuk 1.000 hari pertama kehidupan menjadi penting. Selain itu, bantuan pemenuhan gizi bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan juga perlu dilakukan, agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan tidak terperangkap stunting. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet, tinggal di Depok

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer