Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini training | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

FAO DAN KEMENTAN UNDANG BARA GELAR WORKSHOP AMR

Foto Bersama Para Peserta dan Trainer

Resistensi antimikroba (AMR) tentunya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Isu tersebut bahkan merupakan salah satu topik yang dibahas oleh para pemimpin dunia pada KTT G-20 di bali beberapa waktu yang lalu.

Indonesia sendiri masih berjuang dalam mengendalikan resistensi antimikroba. Dengan tujuan studi banding sekaligus berbagi pengalaman, FAO ECTAD Indonesia bersama Kementan melaksanakan kegiatan workshop mengenai AMR bertemakan MPTF - BARA Traning and Workshop di Hotel Aston Priority, Jakarta Selatan (23/5) lalu. Pesertanya merupakan semua stakeholder baik pemerintah dan swasta yang bergerak dalam bidang medis, akuakultur, dan pertanian yang bersinggungan dengan penggunan antimikroba. 

Kasubdit POH Drh Ni Made Ria Isriyanthi yang hadir mewakili Direktur Kesehatan Hewan dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara tersebut. Ia menyebut bahwa pelatihan ini merupakan upaya dari pemerintah dalam mengendalikan resistensi antimikroba.

"Kita berkolaborasi dengan BARA dan FAO juga bukan tanpa alasan, di Bangladesh kampanye AMR ini sangat masif, dan kita bisa mengambil hal - hal positif dari mereka," tutur Ria.

BARA (Bangladesh AMR Response Alliance) sendiri merupakan organisasi independen yang terdiri dari bermacam profesi yang berhubungan dengan medis seprti dokter, dokter hewan dokter gigi, apoteker, dan semua pihak yang berkecimpung di sektor keamanan pangan, akuakultur, dan pertanian secara luas.

Hal tersebut disampaikan oleh Jahidul Hasan selaku fasilitator / trainer dalam acara tersebut Pria yang berprofesi sebagai apoteker tersebut juga merupakan salah satu anggota BARA. Ia mengatakan bahwa BARA terbentuk sejak tahun 2018 atas keresahan mengenai resistensi antimikroba yang terjadi di Bangladesh.

Di negaranya, Jahidul mengatakan bahwa penggunaan antimikroba di berbagai sektor dapat dibilang sangat serampangan. Bahkan ia menyebut bahwa seorang profesor di satu rumah sakit besar di Bangladesh sampai terkaget - kaget bahwa bakteri yang diisolat dari rumah sakit tempatnya bekerja merupakan superbug alias bakteri yang resisten terhadap berbagai macam jenis antibiotik.

"Ini tentu sangat meresahkan, oleh karena itu kami berinisiatif membangun BARA. semua sektor kami rangkul, dokter, dokter gigi, dokter hewan, bahkan dari sektor akuakultur dan pertanian juga boleh, kami tidak membatasi keanggotaan kami, siapapun yang merasa terpanggil akan masalah ini boleh menjadi anggota kami," tuturnya.

Kegiatan yang dilakukan BARA antara lain melakukan penyuluhan, pendampingan, konsultasi, dan pelatihan ke masyarakat, pelajar, mahasiswa, kalangan medis, bahkan petani, peternak, dan pembudidaya ikan. Mereka umumnya melaksanakan kegiatan dengan pendekatan yang persuasif dan menyenangkan sehingga masyarakat menerima kedatangan mereka.

"Kami memulai dari bawah, mengumpulkan data, melihat apa yang terjadi, dan melakukan action sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan. Pemerintah pun ikut andil dalam hal ini, karena kami tahu bahwa data adalah hal yang penting juga bagi mereka dalam mengambil keputusan," kata Jahidul.

Dari data yang terkumpul, BARA kemudian mengolahnya dan menjadikanya aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat. Dari situlah masyarakat dapat mengakses isu tentang AMR, teredukasi, dan lebih menyadari pentingnya isu tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Drh Erianto Nugroho selaku perwakilan FAO ECTAD Indonesia mengatakan bahwa program ini sangat bagus dan esensial bagi Indonesia yang tengah berjuang menghadapi AMR. Ia menilai dari sini Indonesia bisa banyak belajar, membagi dan berbagi pengalaman terutama challenge di lapangan terkait pengendalian AMR.

"Bisa saja kita membuat semacam organisasi kaya BARA, orang yang ikut yang benar - benar independen. Tapi sebagus - bagusnya program yang dibuat kalau masyarakatnya tidak aware akan hal ini juga rasanya percuma, jadi fokus utamanya bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dulu ya mungkin," tutur dia.

Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari dimulai dari 23-26 Mei 2023. Diharapkan dengan selesainya kegiatan ini kapasitas Indonesia dalam mengendalikan AMR semakin meningkat dan lebih baik. (CR)


SEMINAR DAN BRAINSTORMING SESSION PT SADITA

Sesi Foto Bersama Para Peserta

Sebuah perusahaan dapat diibaratkan sebagai sistem yang saling terkait satu sama lain. Setiap divisi memilki peranan penting dalam menunjang performa dari suatu perusahaan. Oleh karenanya untuk meningkatkan performa agar tidak kendor, sesekali perlu dilakukan maintenance

Seperti yang dilakukan oleh PT Satwa Medika Utama (SADITA) beberapa waktu yang lalu. Bertempat di Wisma Puspiptek, Jumat (13/5) yang lalu PT SADITA mengadakan Seminar dan Brainstorming Session bagi staff non marketingnya. 

Direktur PT SADITA Drh Ilsan Arvan Nurgas dalam sambutannya mengatakan acara tersebut merupakan sesi brainstorming, atau bisa dibilang upgrading, training soft skill, serta refreshing otak bagi para karyawan dari divisi non marketing. 

"Biasanya acara seperti ini kan untuk divisi marketing, kalau kita tidak hanya itu, karena kita merasa semua karyawan adalah aset dan harus terus bersinergi. Antar divisi punya peran masing - masing dan tetap harus menjaga kerjasama dan kekompakannya. Ini juga jadi bukti bahwa kita memberikan training ke semua karyawan kita baik marketing maupun non marketing," tutur pria alumni FKH IPB tersebut.

Menghadirkan Pembicara Berpengalaman dengan Suasana Menyenangkan

Turut hadir sebagai pembicara pada acara tersebut yakni Drh Dedi Kusmanagandi selaku Poultry Business Consultant, sekaligus mantan ketua umum Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia. Pada sesinya yang berjudul "Membangun Bisnis Dengan Orientasi Aku dan Produktivitas" Dedi banyak membicarakan pentingnya aktualisasi diri dan pemahaman soft skill kepada para peserta.

"Kita harus tahu potensi diri kita, seperti misalnya SADITA nih, kalau saya boleh berakronim ini SADITA artinya Satu Dalam Iman dan Takwa. Jadi selain tempat mencari nafkah perusahaan juga tempat mencari berkah," tuturnya. 

Ia juga menuturkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh SADITA yang harus benar - benar dipahami adalah bukan bisnis obat hewan, akan tetapi bisnis di bidang kesehatan hewan. Oleh karenanya integritas karyawan baik dari divisi produksi sampai ke marketing harus memiliki jiwa melayani, sehingga bekerja terasa ikhlas, menghasilkan produk berkualitas terbaik, dan bermanfaat bagi kesehatan hewan dan kesejahteraan customer (peternak).

Selain Dedi Kusmanagandi hadir juga sebagai pemateri yakni Drh Aris Ahmad Jaya, motivator kawakan yang dijuluki master sugesti Indonesia sekaligus founder PT ABCo Sugesti Motivatindo. Dalam materinya Aris banyak memberikan contoh softskill yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, misalnya komunikasi, jiwa melayani, keikhlasan, dan etos kerja. 

Aris juga memberikan banyak sugesti dan masukan positif bagi para karyawan agar bekerja bukan hanya karena gaji, melainkan karena keinginan untuk berguna dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. 

Semua materi yang dibawakan oleh para pembicara disambut dengan sangat antusias oleh para peserta yang hadir. Hal tersebut terlihat dari sikap para peserta yang sangat semangat menyimak, bahkan merespon para pembicara dengan gelak tawa dan pertanyaan.

Mempertahankan Esksitensi Bisnis

Kepada Infovet Direktur PT Sadita Drh Ilsan Arvan Nurgas juga menyatakan bahwa saat ini perusahaannya hendak melakukan inspeksi di sektor akuakultur. Hal ini tentu dilakukan agar lini bisnis PT Sadita semakin berkembang dan variasi produk yang dapat dimanfaatkan semakin banyak.

"Kami dalam beberapa tahun ke depan akan membentangkan sayap di sektor akuakultur, perkembangan di sana cukup baik, dan sepertinya kami akan melangkah ke sana. Dengan segala sumber daya yang kami miliki rasanya kami masih bisa berkontribusi di sektor sana," kata Ilsan.

Jenis produk yang hendak dikembangkan oleh SADITA menurut Ilsan yakni produk probiotik untuk perikanan dan juga vaksin untuk beberapa penyakit pada komoditas akuakultur. Ia juga mengatakan bahwa roadmap menuju ke sana sudah ada, namun begitu masih dibutuhkan keputusan yang tepat untuk mengeksekusinya. (CR)

IFTAR BERSAMA PDHI

Suasana cair saat acara berlangsung


Momentum Ramadan nyatanya juga dimanfaatkan oleh PB PDHI dalam menjalin kebersamaan. Sebagaimana terlihat pada Minggu (2/5) yang lalu, ketika PB PDHI melaksanakan iftar atau berbuka puasa bersama para pengurus dan anggotanya di Menara 165, TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Acara juga digelar secara online melalui daring Zoom Meeting, antusiasme anggota dalam mengikuti acara bisa dibilang tinggi, terlihat dari jumlah peserta yang hadi secara online pun mencapai lebih dari 60 orang.

Ketua Umum PDHI Drh M. Munawaroh dalam sambutannya berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas terselenggaranya acara tersebut. Ia juga mengatakan bahwa bulan ramadan identik dengan perjuangan melawan hawa nafsu, sehingga sangat penting dalam menjaga kebersihan hati agar total dalam beribadah di bulan ramadan.

"Nah untuk itu saya kira penting sekali bagi kita menjaga hati, bukan hanya di bulan ramadan saja, tetapi bulan lainnya juga. Maka dari itu saya di sini mengundang trainer dari ESQ yang akan memberikan wawasan baru bagi kita semua dalam menjaga hati kita," tutur Munawaroh.

Launching Produk Pakan

Acara tersebut juga diwarnai dengan launching produk pakan kucing oleh PT Nutricell Pacific. CEO PT Nutricell Pacific Suaedi Sunanto mengatakan bahwa kini PT Nutricell dengan bangga dapat mempersembahkan lini produk terbarunya di sektor pakan hewan kesayangan. Ia mengatakan bahwasanya produk pakan hewan kesayangan ini dapat terwujud berkat kerjasama yang apik antara Nutricell bersama komunitas dokter hewan terutama PB PDHI. 

"Kami hadir di sini dengan satu keyakinan bahwa kami tidak akan sukses jika tidak mendapat dukungan dari saudara sekalian. Kami sangat concern dengan lingkungan dan produk kami. Selain itu kami juga concern dalam social enterpreneurship, kami bersama sahabat dokter hewan bekerja sama dalam mengembangkan produk, ide, dan lainnya. Oleh karenanya kami sedang jajaki juga kerja sama dengan fakultas kedokteran hewan di seluruh Indonesia, agar juga dapat berkontribusi mengembangkan keilmuannya melalui produk kami," tutur Suaedi.

Tampilnya Nutricell dalam bisnis ini, tentunya akan menambah khazanah dan warna dalam kancah produk pakan hewan kesayangan di Indonesia. Sebagai informasi, kini Nutricell Pacific merupakan satu - satunya perusahaan lokal yang memiliki pabrik pengolahan pakan hewan kesayangan dalam bentuk basah di Indonesia. Selain itu, produk yang dihasilkan juga sudah memiliki sertifikat Nomor Kontrol Veteriner.

"Kenapa produk kami ber-NKV?, karena ini menunjukkan komitmen bahwa kami serius dalam semua produk kami. Jadi kalau memiliki NKV kan artinya kami sudah memenuhi standar higiene dan sanitasi di fasilitas produksi kami. Harapannya dengan terpenuhinya standar tersebut hewan yang mengonsumsi produk kami juga akan jauh dari penyakit terutama yang sifatnya zoonosis, sehingga hewan dan pemiliknya aman," tutur Drh Siska Aryana Registration Officer PT Nutricell Pacific.

Menikmati Training ESQ 

Nyatanya acara tersebut memang bukan hanya sekedar iftar biasa. Turut hadir pula coach Bram Wibisono ESQ NLP Director yang memberikan kuliah motivasi. Tema yang diusung oleh Coach Bram dalam kuliahnya yakni "Vaksin Hati Untuk Mendekatkan Diri Pada Ilahi".

Dalam kuliah yang berdurasi sekitar satu jam tersebut coach Bram mengajak peserta agar tidak terlalu memusingkan keadaan kini, dirinya mengajak para peserta untuk membuang semua kekhawatirannya dengan berbagai macam teknik dan motivasi yang jenaka.

"Kita ini penyakitnya cuma dua yakni depresi dan anxiety, terlalu khawatir dengan hal yang belum terjadi. Untuk itu kita harus persiapkan diri dan hati, yakin bahwa selalu akan ada jalan dalam segala keadaan, oleh karena itu kita harus mengubah kekhawatiran kita menjadi inovasi dan tindakan nyata, dan jangan lupa bersyukur atas yang diberikan oleh Tuhan hingga saat ini," tukasnya.

Tidak lupa coach Bram mengapresiasi kinerja dokter hewan di Indonesia. Menurutnya salah satu peran penting dari dokter hewan adalah teaching about compassion atau memberikan kasih sayang terhadap mahluk hidup lain selain manusia. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer