Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini susu kambing | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MASTITIS PADA KAMBING PERAH

Mastitis, salah satu penyakit yang dapat memengaruhi produksi susu kambing. (Foto: Istimewa)

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang berkembang pesat populasinya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Populasi kambing di Indonesia pernah mengalami penurunan pada 2016, tetapi setelah itu populasinya menanjak terus hingga 2019 (Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2019). Untuk memperbaiki mutu genetik kambing yang ada di Indonesia, telah dikembangkan kambing Boer untuk tipe kambing pedaging dan Saanen untuk kambing perah.

Kedua jenis kambing ini berkembang terus di Indonesia mendampingi ras kambing yang sudah ada, seperti Peranakan Etawa (PE), Senduro, Kaligesing, Jawa Randu, kambing kacang dan kambing khas lokal lainnya. Kambing tipe perah Saanen telah menyebar ke berbagai daerah, serta mampu menghasilkan daging dan susu. Masyarakat peternak kambing mudah memasarkan susu kambing karena banyak permintaan walaupun harga relatif lebih tinggi dibanding susu sapi.

Secara global populasi kambing perah meningkat pesat di berbagai benua. Perkembangan populasi kambing perah yang paling pesat terjadi di Afrika, namun populasi terbanyak ada di Benua Asia dengan tingginya presentase produksi susu.

Persentase kenaikan perkembangan kambing perah di Asia sebesar 3,1% dari tahun 1990-2018, produksi susu kambing juga naik sebesar 27,9%. Dibandingkan dengan Afrika, peningkatan populasi kambing perah terjadi sebesar 32,0%, sedangkan produksi susunya meningkat hanya berkisar 15,1% (Miller et al., 2019).

Produksi susu kambing dipengaruhi oleh berbagai faktor, genetik, kualitas dan kuantitas pakan, serta penyakit. Salah satu penyakit yang dapat memengaruhi produksi susu kambing adalah Mastitis, infeksi pada kelenjar mamae yang memproduksi air susu.

Faktor Predisposisi
Susu kambing mengandung protein cukup tinggi, media yang baik untuk pertumbuhan bakteri aerob. Sesaat sebelum melahirkan, ambing kambing dipenuhi air susu cukup banyak, sehingga bila dilihat dari belakang tampak menonjol dan konsistensi terasa berisi cairan. Air susu pertama yang disebut kolostrum terproduksi sesaat setelah anak kambing lahir dan beberapa hari tampak berwarna kuning kental, suatu hal yang normal karena mengandung banyak antibodi yang bermanfaat untuk bekal pertahanan anak kambing yang baru lahir.

Kebiasaan kambing setelah kenyang adalah duduk di lantai. Kondisi lantai yang kotor akan banyak terkontaminasi bakteri. Ujung puting ambing yang terbuka paska menyusui dan ada banyak sisa air susu yang menempel mengundang bakteri untuk tumbuh berkembang dan masuk vertikal ke dalam ambing. Bakteri berkembang dalam ruang ambing yang banyak mengandung air susu dan menginfeksi jaringan ambing. Terjadi peradangan pada jaringan ambing. Produksi air susu terganggu dan induk kambing tidak mau menyusui karena kondisi nyeri akibat peradangan.

Agen Penyebab
Terdapat kuman di lingkungan kandang kambing yang mampu menyebabkan infeksi dan peradangan pada ambing kambing. Bakteri yang terbanyak menyebabkan infeksi adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2022.

Ditulis oleh:
Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Ahli Madya

EKSISTENSI PETERNAK KAMBING PERAH KABUPATEN ASAHAN

Para peternak yang tergabung dalam PDKTAh

Kambing perah merupakan ternak yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa keunggulan yang dimilikinya. Salah satu keunggulan dari susu kambing adalah manfaatnya yang sudah terbukti dalam menjaga kesehatan terutama dalam pemulihan penyakit.

Permintaan susu kambing pun tergolong cukup tinggi. Namun begitu, tingginya permintaan masih sulit terpenuhi oleh peternak kambing perah yang ada sekarang. Potensi ini kemudian dilihat oleh para peternak kambing sebagai prospek yang cerah untuk dikembangkan baik sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan.

Hal ini jugalah yang mengugah semangat para peternak milenial di Kabupaten Asahan. Para peternak yang tergabung dalam sebuah perkumpulan yang bernama Peternak Domba Kambing Tanjungbalai Asahan (PDKTAh) ini rutin melakukan kongkow sembari berdiskusi terkait perkembangan peternakan domba dan kambing di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumatera Utara.

Minggu, 5 Juli 2020, di salah satu peternakan milik anggota PDKTAh di Air Joman, mereka melakukan diskusi rutin. Diskusi yang dilakukan di kandang Jack Farm ini membahas tentang potensi ternak kambing perah. Kegiatan tersebut juga membahas tentang strategi pengembangan ternak kambing perah dan pemasaran susu kambing perah.

“Beternak ini sebenarnya pekerjaan yang harus kita jiwai. Dalam beternak ini, yang kita urus adalah benda hidup yang punya nyawa,” ungkap Zulhendra membuka diskusi.

Zulhendra merupakan salah satu peternak kambing perah senior di Kabupaten Asahan. Zulhendra selalu mendukung dan menyemangati para peternak yang berusia muda di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan.

“Saya yakin ternak kambing perah dalam 2 (dua) tahun kedepan akan meriah. Minat masyarakat semakin tinggi untuk mengkonsumsi susu kambing perah. Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkan potensi yang ada di depan mata kita,” tambah Zulhendra.

“Beternak kambing perah bisa dibilang cukup sulit tetapi juga cukup mudah. Cukup sulit karena kita harus selalu memperhatikan kesehatan ternak kambing. Cukup mudah karena program-program untuk menjaga kesehatan ternak bisa diterapkan dengan mudah,” ungkap drh. Adil Harahap.

“Susu kambing yang dihasilkan seyogianya harus memenugi standar yang berlaku dan yang terpenting aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH),” tambah drh. Adil Harahap.

“Susu yang aman artinya susu tidak mengandung cemaran atau bahan yang merugikan kesehatan. Susu yang sehat artinya susu memberikan nutrisi sehingga memberikan manfaat bagi kesehatan. Susu yang utuh artinya susu tersebut tidak dicampur atau ditambahkan dengan bahan lain. Susu yang halal artinya susu tersebut halal dikonsumsi sesuai syariat agama Islam,” tambah dokter hewan yang setia memberikan arahan-arahan terkait kesehatan hewan kepada peternak. 

Sebagai informasi, PDKTAh merupakan sebuah perkumpulan peternak domba dan kambing yang berdomisili di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan. PDKTAh ini dibentuk oleh peternak-peternak muda di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan sebagai wahana sharing dan diskusi yang tentunya bermanfaat. Harapan dari para peternak yang tergabung dalam PDKTAh yakni  Kabupaten Asahan bisa menjadi sentra pengembangan kambing perah di Sumatera Utara. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer