Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini professor nidom foundation | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KOLABORASI RISET ANTARA PT SADITA DAN PROFESSOR NIDOM FOUNDATION

Dari ki-ka: Drh Ilsan Arvan Nugras MSi (keempat) dan Prof Nidom (keenam). (Foto: Istimewa)

Bogor, Jawa Barat. Pada Jumat, (1/9/2023), PT Satwa Medika Utama (Sadita), Kantor Cabang Bogor telah menyepakati Nota Perjanjian Kerja Sama (Memoradum of Understanding/MoU) dengan Professor Nidom Foundation (PNF), Surabaya di Bogor, Jawa Barat.

MoU ini menjadi kolaborasi penting antara PNF sebagai lembaga riset dengan Sadita sebagai industri kesehatan hewan. Kerja sama ini akan menyumbangkan sumber daya yang signifikan tidak hanya sumber daya keuangan tetapi juga sumber daya intelektual untuk ilmuwan dan perusahaan terkait.

Dengan mengelola kolaborasi ini, kedua belah pihak berharap dapat berinvestasi bagi pengembangan kemampuan penelitian dan bisnis saat ini untuk mendukung kekuatan penelitian, dan menghubungkan kekuatan penelitian dengan dunia industri yang mengarah pada peningkatan kinerja bisnis dan akhirnya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang lebih luas.

Hubungan kerja sama ini juga berperan penting dalam menghadirkan produk yang bermanfaat dan inovatif kepada masyarakat dan lingkungan. Diharapkan kerja sama ini menjadi lonjakan sejarah bagi kedua pihak untuk mendukung industri peternakan Indonesia.

Direktur Sadita, Drh Ilsan Arvan Nugras MSi dan Founder PNF, Prof Nidom masing-masing hadir bersama tim. (INF)

Professor Nidom Foundation Adakan Workshop PCR Application

Foto bersama peserta workshop dan trainer (Foto: Dok. PNF)

Professor Nidom Foundation (PNF) mengadakan workshop ”PCR Application for Animal Healthcare” dengan mendatangkan dua ahli dari Genereach Biotechnology Taiwan. Dua trainer tersebut adalah Simon Chung dan Frank Chung.

Bertempat di kantor PNF Surabaya, workshop digelar pada Sabtu (19/1/2019) yang diikuti 31 peserta terdiri dari peternak, dokter praktisi hewan kesayangan (companion animals), instansi dinas peternakan, serta akademisi.

Materi yang disampaikan oleh Simon Chung, adalah pentingnya kecepatan diagnosis dengan perangkat yang sesuai. Penggunaan metoda PCR, maka diagnosis adalah konfirmasi bukan lagi suspek.

Hal ini mengingat penyakit Zoonosis akan menjadi penyakit utama di masa yang akan datang. Jadi kecepatan, dan ketepatan diagnosis pada hewan/ternak bukan hanya untuk mencegah kerugian, namun untuk antipasi dini terhadap adanya penyakit Zoonosis.

“Setelah kami mendirikan PNF sebagai lembaga riset mandiri, banyak inspiras bermunculan dari kegiatan riset yang ada. Salah satunya kecepatan dan ketepatan diagnosis pada hewan,” ungkap Prof CA Nidom, dihubungi Infovet, Rabu (23/1/2019).

Lanjutnya, ketepatan diagnosis ini terutama hewan ternak dan kesayangan. Selama ini untuk hewan-hewan tersebut yang banyak tersedia adalah obat, vaksin dan hasil inovasi lain yang digunakan untuk menjawab atau meningkatkan problematik produksi. Sementara kecepatan dan ketepatan analisis problematiknya, terutama penyebab penyakit belum banyak kemajuan.

Oleh karena itu, PNF berinisiatif utk menjawab persoalan tersehut melalui PADIA Lab (PNF Animal Diagnotic Laboratory) dengan motto "Oneday Service".

Melalui pelayanan dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi, maka peternak/pelaku ekonomi peternakan tidak kehilangan waktu untuk menunggu melakukan tindakan terhadap problematik yang timbul.

PADIA Lab didukung oleh para ahli kompeten dan ditunjang alat yang canggih. Pelayanan dibuka 24 jam penuh, sehingga sampel yang datang dari seluruh Indonesia akan segera dilayani dan hasilnya bisa ditunggu dalam kurun 24 jam.

“Dalam pengiriman specimen, kami rencankan untuk gunakan semacam sample tissue, untuk mengurangi resiko di dalam proses pengiriman dan menghindari penggunaan es dan dry ice yang sudah tidak diperbolehkan dalam pengiriman udara. Ini masih sedang dalam proses negosiasi dengan inovatornya,” urai Prof Nidom.

Alat PCR (Foto: Dok. PNF)

Salah satu alat canggih yang baru digunakan untuk menunjang servis tersebut adalah PCR model baru  yaitu Isolated Isotermal PCR (iiPCR) yang kerjanya cepat, tepat dan tidak perlu template (bahan uji) yang banyak. Waktu yang dibutuhkan total hanya 80 menit.

Prof Nidom mengemukakan, target diadakannya workshop ini agar pihak-pihak yang selama ini membutuhkan diagnosis lab yang cepat dan tepat dapat mengetahui sekaligus mencoba metoda iiPCR ini, sehingga tidak ada keraguan lagi bahwa hasil lab bisa dalam kurun 24 jam diketahui hasilnya. “Semoga menjadi jalan alternatif untuk diagnosis hewan/ternaknya,” pungkas Prof Nidom. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer