Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini pameran internasional | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MERIAHNYA ILDEX 2019

Untuk keempat kalinya ILDEX (International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition) digelar di Indonesia. Pameran sektor peternakan level internasional ini digelar selama tiga hari (18 s/d 20 September 2019) di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD) Tangerang, Banten. Pameran ini terselenggara oleh kerja sama PT Permata Kreasi Media (PKM) bersama VNU Exhibitions Asia Pacific yang juga mengikutertakan Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI).

Meskipun diadakan tiap dua tahun sekali, kemeriahan tetap mewarnai ILDEX, tahun ini tema pameran manajemen limbah dan produksi untuk industri peternakan yang berkelanjutan. Widianto Dwi Surya, Dirut PT PKM mengatakan bahwa ILDEX tahun ini bisa dibilang semakin baik ketimbang sebelumnya, pasalnya dari segi teknis pengelola semakin memahami pekerjaannya dan secara non teknis penyelenggara terus mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholders yang berkecimpung di dunia peternakan.

Widianto melanjutkan bahwa pada tahun ini 250 exhibitor dari 25 negara mejeng di ILDEX 2019. Secara persentase, jumlah exhibitor menigkat 15% dari ILDEX 2 tahun yang lalu. Dirinya berharap 10.000 pengunjung datang pada perhelatan kali ini. Peningkatan juga terlihat dari venue yang digunakan, karena secara lokasi dan segi luasan ICE BSD lebih strategis, mudah dijangkau dan hall yang digunakan juga lebih besar.

Pada kesempatan yang sama Heiko M. Stutzinger, Managing Director VNU Exhibitions Asia Pacific mengatakan bahwa dalam ILDEX kali ini terasa special karena selain dapat melihat inovasi terbaru dalam bidang peternakan, tersedia pula booth yang berisikan hewan hidup sehingga pengunjung dapat melihat langsung beberapa jenis ternak unggulan Indonesia.

Opening Ceremony ILDEX 2019

Referensi Pertumbuhan Industri Peternakan Nasional
Presiden Komisaris PT PKM Tri Hardiyanto memaparkan seperti pada ILDEX sebelumnya, di tahun ini ILDEX menjadi referensi pertumbuhan bisnis peternakan nasional. Sebagai tempat bertemunya stakeholder ILDEX diharapkan mampu menjadi fasilitator bagi pelaku industri peternakan global dalam memperkuat jejaring bisnisnya. Selain pertumbuhan bisnis, ILDEX 2019 juga menjadi referensi pertumbuhan dan kemajuan teknologi sektor peternakan yang bermuara pada kemajuan teknologi industri peternakan Indonesia. Sinergisme antara bisnis dan kemajuan teknologi peternakan diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri peternakan Indoensia agar dapat berbicara banyak dalam industri peternakan global.

Hadirnya ILDEX juga diharapkan Tri agar dapat mendorong peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak masyarakat Indonesia. Peningkatan ini akan berdampak langsung kepada kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam menyongsong masyarakat industrial 4.0 yang terus berkembang.

“Mengusung semboyan ‘For The Locals, by The Locals’ menjadi pembeda ILDEX 2019 dengan pameran peternakan lainnya. Dari sisi tempat penyelenggaran, ICE BSD menjadi salah satu indikator bahwa ILDEX Indonesia 2019 menjadi pameran peternakan yang terus tumbuh dan menjadi magnet bagi industri peternakan nasional. Tak hanya dari sisi bisnis semata, keterlibatan asosiasi peternakan nasional sebagai penyelenggara dalam hal ini direpresentasikan oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) dan asosiasi lainnya sebagai pendukung pameran menjadikan ILDEX Indonesia menjadi ‘rumah’ bagi pelaku industri peternakan nasional,” pungkas Tri lebih lanjut.

Manajemen Limbah Peternakan

Walaupun ILDEX Indonesia 2019 tetap mempertahankan fokusnya pada sektor industri rantai produksi protein hewani dengan peningkatan produksi daging, baik perunggasan (telur dan daging) , persapian, susu, pakan, kesehatan hewan, peralatan peternakan dan akuakultur, namun perlu suatu komitmen untuk memaksimalkan usaha dalam mengatasi masalah limbah di Indonesia.

Oleh itu, pada ILDEX Indonesia 2019 mengangkat tema pentingnya manajemen limbah dan produksi yang ramah lingkungan untuk keberhasilan industri peternakan yang berkelanjutan. “Keinginan pemerintah Indonesia untuk menurunkan produksi limbah sebanyak 70 % di 2025 perlu didukung oleh pengembangan teknologi dalam manajemen limbah. Hal ini merupakan alasan bahwa ILDEX Indonesia diharapkan mampu menghadirkan teknologi terkait manajemen limbah,” terangnya.

Melalui pameran ILDEX 2019 ini, lanjut Widi, diyakini akan memberikan manfaat yang luas kepada para peternak untuk berusaha dengan lebih efektif dan efisien. Berbagai inovasi dan teknologi bisa dijumpai di ILDEX Indonesia 2019, serta penerapan transformasi teknologi 4.0 di sektor peternakan yang menjadi salah satu fokus, sehingga bisnis peternakan akan mendapatkan akurasi lebih tinggi, cepat dan efisien mulai hulu sampai hilir.

Dia meyakini ILDEX Indonesia 2019 bisa menjadi ajang bertukar informasi, teknologi dan kerja sama perdagangan antar negara, menjadi ajang promosi bagi pelaku peternakan serta terjadinya kontrak penjualan yang diharapkan, mengingat pameran ini adalah pameran B to B.

INPOVA 2019
Selain Expo, pada ILDEX 2019 terdapat seminar baik yang diselenggarakan oleh asosiasi peternakan maupun perusahaan. Ada pula Penganugerahan Indonesia Poultry Veterinarian Award (INPOVA) yang digagas oleh Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI).

“Harapan kami, PT Permata Kreasi Media, selaku penyelenggara pameran bahwa melalui ILDEX Indonesia dapat melahirkan inovasi-inovasi baru di bidang pameran serta yang paling penting terjadinya kontrak penjualan yang peserta pameran harapkan,” harap Widianto.

Upacara pembukaan ILDEX Indonesia 2019 juga diisi dengan penganugerahan Indonesian Poultry Veterinary Award (Inpova 2019). Penghargaan kategori Indonesian Veterinary Poultry Scientist diraih oleh Dr drh NLP Indi Dharmayanti Msi, kategori Veterinary Poultry Business Management Award oleh drh Edy Purwoko, dan Veterinary Poultry Technical Consultant Award diraih oleh drh Baskoro Tri Caroko. (CR)

ILDEX INDONESIA 2017 WADAH PERKEMBANGAN INDUSTRI PETERNAKAN

Dari ki-ka: Nino Gruettke, Tri Hardiyanto, Fini Murfiani dan Don P. Utoyo
melakukan peresmian simbolis pembukaan ILDEX Indonesia 2017.
Untuk ketiga kalinya International Livestock Dairy Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia kembali diselenggarakan pada 18-20 Oktober 2017, di Hall D1-D2 Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta. Event dua tahunan ini menjadi platform bisnis dan transaksi yang tepat bagi para individu di industri peternakan.
Dalam acara pembukaan yang berlangsung pada Rabu (18/10), Managing Director VNU Exhibitions Asia Pasific Co. Ltd, Nino Gruettke, mengatakan, pihaknya terus memfokuskan kegiatan ini khususnya di Indonesia yang memiliki peluang besar untuk industri peternakan. Tak heran perkembangan ILDEX kali ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. “Terlihat ada perkembangan besar di ILDEX kali ini dalam hal ukuran dan jumlah pengunjung,” ujar Nino.
Ia menyatakan, jumlah peserta yang ikut berpartisipasi turut mengalami peningkatan sebanyak 48%, kemudian ruang pameran berhasil terjual 100% dengan beberapa perusahaan memperbesar area pameran sebanyak 50%. Adapun 230 peserta dari 34 negara, dua paviliun Internasional dari Tiongkok (24 perusahaan) dan Korea Selatan (6 perusahaan dan paviliun baru dari Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (KPIS)), dan dihadiri oleh sekitar 8.000 pengunjung dari 13 negara termasuk Indonesia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Malaysia, India, Sri Lanka, Taiwan, Turki, dan lain-lain ikut memadati ILDEX Indonesia 2017.
Seluruh stakeholder industri peternakan dan kesehatan hewan
bersama-sama mengkampanyekan peningkatan konsumsi daging ayam yang bergizi.
Sementara, Komisaris Utama PT Permata Kreasi Media, Tri Hardiyanto, menambahkan, gelaran ILDEX kali ini menjadi barometer perkembangan industri peternakan di Indonesia, karena menampilkan informasi dan teknologi yang inovatif dan variatif. “Sehingga diharapkan ILDEX menjadi ajang bertukar informasi dan teknologi seputar peternakan yang secara langsung berpengaruh terhadap konsumsi protein hewani, dan ILDEX menjadi kontribusi utama industri peternakan di Indonesia,” kata Tri.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani, yang mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Menurutnya, dengan diselenggarakannya pameran ini, dapat menjadi wadah interaksi yang baik dalam hal transaksi bisnis dan informasi industri peternakan di Indonesia. “Agar wawasan industri peternakan dan kesehatan hewan, serta pengolahan hasil peternakan di Tanah Air ini dapat terus meningkat,” harapnya.

Peraih Indonesia Poultry Veterinary Award 2017,
Drh Eko Prasetyo, Drh Irawati Fari dan Prof Drh Wayan Teguh Wibawan.
Pemberian Penghargaan
Usai sambutan beberapa stakeholder peternakan, ILDEX Indonesia juga mempersembahkan penghargaan spesial INPOVA (Indonesia Poultry Veterinary Award) 2017, bagi para insan di bidang kedokteran hewan dengan tiga kategori.
Kategori pertama “Veterinary Business Management Award” jatuh kepada Presiden Direktur PT Novindo Agritech Hutama, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Drh Irawati Fari. Untuk kategori kedua “Veterinary Poultry Health Scientist Award” diberikan kepada Prof Dr Drh Wayan Teguh Wibawan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kategori ketiga “Veterinary Poultry Technical & Consultancy Award” disematkan kepada Drh Eko Prasetyo dari Tri Group Bogor.
Kemudian ada pula pemberian penghargaan ISPI Award 2017 dengan kategori peternak atau organisasi pelestari plasma nutfah yang diberikan kepada Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), Ir Yudi Guntara Noor dan Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), Ade M. Zulkarnain.
Peraih ISPI Award 2017, Ir Yudi Guntara Noor dan Ade M. Zulkarnain,
keduanya memegang piala penghargaan.
Selain penghargaan bagi individu, dihari terakhir penyelenggaraan ILDEX Indonesia 2017, juga diberikan penghargaan bagi para peserta pameran baik itu dari perusahaan maupun asosiasi dengan empat kategori. Diantaranya, kategori “The Best Performance” diberikan kepada JAPFA Comfeed Indonesia, Biochem dan Ceva Animal Health Indonesia, kemudian kategori “The Favorite Stand” jatuh kepada PT Romindo Primavetcom, PT DSM Nutritional Products Indonesia dan Big Dutchman, lalu kategori “The Inspiring Stand” dimenangkan oleh Bredson, Gemilang Group dan CJ Indonesia, serta kategori “The Most Unique Stand” diperoleh FAO Ectad.

Kegiatan ILDEX
Selain memberikan penghargaan, ILDEX Indonesia 2017 menampilkan banyak kegiatan menarik yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Diantaranya, memperkenalkan edisi perdana ABC Challenge Asia 2017, yakni konferensi untuk pemangku kepentingan yang terlibat di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam memastikan konsumen di negara Asia mendapatkan daging unggas yang aman dan berkualitas baik. Konferensi tersebut merupakan rangkaian ILDEX 2017 yang dilaksanakan sehari sebelumnya, Selasa (17/10), di Hotel JW Marriot, Jakarta, dengan menghadirkan 30 pembicara internasional dari 40 topik seminar teknis.
Keceriaan di stand FAO saat menerima penghargaan “The Most Unique Stand”.
Selain itu, selama tiga hari kegiatan ILDEX Indonesia 2017 juga diisi dengan seminar teknis soal penyakit, antibiotik, maupun produk termutakhir yang disajikan oleh perusahaan dan organisasi/asosiasi terkait, dengan lebih dari 40 seminar teknis yang menampilkan 30 lebih pembicara profesional di bidangnya.
Selamat atas terselenggaranya pameran ILDEX Indonesia 2017 yang menjadi wadah penting untuk perkembangan industri peternakan di Indonesia. Jangan lewatkan event berikutnya pada Oktober 2019 mendatang. (RBS)

SPACE 2016: KEMERIAHAN KE-30 PAMERAN KELAS DUNIA

Pameran SPACE 2016 yang setiap tahun diselenggarakan di RENNES Exhibition Centre Perancis dari 13-16 September tahun ini telah menginjak usia ke-30. Pameran kelas dunia ini terus berfokus pada kemajuan di masa depan.

Konferensi pers pembukaan pameran dilakukan oleh para petinggi SPACE.
Diresmikan oleh Menteri Sumber Daya Ternak Pantai Gading, beserta beberapa asosiasi profesional yang menemaninya, pejabat dari Togo dan Guinea dan Menteri Peternakan Kamerun, dan ditutup oleh Phil Hogan, Komisioner Eropa untuk Pertanian, SPACE ke-30 ini mencerminkan pameran peternakan dan pertanian dengan dimensi internasional yang sangat kuat.
Perwakilan pemimpin dari negara-
negara Afrika seperti Pantai Gading,
Kamerun, Guinea, Nigeria dan Togo
meninjau pameran SPACE 2016
di Rennes, Perancis.
Expo tahun ini menghadirkan 1.445 peserta pameran termasuk 484 peserta pameran internasional dari 42 negara, dan 101.963 pengunjung, termasuk 12.022 pengunjung internasional dari 120 negara. Partisipasi peserta pameran tetap pada tingkat yang sama seperti tahun lalu (1441 2015), yang merupakan tahun rekor dalam hal ini.
Partisipasi pengunjung dilaporkan sedikit menurun (2015: 106.226 pengunjung, termasuk 15.042 pengunjung internasional). Penurunan ini disebabkan situasi sulit di beberapa sektor dan fakta bahwa acara bertepatan dengan panen silase. Mengenai pengunjung internasional, pengunjung dari Afrika Utara yang datang tahun ini jauh lebih sedikit dikarenakan waktu penyelenggaraan pameran SPACE yang bertepatan dengan hari libur keagamaan penting, Idul Adha. Namun, delegasi besar dari Afrika Barat, Eropa dan Iran hadir.
Peserta pameran di SPACE 2016 secara umum memuji kualitas kontak mereka dengan pengunjung selama pameran empat hari. Rasa profesionalisme di dunia yang telah mengglobal ini jelas tercermin dengan nada konstruktif dan begitu cair dari expo tahun ini.
Sebelum mengikuti kontes,
semua ternak wajib di treatment
untuk memperbaiki penampilan fisiknya. 
SPACE 2016 mengembangkan dimensi politik dari diskusi dengan para pemangku kepentingan sektor peternakan. Menteri Pertanian Perancis, Stéphane Le Foll, serta berbagai kandidat utama presiden, mampu berbicara dan menyampaikan pesan mereka kepada peserta pameran dan peternak selama penyelenggaraan SPACE ke-30. Kunjungan ini memperkuat SPACE sebagai platform ekspresi dan diskusi untuk memajukan isu-isu utama mengenai masa depan sektor peternakan.
Acara tahun ini lagi-lagi ditandai oleh inovasi yang bermanfaat bagi produksi ternak. Sebanyak 50 pemenang penghargaan Innov'Space disajikan di tribun, termasuk 5 penghargaan khusus yang semakin meningkatkan kualitas presentasi di SPACE.
Tema Penelitian dan Pengembangan Desa "Memproduksi untuk Masa Depan - Iklim - Energi - Penggunaan Tanah". Kami berhasil mendapatkan petani untuk merangkul isu emisi gas rumah kaca dan pasar karbon, dengan menunjukkan kepada mereka bahwa solusi sudah ada dan dapat dimanfaatkan segera. Hal ini juga menunjukkan kemampuan mereka untuk merencanakan ke depan.
SPACE adalah pameran peternakan dan pertanian berskala dunia
dengan dengan booth outdoor dan indoor yang sangat luas. 
SPACE kali ini kembali menjadi batu loncatan untuk para pencari kerja dan perdagangan internasional berkat 300 lowongan pekerjaan di acara job-date yang diselenggarakan oleh APECITA, dan lebih dari 300 pertemuan Business to Business diselenggarakan oleh Entreprise Europe Network antara peserta pameran dan investor internasional.
Kontes ternak melibatkan 550 ekor sapi dari berbagai breed.
Kontes ternak juga mendorong daya tarik dan kualitas acara kami. Sebanyak 550 ekor sapi dari berbagai breed (bangsa) yang berbeda memberikan tontonan yang terus-menerus di ring utama. Begitu juga sebanyak 150 ekor domba dan kambing dari 10 breed yang berbeda juga ditampilkan. Sapi dari breed Montbeliarde dan Rouge des Pres adalah dua jenis sapi yang menjadi sorotan tahun ini. Kehadiran mereka dan kualitas presentasi mereka sangat dipuji.
Tersedia lebih dari 11 Hall pameran yang berisi berbagai jenis ternak
mulai dari sapi, domba, kambing, babi, unggas, ternak perah, dan lain sebagainya. 
Selain itu, sebanyak 70 konferensi, debat dan seminar yang berlangsung selama empat hari memberikan acara tahun ini dimensi baru. Banyak peternak mengapresiasi sehingga mereka mendapat tempat untuk mengekspresikan kebutuhan dan harapan mereka, sejalan dengan ambisi pendiri SPACE.
SPACE ke-30 ini menyimpulkan dengan catatan yang sangat baik dalam hal diskusi dan jalinan kontak profesional, berdasarkan kepercayaan, dalam semangat membangun dan kemajuan.

International Club menjadi ajang bertemunya
para mitra bisnis dari berbagai negara
untuk memperluas jaringan 
Perjalanan 30 Tahun SPACE
Selama lebih dari 30 tahun SPACE telah menjadi pameran yang penting bagi semua pelaku industri pertanian dan peternakan. Didirikan oleh para pemimpin organisasi bidang pertanian di Perancis, SPACE didesain sebagai tempat pertemuan, diskusi dan saling tukar pikiran, untuk semua peternak dan profesional yang memiliki kaitan dengan dunia peternakan.
Sebagaimana disampaikan Direktur SPACE yang baru, Anne-Marie Quemener, “Kami telah mengambil banyak manfaat dari perayaan ini untuk kembali melihat ke belakang dan melihat perkembangan evolusi dari pameran ini. Apa yang kita rasakan pertama kali adalah visi kedepan dari para pendiri pameran. Komposisi yang tepat serta peran kami saat ini untuk melanjutkan visi tersebut selagi terus berinovasi untuk para pengunjung pameran telah menjadikan SPACE seperti yang para pengunjung rasakan kari ini.”
Stand Alltech di salah satu sudut
pameran SPACE 2016
Apapun kondisi ekonominya, peternak akan selalu menjadi pengunjung yang utama untuk mencari hal, metode, inovasi dan pemikiran baru yang berkaitan dengan masa depan bidang kerja mereka. SPACE menyediakan 15 Ha lahan pameran untuk menampilkan perkembangan alat dan peralatan terbaru dimana peternak dan pembudidaya dapat menghadapi masa depan mereka dengan lebih percaya diri.
SPACE awalnya memang dikenal sebagai pameran kelas Eropa, namun seiring dengan berjalannya waktu SPACE telah meraih reputasi internasional sebagai pameran kelas dunia. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya jumlah eksibitor dari luar Perancis, yaitu sebanyak 484 ekshibitor dari 42 negara. Bersamaan dengan banyak pengunjung internasional, tahun ini SPACE juga menerima beberapa kunjungan pejabat kementerian negara-negara Afrika. Hal ini membuktikan seluruh investasi dan kerja keras yang selama ini dilakukan telah berhasil.

Stand Ceva berdiri megah di pameran
yang dihelat di kampung halamannya. 
Pameran yang Selalu Dinanti
Berbeda dengan banyak pameran yang dilakukan di Tanah Air, SPACE yang setiap tahun diselenggarakan di Rennes Aeroport Exhibition Center - Perancis kembali berhasil menunjukkan bagaimana sebuah expo peternakan internasional digelar. Karena tidak hanya menampilkan teknologi terkini dibidang alat dan mesin peternakan, tetapi juga mencakup seluruh aspek bidang pertanian secara holistik.
Sehingga puluhan hektar lahan yang disediakan untuk pameran indoor dan outdoor seakan masih terasa kurang mengingat banyaknya eksibitor yang berpartisipasi. Namun semua benar-benar dikemas secara profesional oleh pihak penyelenggara SPACE, sehingga jauh dari kesan ruwet dan semrawut. Semua ditata sesuai jenis ternaknya, ada hall khusus untuk ternak babi, unggas, sapi pedaging, sapi perah, pakan ternak, obat-obatan dan vaksin hingga ruang bagi media bidang pertanian/peternakan. Untuk ruang outdoor dikhusukan untuk mesin-mesin pertanian mulai dari skala kecil hingga besar.
Pameran SPACE merupakan agenda tahunan
kebanggaan petani dan peternak Perancis. 
Jumlah eksibitor, pengunjung internasional, dan lahan pameran yang terus bertambah dari tahun ke tahun cukup membuktikan keberhasilan penyelenggaraan SPACE yang untuk tahun 2016 ini merupakan kali penyelenggaraan yang ke-30.
SPACE dikemas dengan profesional namun tetap nyaman dan menyenangkan, sehingga walaupun diselenggarakan di luar kota Paris dengan menempuh perjalanan kereta cepat selama 3 jam, pameran ini sama sekali tak surut pengunjung. Bahkan dari pengamatan Infovet selama kunjungan, cukup takjub dengan animo warga Perancis dan pengunjung internasional yang datang ke pameran peternakan berskala dunia ini.
Salah satu kandang pamer
domba Suffolk yang ikut diperlombakan
Tak sedikit dari kaum muda, tua, peternak, profesional bahkan masyarakat umum yang membawa serta balita mereka untuk berkunjung ke pameran ini. Sehingga selain sebagai ajang bisnis, pameran ini juga menjadi sarana edukasi dan rekreasi keluarga sekaligus. Padahal untuk masuk ke pameran ini tidak gratis, alias harus bayar per kepalanya. Hal yang patut dicontoh untuk penyelenggara pameran sejenis di Indonesia.
Keamanan memang sedikit lebih diperketat dibanding penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dengan digunakannya tenaga pengamanan swasta di setiap sudut pameran. Hal ini wajar mengingat Perancis dan beberapa negara Eropa lainnya tengah didera isu.
Luasnya lahan parkir, dan kemudahan akses ke lokasi pameran tentu juga menjadi nilai plus bagi pengunjung. Oleh karenanya panitia menyediakan bus gratis untuk menuju ke tempat pameran dengan 3 rute yaitu dari bandara Rennes, Stasiun Rennes, dan St. Malo. Bus tersedia setiap 30 menit yang jadwalnya bisa kita ketahui jauh hari sebelum berangkat ke pameran dengan mengakses website www.space.fr. Lokasi pameran berjarak 10 km dari pusat kota Rennes.
Wartawan Infovet Wawan Kurniawan (paling kiri) berfoto bersama
perwakilan panitia SPACE (Ms. Cecile Berthier dan Ms. Amandine Leroux)
beserta wartawan Poultry Indonesia (Jessy) dan Trobos Livestock (Yopi)
Panitia Penyelenggara berharap dapat berjumpa dengan para pembaca dari Indonesia di SPACE 2017, yang akan digelar 12-15 September di Rennes Exhibition Centre. Jadi persiapkan paspor dan visa anda dari sekarang. Karena pameran satu ini sangat sayang untuk dilewatkan. (wan)

SIMA ASEAN Bangkok, Tampilkan Teknologi Pertanian dan Peternakan Terkini

Wilayah ASEAN kini menjadi magnet bagi industri sarana pertanian modern dunia. Hal ini terjadi karena tumbuhnya mekanisasi pertanian, perikanan dan peternakan di kawasan ini, sebagaimana tampak dari pameran agribisnis SIMA ASEAN . Diperkirakan volume perdagangan yang dihasilkan dari pameran ini lebih dari 1 miliar baht (Rp 400 miliar) selama 3 hari. Infovet berkunjung ke Bangkok untuk melaporkan pameran tersebut.


Pejabat dan penyelenggara berfoto saat pembukaan




Bertempat di Hall 5-6, IMPACT Exhibition and Convention Center (IECC) , Muang Thong Thani, dan IMPACT Lakeside, Bangkok, pameran bertajuk Sima ASEAN berlangsung selama 3 hari, 8-10 September 2016. Pameran
Para peserta acara pembukaan
ini diselenggarakan oleh COMEXPOSIUM (organizer pameran terkemuka Perancis) bekerjasama dengan  AXEMA (organisasi peralatan pertanian Perancis) dan IMPACT exhibition management, penyelenggara pameran terkemuka di Thailand dan  dibuka oleh wakil Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Jintana Chaiyawannakan



Saat menyampaikan sambutan pembukaan, Jintana Chaiyawannakan, mengungkapkan,
Traktos dan berbagai peralatan pertanian
Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand sangat bangga menjadi tuan rumah SIMA ASEAN Thailand 2016, pameran internasional terbesar dan konferensi agribisnis di ASEAN .

Infovet di stand sapi perah
Stand Small Holder Dairy Farmer
"Saya melihat pentingnya acara ini dalam membantu untuk mendukung dan mengembangkan industri pertanian Thailand . Acara ini memiliki kepentingan besar bagi industri pertanian karena akan mendorong petani untuk meningkatkan taraf hidup dengan dapat membawa teknologi baru untuk dikembangkan di usaha mereka," ujarnya.

Menurutnya, pameran ini dapat membantu petani meningkatkan kemampuan produksi serta standarisasi produk mereka dan meningkatkan produk agar sesuai standar internasional. Sebagai bentuk komitmen mendukung acara internasional ini, Pemerintah Thailand mengikutsertakan mengirimkan 4 departemen yaitu Departemen Pertanian, Departemen Pembangunan Peternakan dan Departemen Perikanan  untuk memamerkan inovasi terbaru dan teknologi dalam rangka kerjasama lebih lanjut terhadap penguatan sektor pertanian Thailand. 

Sementara itu Loy Joon How, General Manager, IMPACT Exhibition Management Co Ltd, mengatakan, SIMA ASEAN Thailand 2016 merupakan kesempatan penting bagi Thailand untuk melangkah menjadi pusat industri pertanian di ASEAN. Organisasi acara ini telah menerima tanggapan positif dari lebih dari 300 perusahaan terkemuka di seluruh dunia, termasuk merek-merek terkenal seperti New Holland, Case IH, Yanmar dan Claas. Tahun ini, sebagai yang kedua kalinya acara Sima ASEAN, ada perkembangan baru yakni adanya stand outdoor sebagai tempat demonstrasi peralatan dan mesin pertanian yang berlokasi di IMPACT Lakeside, kira-kira 1 km dari lokasi indoor pameran.

Ia menambahkan, lebih dari 20.000 orang dari lebih dari 50 negara hadir di pameran ini baik indoor maupun outdoor, yang juga akan memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Thailand. Pada saat yang sama, pameran ini juga menjadi tuan rumah beberapa konferensi internasional, termasuk konferensi tentang Masa Depan Pertanian , konferensi organisasi insinyur pertanian Thailand dan Konferensi Internasional tentang Value Chain Berkelanjutan serta lebih dari 30 lokakarya dan seminar dengan pembicara ternama dari industri pertanian. 

Sementara itu General Manager COMEXPOSIUM Valérie Lobry-Granger,  mengatakan , SIMA merupakan ajang pertanian internasional yang telah diselenggarakan lebih dari 75 kali dalam 150 tahun terakhir di Perancis. SIMA merupakan panggung yang mengumpulkan inovasi terknologi terbaru, khususnya mesin dan peralatan pertanian, dan merupakan kegiatan yang telah dikenal sebagai forum bertemunya pembeli, penjual, pemilik bisnis, importir, eksportir, petani, ahli dan profesional di agribisnis . 

Tahun ini, SIMA telah tumbuh dalam mengorganisir acara di 3 benua - Eropa, Afrika Selatan dan Asia. SIMA ASEAN, khususnya, telah memperlihatkan pertumbuhan yang luar biasa, baik dari ukuran area pameran, jumlah dan merek yang dipamerkan dari berbagai negara antara lain Kanada, Cina, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Malaysia, Polandia, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Taiwan, Turki, Inggris dan banyak lainnya. "Hal ini membuat acara ini menjadi acara benar-benar berskala internasional. Kami yakin bahwa acara ini akan menarik investor dan mitra bisnis dari seluruh dunia, "tegasnya.

Peserta Indonesia

Sebagai pameran yang baru dilaksanakan yang kedua di Bangkok, pameran ini terbilang sukses. menempati 2 hall area ditambah satu area outdoor, pameran ini menampikan bermacam teknologi pertanian khususnya alat dan mesin pertanian termasuk peternakan.  Beberapa peralatan yang sepesifik peternakan yang ditampilkan pada acara ini antara lain teknologi alat pemerah susu otomatis yang disajikan antara lain oleh Barbaros, perusahaan asal Turkey. Juga teknologi peternakan sapi terpadu yang ditampilkan oleh Smallholder Dairy Development Programme, sebuah lembaga yang didukung oleh FAO .

Dari Indonesia, tampil stand dari Kedutaan Besar Indonesia di Thailand yang menampilkan ekspor kelapa sawit, serta stand Universitas Indonesia (UI) yang menampilkan inovasi green teknologi antara lain kompos dari daun. Kasubdit Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Promosi UI Hening Hapsari Setyorini yang memimpin delegasi stand UI mengatakan, UI sering ikut pameran internasional untuk memperkenalkan hasil temuan teknologi UI di bidang kedokteran, pengobatan, termasuk teknologi pertanian. Hal ini ditujukan agar hasil riset UI dapat diterapkan di masyarakat dan industri.

Outdoor dan Pasar Tani

Penyelenggara pameran menyediakan shuttle bus dan kendaraan khas Thailand Tuk Tuk secara gratis setiap 10 menit untuk pengunjung pameran yang ingin melihat stand outdoor, yang lokasinya di Impact lakeside, sekitar 1 km dari hall indoor Impact. Di lokasi ini ditampilkan demo penggunakan peralatan pertanian berupa traktor dan peralatan lainnya yang bisa digunakan untuk usaha pertanian, perkebunan, peternakan. Terdapat juga baazar produk pertanian karya petani Thailand antara lain bibit/benih pertanian unggul, buah dan sayuran unggul yang bisa dinikmati di lokasi pameran dengan harga yang cukup wajar.

Box
Profil SIMA ASEAN
Waktu: 8-10 September 2016 , pukul 10:00 – 18:00 hrs.
Tempat: Hall 5-6, IMPACT Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand
Organizer: COMEXPOSIUM AXEMA IMPACT Exhibition Management Co., Ltd.
Luas area: 13,500 sm2.
Jumlah Exhibitors: 350 perusahaan
Profil exhibitor: Tractors and Power Equipment | Spare Parts and Accessories, Embedded Electronics | Tilling,
Sowing, Planting | Harvestry (Fodder, Cereals, Root, Fruits and Vegetables, etc.) | Post-
Harvestry (Cleaning, Sorting, Drying, Conservation) | Equipment for Tropical and Special
Crops | Handling, Transportation, Storage, and Buildings | Breeding Equipment |
Dairy and Milking Products | Creation and Maintenance of Rural and Wooded Areas | Pro
Equipment for Green Spaces | Sustainable Development, Renewable Energy | Agro
Chemical, Fertilizer, Pesticides, Insecticides | Irrigation System | Professional Organization,
Services, Consultancy | Management and IT Software
Jumlah pengunjung: 15,000 Professional Trade Visitors
Profil pengunjung: Koperasi pertanian/peternakan, pengusaha mesin dan peralatan pertanian, asosiasi pertanian, distributor produk pertanian, toko sarana pertanian, konsultan , lembaga pemerintah, konsulat pertanian,  petani, peternak, breeder, organisasi pertanian, peneliti, perguruan tinggi dll
 

Indo Livestock 2016 Digelar 27-29 Juli 2016

Pameran peternakan skala internasional terbesar di Indonesia yakni Indo Livestock Expo & Forum 2016 kembali diselenggarakan pada 27-29 Juli 2016, di Jakarta International Convention Center (JCC).

PT Napindo bersama FMPI menggelar jumpa pers,  
Indo Livestock 2016 besok siap digelar
selama tiga hari, 27-29 Juli 2016 di JCC Senayan.
Pameran yang sudah sebelas kali digelar ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat khususnya di bidang peternakan. Ini terbukti dari meningkatnya peserta pada pameran kali ini. "Peserta berkembang menjadi 570 dari 38 negara. Ada sekitar 10 paviliun negara, diantaranya Indonesia, Amerika, UK, Turki, Thailand, China, Korea, dll," ujar Vice President PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara pameran, Arya Seta Wiriadipoera, saat konfrensi pers Indo Livestock Expo & Forum 2016, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7).

Ia menambahkan, selain pameran peternakan, disuguhkan pula seminar-seminar menarik yang membahas seputar industri peternakan yang bertujuan menambah wawasan para pengunjung. "Akan ada banyak seminar, seperti seminar dari Asosiasi Ilmu Nutrisi Indonesia (AINI), kemudian seminar media dari Majalah Infovet, dan banyak lagi lainnya," tambahnya.

"Selain itu, ada juga kegiatan Technical Product Presentation yang bertujuan memperkenalkan teknologi peternakan bagi masyarakat. Dan tentunya pameran ini gratis bagi para pengunjung," katanya.

Selain beberapa kegiatan yang bermanfaat, pameran ini juga konsisten dalam mendukung program peningkatan konsumsi protein asal hewan yakni Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI), yang bekerjasama dengan beberapa kecamatan di Jabodetabek. "Kegiatan ini untuk menggugah para orang tua dalam memberikan informasi untuk anak-anaknya, bahwa dengan mengkonsumsi protein hewani akan sangat bermanfaat ke depannya," timpal Devi selaku Project Manager pameran.

Pameran yang dilaksanakan selama tiga hari ini juga mendapat apresiasi dari para stakeholder di bidang peternakan. Sebab, lewat pameran seperti ini industri peternakan akan semakin luas dikenal masyarakat. "Pameran seperti sangat menggairahkan, karena bisa dilihat bahwa industri peternakan memberi keuntungan bagi para pelakunya. Industri di bidang peternakan seperti teknologi, obat, peralatan ternak sangat beruntung ada pameran ini. Semoga Indo Livestock lebih sukses lagi," ucap Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Don P Utoyo, yang turut hadir dalam acara tersebut.

Pada pameran ini, dipersembahkan pula beberapa penghargaan Indo Livestock Industry Award bagi asosiasi/organisasi dan perorangan. Penghargaan tersebut antara lain, Nastiti Adiguna Satwa Nugraha untuk budidaya dan inovasi produk, Praja Widya Satwa Nugraha untuk kelembagaan dan pengembangan SDM, Widya Karta Satwa Nugraha untuk pengembangan SDM, kemudian Cipta Piranti Satwa Nugraha untuk rekayasa input, Cipta Piranti Adi Satwa Nugraha untuk rekayasa input berdaya saing, dan Adi Karsa Nugraha untuk kategori individu atau perorangan. Penghargaan-penghargaan tersebut akan diberikan pada acara Opening Ceremony Indo Livestock 2016 (27 Juli 2016).

Jika ingin mengetahui dan menambah wawasan seputar ilmu peternakan secara langsung, segara hadiri pameran Indo Livestock Expo & Forum 2016, pada 27-29 Juli 2016, di Jakarta Convention Center, Senayan. Dan sebagai informasi, pengunjung yang hadir tidak dipungut biaya alias gratis. (rbs)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer