Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini kementerian koperasi dan UKM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

REFLEKSI HARI KOPERASI NASIONAL Ke-74: KOPERASI PERUNGGASAN YANG DIHARAPKAN

ILC "Koperasi Perunggasan yang Diharapkan." (Foto: Istimewa)

Koperasi merupakan badan usaha yang sifatnya kolektif, bermisi sosial dengan memperjuangkan nasib secara bersama-sama agar anggotanya sejahtera. Koperasi juga sebagai salah satu bentuk badan usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh para anggota untuk kepentingan bersama dapat menjadi solusi terhadap persoalan perunggasan nasional saat ini.

Untuk dapat bertahan bahkan memiliki daya saing tinggi di era global dan digital, peternak unggas di Indonesia didorong untuk berkiprah dalam wadah koperasi yang modern, maju dan profesional. Hal itu mengemuka dalam Indonesia Livestock Club (ILC) edisi 22 bertajuk "Koperasi Perunggasan yang Diharapkan" yang dilaksanakan pada puncak hari Koperasi Nasional ke-74, Senin (12/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, yang menjadi narasumber mengajak semua insan perunggasan untuk merefleksikan peran koperasi dalam memajukan sektor strategis ekonomi rakyat, termasuk pangan dan perunggasan di tanah air.

"Kementerian Koperasi dan UKM terus mengembangkan koperasi dan UMKM sektor peternakan agar dapat berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien, diantaranya melalui korporatisasi peternak melalui koperasi, dimana koperasi berperan mengurus hulu-hilir usaha peternakan rakyat. Hal ini juga dilakukan beberapa negara maju yang memiliki koperasi peternakan besar seperti di Belanda dan New Zealand," kata Teten.

Sementara Guru Besar Fapet IPB, Prof Muladno, turut menambahkan bahwa aktor terpenting di koperasi perunggasan yakni semua tingkatan diantaranya peternak dan organisasi dalam koperasi harus minim struktur, namun kaya fungsi.

Ia menandaskan, pendampingan dari pemerintah dan perguruan tinggi adalah hal mutlak. "Inilah makna kehadiran negara bagi rakyat yang berusaha di bidang perunggasan," kata Muladno.

Dengan berkoperasi, maka akan dapat memperpendek mata rantai distribusi, menjaga keseimbangan harga pasar, menjaga kecukupan stok kebutuhan bahan pakan dan untuk anggota peternak, penyedia DOC/pullet dengan harga terjangkau, serta penyedia jasa angkutan pakan.

Salah satu indikator sejahteranya anggota koperasi perunggasan adalah bagaimana mereka mendapatkan harga input produksi lebih murah dan pada saat menjual produk dengan harga lebih baik dibanding jika tidak berkoperasi. (IN)

KOPERASI WSU TERIMA KUNJUNGAN KEMENKOP DAN KEMENTAN

Paling depan: Ketua Koperasi WSU, Sugeng Wahyudi (tengah) bersama Akhmad Zabadi (kiri) dan Fini Murfiani (kanan) saat bertemu dengan media. (Foto: Infovet/Ridwan)

Koperasi Wira Sakti Usaha (WSU) dalam usahanya terus berupaya membangun komunikasi dengan berbagai pihak, salah satunya menerima kunjungan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) bersama Kementerian Pertanian (Kementan).

Melalui diskusi bersama, Sabtu (10/4/2021), Koperasi WSU ingin melihat bagaimana peran pemerintah dalam mendukung keberlangsungan usaha peternakan rakyat mandiri yang tergabung dalam koperasi.

“Tujuannya kita ingin perkenalkan koperasi ke pejabat berwenang, khusunya Kemenkop. Kalau sudah kenal kan pasti sayang gitu. Ini lah manfaat kita untuk mempertanyakan bagaimana peran dari pemerintah,” ujar Ketua Koperasi WSU, Sugeng Wahyudi.

Lebih lanjut dijelaskan, dengan berkoperasi diharapkan pelaku usaha peternakan rakyat mandiri semakin kuat dan saling mendukung satu sama lain.

“Koperasi ini harus menjadi massif, agar peternak rakyat mempunyai kekuatan. Tapi bukan untuk melawan peternak besar yang sudah menggurita, tapi kita ingin membuktikan pembangunan peternakan juga bisa kita nikmati bersama,” ungkapnya.

Ia juga mengimbau bagi para peternak rakyat mandiri dalam memperbaiki usaha untuk tidak lengah dalam hal produktivitas. Karena selama ini hal itu masih menjadi kendala utama.

“Kita juga harus melakukan yang terbaik terkait produktivitas kita, perhatikan kandang/infrastruktur yang baik diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,” ucap dia.

Sugeng berharap, dengan hadirnya koperasi ini semoga ada jalinan kepada pemerintah, dimana peternak rakyat bisa mengaksesnya, seperti kemudahan memperoleh DOC dan pakan dengan harga terjangkau. Selain pemerintah, Koperasi WSU juga mengajak kerja sama dengan perusahaan-perusahaan bidang pembibitan unggas dan pakan ternak.

“Dengan kita bersatu, kita bisa saling berbagi dalam berusaha dan saling mendukung satu sama lain,” pungkasnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Fini Murfiani dan Deputi I Perkoperasian, Kemenkop, Akhmad Zabadi. Keduanya memberikan apresiasi dan siap mendukung serta membantu kelangsungan usaha para peternak di Koperasi WSU. Hadir pula beberapa perusahaan diantaranya Malindo dan De Heus, serta para peternak yang tergabung dalam Koperasi WSU.

Diskusi dilaksanakan di salah satu kandang ternak milik anggota Koperasi WSU yang berlokasi di Kampung Bojong Katon, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Bogor. Selama enam bulan berdiri, Koperasi WSU kini beranggotakan 22 peternak dan sudah banyak melakukan serangkaian kegiatan, diantaranya peningkatan SDM, menggalang kerja sama dengan institusi, swasta dan akademisi, menginisiasi focus group discussion (FGD) tentang perunggasan nasional, serta saat ini tengah mem-progress koperasi integrasi hulu-hilir dengan berbagai pihak terkait. (RBS)

BERKOPERASI ALA PINSAR INDONESIA


Teten Masduki menyerahkan seritifkat badan hukum koperasi milik Pinsar Indonesia

Salah satu Badan Usaha yang diklaim menjadi identitas bangsa adalah koperasi. Sebuah unit usaha yang bergerak dalam bidang apapun jika diintegrasikan dalam bentuk koperasi yang solid maka dapat dipastikan usaha tersebut akan maju.

Hal ini terlontar dari mulut Ketua Umum PINSAR Indonesia Singgih Januratmoko di Parung 31 Agustus 2020 yang lalu dalam acara penyerahan sertifikat badan hukum koperasi milik Pinsar Indonesia. Singgih mengatakan bahwa koperasi ini dibentuk sebagai bentuk perjuangan peternak mandiri dari ketergantungan akan DOC dari integraror.

"Ini koperasi pertama yang bergerak di bidang indukan (GPS). Harapannya kita bisa mulai mengurangi ketergantungan bibit dan peternak bisa mendapatkan bibit yang berkualitas dengan harga terjangkau," tutur Singgih.

Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki yang hadir menyerahkan sertifikat badan hukum koperasi milik PINSAR mengatakan bahwa sudah menjadi keniscayaan bagi para peternak mandiri yang skala usahanya tergolong UMKM untuk membentuk koperasi, ia bahkan menganjurkan peternak ayam di Indonesia agar mengikuti langkah yang dilakukan Singgih.

"Pemerintah berkomitmen melindungi dan tentunya membantu orang - orang untuk bisa tumbuh melalui koperasi, karena saat ini peternak mandiri berskala kecil sulit bersaing dan mendapatkan pasar," kata Teten. 


Dalam waktu dan kesempatan yang sama, Teten juga meresmikan fasilitas produksi ayam kampung olahan milik PT Sumber Unggas Indonesia. (CR)

 


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer