Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Vaksin Rabies | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DISBUNNAK SULTENG DISTRIBUSIKAN 7000 DOSIS VAKSIN RABIES KE KABUPATEN

Vaksinasi, Salah Satu Langkah Pencegahan Rabies

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulawesi Tengah mengimbau warga untuk melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan mereka guna mencegah penularan penyakit Rabies.

"Bagi masyarakat yang punya hewan kesayangan atau peliharaan seperti anjing atau kucing untuk melakukan vaksinasi secara rutin sehingga terhindar dari rabies," kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Disbunnak Sulteng Dandy Alfita di Palu, Senin (17/7/2023).

Dandy menjelaskan, Sulawesi Tengah termasuk daerah endemik penyakit Rabies, dan cuaca ekstrem dapat mempengaruhi virus yang menyerang Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera.

Hal itu dapat membuat hewan terganggu dan meningkatkan risiko mereka menggigit manusia.

Rabies adalah penyakit menular yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.

Penyakit itu disebabkan virus Rabies yang ditularkan melalui saliva atau air liur saat hewan yang terinfeksi menggigit atau mengenai luka terbuka.

"Jika tergigit anjing, pertolongan pertama adalah cuci bekas gigitannya langsung dengan sabun dan air mengalir, dan segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan vaksin,” jelas Dandy Alfita.

Dandy menekankan pentingnya memeriksa kondisi kesehatan hewan peliharaan secara berkala dan memberikan vaksinasi yang tepat waktu. 

Anjing dan kucing adalah hewan pembawa Rabies, dan vaksinasi merupakan langkah yang efektif untuk melindungi mereka dan mencegah penyebaran penyakit.

Selain itu, warga juga diminta untuk memberikan perawatan yang baik pada hewan peliharaan mereka, termasuk memberikan makanan yang sehat, memberikan perhatian yang cukup, dan tidak membiarkan hewan mencari makan sendiri yang dapat mengganggu orang lain.

Disbunnak telah mengalokasikan 7.000 vaksin untuk hewan yang akan didistribusikan ke setiap kabupaten dan kota. Langkah itu diharapkan dapat membantu dalam pengendalian penyakit Rabies.

Dandy juga menekankan pentingnya tindakan pertolongan pertama jika tergigit oleh anjing, yaitu dengan mencuci bekas gigitan menggunakan sabun dan air mengalir, serta segera mencari perawatan medis di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan vaksin dan perawatan yang diperlukan.

Meskipun hingga saat ini belum ada laporan kasus gigitan pada manusia sepanjang tahun 2023, Dandy tetap mengingatkan warga agar tetap waspada dan memperhatikan kondisi hewan peliharaan dengan baik.(INF)


VAKSIN RABIES PERORAL PERTAMA DI DUNIA DISETUJUI WOAH

Vaksinasi Pada Anjing Penting Untuk Mencegah Rabies

Sejumlah vaksin rabies oral, baik virus yang dilemahkan maupun rekombinan, telah dikembangkan dan dilisensikan untuk satwa liar, akan tetapi belum ada satu pun vaksin yang mendapatkan persetujuan regulatory untuk anjing.


Seperti untuk satwa liar, perlu dipastikan bahwa vaksin rabies oral, serta umpannya, harus memiliki efektivitas, aman, dan menarik untuk anjing. Sebagian besar kandidat vaksin potensial hanya digunakan secara eksperimental pada anjing, baik di laboratorium maupun di lapangan.

Baru-baru ini, vaksin rabies oral pertama untuk anjing dilaporkan menunjukkan efikasi, imunogenisitas, dan tingkat keamanan yang tinggi baik pada riset yang dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Vaksin ini sedang dalam proses persetujuan penggunaan atau regulatory secara luas.

Vaksin yang aman dan memiliki efikasi yang baik, baik berupa virus hidup yang dimodifikasi (modified live) atau hasil bioteknologi, merupakan pilar utama program ORV untuk anjing. Dilansir dari website miliknya, World Organisation of Animal Health (WOAH) telah menetapkan standar internasional yang ketat terkait efikasi dan keamanan vaksin rabies oral baik untuk satwa liar maupun anjing.

Sehubungan dengan vaksin untuk anjing, standar WOAH melebihi persyaratan untuk target satwa liar dan mencakup penilaian risiko pada manusia yang mempertimbangkan kemungkinan seseorang melakukan kontak dengan vaksin, serta potensi dampak kesehatan akbiat kontak tersebut. (WF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer