Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Universitas Brawijaya | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KEKURANGAN BIBIT UNGGUL, PERKEMBANGAN PETERNAKAN KAMBING PERAH TERGANGGU

Prof Tri Eko Susilorini (paling kiri) Pada Acara
Sidang Terbuka Profesor Baru Universitas Brawijaya
(Foto : ANTARA)

Pakar Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan (FAPET) Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Tri Eko Susilorini mengemukakan bahwa pengembangan peternakan kambing perah di Tanah Air saat ini masih kekurangan bibit unggul. Hal tersebut disampaikan dalam orasi ilmiahnya dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Brawijaya dalam acara Pengukuhan Profesor Sabtu (16/9) lalu.

"Permasalahan pengembangan peternakan kambing perah sampai saat ini adalah belum tersedianya bibit dengan mutu genetik tinggi yang tersedia secara kontinyu, masih kekurangan bibit unggul," kata Prof Tri Eko di Malang, Jawa Timur, Sabtu.  

Untuk itu, katanya, dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk melakukan kajian tentang hal tersebut. Namun, menurut Prof Tri Eko, perbaikan manajemen pemeliharaan dan peningkatan mutu genetik serta kemampuan produksi kambing perah, bisa melalui tiga langkah.

Langkah pertama, perbaikan manajemen untuk mencapai standar kualitas. Kedua, peningkatan populasi melalui seleksi berdasar marka gen yang berasosiasi dengan litter size dan ketiga, peningkatan mutu genetik melalui seleksi berdasarkan dendogram dari berbagai bangsa kambing lokal Jawa Timur.

Ia mengatakan morfologi dari seekor ternak dapat menunjukkan sifat karakteristiknya, sehingga dapat meningkatkan standar ternak sebagai bibit. Biomolekuler adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi ternak sampai pada tingkat DNA.

“Teknologi morfobiomol dapat memberikan informasi fenotipik dan genotipik ternak secara akurat dan efisien, sehingga morfobiomol ini bisa digunakan untuk menghasilkan populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan pemeliharaan," katanya.

Menurutnya, berdasarkan teknologi morfobiomol kambing PE, kambing Senduro dan kambing Pote mempunyai potensi untuk menambah produksi susu segar dalam negeri.

“Penemuan penelitian kami, kambing Pote memiliki kesamaan secara molekuler dengan Kambing Senduro, sehingga kambing Pote dapat dikembangkan sebagai kambing tipe perah untuk dataran rendah,” imbuhnya.

Keunggulan dari teknologi morfobiomol, lanjutnya, dapat digunakan sebagai metode seleksi secara cepat sejak dini pada ternak dengan berdasar pada gen pananda dan tidak tergantung pada silsilah atau catatan keluarga.

"Hanya, metode ini membutuhkan laboratorium khusus dan tenaga terampil (tidak dapat dilakukan oleh peternak), dan membutuhkan keahlian dalam menentukan gen penanda yang tepat karena sifat kuantitatif dipengaruhi oleh banyak gen," katanya. (INF)

FAPET UB HELAT ANIMAL PRODUCTION INTERNATIONAL SEMINAR

Para peneliti bergambar bersama dalam acara 4th Animal Production International Seminar. (Foto: Dok. UB)

Bertempat di Ijen Suites Ballroom and Resort, Malang pada 23-27 Oktober 2019 pekan silam, Animal Production International Seminar (APIS) adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya (UB) setiap tiga tahun sekali.

Ketua Pelaksana Dr Ir Eko Widodo, MAgr Sc menyampaikan, acara ini bertujuan mewadahi hasil-hasil penelitian di bidang produksi ternak, juga untuk membuka jalinan kerjasama dengan institusi dari dalam maupun luar negeri, sekaligus mempromosikan UB khususnya Fapet ke kancah internasional.

Tahun 2019 adalah kali keempat perhelatan APIS, dimana kali ini Infovet menjadi media partner acara yang bertajuk “Strengthening Research and Networking for Sustainable Animal Production in the Era of Revolution Industry 4.0”.

Dihadiri oleh 146 peserta yang berasal dari Malaysia, Thailand, Taiwan, Filipina, India, Jepang, Sudan, Denmark dan Indonesia, acara diawali oleh empat keynote speaker yang terdiri dari Prof Pornthep Anussotnnitisarn, PhD (Kasetsart University, Thailand), Prof Shinichi Yonekura (Shinshu University, Japan), Rasmus Heller PhD (University of Copenhagen, Denmark) dan Prof Bambang Purwantara (IPB University).

Diawali kegiatan dalam dua hari pertama berupa presentasi di kelas paralel berdasarkan kategori penelitian masing-masing yang meliputi animal production, animal nutrition, animal reproduction and breeding dan animal product technology. Serta gelaran poster penelitian di ballroom hall. Dua hari berikutnya diisi dengan fieldtrip ke Gunung Bromo untuk memperkenalkan Kota Malang sekaligus menjalin kedekatan antar peneliti.

Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Aulani’am, diakhiri pada hari kelima acara dengan pengumuman penerima penghargaan kategori Best Oral Presenter dan Best Poster yang masing-masing dimenangkan oleh Nur Wulan Purnama dari Fapet UB dan Ari Sulistyo Wulandari dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Keseluruhan acara kemudian ditutup oleh Prof Suyadi selaku Dekan Fapet UB. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer