Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Unggas | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PEMERINTAH DORONG MAHASISWA KEMBANGKAN PETERNAKAN

Foto bersama pada kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia di Kementan. (Foto: Humas Ditjen PKH)

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), mendorong mahasiswa berpartisfasi aktif dalam kegiatan pengembangan pertanian, termasuk peternakan. Sehingga akademisi dan peternak bisa bersinergi dalam mengembangkan sektor peternakan Indonesia.

“Kontribusi mahasiswa dapat disampaikan melalui riset-riset atau kajian ilmiah yang hasilnya dapat ditindaklanjuti pemerintah untuk meningkatkan produksi dan kualitas peternakan Indonesia,” ujar Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, melalui keterangan tertulisnya pada kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia di Gedung Auditorium D, Kantor Pusat Kementan, Rabu (9/10/2019).

Ia menegaskan, peserta didik harus bangga menjadi mahasiswa peternakan. Pasalnya sektor peternakan merupakan bidang yang sangat menjanjikan serta dibutuhkan masyarakat, karena berhubungan dengan pemenuhan asupan protein hewani yang terus diupayakan dan ditingkatkan.

Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya dalam mengembangkan sektor pertanian dan peternakan melalui pemanfaatan teknologi, agar berdaya saing menjadi bangsa yang berdaulat dalam hal ketersediaan protein hewani.

“Mahasiswa-mahasiswa bidang peternakan harus mampu melakukan berbagai terobosan  dan inovasi dalam pemenuhan kebutuhan protein bangsa dari keanekaragaman sumber protein. Sebab kalian generasi milenial penerus bangsa, yang diharapkan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih maju dan tangguh,” tegasnya.

Seperti halnya yang terus diupayakan pemerintah untuk menjaga kedaulatan pangan asal hewan melalui berbagai program terobosan, yakni program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab), pengembangan sapi Belgian Blue, Galacian Blonde dan sapi Wagyu, serta penambahan sapi indukan impor, peningkatan status kesehatan hewan melalui pengendalian penyakit, penjaminan keamanan pangan asal ternak dan melakukan pelarangan pemotongan sapi betina produktif. Sementara untuk program pendukung diantaranya skim pembiayaan, investasi dan asuransi ternak, peningkatan kualitas bibit melalui introduksi, perbaikan mutu pakan, pengendalian penyakit dan ketersediaan air.

Sementara untuk industri perunggasan, yang sedang bergejolak, pemerintah telah melakukan public hearing terhadap rancangan revisi Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaraan, Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi pada 7 Oktober 2019, dengan tujuan agar lebih tertatanya usaha perunggasan, baik layer maupun broiler.

“Pemerintah telah mendapat masukan dan koreksi dari seluruh stakeholder perunggasan, yang pada gilirannya persepsi terhadap substansi revisi Permentan tersebut dapat diterima dari berbagai aspek, sehingga diharapkan peraturan tersebut mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan pengembangan industri ayam ras secara nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat,” tandas Ketut. (INF)

TOXIN BINDER DAN PERANANNYA

Kualitas pakan secara fisik ataupun laboratories sangat menentukan seberapa perlu penggunaan toxin binder dan kriteria/jenis penggunaannya sesuai dengan keperluan. (Sumber: zootecnicainternational.com)

Indonesia adalah negara yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, beriklim tropis dengan kelembaban udara yang relatif tinggi dari waktu ke waktu (sehingga sering disebut sebagai negara dengan iklim tropis basah). Indonesia memiliki iklim laut yang sifatnya lembab dan banyak mendatangkan hujan. Pada musim penghujan jelas akan memberikan dampak signifikan terhadap kelembaban lingkungan dibanding saat musim kemarau. Hal ini juga karena Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar tanah daratannya dikelilingi lautan dan samudera. Sehingga potensi pembentukkan uap air jauh lebih tinggi dibanding negara yang daratan lebih besar.

Lembab dan Faktor Resiko Munculnya Jamur
Pola suhu dan kelembaban di Indonesia dalam 24 jam sangat menciri sekali. Dimana pada saat tengah malam menuju ke dini/pagi hari, rendahnya suhu lingkungan biasanya akan diikuti oleh tingginya kelembaban, dan sebaliknya saat tingginya suhu siang hari secara umum kelembaban akan menurun signifikan.

Salah satu keunikan yang terjadi di Indonesia adalah dijumpainya kemarau basah yang berkepanjangan. Tingginya cekaman panas pada musim kemarau akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya penguapan yang berlebihan dan berdampak pada terkumpulnya awan yang mengandung uap air yang pada titik kondensasi tertentu akan berubah menjadi hujan. Sehingga tidak jarang dijumpai kondisi pada saat cuaca panas, namun hujan turun yang menyebabkan kelembaban lingkungan semakin tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pola kelembaban tidak hanya dipengaruhi rendahnya suhu pada malam hari, namunn juga suhu yang relatif tinggi yang berakibat penguapan berlebih pada saat siang hari.

Konsekuensi logis dari kondisi geografis tersebut membuat peternak harus lebih rinci dan detail dalam menjalankan aktivitas budidaya perunggasannya agar bisa meminimalkan efek atau resiko buruk dari kelembaban tinggi yang berdampak pada performa produksi ayam. Bahkan kelembaban relatif lingkungan bisa mencapai 100%. Tidak hanya sekedar dalam memainkan setting kipas dan tirai, upaya menjaga kualitas litter, mencegah adanya kepadatan semu, juga harus fokus terhadap ancaman penurunan kualitas pakan oleh adanya jamur dan mikotoksin. Mengingat efek yang dihasilkan sangat berbahaya dan merugikan, baik yang secara kasat mata mapun yang tidak.

Jamur dan Mikotoksin
Banyak para peternak yang belum bisa membedakan antara keduanya. Ada beberapa diantara peternak yang menganggapnya...

Drh Eko Prasetio
Commercial Broiler Farm Consultant


Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2019.

PERSOALAN SEKAM DAN PENYAKIT PERNAPASAN AYAM, INI SOLUSINYA

Sekam yang diolah dengan baik dapat dimanfaatkan berulang kali, khususnya untuk kandang closed house. (Foto: Dok. Infovet)

Sekam lantai kandang pada ayam broiler, merupakan upaya untuk menjaga kesehatan dan mendongkrak produktivitas. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang kotor dan mengandung aneka gas buang yang berasal dari kotoran (feses), tumpahan pakan yang bercampur dengan air, harus semaksimal mungkin bisa ditekan.

Untuk meminimalisir hal tersebut pada kenyataannya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Menurut konsultan perunggasan, Dhanang Purwantoro, feses cenderung terkumpul dan menumpuk, yang pada akhirnya menimbulkan persoalan.

“Hal itulah yang menyebabkan ayam rentan menderita gangguan kesehatan, terutama penyakit pernapasan,” katanya kepada Infovet saat ditemui pada suatu acara pertemuan peternak broiler closed house di Malang, April lalu.

Dhanang menjelaskan, persoalan sekam pada ayam potong saat ini semakin serius dan harus segera dicarikan solusinya. Apalagi sekarang harga sekam semakin mahal dan kadang sulit didapat. Belum lagi ongkos bongkar dan pembuangan pasca panennya. Untuk itu, kata dia, diupayakan mengelola sekam menjadi lebih baik dan sehat, khususnya kandang closed house.

Sebab, sekam yang kotor merupakan sumber utama agen penyakit untuk berkembang biak dan menyebar, selain menyebabkan bau tak sedap dan mencemari lingkungan sekitar kandang. Lebih lanjut, ada beberapa jenis gas yang muncul dan bersifat destruktif terhadap kesehatan ayam, seperti amonia (NH3), asam sulfida (H2S) dan jenis gas lainnya, serta aneka mikroorganisme patogen.

“Gas buang itu semakin meningkat volumenya seiring dengan bertambahnya umur ayam. Ini menjadi pemantik awal terdegradasinya stamina ayam. Apabila peternak lalai dan membiarkan lantai sekam kotor, muncul potensi aneka gangguan kesehatan dan berbagai sergapan penyakit,” jelasnya.

“Berbeda jika peternak mau mengelola dan mengolah sekam dengan baik, umumnya ayam akan tumbuh sehat dan performanya relatif lebih baik.”

Mengolah Sekam
Mengolah dan mengelola sekam kini menjadi tren yang tengah dikembangkan tim Agrikencana Perkasa Klaten, Jawa Tengah. Dari beberapa keluhan peternak, dilakukan kajian mendalam mengenai pengolahan sekam. Hasilnya terbukti sekam dapat digunakan lebih dari 10 kali periode pemeliharaan ayam.

Menurut Dhanang, peternak hanya perlu melakukan penyemprotan pada lantai sekam menggunakan probiotik yang berisi mikroorganisme tertentu. Hal itu dilakukan sejak chick in, masa pemeliharaan, hingga pasca panen. Maksud dari pengolahan sekam tersebut membantu... (iyo)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Juni 2019.

PROSPEK BISNIS PUYUH MENJANJIKAN, OMZETNYA CAPAI RP 1,2 MILIAR

Ternak puyuh adalah bisnis yang berkelanjutan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Prospek bisnis puyuh di Indonesia sangat menjanjikan. Kebutuhan nasional mencapai 7 juta butir per hari, sedangkan produksi hanya mampu mencukupi sekitar 4 juta butir per hari. Bahkan omzet usaha ini tiap hari mencapai Rp 1,2 miliar.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Puyuh Indonesia sekaligus pemilik PT Slamet Quail Farm, Slamet Wuryadi, ketika dihubungi Infovet, Senin (18/3).

“Per hari se-Indonesia database kami 4 juta butir yang saya ketahui berdasarkan kapasitas saya sebagai Ketua Asosiasi Puyuh Indonesia,” kata Slamet. Nilai 4 juta dikalikan Rp 300 per butir on farm, maka angkanya mencapai Rp 1,2 miliar perhari dengan populasi puyuh saat ini sekitar 7 juta ekor.

Lebih lanjut Slamet menjelaskan, produktivitas reproduksi burung puyuh sangat baik sehingga mendorong tingkat produksi yang tinggi. Pada usia 45 hari, burung puyuh sudah mampu bereproduksi dengan tingkat produksi telur sebanyak satu butir per hari, begitu pun di hari-hari berikutnya.

“Ternak puyuh ini adalah bisnis yang berkelanjutan, karena burung puyuhnya terus bertelur setiap hari,” ujarnya.

Slamet menyebut, apabila dihitung secara ekonomis dan nilai gizi tiga butir telur puyuh seharga Rp 900, sama dengan nilai protein sebutir telur ayam kampung seharga Rp 2.500. Artinya konsumen juga dapat menikmati keuntungan tersendiri dengan mengonsumsi telur puyuh dibanding telur ayam.

Wirausaha Milenial 
Merujuk pada suplai telur puyuh, program Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 21 juta butir atau sekitar Rp 6,3 miliar. Jika dibandingkan dengan jumlah telur ayam sebanyak 600 ton, alokasi anggaran yang harus dikeluarkan berkisar Rp 15 miliar. “Jadi lebih ekonomis di puyuh, ini peluang,” katanya.

Slamet mengatakan, kebutuhan puyuh di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten dikisaran 13,5 juta butir telur puyuh per minggu. Pihaknya mendorong pemerintah untuk membantu pergerakan aktivitas kelompok tani dari segi akses permodalan, bantuan bibit dan akses pakan yang terjangkau guna menggerakkan sektor ternak puyuh.

Hal itu guna menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan milenial. Dia mengemukakan, usaha ternak puyuh sangat cocok untuk kalangan milenial, terlebih masih banyak kampanye negatif tentang puyuh yang diklaim memiliki tingkat kalori yang tinggi, sekitar 3.640.

Hadirnya program Santripreneur dan Kelompok Tani Milenial, dia berharap ada gebrakan massif lewat informasi digital untuk menangkal kampanye negatif puyuh.

Rendah Kolesterol
Pengkajian yang dilakukan Balai Penelitian Ternak (Balitnak), kandungan kolesterol puyuh hanya 213 miligram (mg) per 100 gram, penelitian UGM 252,75 mg per 100 gram dan menurut BPPTP Ristek kandungannya 318,4 mg per 100 gram.

“Anggapan telur puyuh kolesterolnya tinggi bahkan tidak boleh dikonsumsi, itu salah besar. Justru kolesterolnya paling rendah dibanding telur unggas lainnya,” jelas Slamet.

Selain itu, kandungan protein pada daging puyuh mencapai 22,13% dan lemak 0,47%, sementara telurnya memiliki kandungan protein 10,5% dan lemak 4,9%. “Telur puyuh juga kaya akan kandungan omega 3 dan 6 yang sangat tinggi,” terang dia.

Regulasi 
Kementerian Pertanian tengah didorong untuk mengatur regulasi di sektor bisnis burung puyuh agar tidak tersentuh korporasi maupun perusahaan ternak terintegrasi. Regulasi tersebut diharapkan dapat menjaga kestabilan harga di tingkat peternak mandiri.

“Konglomerasi belum masuk dalam wirausaha puyuh ini, jadi bentuknya masih UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Kita sangat berharap UMKM ini bisa tetap bertahan,” harapnya.

Dia menjelaskan, saat ini sektor ternak burung puyuh masih masuk ke dalam sektor industri ternak aneka. Belum ada upaya pemerintah untuk mengkhususkan sektor puyuh sebagai proyek ternak strategis.

Padahal, seperti yang sudah dijelaskan, populasi puyuh di Indonesia saat ini mencapai 4 juta butir per hari. Jika jumlah tersebut dikalikan dengan ongkos produksi sebesar Rp 300 per butir, maka omzet telur puyuh mencapai Rp 1,5 miliar per hari.

“Kalau kita bagi, Rp 600 juta biaya pakannya saja, Rp 600 juta dinikmati seluruh UKM se-Indonesia yang berjumlah 1.500-an, maka artinya gaji peternak puyuh sehari bisa Rp 400 juta,” tukasnya.

Demi menjaga keberlanjutan usaha puyuh, pihaknya perlu menyampaikan kepada pemerintah untuk mulai memperhatikan sektor peternakan puyuh. Baik dari kepastian regulasi, ketersediaan pakan ternak, hingga pemasaran dan membantu mempromosikan puyuh ke seluruh lapisan masyarakat sebagai produk peternakan yang sehat. (NDV)

POTENSI GENETIK DOC DIPENGARUHI FAKTOR LINGKUNGAN YANG BAIK

Kualitas DOC dilihat dari dua aspek yakni genetik dan fisik. (Foto: Hubbard)

Kualitas bibit Day Old Chick (DOC) dilihat dari dua aspek, yaitu genetik dan fisik. Genetik yang baik akan menghasilkan performa baik dengan memerhatikan manajemen. Meliputi manajemen pakan dan perkandangan, serta lingkungan berupa suhu, kelembaban dan pencahayaan yang baik.

DOC merupakan salah satu hal pokok yang sangat penting yang untuk diperhatikan. Kualitas DOC menjadi kunci efisiensi di bisnis unggas. Demikian penjelasan Country Manager Hubbard Indonesia, Ir Suryo Suryanta.

Perihal kualitas DOC yang sejak awal kondisinya kurang baik, akan menyebabkan tingginya biaya medikasi (biaya pengobatan terhadap ayam yang sakit dan vaksinasi), inefisiensi pakan, keterlambatan pertumbuhan dan berpengaruh pada performa ayam secara keseluruhan.

Sementara itu, kondisi lingkungan memengaruhi kualitas fisik DOC. Pengaruh suhu lingkungan tinggi pada ayam lebih banyak diperhatikan. Suhu lingkungan tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisiologis dan produktivitas ayam.

Lebih lanjut dijelaskan, produktivitas ayam yang optimum dapat dicapai pada kondisi thermoneutral zone, yaitu suhu lingkungan yang nyaman. 

Lingkungan yang nyaman bagi ayam diperkirakan berada pada kisaran suhu 18°-24° C dan kelembaban 60-70%. Ayam pada suhu lingkungan yang tinggi di atas 28° C sudah mengarah ke heat stress dan dapat menunjukkan penurunan produktivitas.

Salah satu gejala ketidaknyamanan ayam ketika heat stress adalah panting, bernapas melalui mulut. Situasi suhu lingkungan yang tinggi merupakan salah satu faktor penghambat produksi ayam, karena secara langsung hal ini mengakibatkan turunnya konsumsi pakan, sehingga terjadi defisiensi zat-zat pakan.

Senada dengan Suryo, Technical Support West Jaya, Otte Wartaman, mengatakan potensi genetik dari suatu bibit DOC akan menghasilkan performa bagus jika didukung faktor lingkungan yang baik. 

Pencapaian performa broiler 100% memengaruhi biaya produksi yang rendah. Genetik 30% menunjang breed atau jenis bibit, FCR (konversi pakan), ADG (rata-rata PBB), livability (daya hidup), dan vigor (daya tahan).

Lingkungan, 70% memengaruhi seperti kondisi ventilasi, air, pakan, temperatur, kelembapan, penyinaran, kandang, kepadatan, vaksin, kesehatan, tenaga kerja dan transportasi DOC.

Kualitas DOC broiler yang bagus diantaranya berasal dari induk yang sehat, ukuran berat DOC minimal 37 gram, matanya cerah dan bercahaya tampak segar, lincah dan aktif, kaki kuning dan kokoh, tidak cacat fisik (kaki bengkok, mata buta, paruh silang), bulunya halus dan kering (tidak lengket), pusar tertutup dan halus dan tidak ada lekatan kotoran pada duburnya.

Faktor yang memengaruhi kualitas DOC lainnya adalah penanganan DOC dan tatalaksana brooding di farm, kemudian lingkungan kandang di farm, status kesehatan dan nutrisi induk (breeder), transportasi DOC, tatalaksana di penetasan (hatchery), kualitas telur tetas, penanganan dan penyimpanan.

DOC harus segera ditebar atau diturunkan ke dalam kandang dan tidak boleh disimpan di rumah atau toko, karena bisa menimbulkan kelemahan atau mengurangi kualitas DOC tersebut.

Hal yang harus diperhatikan saat DOC datang diantaranya, cek kondisi mobil pengangkut DOC yang meliputi segel, kondisi kipas, surat jalan dan cek sampel DOC 10%. Cek sampel meliputi jumlah DOC, jumlah DOC yang mati (selama perjalanan), serta kondisi umum (lincah, diam atau cacat).

Apabila dijumpai masalah-masalah tersebut, harus segera ditulis dengan surat jalan. Setelah DOC dicek harus segera disebar ke brooder masing-masing yang telah disiapkan.
Penerimaan DOC, harus ada komunikasi yang baik antara hatchery, marketing DOC dan farm (poultry shop/peternak).

Masalah yang dijumpai di farm biasanya antara lain Omphalitis (infeksi pusar), pertumbuhan lambat (slow growth), dehidrasi, kematian tinggi pada minggu pertama, gasping, kaki pincang dan reaksi vaksin yang berlebihan.

Acuan Kualitas Fisik
Pada Peraturan Menteri Pertanian No. 42/Permentan/OT/140/3/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak tertulis:

• Telur tetas bibit induk untuk tipe pedaging harus mempunyai bobot minimal 55 gram.
• Telur tetas bibit tetua tipe pedaging harus memiliki bobot minimal 50 gram untuk galur jantan dan 53 gram untuk galur betina.
• Pasal 22, tentang sanksi administratif

Permendag No. 58/2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen yang menyebutkan, "Bahwa harga broiler di farm Rp17.000-19.000 dengan harga jual ke konsumen Rp 32.000." ***

(Tulisan diolah kembali berdasarkan materi dari Hubbard dan West Jaya)

VENTILASI NYAMAN, PRODUKSI AMAN

Kepadatan kandang, perlu diperhatikan. (Istimewa)

((Udara merupakan salah satu elemen alam yang juga berpengaruh dalam budidaya unggas. Apabila sirkulasi udara dalam kandang baik, maka ayam akan mendapat kenyamanan.))

Mahluk hidup butuh bernafas agar tetap hidup, termasuk hewan ternak terutama ayam broiler. Wajib hukumnya dalam suatu kandang memiliki sirkulasi udara yang mumpuni dalam menunjang daya hidup dan performa penghuninya. Oleh karenanya, butuh trik tertentu agar tercipta sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, apalagi di Indonesia yang mayoritas kandang ayam berupa open house system (kandang terbuka).

Pahami Konstruksi Kandang
Mayoritas peternak Indonesia menganut “mazhab” kandang tiper terbuka, baik tipe kandang postal maupun panggung. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, Namun begitu, konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Prinsip pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan dapat memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Oleh karena itu, konstruksi kandang tidak boleh “sembrono” dan “setengah-setengah”.

Kandang harus kuat terhadap terpaan angin dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu, perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, tetapi bukan “murahan”. Artinya, membangun kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi kekuatan kandang.

Boedi Poerwanto, praktisi perunggasan senior sekaligus General Manager Operation and Production Poultry Division Indofood, mengungkapkan, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ayam harus memenuhi beberapa macam syarat. “Kandang itu rumah bagi ayam, jadi jika kita membangun rumah asal-asalan, lalu penghuninya tidak nyaman, maka kualitas hidupnya juga enggak nyaman. Nah maka itu harus diperhatikan cara membuatnya,” ujar Boedi kepada Infovet.

Menurut dia, dalam suatu konstruksi kandang ayam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

1. Arah kandang membujur dari barat-timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak langsung mengenai ayam. Posisi kandang yang membujur dari utara-selatan akan mengakibatkan cahaya matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang, suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan “kepadatan semu”. Kepadatan semu adalah kondisi ayam yang mengumpul di salah satu sisi kandang yang tidak terkena matahari langsung. Kondisi ini biasanya terjadi pagi dan sore hari ketika matahari masuk ke dalam kandang. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun di salah satu sisi kandang meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi tidak seimbang. Akibatnya, konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ayam.

2. Jarak antar kandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari bagian terluar kandang. Usahakan tidak ada tanaman atau pepohonan diantara kandang, karena dapat mengganggu sirkulasi udara.

3. Kandang panggung lebarnya maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar kandang maksimal 7 m. Jika terhalang tebing, lebar kandang maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari tebing 8 m. Usahakan tinggi tebing jangan melebihi... (CR)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi April 2019.

MANAJEMEN VENTILASI DAN AIR UNTUK PERFORMANCE TERBAIK

Tepat minum ternak modern. (Istimewa)

Ayam modern memiliki karakteristik pertumbuhan yang cepat dan produksi yang tinggi dengan efisisiensi pemakaian pakan yang baik. Oleh karena itu, pemeliharaan ayam modern menuntut perlakuan khusus dengan beberapa persyaratan terpenuhi.

Aristoteles, filosof yunani mengatakan “Knowing your self is the beginning of all wisdom“, Sama halnya dengan manajemen pemeliharaan ayam, peternak harus tahu siapa ayam modern itu dan tuntutannya pemeliharaan seperti apa? Di sini penulis akan memaparkan kritikal poin kebutuhan dasar ayam modern, meliputi manajemen pengaturan ventilasi dan air minum.


Melihat gambaran fakta di atas, bahwa ayam broiler modern dengan karakteristik pertumbuhan jaringan otot dan tulang yang sedemikian hebat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan organ internalnya memaksa ayam mengalami stres intrinsik yang tinggi.


Stres internal tersebut juga didapat dari nutrient density yang semakin padat pun dengan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang rendah membuat ayam modern ini benar-benar harus mendapat perlakuan khusus. Penyakit pernafasan akan konsisten menjadi ancaman di broiler modern, hal ini tak lepas karena broiler modern sangat rentan terhadap gangguan pernafasan akibat sistem pemeliharaan yang intensif dengan density tinggi untuk pemenuhan kebutuhan efisiensi produksi.


Melihat anatomis sistem pernafasan ayam, mengapa makhluk ini sangat rentan terhadap munculnya penyakit pernafasan dan sulit untuk disembuhkan?
• Sistem pernafasan ini merupakan saluran tertutup yang ujungnya di kantung hawa dan yang menyebar diseluruh rongga tubuh, sehingga memudahkan penyebaran bibit penyakitnya keseluruh organ tubuh penting lainnya.
• Kantung hawa sangat minim pembuluh darah sehingga antibiotik akan sulit untuk mencapainya jika terjadi infeksi.
• Sekunder dan pengobatan sangat mustahil untuk menghilangkan 100% mikrobanya.

Pada broiler modern, proporsi sistem pernafasan ini dari periode ke periode semakin mengecil dibandingkan...

Drh. Sumarno
Head of AHS Central & Outer Island
PT Sierad Produce, Tbk


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi April 2019.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer