Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini UIN Suska Riau | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DISEMINASIKAN TEKNOLOGI SILASE, DAUN KELAPA SAWIT DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI LUMBUNG PAKAN

Proses ensilasi daun kelapa sawit menggunakan silo dari drum plastik. (Foto-foto: Infovet/Dok. Sadarman)

Salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Itu adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, serta hasil penelitian guna memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat.

PkM bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata dalam masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan memberikan dampak positif secara langsung kepada berbagai pihak. Kegiatan PkM dapat melibatkan berbagai bidang, salah satunya peternakan. Tujuan utama dari PkM bidang peternakan adalah mengintegrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan akademis dalam solusi nyata yang dapat meningkatkan mutu hidup peternak dan memberikan manfaat berkelanjutan melalui perbaikan usaha peternakan yang dikelolanya. Topik PkM di bidang peternakan bisa beragam, mencakup produksi ternak, nutrisi dan pakan, pengolahan hasil ternak, pemanfaatan produk samping, maupun sosial ekonomi peternakan.

Mengacu pada kondisi tersebut, dosen Program Studi Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, telah mendiseminasikan teknologi silase berbahan daun kelapa sawit, dengan tema “Peningkatan Produktivitas Ternak Melalui Penerapan Teknologi Silase Daun Kelapa Sawit dan Urea Molases Blok”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (19/1/2024) di Kelompok Tani Bina Mandiri, Desa Bina Baru, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Ketua Pelaksana PkM, Prof Dr Hj Yendraliza, menjelaskan teknologi silase merupakan teknologi tepat guna, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas ternak di Desa Bina Baru.

“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan antusiasme semua pihak yang telah turut serta dalam kegiatan ini, semoga teknologi silase dapat bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi pengembangan sektor peternakan di Desa Bina Baru. Mari kita terus berkolaborasi untuk mewujudkan usaha peternakan yang berkelanjutan dan berdaya saing,” kata Prof Yendraliza, yang juga Guru Besar UIN Suska Riau ini.

Pada kegiatan ini, panitia juga mengajak narasumber di antaranya Dewi Ananda Mucra dan Dr Anwar Efendi Harahap. Keduanya didapuk untuk menyampaikan materi yang berhubungan dengan aplikasi teknologi silase dalam pengawetan daun kelapa sawit dan urea molases blok. Pemilihan tema tersebut karena Provinsi Riau merupakan lima wilayah dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia.

Informasi dari Ditjen Perkebunan (2023), luas area tanaman kelapa sawit di Indonesia mencapai 20.512.730 hektare, sementara total luas area lahan kelapa sawit di Provinsi Riau mencapai 2.765.892 hektare. Lahan ini dikelola oleh berbagai entitas, termasuk perkebunan rakyat dengan luas 1.789.959 hektare, perkebunan negara dengan luas 74.004 hektare, dan perkebunan swasta dengan luas 950.929 hektare. Menurut Furqaanida (2014), tingginya produksi kelapa sawit juga menyebabkan tingginya limbah yang dihasilkan, dimana sekitar 70% dari hasil panen kelapa sawit merupakan limbah, mencakup 50% batang, 20% daun, 20% akar, dan 10% buah setelah proses pemanenan. Agar produk samping tersebut berdaya guna tinggi, maka perlu diolah dahulu sebelum diberikan pada ternak.

Potensi Daun Sawit sebagai Pakan Ternak
Potensi daun sawit sebagai bahan pakan merujuk pada kemungkinan penggunaan biomassa kelapa sawit tersebut dijadikan sebagai komponen pakan ternak. Menurut Dewi Ananda Mucra, daun sawit merupakan salah satu bagian tanaman kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi untuk ternak, terutama dalam konteks industri peternakan.

Daun sawit diperoleh pada saat dilakukan pruning atau pembuangan pelepah. Sebagai hasil samping, daun sawit memiliki potensi besar dalam konteks perkebunan dan peternakan. Praktik pruning kelapa sawit melibatkan pembuangan pelepah yang tua atau tidak produktif, sehingga memberikan peluang untuk mengumpulkan daun sawit yang kaya nutrisi dan dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak.

Daun sawit mengandung berbagai nutrien yang dapat mendukung pertumbuhan dan kesehatan ternak. Menurut Hanafi (2008), kandungan nutrisi dalam daun sawit melibatkan aspek-aspek seperti protein, serat, vitamin, dan mineral. Protein dalam daun sawit menjadi komponen penting dalam menyediakan sumber asam amino untuk pertumbuhan, sementara serat membantu dalam pencernaan.

Menurut Elisabethdan Ginting (2003), daun sawit tanpa lidi mengandung bahan kering 46,2%; protein kasar 14,1%; serat kasar 21,5%; lemak 4,37%; betn 46,6%; abu 13,4%; kalsium 0,84%; fosfor 0,17%; dan energi 4,46 Mj/kg. Selain itu, keberadaan vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin E, dan zat besi dalam daun sawit memberikan nilai tambah dalam aspek kesehatan dan perkembangan ternak.

Pemanfaatan potensi daun sawit sebagai pakan ternak memiliki beberapa fungsi signifikan dalam konteks perkebunan dan peternakan. Pertama, dapat menjadi alternatif pakan yang ekonomis dan berkelanjutan, membantu peternak mengurangi biaya pakan, dan meningkatkan ketersediaan pakan lokal.

Kedua, dengan memanfaatkan daun sawit sebagai pakan, limbah dari industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara lebih efisien. Selain itu, memberikan pakan yang bervariasi dapat meningkatkan kualitas dan diversifikasi pakan ternak, memberikan dampak positif terhadap produksi, dan kesehatan ternak secara keseluruhan.

Kendati demikian, pemanfaatan daun sawit tidak hanya diberikan begitu saja, melainkan perlu diolah terlebih dahulu, khususnya melalui penerapan teknologi silase. Dengan menerapkan teknologi silase, daun sawit dapat diawetkan dan diubah menjadi pakan ternak yang lebih mudah dicerna dan bernutrisi.

Ensilase Daun Kelapa Sawit
McDonald dkk. (2022), mendefinisikan ensilase sebagai bentuk metode pengawetan bahan pakan dan pakan yang melibatkan proses fermentasi anaerobik (tanpa udara). Bahan pakan dimaksud seperti rerumputan, kacang-kacangan, produk samping pertanian dan perkebunan, termasuk produk samping perikanan. Sedangkan pakan yang diensilasekan dapat berupa pakan komplit hasil dari formulasi berbagai bahan pakan yang dimiliki peternak.

Menurut Dewi Ananda Mucra, proses ensilase dilakukan dengan mengemas bahan pakan tersebut ke dalam silo atau wadah kedap udara, kemudian mengurangi kadar oksigen agar mikroorganisme yang membutuhkan oksigen tidak berkembang biak. Fermentasi anaerobik diprakarsai bakteri asam laktat, yang mengubah gula menjadi asam laktat dan menghasilkan lingkungan yang asam. Proses ini tidak hanya mengawetkan pakan, tetapi juga meningkatkan ketersediaan nutrisi dan kecernaan, membuatnya lebih cocok sebagai sumber pakan untuk ternak.

Menurut Sadarman dkk. (2023), ensilase memainkan peran penting dalam pengelolaan pakan ternak dan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah ketersediaan pakan, terutama dalam musim kering atau ketika sumber pakan hijau terbatas. Ketika sumber pakan terbatas selama musim kering, dampak negatif terasa pada performa ternak, terutama tidak tercapainya pertambahan bobot badan harian, produksi susu yang suboptimal, hambatan pertumbuhan pedet, dan berbagai masalah lainnya.

Selain itu, situasi ini juga dapat menyebabkan penurunan kesehatan ternak secara keseluruhan, meningkatkan risiko kekurangan nutrisi, serta memengaruhi efisiensi reproduksi dan produktivitas secara menyeluruh. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi solusi dan strategi manajemen pakan yang efektif guna mengatasi tantangan ini dan memastikan kesejahteraan ternak selama periode kering. Sehingga strategi terbaik adalah menyiapkan lumbung pakan dari daun kelapa sawit melalui proses ensilase yang melibatkan fermentasi anaerobik, yang dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi dan menjaga kecernaan, sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan dan produktivitas ternak.

Urea Molases Blok: Suplementasi Pakan Terbaik untuk Ternak
Dr Anwar Efendi Harahap menyatakan bahwa pemberian silase daun sawit belum bisa menjamin kecukupan nutrisi yang dibutuhkan ternak, sehingga perlu disuplementasi dalam bentuk Urea Molases Blok (UMB). Mengacu pada Encyclopedia of Animal Science Second Edition yang ditulis Ullrey dkk. (2011), Urea Molases Blok merupakan bentuk suplemen pakan ternak yang terbuat dari campuran urea, molases, dan bahan lainnya seperti mineral dan protein. UMB biasanya diproses menjadi bentuk blok atau garam yang dapat dijilat oleh ternak.

Salah satu anggota Kelompok Tani Bina Mandiri menunjukan urea molases blok yang berhasil dibuat.

UMB berfungsi sebagai sumber tambahan protein dan energi untuk ternak, terutama pada situasi ketersediaan pakan berkualitas rendah atau terdapat kekurangan protein. Menurut Anwar, UMB dapat meningkatkan kualitas pakan dan membantu meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan kesehatan ternak, sehingga UMB dapat menjadi solusi praktis untuk mendukung performa ternak, terutama dalam kondisi lingkungan pemeliharaan yang kurang mendukung dalam hal ketersediaan pakan.

Kesimpulan
UMB dan silase daun kelapa sawit, keduanya merupakan strategi yang saling melengkapi dalam konteks manajemen pakan ternak. Silase daun kelapa sawit dengan proses fermentasinya memberikan solusi efisien untuk mengawetkan dan meningkatkan ketersediaan nutrisi pada daun kelapa sawit. Seiring dengan itu, penggunaan UMB dapat menjadi tambahan yang berharga dalam meningkatkan profil nutrisi pakan, khususnya dalam penyediaan protein dan energi tambahan.

Gabungan keduanya memberikan keunggulan dalam menyediakan pakan yang seimbang, memastikan keseimbangan gizi dan energi untuk mendukung pertumbuhan, produktivitas, dan kesehatan ternak secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan silase daun kelapa sawit sebagai sumber pakan utama dan UMB sebagai suplemen yang mudah diakses, peternak dapat merancang strategi pakan yang holistik dan berkelanjutan untuk meningkatkan performa ternak yang dipelihara. ***

Referensi:
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2023. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017 Kelapa Sawit. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Elisabeth. Jdan P. Ginting. 2003. Pemanfaatan hasil samping industry kelapa sawit sebagai bahan pakan ternak sapi potong. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Hal. 110-120.
Furqaanida, N. 2014. Pemanfaatan Klobot Jagung sebagai Subtitusi Sumber Serat Ditinjau dari Kualitas Fisik dan Palatabilitas Wafer Ransum Komplit untuk Domba. Skripsi. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
McDonald, P., R. Edwards., J. Greenhalgh., C. Morgan., L. Sinclair, and R. Wilkinson. 2022. Animal Nutrition, 8thEdn. Pearson Ltd. Singapore.
Sadarman., D. Febrina., S.T. Rinaldi., Hendri., M.I. Ilyazar., Weno., A. Alfian., R.A. Nurfitriani., N. Qomariyah., A. Sukmara., E. Koswara., T.R. Prihambodo., Gholib, and A.F.M. Azmi. 2023c. The Quality of Organic Waste Market Ensiled Using Rejected Commercial Syrup as An Alternative Ruminant Livestock Feed. Animal Production: Indonesian Journal of Animal Production,25(3): 186-198.

Ditulis/dirangkum oleh:
Dr Ir Sadarman SPt MSc IPM
Dosen Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak, Program Studi Peternakan, UIN Suska Riau,
Wartawan Infovet daerah Riau

WEB TALK SERIES STUDI META-ANALISIS ILMU NUTRISI TERNAK

Web Talk Series mengenai studi meta-analisis dalam ilmu nutrisi ternak. (Foto: Infovet/Sadarman)

Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau bekerjasama dengan AFENUE Research Group Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB sukses menyelenggarakan Web Talk Series dengan tema "Pengenalan Studi Meta-Analisis dalam Ilmu Nutrisi Ternak". Kegiatan ini dilaksanakan pada 24 Oktober dan 7 November 2020.

Dimoderatori oleh pewarta Infovet, Dr Sadarman, acara menghadirkan dua orang narasumber masing-masing dalam dua seri, diantaranya Yulianri Rizki Yanza (PhD Student of Animal Nutrition and Feed Management, Faculty of Veterinary Medicine and Animal Science, Poznan University of Life Sciences), Muhammad Miftahkhus Sholikin (PhD Student of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science, IPB), Rakhmad Perkasa Harahap (PhD Student of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science, IPB & Lecturer, Prodi Peternakan Universitas Tanjungpura Pontianak) dan Agung Irawan (Lecturer, Vocational School, Universitas Sebelas Maret, Surakarta).

Dekan FPP UIN Suska Riau, Dr Edi Erwan, menyambut kegiatan tersebut. “Ini merupakan capaian yang luar biasa, dari dua seri pelaksanaan, antusias peserta untuk memahami dan mempelajari meta-analisis patut diapresiasi, sehingga ke depan tidak hanya bincang-bincangnya saja, harus ada action dari para peserta hingga dihasilkannya artikel-artikel dari kajian meta-analisis ini,” kata Erwan.

Hal senada juga disampaikan pakar meta-analisis Indonesia, Dr Anuraga Jayanegara, yang juga menjabat sebagai Ketua AFENUE Research Group. Ia menyebut dengan meta-analisis, dosen, peneliti dan mahasiswa dapat menghasilkan artikel yang layak terbit di jurnal bereputasi tinggi. “Saya telah menggunakan kajian meta-analisis selama puluhan tahun dan hampir semua artikel saya diterima karena disukai para publisher,” kata Anuraga.

Ia mengemukakan sebagai studi dengan cara menganalisis data yang bersumber dari data primer, lalu dipakai sebagai dasar untuk menerima hipotesis, atau menolak hipotesis yang diajukan beberapa peneliti. Selanjutnya, kajian meta-analisis merupakan kajian yang terstruktur, dimulai dari pencarian sumber data dari beragam jurnal sesuai dengan topik yang diinginkan, lalu mengoleksi data, selanjutnya dianalisis bisa dengan menggunakan SAS, R-Statistika, Phyton dan lainnya. Terakhir hasil olahan data tersebut diinterpretasi hingga didapatkan artikel yang layak terbit.

“Sebetulnya sama halnya ketika kita melakukan penelitian, kita perlu pahami dulu hal yang melatarbelakangi penelitian kita, setelah tujuan dan hipotesisnya, dilanjutkan metodologinya hingga hasil dan diskusi, terakhir disimpulkan. Inilah yang dilakukan dalam aplikasi meta-analisis untuk ilmu nutrisi ternak tersebut,” kata Anuraga yang pernah dinobatkan sebagai dosen terbaik tingkat nasional tahun lalu.

Kesimpulan dari para narasumber, yakni meta-analisis dapat dijadikan tools untuk mendapatkan artikel baru dari beragam tahapan kerja, karena pada dasarnya meta-analisis adalah upaya merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data-data primer yang ada. Diharapkan dengan memperkenalkan studi meta-analisis kepada para dosen, peneliti dan mahasiswa, Indonesia bisa terdepan sebagai penyumbang jurnal bereputasi tinggi di bidang nutrisi dan pakan ternak. (Sadarman)

Penjualan Majalah Infovet Bantu Tambah Dana Munas XV Ismapeti UIN Suska Riau

Panitia pelaksana Munas XV Ismapeti saat berjualan Majalah Infovet kepada mahasiswa. (Foto: Infovet/Sadarman)

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Musyawarah Nasional (Munas) XV Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia, Syakir Rabani menyebut, empat hari sebelum penyelenggaraan event nasional ini, pihaknya masih kekurangan dana. Biaya yang terkumpul masih jauh dari ekspektasi.

“Dana yang ada saat itu hanya didapat dari Wakil Rektor III, dana fakultas, dana dari alumni peternakan UIN Suska Riau, alumni Ismapeti dan alumni program studi yang tergabung dalam Keluarga Alumni Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau,” tutur Syakir Rabani kepada Infovet

Mengingat minimnya dana yang terkumpul, Syakir dibantu oleh anggota panitia pelaksana lainnya, berburu dana dengan berbagai cara, salah satunya dengan menjual Majalah Infovet kepada kawan-kawan mahasiswa. “Barang kali ini jalan untuk menambah pemasukkan sebelum gendang peresmian acara ditabuh,” katanya.

Majalah yang ia jual diperoleh melalui wartawan Infovet Riau, Sadarman, yang juga alumni Ismapeti sekaligus dosen tetap di Program Studi Peternakan UIN Suska Riau. “Majalah dijual 10 ribu rupiah, hasil dari penjualan dijadikan sebagai tambahan dana penyelenggaraan Munas XV Ismapeti di UIN Suska Riau,” ungkap mahasiswa Program Studi Peternakan semester VII itu.

Ia menyebut, kerja keras panitia untuk mendapatkan dana penyelenggaraan Munas XV Ismapeti sangat besar dan semaksimal mungkin. Namun, berapapun dana yang terkumpul, itu semua tergantung pada kesediaan para donatur yang mendonasikan dana untuk kesuksesan acara dimaksud. “Kita sudah bertungkus-lumus memasukkan proposal, lalu mem-follow up, namun, ada sebagian yang tersentuh dan tidak sedikit pula yang menolaknya,” papar Rabani.

Hal itupun mendapat tanggapan dari Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dan Peternakan, Dr Arsyadi Ali. “Sejauh ini, fakultas memberikan apresiasi positif kepada panitia yang telah dengan gigih, bekerja keras untuk menyukseskan acara tersebut," kata Arsyadi.

Menurutnya, upaya mendapat sumber dana memang tidak semudah yang diharapkan, namun kemudahan-kemudahan telah diberikan oleh institusi, seperti pemakaian rumah susun mahasiswa (Rusunawa), yang dapat dijadikan sebagai tempat penginapan delegasi.
“Pihak fakultas juga telah meminta kepada alumni untuk berdonasi demi suksesnya acara tersebut melalui sebaran surat langsung lewat media sosial, baik perindividu maupun grup-grup alumni,” ucap dia.

Padahal, lanjut Arsyadi,  banyak hal yang didapat dari Munas XV Ismapeti tersebut, seperti pengenalan Fakultas Pertanian dan Peternakan oleh seluruh delegasi, mengenalkan budaya akademik UIN Suska Riau, bahkan bisa memperkenal kondisi peternakan di Riau, budaya hingga parawisatanya. (Sadarman)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer