Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Sistem Imun | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

AGAR AYAM TETAP KEBAL

Kebengkakan bursa fabricius akibat Gumboro. (Sumber: Istimewa)

Memiliki ayam yang “kebal” 100% memang tidaklah mungkin, namun begitu masih banyak cara untuk mengoptimalkan performa sistem kekebalan ayam. Selain itu perlu juga diwaspadai penyebab ayam menjadi “kurang kebal”.

Mewaspadai Penyakit Infeksius Penyebab Imunosupresi
Imunosupresi didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadi penurunan reaksi pembentukan zat kebal tubuh atau antibodi akibat kerusakan organ limfoid. Organ limfoid yang ada pada tubuh ayam dibagi menjadi organ primer (sentral) dan sekunder (tepi).

Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan kondisi imunosupresi, salah satunya adalah agen penyakit yang memiliki predileksi pada organ-organ pembentuk kekebalan seperti limpa, bursa fabricius, seka tonsil, timus dan kelenjar harderian. Organ-organ ini merupakan penghasil sel B dan sel T yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut disampaikan oleh Dr Guillermo Zavala dari Poultry Diagnostic and Research Center University of Georgia.

Penyakit imunosupresi yang umum ditemui pada ayam antara lain adalah Marek’s (MD), Chicken Anemia Virus (CAV), Infectious Bursal Diseases (IBD) dan lain sebagainya. Penyakit Marek disebabkan oleh Herpesvirus yang menyerang sel B pada bursa fabricius dan menyebabkan sel B kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan antibodi. Virus ini juga menginfeksi sel T, menyebabkan terhambatnya produksi sel T pembantu dan sel T sitotoksik dengan proses replikasi yang lambat (laten) dan secara perlahan akan merubah sel T menjadi sel tumor. Secara bersamaan, Marek’s juga menginvasi saraf perifer sehingga menyebabkan terjadinya paralisis.

Terganggunya fungsi sel B dan sel T inilah yang memunculkan kondisi imunosupresi. Hal yang sama terjadi dengan virus IBD, dimana virus ini menginfeksi immature sel B terutama pada bursa fabricius dan organ-organ penghasil sel B lainnya seperti limpa, kelenjar harderian, gut associated limfoid tissue dan respiratory associated limfoid tissue.

Sel B yang belum matang banyak terdapat pada ayam muda yang bursanya baru berkembang, sehingga menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022. (CR)

PRODUK ALTERNATIF AGP: MEMAHAMI JEJAK IMUNOMODULASI


Oleh: Tony Unandar
Anggota Dewan Pakar ASOHI - Jakarta

Pasca pakan tanpa antibiotic growth promoter (AGP), genderang perang terhadap mikroba (bakteri) dalam industri ayam modern mempunyai skala prioritas yang sangat tinggi, baik secara lokal maupun universal. Selain untuk tetap mengoptimalkan potensi genetik ayam, juga untuk kepastian keamanan pangannya. Tulisan ini mencoba menyoroti peranan komponen pakan yang bersifat nutritif maupun non-nutritif beserta interaksi positif yang ditimbulkannya dalam rangka menjaga atau mendukung sistem imunitas ayam agar tetap mentereng.

Sekilas Respon Imunitas Ayam
Sistem imunitas non-spesifik (innate immunity) adalah garis pertahanan pertama suatu makhluk (termasuk ayam) dalam rangka menahan laju invasi mikroorganisme patogen yang menerpanya. Komponen sistem ini berhadapan secara langsung dengan patogen yang menyerang (Medzhitov, 2017).

Pada tataran seluler, respon imunitas non-spesifik difasilitasi oleh sel-sel epitelium selaput lendir dan sel-sel fagosit (sub populasi sel darah putih) baik yang bermukim pada tingkat jaringan tubuh ataupun yang direkrut dari sistem peredaran darah, yakni granulosit (heterofil, asidofil, basofil), monosit dan makrofag.

Pada tataran molekuler, sel-sel dalam innate immunity mendeteksi keberadaan mikroba atau patogen via Pattern Recognition Receptors (PRRs) yang mampu mengenali molekul penciri dari suatu sel pathogen yang berupa suatu senyawa protein, lemak atau asam nukleat, yang selanjutnya disebut sebagai Microbe/Pathogen-Associated Molecular Patterns atau MAMPs/PAMPs (Kumar et al., 2011; Medzhitov, 2017). PRRs juga mampu mengenali banyak molekul penciri yang dihasilkan induk semang yang mengindikasikan adanya serangan patogen ataupun kerusakan sel-sel induk semang.

Patogen via PRRs mampu menginduksi atau mengaktivasi sel-sel dalam innate immunity untuk menghasilkan serta mengekskresikan sejumlah sitokin ataupun molekul mediator radang. Molekul mediator radang ini selanjutnya dapat merekrut dan mengaktivasi sel-sel imunitas lain untuk berada di sekitar infeksi dan menginduksi secara sistemik terkait keberadaan patogen dalam bentuk demam. Patogen via PRRs juga menstimulasi... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022. (toe)

KINERJA SISTEM IMUN AMAN, TERNAK NYAMAN

Sistem pertahanan, kekebalan, atau imun bertujuan untuk mempertahankan diri dari ancaman penyakit. (Foto: Istimewa)

Sistem kekebalan tubuh alias sistem imun merupakan hal yang populer didengar terlebih dikala pandemi COVID-19. Nah, untuk itu mari sedikit memahami mengenai sistem imun, kinerjanya dan kaitannya dengan performa ayam.

Memahami sistem kekebalan tubuh unggas bisa dibilang susah-susah gampang. Dalam ilmu veteriner untuk mempelajari sistem kekebalan tubuh, dokter hewan sampai harus belajar “ilmu kebal” alias mengambil mata kuliah imunologi. Bukan berarti mata kuliah tersebut berisi ilmu kanuragan dan kebatinan, tetapi mempelajari sistem kekebalan tubuh hewan.

Sekilas Sistem Imun Unggas
Sudah jelas bahwa sistem pertahanan, kekebalan, atau imun bertujuan untuk mempertahankan diri dari ancaman penyakit, terutama infeksius. Ada dua macam sistem imun, yakni sistem pertahanan non-spesifik dan spesifik.

Sederhananya, sistem pertahanan non-spesifik (innate immune system) merupakan sistem yang melindungi tubuh dari berbagai macam ancaman secara umum, misalnya kulit, bulu, bulu hidung (pada manusia), silia pada saluran pernapasan (trakea dan lainnya), mukosa, mekanisme batuk, bersin dan sebagainya. Sistem ini adalah anugerah karena sudah ada sejak suatu mahluk lahir ke dunia.

Sedangkan sistem imun spesifik (adaptive immune system) merupakan hasil dari terpaparnya tubuh dari suatu zat asing berupa radikal bebas, toksin/racun, atau mikroba tertentu seperti virus, bakteri dan parasit.

Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling bersinergi satu sama lain. Sistem imun spesifik dapat terbentuk dengan bantuan sistem imun non-spesifik. Jika sistem imun non-spesifik tidak bekerja karena zat asing yang menyerang terlalu kuat, maka sistem imun spesifik akan membentuk antibodi spesifik untuk melawan zat asing tersebut.

Jika diperpanjang, sistem imun spesifik akan berkaitan dengan respon kekebalan tubuh, baik yang berperantara sel dan humoral. Respon kekebalan berperantara humoral pun juga terbagi dua, yakni aktif dan pasif. Dimana sistem ini nantinya dapat mengenali antigen dan memiliki spesifisitas dan memori terhadap suatu antigen.

Untuk mendapatkan respon kebal yang aktif, dibutuhkan tindakan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022. (CR)

MEMAHAMI PENTINGNYA SISTEM IMUN AGAR PERFORMA AMAN


Sistem imun tubuh merupakan mekanisme dan fungsi fisiologis yang amat penting bagi ayam. Bila sistem pertahanan tubuh berjalan optimal, maka ayam dapat tumbuh berkembang dan bereproduksi dengan optimal.

Selain itu, hal penting lain mengenai sistem pertahanan tubuh ayam adalah adanya pengetahuan mengenai ancaman-ancaman penyakit yang dapat menyebabkan gangguan fungsi pada organ-organ pertahanan tubuh, sehingga perkembangan tubuh dan produksi terganggu.

Sistem Imun Tubuh Ayam
Pertahanan tubuh ayam dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertahanan tubuh non-spesifik dan spesifik. Sistem pertahanan tubuh non-spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh yang melindungi berbagai ancaman secara umum. Sistem pertahan non-spesifik berupa hambatan mekanik, seperti kulit, mukosa, mukus dan silia pada saluran pernapasan. Selain itu berupa fagositosis, sistem komplemen dan sel pembunuh.

Sementara sistem pertahanan tubuh spesifik berkaitan dengan adanya respon kekebalan tubuh yang dapat berperantara seluler maupun humoral. Respon kekebalan tubuh berperantara humoral dapat bersifat aktif maupun pasif. Sistem ini mampu mengenali antigen sebagai benda asing. Mempunyai spesifitas tertentu dan mempunyai memori atau ingatan terhadap antigen.

Respon kekebalan tubuh yang bersifat aktif merupakan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

SISTEM IMUN DAN VAKSIN SEBAGAI SENJATA MELAWAN AGEN PENYAKIT PADA UNGGAS

Agen patogen yang masuk ke dalam tubuh unggas akan mengganggu kondisi tubuh dengan merusak sel, menghasilkan toksin, atau mengganggu proses metabolisme tubuh. (Foto: Istimewa)

Kondisi Indonesia yang tropis memungkinkan berbagai agen patogen seperti virus dan bakteri berkembang subur di lingkungan peternakan. Apabila agen patogen masuk ke dalam tubuh unggas, mereka akan mengganggu kondisi tubuh dengan merusak sel, menghasilkan toksin, atau mengganggu proses metabolisme tubuh. Untuk mengatasi berbagai risiko paparan ini, tubuh unggas sebenarnya memiliki senjata yang disebut sistem imunitas.

Sistem imunitas berperan dalam mengenali materi asing yang masuk ke dalam tubuh dan mengeliminasinya. Secara umum sistem imun ini dapat dibedakan menjadi sistem imun non-spesifik (misal reaksi radang, sel fagosit dan interferon), serta sistem imun spesifik yang mungkin lebih sering didengar seperti antibodi dan kekebalan seluler. Kerja sama antara kedua jenis sistem imun ini akan berusaha mengeliminir agen asing yang masuk, sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi tubuh unggas.

Agen patogen yang masuk akan segera direspon sistem imun secara kompleks. Uniknya pada sistem imun spesifik, sel memori dapat terbentuk dan akan membantu mengeliminasi paparan agen patogen yang sama dengan lebih cepat.

Walaupun demikian, proses imunitas saat agen patogen pertama masuk hingga terbentuk sel memori ini membutuhkan waktu. Seringkali karena tubuh tidak mengenali agen patogen yang masuk, sistem imun spesifik tidak dapat segera bergerak sehingga agen patogen memiliki waktu menimbulkan gejala klinis. Gejala klinis ini tentunya dapat bersifat parah untuk virus atau bakteri yang memiliki patogenisitas tinggi. Oleh karena itu untuk agen patogen yang bersifat merugikan, vaksin sangat diperlukan.

Vaksin adalah produk biologik yang mengandung agen patogen yang telah dimatikan atau dilemahkan, seperti bakteri dan virus, yang akan berguna untuk memperkenalkan agen patogen pada tubuh sebelum paparan lapang terjadi. Karena virus dalam vaksin sudah dilemahkan atau dimatikan, maka efek gejala klinis yang ditimbulkan akan minimal atau sangat sedikit sehingga tidak berbahaya bagi tubuh ayam.

Berdasarkan sifat hidup agen infeksi yang terkandung di dalamnya, vaksin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022.

Ditulis oleh: 
Drh Aprilia Kusumastuti
Marketing Support PT Sanbio laboratories

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer