Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Saluran Pencernaan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PENCERNAAN BERMASALAH, PRODUKSI GOYAH

Secara keseluruhan status kesehatan saluran pencernaan ayam yang buruk akan menimbulkan kerugian ekonomi sangat serius. (Foto: Istimewa)

Untuk mencapai target produktivitas ayam pedaging maupun petelur, kesehatan saluran pencernaan harus selalu mendapat perhatian serius agar puncak kemampuan genetik ayam dapat tercapai. Dengan semakin tingginya produktivitas ini, ayam menjadi semakin sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ancaman penyakit, sehingga membutuhkan manajemen kesehatan saluran pencernaan yang lebih baik.

Penyakit saluran pencernaan menimbulkan kematian dan gangguan produksi daging maupun telur, meningkatkan jumlah ayam yang harus diafkir, meningkatkan nilai konversi pakan dan menurunkan daya tanggap kebal ayam. Secara keseluruhan, status kesehatan saluran pencernaan ayam yang buruk akan menimbulkan kerugian ekonomi sangat serius. Oleh sebab itu, berbagai ancaman penyakit terhadap kesehatan saluran pencernaan yang berasal dari virus, bakteri, parasit maupun jamur perlu dihilangkan atau dibatasi perkembangannya.

Faktor-faktor pendukung terjadinya penyakit gangguan pencernaan antara lain:

• Iklim dan cuaca. Fluktuasi temperatur atau kelembapan akan meningkatkan stres pada ayam, terutama pada kandang sistem terbuka, sehingga sensitivitas terhadap gangguan penyakit menjadi tinggi.

• Kualitas air minum. Pada peternakan yang menggunakan air permukaan karena sulitnya mendapat air tanah yang dalam, kualitas air minum merupakan masalah utama yang sering menjadi faktor pendukung utama timbulnya penyakit, terutama jumlah koliform yang di atas ambang normal.

• Kualitas pakan. Bahan baku pakan asal biji-bijian yang tidak dikelola dengan baik dapat diganggu dengan tumbuhnya jamur yang menghasilkan toksin.

Program Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Saat ini ancaman penyakit semakin kompleks, sehingga program kesehatan dan pencegahan penyakit semakin banyak dan membutuhkan biaya tinggi, oleh sebab itu harus dilakukan pemilihan program kesehatan dan biosekuriti yang tepat dan efisien.

Lakukan antisipasi dan penanggulangan permasalahan pencernaan di lapangan. Beberapa hal berikut wajib diperhatikan dalam upaya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2022.

Ditulis oleh:
Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

GANGGUAN PENCERNAAN PADA AYAM, PENYEBAB PERFORMA TIDAK OPTIMAL DAN PRODUKSI GOYAH

Gangguan pencernaan akan sangat merugikan karena berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas ayam yang tidak optimal. (Foto: Istimewa)

Gangguan pencernaan ayam merupakan kondisi yang terjadi karena adanya masalah pada salah satu organ pada sistem pencernaan. Sistem pencernaan ayam bekerja menyerap nutrisi dalam pakan sehingga mampu memenuhi kebutuhan ayam. Selain itu sistem pencernaan juga bertugas memisahkan dan membuang bagian makanan yang tidak bisa dicerna dan tidak dibutuhkan dalam tubuh. Sehingga gangguan pencernaan akan sangat merugikan karena berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas ayam yang tidak optimal.

Ayam mempunyai saluran pencernaan yang sederhana, yaitu terdiri dari paruh/rongga mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, gizzard usus halus, seka, usus besar dan kloaka, serta dilengkapi kelenjar tambahan, yaitu hati, pankreas dan kantung empedu. Proses pencernaan pada ayam dimulai dari paruh yang memiliki fungsi untuk membantu pakan menuju esofagus. Esofagus berfungsi untuk meneruskan pakan yang masuk melalui paruh kemudian disalurkan menuju tembolok melalui gerakan peristaltik. Tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan sementara. Proventikulus terjadi proses pencernaan pencampuran makanan dengan getah lambung (HCL dan pepsin), selanjutnya makanan digiling dalam gizzard. Ventrikulus berfungsi untuk memecah dan menggiling partikel-partikel berukuran besar menjadi lebih kecil, halus dan lunak untuk memudahkan proses pencernaan selanjutnya.

Usus halus secara anatomis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejenum dan ileum yang memiliki fungsi sebagai tempat penyerapan (absorpsi) sari-sari makanan. Seka atau sekum merupakan tempat terjadinya proses pencernaan fermentatif. Usus besar memiliki fungsi untuk proses penyerapan air berperan sebagai lubang pengeluaran sisa pencernaan. Hati berfungsi untuk menetralkan kondisi asam dalam saluran usus, mengawali pencernaan lemak dengan membentuk emulsi dan detoksifikasi senyawa bersifat racun. Pankreas memiliki fungsi untuk menghasilkan enzim-enzim pankreatin, enzim-enzim tersebut yaitu trypsin, chymotrypsin, carboxypeptidase A dan B dan elastase (Pertiwi, 2017).

Ada banyak penyebab gangguan pencernaan bisa terjadi, beberapa diantaranya dijelaskan sebagai berikut:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2022.

Ditulis oleh:
Ir Syamsidar SPt MSi IPU
Marketing Support PT Sanbio Laboratories

SERI IMBUHAN PAKAN (BAGIAN 3) - ACIDIFIER (PENGASAM): SIFAT, MEKANISME DAN PENGARUHNYA

Asam organik sederhana umumnya berbentuk cairan sehingga larut dalam air dan dapat digunakan dalam air minum ternak. (Foto: Infovet/Ridwan)

Salah satu bahan alternatif pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) yang banyak dipasarkan adalah acidifier atau pengasam. Bahan yang digunakan umumnya adalah asam organik yang bersifat asam lemah dibanding asam in-organik yang bersifat asam kuat seperti asam sulfat atau asam klorida.

Mekanisme asam organik dalam menghambat pertumbuhan mikroba berbeda dengan asam kuat yang hanya menurunkan pH. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai sifat dan mekanisme asam organik, penggunaannya beserta pengaruhnya terhadap terhadap ternak.

Kimia dan Sifatnya
Asam organik umumnya dicirikan dengan adanya gugus karboksilat dalam struktur kimianya. Berdasarkan strukturnya ada asam organik dengan gugus karboksilat sederhana (hanya satu), seperti asam formiat, asetat, propionat dan butirat, atau gugus karboksilat yang dikombinasi dengan gugus hidroksi seperti asam malat, tartarat, sitrat, laktat, atau gugus karboksilat beserta ikatan rangkap seperti asam fumarat dan sorbat.

Asam organik sederhana umumnya berbentuk cairan sehingga larut dalam air dan dapat digunakan dalam air minum ternak. Tetapi karena mudah menguap, sering kali dibuat menjadi garam natrium atau kalsium sehingga menjadi bentuk padatan dan dapat dicampur dalam pakan ternak.

Asam fumarat dan sitrat umumnya berbentuk padatan. Asam sitrat dapat larut dalam air tetapi asam fumarat hanya sedikit larut dalam air. Meskipun demikian, kebanyakan asam-asam ini dibuat garamnya agar meningkatkan kelarutan, seperti asam fumarat dapat ditingkatkan kelarutan dalam air dengan mereaksikan menjadi garam natrium. Apabila direaksikan menjadi garam kalsium, maka kelarutannya jauh lebih rendah. Sifat kelarutan ini penting untuk dipertimbangkan dalam penggunaannya karena pengasam bekerja dalam saluran pencernaan yang sifatnya mesti larut dalam air. Hampir semua enzim pencernaan bersifat hidrolisis yang bekerja dalam larutan. Kelarutan asam organik juga berpengaruh terhadap pH dan konstanta keseimbangan (pKa) sangat berperan dalam aktivitas atau kemampuan asam organik dalam memengaruhi mikroba usus.

Beberapa asam organik berbau juga berpengaruh terhadap ternak dan pekerja yang menggunakannya ketika akan dicampur ke dalam pakan. Oleh karenanya, asam organik jenis ini banyak direaksikan menjadi garamnya untuk mengurangi penguapan. Disamping rekasi kimia dalam bentuk garam. Teknologi lain yang dapat mengurangi penguapan adalah “coating” atau pelingkupan menggunakan minyak, sehingga asam organik seperti molekul yang dilingkupi minyak menjadi tidak mudah menguap.

Mekanisme Kerja
Kesehatan usus memegang peranan penting pada ternak karena usus merupakan tempat penyerapan zat gizi dan juga terbentuknya zat kekebalan untuk menangkal penyakit. Mikroba dalam usus juga berperan dalam kesehatan usus dan jenis maupun jumlah mikroba akan dipengaruhi oleh kondisi dalam usus.

Salah satu faktor lingkungan yang berperan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

WEBINAR PENGENDALIAN PENYAKIT BERSAMA NOVINDO DAN IMA

Webinar “Launching Sangrovit WS: Research for Intestinal Integrity” yang diselenggarkan PT Novindo Agritech Hutama bersama PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA). (Foto: Infovet/Ridwan)

Faktor kesehatan ternak menjadi hal utama dalam peningkatan produktivitas dan pengendalian patogen. Hal itu dibahas dalam webinar “Launching Sangrovit WS: Research for Intestinal Integrity” yang diselenggarkan PT Novindo Agritech Hutama bersama PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA), Selasa (10/12/2021).

Researcher of Prof Nidom Foundation, Prof Dr Drh C. A. Nidom MS, selaku pembicara langsung membahas kontrol sitokin melalui penggunaan fitogenik. Dijelaskan, sitokin menjadi perhatian penting khususnya pada infeksi penyakit. Sitokin sendiri merangsang terbentuknya antibodi, namun perubahan sitokin yang berlebihan (banjir sitokin) menjadi sulit dikendalikan dan menyebabkan terjadinya inflamasi.

“Peradangan suatu patogen jelas merugikan, saat merusak sel untuk memperbanyak diri secara tidak sengaja patogen memengaruhi kesehatan host-nya. Adanya infeksi ini akan memicu rilisnya sitokin. Kinerja sitokin untuk memengaruhi organ lain bisa memberatkan gejala yang dialami hospes, sehingga memberikan efek penurunan performa,” ujar Nidom.

Untuk menghambat inflamasi, ia mengemukakan penggunaan fitogenik bisa memberikan efek pada ayam. Dijelaskan Nidom, senyawa aktif fitogenik bisa bekerja sebagai anti-inflamasi yang dapat menekan produksi sitokin dan menghindari terjadinya banjir sitokin.

“Juga sebagai antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan merangsang pertumbuhan bakteri komensal pada usus. Kemudian juga sebagai antioksidan yang menghambat produksi Oksida Nitrat (NO) dan aktivitas NFKB,” jelasnya. Lebih lanjut, apabila sistem imun terjaga dengan baik pada saluran tubuh dan saluran pencernaan, tentu akan meningkatkan performa dan kualitas protein untuk dikonsumsi.

Hal tersebut juga diamini oleh Dr Tobias Steiner yang merupakan expert gut health, phytogenics and natural growth promoter, yang menjadi pembicara kedua. Tobias secara mendalam membahas mengenai penggunaan produk alami dari isoquinoline alkaloids (IQs) untuk mengatasi inflamasi pada saluran pencernaan.

Dijelaskan pula oleh Tobias, bahwa pemberian IQs tersebut pada ternak ayam mampu menstabilkan integritas usus, memberikan maintenance pada feed intake, meningkatkan performa ternak dan mereduksi stres yang dapat memengaruhi kesehatan ternak. (RBS)

MENEKAN GANGGUAN PENCERNAAN

Upaya menekan gangguan pencernaan pada ayam yang disebabkan agen infeksius maupun tidak, dalam penanganannya harus bersifat terpadu dan komprehensif. (Foto: Dok. Infovet)

Sampai saat ini masih banyak peternak yang mengeluhkan terjadinya gangguan pencernaan yang berakibat pada menurunnya produktivitas ayam yang dipeliharanya. Berbagai bentuk gangguan pencernaan tersebut dapat berupa meningkatnya konversi pakan, pertumbuhan terlambat, keseragaman berat badannya rendah dan terjadinya gangguan produksi seperti tertundanya waktu produksi, pencapaian puncak produksi tidak maksimal, ketahanan lamanya puncak produksi relatif singkat, serta pola produksi cenderung berfluktuasi.

Faktor yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan pencernaan pada ayam sangatlah banyak dan dapat bersifat kompleks, yakni mulai dari infeksi berbagai agen penyakit, rendahnya kualitas pakan, faktor budi daya terkait manajemen pemeliharaan, serta pengaruh iklim dan lingkungan sekitar/dalam lokasi peternakan. Mengenai mekanisme terjadinya problem pencernaan pada ayam dapat berupa terjadinya gangguan perkembangan organ terkait dengan sistem pencernaan dan gangguan fungsi akibat terjadinya kerusakan secara langsung pada organ pencernaan yang bersifat vital.

Beberapa penyakit yang secara langsung dapat merusak dan mengganggu fungsi sistem pencernaan diantaranya Newcastle Disease (ND), Koksidiosis, Kolibasilosis, Kolera, Salmonellosis, Nekrotik Enteritis (NE), Infectious Stunting Syndrome, Helminthiasis.

Beberapa penyakit atau faktor yang secara tidak langsung merusak fungsi organ pencernaan, akan tetapi mempengaruhi perkembangan organ pencernaan, diantaranya Chronic Respiratory Disease (CRD) atau penyakit pernapasan lain yang bersifat kronis, defisiensi nutrisi pakan, serta faktor yang berhubungan dengan praktik manajemen yang berpengaruh langsung pada kesehatan ayam.

Penanggulangan di Lapangan
Upaya menekan terjadinya gangguan pencernaan pada ayam yang disebabkan oleh agen infeksius maupun yang tidak bersifat infeksius, dalam penanganannya haruslah bersifat…

Oleh: Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

UPAYA MENGOPTIMALKAN KINERJA SALURAN PENCERNAAN

Kepadatan kandang harus diperhatikan agar meminimalisir stres. (Foto: Istimewa)

Agar nutrisi yang ada pada ransum dapat diserap sempurna, dibutuhkan sistem pencernaan yang bekerja optimal. Saluran pencernaan yang berfungsi optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Dalam aspek pemeliharaan ayam, banyak sekali tantangan yang dihadapi peternak di masa kini. Masalah pada saluran pencernaan kerap terjadi, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius. Lebih kece lagi ketika keduanya berkomplikasi dan menimbulkan masalah yang epic di lapangan.

Seperti yang pernah dialami oleh Supendi peternak broiler kemitraan asal Bogor. Ketika kebijakan pakan non-AGP (Antibiotic Growth Promoter) mulai diberlakukan, dirinya merasa performa ayam di kandangnya menurun cukup drastis. Hal ini semakin menjadi rumit, karena kemudian diperparah dengan cuaca ekstrem.

“Awalnya ayam cuma diare, terus saya kasih obat anti-diare, setelah jalan dua hari bukannya sembuh namun malah diare berdarah gitu. Saya langsung telepon TS obat, besoknya dateng konsultasi dan ternyata ayam saya kena Koksi,” tutur Supendi.

Saat itu untungnya ayam sudah berusia 25-an hari, walaupun bobot badannya di bawah standar, Supendi langsung melakukan panen dini ketimbang merugi lebih lanjut. Ia pun langsung berbenah dan mencari tahu penyebabnya.

“Pakan sih tidak bermasalah, air minum juga, semua aspek saya sudah penuhi. Tetapi memang mungkin saya teledor di cara pemeliharaan. Memang beda ya ketika AGP sudah tidak boleh lagi digunakan, cara pelihara juga harus berubah,” ucap dia.

Mindset Harus Diubah
Dilarangnya AGP kerap kali dijadikan kambing hitam oleh peternak di lapangan terkait masalah yang mereka alami. Tidak semua orang seperti Supendi, memiliki pemikiran positif dan mau merubah tata cara budidayanya. Di luar sana banyak peternak sangat yakin bahwa AGP adalah “dewa” yang harus hadir disetiap pakan unggasnya.

Nutrisionis PT Farmsco Indonesia, Intan Nursiam, mengakui bahwa saat ini mindset peternak harus diubah terkait pakan. “Semua produsen pakan pasti berlomba-lomba dengan keadaan yang ada saat ini tentang bagaimana menggantikan AGP dengan formulasi yang terbaik. Masalahnya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2021. (CR)

MENGURANGI GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN

Kualitas bahan baku pakan mempengaruhi saluran pencernaan. (Foto: Istimewa)

Untuk tetap hidup suatu organisme termasuk hewan ternak butuh nutrisi. Nutrien didapat dari pakan dan minum yang kemudian digunakan untuk beraktivitas termasuk produksi. Namun, nutrisi terbaik saja tidak cukup, organ-organ pencernaan juga harus dijaga kesehatannya agar nutrisi yang terserap maksimal.

Mengapa saluran pencernaan memegang peran penting? Karena sudah menjadi hakikatnya makhluk hidup memang butuh makan. Perlu diingat bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah butuh makan dan minum dalam rangka memperoleh nutrisi untuk menunjang hidup. Organ pencernaan memegang peranan penting dalam mengolah makanan yang dimakan menjadi nutrisi yang nanti akan digunakan untuk keperluan hidup.

Efisiensi Nutrisi
Dalam dunia perunggasan sudah dipahami bahwa pakan memegang peranan penting dalam keberlangsungan hidup. Seringkali didengar dalam seminar, kolokium dan lain sebagainya, bahwa persentase terbesar dalam bisnis perunggasan berasal dari pakan, yakni sekitar 60-70%.

Efisiensi dalam biaya pakan maka dialah yang akan mendapat margin terbesar. Hal tersebut kerap ditemui dalam program-program kemitraan bisnis unggas, plasma berusaha seefisien mungkin menghasilkan performa terbaik dengan pakan.

Dari kacamata lain, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan genetik ayam di masa kini sangat pesat. Jika pada masa awal perkembangannya, ayam broiler baru bisa dipanen dalam kurun waktu dua bulan, kini mereka sudah bisa dipanen dalam waktu separuhnya. Hal yang hampir serupa terjadi pada ayam petelur yang genetiknya berkembang sedemikian rupa hingga dapat menghasilkan telur sangat banyak dalam kurun waktu tertentu.

Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Komang Wiryawan, mengatakan bahwa kini ayam memiliki pertumbuhan lebih cepat, namun begitu ayam modern memiliki kekurangan.

“Perkembangan ternak ayam terutama pedaging ini sangat luar biasa, mereka boleh saja kita sebut monster, sebab pada waktu berumur sehari bobotnya masih 40-an gram, lalu dalam waktu kurang dari sebulan bobotnya bisa mencapai lebih dari 1 kilogram, itu artinya naik lebih dari 20 kali lipat,” ujarnya.

Pun begitu, beliau mengakui bahwa walaupun pertumbuhannya cepat, keluhan-keluhan peternak terutama masalah penyakit kerap datang menyerang. “Ayam modern bisa dibilang mudah stres, kalau tidak dipelihara dengan baik pasti sakit, pakannya tidak cocok juga sakit, begitupun jika kandang kondisi kurang layak ayam juga sakit, lalu mati berjamaah,” ungkapnya.

Oleh karenanya, perlu diterapkan manajemen yang baik dalam pemeliharan terutama pakan. “Karena makhluk hidup itu nutrisinya dari situ, kualitas pakan juga harus terjaga, coba lihat kalau nutrisinya tidak mendukung, pasti stres, gampang kena penyakit. Belum lagi kalau pakannya terkontaminasi zat bahaya seperti mikotoksin, tentunya akan makin parah,” jelas dia.

Dirinya juga tidak memungkiri bahwa aspek manajemen juga turut berperan, tetapi ia menekankan yang terpenting adalah kualitas dan kuantitas nutrisi. “Ini hubungannya dengan efisiensi, orang kadang lupa kalau fungsi saluran pencernaan itu penting, walaupun kalau di broiler... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2021. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer