Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini RUPS | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MALINDO FEEDMILL BAGIKAN DIVIDEN TOTAL RP 85 MILIAR

Direktur Keuangan PT Malindo Feedmil Tbk. Rudy Hartono (kiri), Direktur Rewin Hanrahan, Corporate Secretary Andreas Hendjan saat Public Expose (Foto: Infovet/NDV)


PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (20/6/2019) bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel. Dalam sesi Public Expose yang dihadiri awak media, Direktur Keuangan MAIN, Rudy Hartono Husin mengemukakan perseroan akan membagikan dividen dengan total Rp 85 miliar atau setara Rp 38 per saham untuk tahun buku 2018.

Tahun 2018, MAIN membukukan peningkatan laba bersih 561,9% atau menjadi Rp284,247 miliar. Sementara itu, pada 2017 perseroan hanya mampu mencatatkan laba Rp 42,94 miliar.

 “Perusahaan telah membagikan dividen interim pada 9 November 2018 senilai Rp 16 per lembar saham. Jadi sisanya akan ada pembagian dividen tunai Rp 22 per lembar atau sekitar Rp 49,2 miliar,” 
katanya dihadapan para wartawan.

MAIN mencatatkan penjualan bersih pada kuartal I tahun 2019 sebesar Rp 470,9 miliar atau meningkat sebesar 32%. Peningkatan penjualan ditopang oleh segmen pakan ternak sebesar 36,9% atau Rp 341,7 miliar dan penjualan DOC yang meningkat sebesar 49,7% atau Rp 126,9 miliar.

Sisi volume penjualan pakan, dikatakan oleh Corporate Secretary MAIN Andreas Hendjan,  mengalami kenaikan sebesar 26,8% dan volume penjualan DOC sebesar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan yakin tren positif ini berlanjut terus untuk masa yang akan datang dengan melihat potensi perkembangan di industri ini sangat terbuka lebar. “Kami terus mengembangkan pangsa pasarnya, terlebih pemerintah sedang giat membangun infrastruktur yang diyakini mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan daya beli masyarakat khususnya produk unggas,” pungkasnya. (NDV)




DIBAWAH MANAJEMEN BARU, SIERAD PRODUCE SEMAKIN BERSINAR


Meskipun keadaan ekonomi pada tahun 2018 mengalami ketidakpastian, terutama pada nilai tukar Rupiah yang melemah. Industri peternakan khususnya perunggasan mengalami pertumbuhan yang cukup baik walaupun fluktuatif.

Selain memburuknya nilai tukar Rupiah, salah satu kendala yang juga mempengaruhi bisnis perunggasan yakni dilarangnya penggunaan antibiotik sebagai growth promoter. kendala lainnya datang dari terbatasnya produksi jagung lokal yang mengakibatkan tingginya harga jagung sehingga harga pakan unggas beberapa kali dalam setahun. belum lagi beragam jenis penyakit unggas yang mengakibatkan turunnya produktivitas.

Namun begitu, ditengah kondisi industri yang penuh dengan tantangan tersebut PT Sierad Produce Tbk di bawah kepemimpinan manajemen baru yang dipimpin oleh Tomy Wattimena Widjaja selaku Direktur Utama menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun 2018. Memang tidak mulus, di tahun 2017 kerugian PT sierad produce Tbk sebelum pajak yakni 237 miliar rupiah. Upaya turnaround yang dilakukan oleh perseroan membuahkan laba sebelum pajak yang naik sangat signifikan sebesar 33,9 miliar rupiah di tahun 2018 dengan penjualan bersih mencapai 3 koma 12 Triliun Rupiah, naik 27% dari tahun 2017.

Sierad Produce Berpeluang Mengulang Kesuksesan 2018 di Tahun 2019


Tentunya ini menjadi pencapaian yang baik bagi perseroan. tentunya pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari berbagai segmen seperti penjualan pakan ternak, d o c, pangan olahan dan ayam potong. Kontribusi terbesar dari Lini bisnis perseroan datang dari sektor pakan ternak dengan pertumbuhan volume sebesar 22,21% sedangkan sektor pangan olahan mencapai pertumbuhan volume sebesar 41,31%. Dari sisi operasional internal perseroan, berbagai peningkatan berhasil diaktualisasikan diantaranya adalah Upaya perbaikan kualitas produk, kualitas tim sales, strategi pemasaran yang brilian serta internalisasi budaya kinerja sebagai tim yang berorientasi pada hasil. Perseroan terus meningkatkan penerapan biosekuriti yang konsisten dalam manajemen pemeliharaan ayam.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019, yang diselenggarakan pada 9 Mei 2019 di The Energy Building Jakarta, dihasilkan beberapa keputusan penting diantaranya menerima laporan tahunan 2018, mengesahkan laporan keuangan tahun 2018, memberikan pembebasan sepenuhnya kepada direksi dan komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan pada tahun 2018, persetujuan penggunaan laba bersih perusahaan serta menyetujui kembali pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan RUPST 2019 yakni :



1.    Antonius Joenoes Supit sebagai Komisaris Utama Independen
2.    Sri Lestari Anwar sebagai Komisaris
3.    Setiawan Achmad sebagai Komisaris
4.    Tomy Wattimena Widjaja sebagai Direktur Utama
5.    Soh Ching Kher sebagai wakil Direktur Utama Independen
6.    Sri Sumiyarsi sebagai Direktur
7.    Wayan Sumantra sebagai Direktur

(CR)

Malindo Feedmill Anggarkan Capex Rp 320 Miliar dan Peningkatan Penjualan 15%

Suasana public expose Malindo Feedmill. (Foto: Ridwan)
PT Malindo Feedmill Tbk merencanakan capex (belanja modal) sebesar Rp 320 miliar dan optimis menargetkan peningkatan penjualan 15% pada tahun ini.

Hal itu seperti disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Malindo Feedmill, Rudy Hartono. “320 miliar rupiah akan digunakan untuk pembangunan rumah potong unggas (RPU) dan investasi di breeder maupun broiler,” kata Rudy saat Public Expose tahunan, Rabu (27/6).

Ia menambahkan, RPU tersebut akan dibangun di daerah Jawa Barat dengan kapasitas 3.000-5.000 ekor per jam. “Kita bangun ini untuk kebutuhan processing kita, sedangkan untuk breeder pembangunan farm baru akan dilakukan di Jawa dan luar Jawa,” tambahnya.

Nantinya investasi tersebut akan menambah produksi dari kapasitas produksi yang sudah terpasang. Saat ini untuk produksi DOC sekitar 250 juta ekor per tahun dan produksi broiler 6 juta ekor per tahun.

Sementara untuk pakan, pihaknya masih enggan untuk menambah pabrik baru karena kapasitas terpasang saat ini masih belum digunakan seluruhnya. “Kapasitas pakan terpasang saat ini sekitar 1,2 juta ton dengan utility 60-70%,” paparnya.

Dari segi penjualan, Malindo Feedmill menargetkan angka sebesar 15%. Hal itu dikatakan Rudy karena industri perunggasan terus tumbuh semakin baik. Sampai pada kuartal I 2018, penjualan perusahaan meningkat Rp 208,2 miliar (17%), meningkat dari tahun sebelumnya Rp 1,26 triliun menjadi Rp 1,47 triliun. Penjualan masih didominasi oleh pakan yang menyumbang 67% dan tren positif yang ditunjukkan oleh penjualan produk olahan yang meningkat 62%. 

“Penjualan kuartal I naik besar, itu distribusi terbesar memang kalau kita lihat harga DOC dan broiler sangat baik, quantity pakan kita juga meningkat,” jelas dia.

Sementara untuk laba bersih, perusahaan memperoleh peningkatan sebesar Rp 25,4 miliar (102%), meningkat dari tahun sebelumnya Rp 24,8 miliar menjadi Rp Rp 50,2 miliar. “Semua kontribusi mengakibatkan peningkatan yang signifikan yang berdampak sekali pada kinerja profit, kuartal I cost kita menjadi lebih baik,” tukasnya.

Sementara, mengenai adanya pembatasan penggunaan antibiotik pada pakan (AGP) secara resmi tahun ini, Malindo pun tak keberatan. Direktur Malindo Feedmill, Rewin Hanrahan, mengatakan belum terlalu signifikan. “Masih terlalu singkat untuk dievaluasi, karena pembatasannya kan baru awal tahun, mungkin diakhir tahun nanti baru kelihatan,” kata Rewin kepada Infovet.

Ia menambahkan, Malindo sendiri sudah mengantisipasi pembatasan AGP tersebut dari tahun lalu dengan memberi training dan pemahaman kepada peternak. “Intinya kalau peternak melakukan penerapan biosecurity, memperhatikan kesehatan ayam dan lain sebagainya tidak perlu khawatir. Sampai saat ini pun masih fine-fine saja, berarti peternak kita menerapkannya,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan adanya peraturan tersebut tidak ikut mempengaruhi penjualan Malindo, baik dari sisi pakan maupun DOC. “Alhamdulillah sampai sekarang masih normal-normal saja,” pungkasnya. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer