Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Produksi | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

VENTILASI NYAMAN, PRODUKSI AMAN

Kepadatan kandang, perlu diperhatikan. (Istimewa)

((Udara merupakan salah satu elemen alam yang juga berpengaruh dalam budidaya unggas. Apabila sirkulasi udara dalam kandang baik, maka ayam akan mendapat kenyamanan.))

Mahluk hidup butuh bernafas agar tetap hidup, termasuk hewan ternak terutama ayam broiler. Wajib hukumnya dalam suatu kandang memiliki sirkulasi udara yang mumpuni dalam menunjang daya hidup dan performa penghuninya. Oleh karenanya, butuh trik tertentu agar tercipta sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, apalagi di Indonesia yang mayoritas kandang ayam berupa open house system (kandang terbuka).

Pahami Konstruksi Kandang
Mayoritas peternak Indonesia menganut “mazhab” kandang tiper terbuka, baik tipe kandang postal maupun panggung. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, Namun begitu, konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Prinsip pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan dapat memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Oleh karena itu, konstruksi kandang tidak boleh “sembrono” dan “setengah-setengah”.

Kandang harus kuat terhadap terpaan angin dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu, perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, tetapi bukan “murahan”. Artinya, membangun kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi kekuatan kandang.

Boedi Poerwanto, praktisi perunggasan senior sekaligus General Manager Operation and Production Poultry Division Indofood, mengungkapkan, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ayam harus memenuhi beberapa macam syarat. “Kandang itu rumah bagi ayam, jadi jika kita membangun rumah asal-asalan, lalu penghuninya tidak nyaman, maka kualitas hidupnya juga enggak nyaman. Nah maka itu harus diperhatikan cara membuatnya,” ujar Boedi kepada Infovet.

Menurut dia, dalam suatu konstruksi kandang ayam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

1. Arah kandang membujur dari barat-timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak langsung mengenai ayam. Posisi kandang yang membujur dari utara-selatan akan mengakibatkan cahaya matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang, suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan “kepadatan semu”. Kepadatan semu adalah kondisi ayam yang mengumpul di salah satu sisi kandang yang tidak terkena matahari langsung. Kondisi ini biasanya terjadi pagi dan sore hari ketika matahari masuk ke dalam kandang. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun di salah satu sisi kandang meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi tidak seimbang. Akibatnya, konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ayam.

2. Jarak antar kandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari bagian terluar kandang. Usahakan tidak ada tanaman atau pepohonan diantara kandang, karena dapat mengganggu sirkulasi udara.

3. Kandang panggung lebarnya maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar kandang maksimal 7 m. Jika terhalang tebing, lebar kandang maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari tebing 8 m. Usahakan tinggi tebing jangan melebihi... (CR)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi April 2019.

Dirjen TP: Produksi PJK Catat Peningkatan

Dirjen TP, Gatot Irianto (jaket hitam) saat konferensi pers dikantornya, Senin (1/10).
(Foto: Infovet/Ridwan)

Tercatat produksi padi, jagung dan kedelai (PJK) mengalami peningkatan kurun waktu lima tahun terakhir. Hal itu seperti disampaikan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP), Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (1/10).

Ia mengemukakan, produksi untuk padi meningkat sebanyak 4,07% per tahun, untuk jagung 12,5% per tahun dan kedelai 3,79% per tahun. Luas panen, lanjut dia, juga mengalami peningkatan, untuk padi 3,79% per tahun, jagung 11,05% per tahun dan kedelai 11,65% per tahun. “Produksi dan luas panen komoditas PJK pada aram (angka ramalan) I 2018 lebih tinggi dari angka tetap tahun lalu. Produktivitas padi dan jagung 2018 meningkat dibandingkan 2017,” ujar Gatot.

Menurut catatan, produksi padi tertinggi terjadi pada Maret 2018 sebesar 12,42 juta ton gabah kering giling dengan luas panen 2,3 juta hektare (ha). Sementara, produksi jagung tertinggi tercatat pada Februari 2018 sebanyak 4,29 juta ton pipilan kering dengan luas panen 859 ribu ha. Sedangkan kedelai mencatat produksi tertinggi pada April 2018 sebesar 116,02 ribu ton biji kering dengan luas panen 82,7 ribu ha.

“Produksi beras pada 2018 sebesar 48,29 juta ton lebih besar dibanding konsumsi tahun lalu 30,37 juta ton. Begitu juga jagung, produksi 2018 diperkirakan 30,05 juta ton pipilan kering sedangkan konsumsinya 15,56 juta ton, kedua komoditas tersebut masih mengalami surplus,” ucap Gatot.

Sementara itu, kontribusi ekspor komoditas jagung dan beras juga melesat tajam. Volume ekspor jagung tertinggi 2018 sebesar 261,76 ton pipilan kering. “Sedangkan ekspor beras premium dan beras khusus melonjak sejak 2017. Tercatat 2017 sebanyak 3.433 ton dibanding 2016 yang hanya 81,28 ton,” pungkasnya. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer