Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Penetasan Ayam Lokal | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SUMBER UNGGAS INDONESIA BUKA PENETASAN DI JAMBI

Setelah sukses mendirikan penetasan ayam kampung di Bali pada bulan Februari lalu, PT Sumber Unggas Indonesia kini membuka penetasan di Jambi. Lokasi penetasan ayam kampung ini berada di  Desa Tangkit, Kab. Muaro Jambi, Jambi. Tetasan perdana pada tanggal 20 Juni 2019 dengan jumlah menghasilkan produksi DOC ayam kampung sebanyak 12.000 ekor.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita saat diminta pendapatnya mengatakan bahwa pemerintah menyambut baik kehadiran pabrik penetasan ayam lokal di Jambi ini. “Sebagai pabrik penetasan ayam lokal terbesar di Sumatera, hadirnya PT Sumber Unggas Indonesia di Jambi akan membantu para peternak untuk mendapatkan anak ayam lokal yang murah,” ungkapnya.

PT SUI Semakin mengembangkan sayap ke seluruh Indonesia (FOTO : PT SUI)

Semantara itu Direktur Utama PT Sumber Unggas Indonesia Naryanto menjelaskan, PT Sumber Unggas Indonesia memilih pabrik penetasan di Jambi karena pelanggan paling banyak berada di Jambi dan wilayah sekitarnya seperti Riau, Palembang, Sumatera Utara dan Aceh. “Kehadiran pabrik penetasan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak di wilayah Jambi, Pekanbaru, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumbar, Sumut dan Aceh,” ungkapnya.

Berdirinya penetasan ayam lokal di daerah pengguna merupakan langkah yang sangat tepat mengingat ongkos kirim cargo yang semakin tinggi. Harga anak ayam saat ini di Bogor mencapai di harga Rp 7.300 per ekor atau Rp 730.000 per kotak. Satu kotak berisikan 102 ekor. Sementara itu, ongkos kirim anak ayam ke wilayah Sumetara berkisar Rp 1.500-Rp 2.500 per ekor. Jika peternak membeli anak ayam sebanyak 3 ribu ekor maka biaya pengiriman mencapai Rp 4,5 juta – Rp 7,5 juta.

Lebih lanjut, Naryanto mengatakan pembukaan pabrik penetasan anak ayam kampung (DOC) merupakan strategi Sumber Unggas Indonesia untuk meringankan harga anak ayam lokal kepada peternak-peternak di wilayah Sumatera. “Peternak-peternak banyak mengeluh harga anak ayam kampung yang makin tinggi diakibatkan naiknya ongkos kirim melalui cargo bandara, kehadiran kami diharapkan menurunkan beban tersebut” tutupnya. (SUI)

INDONESIA BANGUN HATCHERY UNGGAS LOKAL DI BALI

Pemotongan pita secara simbolis sebagai tanda peresmian hatchery. (Foto: Sumber Unggas Indonesia)

Dalam rangka menjangkau peternak di seluruh wilayah Indonesia, PT Sumber Unggas Indonesia mendirikan fasilitas penetasan telur (hatchery) ayam lokal terbesar di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

“Ini adalah satu-satunya pabrik penetasan ayam lokal di kawasan Indonesia Timur,” ujar Kasubdit Unggas dan Aneka Ternak, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Makmun, yang mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat peresmian hatchery unggas lokal milik PT Sumber Unggas Indonesia di Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali, Senin (18/2).

Makmun menyampaikan, berdasarkan data Statistik Peternakan saat ini produksi dan populasi ayam lokal secara nasional terus bertambah dari tahun ke tahun. Populasi empat tahun terakhir secara nasional tahun 2014 (275 juta ekor), 2015 (285 juta ekor), 2016 (294 juta ekor), 2017 (299 juta ekor) dan data sementara populasi 2018 (310 juta ekor).

 “Kita berharap pemerintah daerah dapat memfasilitasi adanya hatchery ini, agar ketersediaan bibit ayam dan itik lokal terjamin, sehingga pengembangan dan kesinambungan usaha unggas lokal bisa berjalan dengan baik,” ucap Makmun. 

Makmun juga mengimbau, usaha ayam lokal tidak hanya berhenti pada hatchery, melainkan juga menghadirkan pembibitan untuk memasok kebutuhan DOC di Bali, NTB dan NTT.

Sementara di tempat terpisah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, sangat mengapresiasi hatchery ayam lokal ini. Apalagi, kebutuhan ayam lokal di Bali terus meningkat untuk kebutuhan kuliner dan upacara adat, sedangkan produksi dan populasi ayam lokal di Bali tidak imbang dengan jumlah kebutuhan.

Berdasarkan data Statistik Peternakan, populasi ayam lokal di Bali dalam lima tahun terakhir diketahui mencapai 4,11 juta ekor (2014); 4,00 juta ekor (2015); 3,94 juta ekor (2016); 3,26 juta ekor (2017) dan 3,28 juta ekor (2018). “Dengan hadirnya hatchery di Kabupaten Bangli ini, saya harap dapat meningkatkan populasi, gairah beternak dan kesejahteran peternak,” ujar Ketut.

Ia pun meminta pemerintah daerah terus memfasilitasi dengan baik upaya-upaya dalam mengembangkan peternakan ayam lokal. “Mulai dari ketersediaan lahan, kemudahan berusaha, keamanan dan kepastian pelayanan,” imbuhnya.

Hal tersebut disambut baik Bupati Bangli, I Made Gianyar. Ia menegaskan akan menjamin keamanan dan kepastian usaha ayam lokal di Kabupaten Bangli dan berharap PT Sumber Unggas Indonesia memprioritaskan hasil produksi DOC-nya untuk para peternak Kabupaten Bangli.

Sementara, Direktur PT Sumber Unggas Indonesia, Naryanto, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan, pendampingan dan motivasi, sehingga pembangunan hatchery ini bisa berjalan dengan baik hingga bisa panen perdana DOC ayam lokal.

Adapun kapasitas hatchery terpasang saat ini sudah mampu memproduksi DOC sebanyak 30 ribu ekor per minggu atau 120 ribu ekor per bulan. “Kami bersyukur produksi selama Februari 2019 telah habis dipesan para peternak di Bali dan NTB. Ke depannya kami juga akan membangun breeding farm di Bali sesuai arahan pemerintah. Ini segera kita realisasikan, mengingat pangsa pasar di Bali dan provinsi sekitarnya cukup besar dan bisa menjadi usaha yang menjanjikan,” pungkas Naryanto. (SUI)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer