Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Pedet | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PANEN 500 EKOR PEDET, SINJAI-SULSEL LOKOMOTIF TERNAK SAPI KERBAU NASIONAL


Panen 500 ekor Pedet, Sinjai-SulSel Lokomotif Ternak Sapi Kerbau Nasional

Sinjai,_Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan panen 500 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan (30/07). Kegiatan ini sekaligus memantau realisasi program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) di Kabupaten Sinjai.

Program ini juga merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengakselerasi pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri.

"Sikomandan saya nilai sebagai langkah nyata pemerintah bersama masyarakat untuk mengakselerasi pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi ternak sapi dan kerbau di dalam negeri," ujar Menteri SYL.

Dijelaskan, kegiatan Sikomandan ini merupakan salah satu fokus kegiatan utama jajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan. Sikomandan juga merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan tahun sebelumnya dan dirancang dengan pendekatan yang lebih melibatkan peran aktif para petugas teknis dan masyarakat sebagai pelaku pembangunan.

Untuk mendorong keberhasilan program Simomandan ini, Menteri SYL mengajak masyarakat untuk meningkaykan kesadaran akan pentingnya protein hewani. Harapannya ini bisa menjadi pendorong semangat bagi semua pihak untuk berupaya mewujudkan swasembada protein hewani.

Menteri SYL menerangkan, upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas pada kemampuan penyediaan pangan asal hewan yang cukup bagi masyarakat, tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal.

Dalam mencapainya, semua pihak perlu menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada untuk pembangunan peternakan, demi mewujudkan Indonesia sebagai sumber pangan dunia.

Tercatat dalam kurun 2017 - 2020 Kementan berhasil melakukan inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi dan kerbau sebanyak 13.868.641 akseptor dan telah menghasilkan anak dari hasil perkawinan IB sebanyak 6.133.896 ekor. Sampai dengan 27 Juli 2020 secara Nasional, program Sikomandan telah melakukan IB sebanyak 2.318.136 akseptor, bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor. Dengan keberhasilan tersebut terjadi lompatan populasi sapi/kerbau yang cukup signifikan selama lima tahun terakhir, yaitu sebesar 3,37 juta ekor, sehingga populasi saat ini berjumlah 18,82 juta ekor.

Sulawesi Selatan sendiri dinilai sebagai salah satu sentra pertanian dan peternakan di pulau Sulawesi, karena mempunyai posisi strategis dalam penyediaan pangan. Dalam pengembangan ternak Sikomandan tahun 2020, pemerintah Sulawesi Selatan telah mampu melakukan IB mencapai 37.851 akseptor dan menghasilkan kelahiran anak sebanyak 24.728 ekor.

"Kontribusi hasil pertanian dan peternakan Sulawesi Selatan telah mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya," katanya.

Lebih lanjut, diungkapkan pemerintah melalui Kementan telah menyiapkan bantuan bagi masyarakat peternak yang meliputi: sapi potong 120 ekor, kambing/domba 675 ekor, babi 100 ekor, dan ayam lokal 4.500 ekor. Bantuan ini dikatakan sebagai bentuk apresiasi kinerja peternak dan mendorong laju pertumbuhan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Sulawesi Selatan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menyampaikan turut bangga atas capaian para peternak Indonesia dalam meningkatkan populasi sapi. Ia berpendapat, jika semangat ini terus dijaga peternak Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dunia, sesuai visi lumbung pangan dunia 2045.

"Kami bangga pada peternak Indonesia yang bersemangat mengembangkan sapi nasional, sehingga populasinya meningkat, lebih berkualitas, dan dapat mensejahterakan peternak," ujar Ketut.

Ketut menjelaskan capaian realisasi program Sikomandan Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan 28 Juli 2020 berdasarkan data Isikhnas. Proses IB berhasil 54,32 persen atau 35.495 akseptor dari target 65.350. Sementara kebuntingan sapi sebanyak 35.378 ekor atau 84,92 persen dari target 41.660. Sedangkan kelahiran menghasilkan sebanyak 24.919 ekor anak atau 28,16 persen dari target 88.494.

Sementara itu, realiasi Sikomandan di Kabupaten Sinjai per 28 Juli 2020 juga cukup tinggi. Dari target 4.500 akseptor, berhasil dikawinkan sebanyak 2.865 akseptor atau 63,67 persen dari target. Realisasi IB mencapai 3.679 dosis atau 78.30 persen dari target 4.950 Tingkat kebuntingan juga cukup tinggi di angka 92,86 persen dari target 2.900 ekor dan yang terealisasi 2.693 ekor. Kemudian untuk kelahiran, dari target 6.146 ekor, terealisasikan sebanyak 1.669 ekor atau 27,16 persen dari target.

"Hasilnya cukup fantastis. Sikomandan yang salah satu kegiatannya adalah gerakan Inseminasi Buatan (IB) secara masif dan hasilnya seperti yang bisa kita lihat pada kegiatan panen pedet ini," tandas Ketut.****

EMBRIO TERNAK BET CIPELANG MENARIK MINAT BANGLADESH

BET Cipelang, Bogor (Foto: Ditjen PKH)



Embrio ternak (pedet unggulan) hasil produksi Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian menarik minat pemerintah Bangladesh.

Hal ini terbukti pada saat kunjungan delegasi Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh ke BET Cipelang, Senin, 21 Oktober 2019.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut dan mengatakan bahwa Kementan selalu mendorong kegiatan ekspor berbagai produk peternakan dan kesehatan hewan, termasuk untuk produk embrio ternak.

Untuk ekspor embrio ternak ini, Kementan masih melakukan pembahasan dan persiapan terkait tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan dikenakan, meliputi perhitungan biaya produksi dan distribusi ke negara lain.

“Setelah semua siap, kita dorong BET untuk segera ekspor produknya ke mancanegara,” ujarnya.

Sementara itu, Oloan Parlindungan, Kepala BET Cipelang menyampaikan bahwa ketertarikan para delegasi dari Bangladesh ini terlihat dari keinginan mereka untuk mengirimkan pegawai teknisnya ke BET Cipelang agar dapat belajar tentang embrio transfer di Indonesia.

Salah satu yang diminati adalah terkait pengembangan sapi Belgian Blue. Belgian Blue adalah salah satu sapi unggulan yang dikembangkan di BET Cipelang.

Sampai September 2019, terdapat 103 kelahiran Belgian Blue di BET Cipelang, dan jumlah ini adalah kedua terbanyak setelah BPTU-HPT Sembawa dengan jumlah kelahiran sebanyak 139 ekor.

“Mereka tertarik untuk belajar dan mengembangkan sapi dengan teknologi embrio transfer, dan juga belajar tentang pengelolaan kegiatan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab),” tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh Pulakesh Mondal, Senior Assistant Chief, Ministry of Fisheries and Livestock Bangladesh yang menyatakan banyak hal penting yang dipelajari oleh delegasi Bangladesh di BET Cipelang ini.

“Kami punya banyak Balai Inseminasi Buatan di Bangladesh, tapi belum ada unit yang menangani transfer embrio, dan ini menarik bagi kami,” lanjutnya.

Kunjungan delegasi Bangladesh kali ini masih merupakan rangkaian dari kegiatan Livestock & Dairy Development Project (LDDP), suatu program peningkatan kapasitas dari pemerintah Bangladesh yang didanai oleh Bank Dunia.

Tujuan dari kunjungan delegasi Bangladesh ke Indonesia ini adalah untuk memahami beberapa praktek pengelolaan persusuan, strategi produksi, sampai pada bagaimana peternak mendapat manfaat dari industri persusuan di lndonesia. Di BET Cipelang mereka belajar bagaimana menciptakan sapi perah yang mempunyai produksi susu tinggi melalui teknologi embrio transfer dan inseminasi buatan.

“Ini adalah kali kedua dalam tahun ini, Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh mengirimkan para pejabat dan stafnya untuk belajar ke Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengembangan sapi dan pengelolaan persusuan di Indonesia diakui kualitasnya,” pungkas Ketut. (Sumber: monitor.co.id)

Kandang Bersih, Kering dan Nyaman untuk Pedet



Pedet merupakan target utama keuntungan pada beef cattle breeding, sedangkan pada  dairy cattle merupakan income kedua setelah produksi susu. Selamatkan pedet kita... selamatkan pedet kita... kata-kata itu merupakan slogan utama pada breeding untuk replacement atau untuk bakalan. Angka kebuntingan yang tinggi menjadi sia-sia jika angka kematian pedet tinggi. Sebaliknya, angka kebuntingan rendah diikuti kematian pedet tinggi, maka tidak ada lagi harapan breeding (ibarat menyonsong senja). Tender loving care, sayangi pedet seperti menyayangi keluarga sendiri, tentunya dengan ilmu dan kasih sayang.

Pedet sebagai bagian dari keluarga peternak selayaknya diperlakukan sebaik mungkin. Kecukupan kebutuhan pangan (kolostrum, susu segar/susu induk, milk replacer, rumput dan calf starter sesuai standar kualitas), kebutuhan papan (kandang yang bersih, kering dan nyaman). Kecukupan pangan dan papan berbanding langsung dengan perfoma pedet ke depan akan menjadi generasi unggul dalam produksi dan reproduktivitasnya.

Kandang pedet secara umum terdapat dua macam, yakni koloni atau individual, menyusu induk (pedet sapi potong) atau terpisah dari induk (perah dan potong). Kandang koloni memiliki beberapa kelebihan dalam hal efisiensi waktu, yaitu pemberian pakan, susu dan pembersihan kandang, serta efisiensi biaya pembuatan kandang. Kelemahan kandang koloni yakni sulit melakukan kontrol asupan nutrisi dan susu masing-masing pedet, resiko penyakit dalam populasi lebih tinggi akibat kontak fisik terhadap anggota kelompok yang sakit, lebih sulit pula dalam penanganan penyakit dan potensi munculnya hairball.

Kemudian kandang individual, memiliki kelebihan diantaranya mudah dalam melakukan pengaturan pemberian pakan, susu, resiko penularan penyakit karena kontak fisik pedet lain relatif kecil, parameter perfoma dapat teramati dengan baik, pengawasan dan penanganan penyakit lebih terfokus. Kekuranganya yakni butuh biaya lebih besar untuk pembuatan kandang dan waktu membersihkan kandang lebih lama.

Berikut beberapa contoh desain kandang (koleksi pribadi dan cowsmopolitan dairy magazines)



Pedet sapi potong, pedet menyusu ke induk secara alamiah di kandang maternity. Induk harus mendapat nutrisi cukup untuk kebutuhan pokok, pemulihan pasca beranak, involusi uterus dan produksi susu untuk pedet. Induk sapi potong memiliki waktu laktasi lebih pendek dan produksi susu lebih sedikit dari sapi perah. Kandang pedet bercampur induk harus bersih, kering dan nyaman untuk induk dan pedet.




Kandang koloni pedet sapi potong, penyediaan rumput dan air minum sejak umur dua minggu, efektif mencegah terjadinya hairball, serta dilatih makan biji-bijian (grain), seperti soy bean meal dengan crude protein sekitar 44% mulai umur satu bulan.



Tidak semua pedet lahir dalam kondisi nyaman, sehat atau induk yang sehat dan baik. Pedet dengan kriteria lahir lemah, induk tidak ada kolostrum, produski susu induk kurang, induk tidak memiliki sifat keibuan (no motherly dam), lahir buta, induk tidak sehat, induk mastitis atau lahir pada kondisi tidak standar, seperti hujan deras disertai angin sehingga butuh penanganan khusus. Pedet-pedet tersebut dipisahkan dari induk ke kandang pedet model individu atau koloni dengan pemberian susu dari sapi perah.


Kandang individu harus lebih rapi, pedet terkontrol, namun merasa “dunia itu sepi”. Hati-hati memilih jenis alas, alas dari serbuk gergaji atau saw dust, debunya beresiko menimbulkan pneumonia aspirasi dan serbuk gergaji lembut jika terjilat pedet tidak bisa dicerna, menimbulkan sumbatan pada saluran cerna. Pemberian susu tidak disarankan pada ember hitam (lihat foto), karena bisa bercapur dengan bulu-bulu pedet dan rawan terjadi air susu masuk ke hidung pedet (tersedak).


Kandang koloni idealnya dilengkapi dengan hay untuk melatih perkembangan rumen, dilengkapi creep feeder, calf starter dan air minum. Beeding (alasnya) cukup comfort dan aman berupa hay atau jerami, namun butuh anggaran pembelian alas.

Drh Joko Susilo saat di kandang sapi.
Kandang pedet sapi perah individu memiliki model yang cukup bagus, namun masih memiliki beberapa kelemahan, yaitu pedet masih bisa saling menjilat (bulu dan bertukar kuman), jika petugas kebersihan kandang (pen cleaning) bekerja lebih awal dibanding kontrol oleh petugas kesehatan hewan, maka kemungkinan banyak kasus diare yang tidak terlihat karena bekas-bekas diare dilantai/tembok dan bagian bulu sekitar rektum telah bersih. Padahal diare merupakan ancaman pertama atau kedua pada kematian pedet, jika hari ini diare tidak tertangani, mungkin besok pedet mati atau menular ke pedet lain. ***

Drh Joko Susilo M.Sc
Medik Veteriner Muda,
Balai Veteriner Lampung

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer