Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PT Napindo Media Ashatama | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PELAYANAN MEDIS DOKTER HEWAN VIA DARING, MEMANG BISA?

Webinar ini merupakan rangkaian acara menuju Indo Vet 2021

Wabah Covid-19 nyatanya juga berimbas kepada bisnis pelayanan kesehatan hewan. Hal tersebut disampaikan oleh Drh Muhammad Munawaroh dalam webinar  dengan tema “Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pelayanan Kesehatan Hewan” (19/10) yang lalu.

Dalam webinar yang dihelat via daring tersebut, Munawaroh juga menjabarkan data survey yang dilakukan oleh PB PDHI kepada dokter hewan praktisi di Indonesia. Sebanyak 300 dokter hewan praktisi hewan kecil yang disurvey mengakui bahwa bisninya terdampak oleh wabah covid-19.

"Mereka mengalami penurunan kunjungan oleh kliennya, bahkan ada yang sampai 75%. Selama pandemi 64%  dokter hewan praktisi hewan kecil melakukan konsultasi online melalui daring atau media sosial," tutur Munawaroh.

Hal tersebut juga diamini oleh Drh Ni Made Restriatri praktisi hewan kecil sekaligus pemilik Bali Vet Clinic. Menurutnya semenjak pandemi Covid-19 dirinya terus memutar otak agar bisnisnya bisa terus survive ditengah cekaman pandemi.

"Kami memang tidak tutup 100%, kami memberlakukan PSBB, konsultasi via daring, dan tentu saja jika hendak berkunjung pemilik hewan diwajibkan untuk membuat appointment terlebih dahulu via telepon," tukasnya.

Sementara itu Dr Shane Ryan selaku mantan Ketua Umum Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Seluruh Dunia (WSAVA) yang juga menjadi pemateri mengatakan bahwa sah - sah saja melakukan konsultasi memanfaatkan media sosial dan daring.

"Hal ini juga sudah kami lakukan sejak Covid-19 belum merebak, tetapi makin marak ketika pandemi berlangsung, dan memang kita tidak boleh mengesampingkan sisi keselamatan baik untuk klien dan kita sendiri," tukas Shane.

Kedepannya PB PDHI sedang membangun jejaring media sosial agar klien dapat melakukan konsultasi secara daring kepada dokter hewan apabila hewan peliharaannya mengalami hal yang tidak normal atau gejala sakit.

"Saat ini kami sudah ada aplikasi HaloVet, dari situ bisa dimanfaatkan apabila klien hendak bertanya dan konsultasi. Mereka juga bisa memilih dengan dokter siapa konsultasinya, dan bila hewan masih sakit maka akan langsung ditunjukkan lokasi terdekat praktik dokter hewan agar dapat membawanya," tutur Munawaroh.

Namun begitu Munawaroh mengakui bahwa pelayanan via daring yang dilakukan hanya sekedar konsultasi dan pertolongan pertama.

"Kita enggak bisa memberi diagnosis secara online, tetap nantinya kalau si hewan masih sakit akan kita arahkan agar menemui dokter hewan. Mendiagnosis itu harus melihat dan mengetahui langsung kondisi si hewan, kita ini dokter hewan, bukan dokter hewan. Jadi tetap punya kode etik, salah satunya itu," pungkasnya.

Webinar tadi merupakan rangkaian acara Indo Vet yang akan diselenggarakan oleh PT Napindo Media Ashatama yang akan dilangsungkan pada tahun 2021. Indo Vet merupakan pameran yang akan memamerkan perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, peralatan, dan semua terkait aspek kedokteran hewan di Indonesia. Nantinya Indo Vet juga akan dihelat berbarengan dengan pameran sejenis yaitu Indo Livestock, Indo Beef, Indo Dairy, Indo Agritech, dan Indo Fisheries. (CR)


INDO LIVESTOCK 2019, POTRET KEMAJUAN INDUSTRI PETERNAKAN

Pemukulan gong oleh Dirjen PKH saat pembukaan Indo Livestock 2019. (Foto: Infovet/CR)

Kota Surabaya kembali ditunjuk menjadi tuan rumah penyelanggaraan
Indo Livestock 2019 Expo and Forum, 3-5 Juli 2019. Kegiatan yang sudah ke-14 kalinya ini digelar Grand City Convex, berbarengan dengan Indo Feed, Indo Diary, Indo Vet dan Indo Fisheries 2019.

PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara menyebut, event ini merupakan ajang promosi dan alih teknologi bagi industri peternakan, sekaligus sebagai wadah memperkuat kapasitas industri peternakan lokal dengan cara membangun kerjasama dengan industri peternakan asing, serta berbagi informasi terkini mengenai tren dunia peternakan.

Sementara, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I ketut Diarmita, saat pembukaan Indo Livestock 2019, Rabu (3/7/2019), mengatakan, Indo Livestock 2019 merupakan acara besar yang memberi segudang manfaat. “Acara ini memberi peluang besar bagi kemajuan bidang peternakan dan kesehatan hewan,” kata Ketut.


Dirjen PKH saat meninjau salah satu booth peserta. (Foto: Infovet/CR)

Pasalnya dari data pemerintah, pertumbuhan sub sektor peternakan periode 2015-2018 cukup tinggi, yakni pertumbuhan produksi daging (17,6%); susu (8,5%); dan telur (17,5%) , serta ekspor meningkat (44,5%) per tahun. Akumulasi investasi usaha peternakan dalam negeri juga meningkat pada periode yang sama sebesar Rp 541,04 miliar, kemudian akumulasi PDB (Pendapatan Domestik Bruto) pada periode serupa meningkat Rp 18,2 triliun, dengan peningkatan 2017 ke 2018 sebesar 13,3% menjadi Rp 155,15 triliun.


Ketut menambahkan, “Indo Livestock juga memberikan solusi bagi dunia peternakan di Indonesia. Kami sangat apresiasi, semoga lebih kreatif dan inovatif lagi ke depannya untuk menjawab tantangan industri peternakan di Indonesia, serta mampu menarik minat masyarakat pada dunia peternakan.”

Selama tiga hari, kegiatan akbar itu dihadiri Dirjen PKH, Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian), Mayjend (purn) Bambang Budi Waluyo (HKTI), serta diikuti sekitar 250 peserta dari 25 negara dengan 6 paviliun negara, diantaranya Indonesia, Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, Eropa dan Amerika, dengan pengunjung mencapai 12.000 orang.

Acara semakin semarak dengan hadirnya booth khusus produk-produk ekspor, paviliun UMKM, KUR (Kredit Usaha Rakyat), seminar asosiasi, maupun seminar teknis dari perusahaan, sosialisasi SDTI (susu, daging, telur dan ikan) dan lain sebagainya yang menambah informasi dan edukasi bagi pengunjung.


Foto bersama asosiasi peternakan yang turut mendukung Indo Livestock. (Foto: Infovet/CR)

Jateng Terima Indo Livestock Services Award wilayah A


Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indo Livestock 2019 juga memberikan penghargaan Indo Livestock Services Award bertajuk “Adi Praja Satwa Sewaka” . Kali ini, untuk pertama kalinya penghargaan Indolivestock Services Award diberikan kepada Dinas Provinsi (Indo Livestock sebelumnya diberikan kepada Dinas Kabupaten dan UPT/Unit Pelaksana teknis). Penilian dilakukan oleh Dewan Juri independen dan bersertifikat dari Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan. Tahapan penilaian meliputi penyebaran formulir award ke semua Dinas Provinsi, pengisian formulir, desk review, verifikasi lapangan dan penetapan pemenang.

Mengingat luas dan ragamnya wilayah Indonesia, wilayah penilian dibagi 3 kategori yaitu wilayah A, B dan C, berdasarkan aspek populasi animal unit, perkembangan industri dan aspek terkait lainnya.

Dari hasil penilaian selama  beberapa bulan, Dewan Juri menetapkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah sebagai pemenang pertama untuk Wilayah A. Berikut data pemenang selengkapnya.

Wilayah A:
Juara 1. Provinsi Jawa Tengah
Juara 2. Provinsi  Jawa Timur
Juara 3. Provinsi  Sumatera Barat

Wilayah B
Juara 1. Provinsi Bali
Juara 2. Provinsi  Sulawesi Selatan
Juara 3. Provinsi  Kalimantan Timur 

Wilayah C
Juara 1. Provinsi Kepulauan Riau
Juara 2. Provinsi  Gorontalo
Juara 3. Provinsi  Sulawesi Barat

Penerima penghargaan Indo Livestock Services Award 2019. (Foto: Infovet/CR)

Perwakilan YAPPI Dedy Kusmanagandi, yang merupakan tim penilai
Indo Livestock Sevices Award, menyatakan bahwa landasan penilaiaan berdasarkan pada aspek nomenklatur, regulasi bidang peternakan, kemandirian dalam menghasilkan devisa daerah lewat komoditi peternakan, realisasi Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) dan beberapa aspek lainnya. (RBS/Bams)

Kesuksesan Pameran Peternakan Terakbar Indo Livestock Expo and Forum 2018

Presiden Jokowi saat menghadiri pameran Indo Livestock Expo and Forum 2018, didampingi Vice President PT Napindo Arya Seta (kiri), Mentan Amran (kanan) dan Dirjen PKH Ketut Diarmita (kanan belakang). (Foto-foto: Ridwan)
Menginjak tahun ke-13, perhelatan Indo Livestock Expo and Forum kembali sukses terselenggara. Mengambil tempat di Jakarta Convention Center (JCC), event peternakan terakbar di Indonesia ini dilaksanakan selama tiga hari, 4-6 Juli 2018.

Pemeran kali ini terasa sangat berbeda, sebab orang nomor satu di Indonesia, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan hadir di hari terakhir event untuk memantau seluruh stand peserta pameran Indo Livestock.

Presiden yang seharusnya dijadwalkan hadir pada pembukaan hari pertama ternyata diwakilkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, yang didampingi oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Don P. Utoyo dan Vice President PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara, Arya Seta Wiriadipoera.


Pemberian penghargaan kepada asosiasi bidang peternakan.
Pada saat pembukaan, Arya Seta mengungkapkan kebahagiaannya karena pameran ini diikuti oleh lebih dari 550 peserta dari 40 negara dengan 10 paviliun Negara, diantaranya Indonesia, Amerika, Belanda, Eropa, Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Tiongkok dan Turki. "Dan ada 22 seminar peternakan dan perikanan, dengan 103 slot presentasi produk yang ditampilkan oleh para peserta. Selain itu, ada pula penampilan UMKM seleksi dari Kemeterian Pertanian. Luas lahan pameran yang dipakai mencapai 12 ribu squre meter gross,” ujar Arya.

Menurutnya, momen ini sangat tepat dimanfaatkan para pengunjung yang terdiri dari berbagai latar belakang, seperti pemerintah, akademisi, profesional, pelaku usaha dan peternak, untuk mencari informasi dan teknologi terkini di bidang peternakan. Forum ini juga menghadirkan platform bisnis untuk membantu peternak dalam memasarkan produk-produknya. “Di sini kita hadirkan platform digital investasi, khusus untuk peternak, semoga bisa lebih bermanfaat dan menjadi solusi yang berguna,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen PKH, Ketut Diarmita, turut menyampaikan sambutannya mewakili Menteri Pertanian. Menurutnya, di era global saat ini, perekonomian akan semakin terbuka dan Indonesia akan lebih terintegrasi dengan pasar dunia. “Keberhasilan pembangunan peternakan yang telah sukses menyentuh pasar ekspor patut kita banggakan. Dan peluang itu masih sangat terbuka lebar,” kata Ketut.

Ia menegaskan, untuk mencapai ekspor, status kesehatan ternak dan keamanan produk menjadi jaminan penting yang harus diperhatikan, sehingga dibutuhkan kerjasama yang erat dan konsistensi yang tinggi. “Untuk memanfaatkan peluang ekspor perlu dukungan seluruh stakeholder terkait, terutama dalam penerapan standar internasional mulai dari hulu hingga hilir untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing. Saya berharap pelaku industri dan peternak bisa saling bersinergi, guna menembus dan memperlancar lalu lintas perdagangan,” tukasnya.

Dihadiri Presiden
Di hari ketiga pelaksanaan Indo Livestock Expo and Forum 2018, Jumat (6/7), seluruh peserta mendapat kabar dari pihak panitia penyelenggara, bahwa orang nomor satu di Indonesia akan menghadiri pameran. Benar saja, sejak pagi penjagaan ketat langsung dilakukan oleh pihak pengamanan kepresidenan.


Jokowi saat meninjau salah satu stand pamer milik peserta.
Seusai solat jumat, panitia penyelenggara didampingi oleh Dirjen PKH langsung bersiap di depan Plenary Hall untuk menyambut kehadiran presiden. Tak mau kalah, para peserta pameran dan pengunjung juga berbondong-bondong memadati tempat tersebut untuk ikut menyambut kedatangan Jokowi sekaligus berfoto-foto mengabadikan momen yang jarang mereka temui.

Kehadiran Presiden Jokowi memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu para peserta pameran untuk memperkenalkan produk mereka. Didampingi Vice President Napindo Arya Seta, Dirjen PKH Ketut Diarmita dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Presiden Jokowi memantau seluruh hall pameran, mulai dari Planery Hall, Assembly Hall, hingga Hall A dan C. Dalam kunjungannya, Jokowi juga meninjau beberapa stand pamer milik peserta dan teknologi peralatan peternakan maupun perikanan yang ditampilkan di Indo Livestock.

“Pameran ini menggambarkan betapa industri peternakan kita berkembang sangat pesat, begitu juga produk pasca penyembelihan (produk olahan) seperti nugget, sosis, yang mulai masuk pasar ekspor. Saya kira ini sebuah loncatan dari industri peternakan yang kita harapkan bisa menjadi lebih baik lagi, karena banyak orientasinya untuk keluar (ekspor),” ujar Jokowi saat bertemu dengan rekan-rekan pers.


Presiden Jokowi saat menemui wartawan.
Dengan semakin berkembangnya industri peternakan, kata dia, masih banyak peluang yang tentunya bisa semakin dimanfaatkan. “Seperti salah satunya kita lihat ada peternakan ayam kampung yang satu bulan bisa memproduksi 100 ribu DOC, itu gede sekali, dulu kita perkirakan bahwa ayam kampung akan hilang, ternyata tidak. Produk ayam kampung saat ini semakin banyak. Di pameran ini banyak juga ditampilkan produk luar maupun dalam negeri yang mulai memperkenalkan peralatan-peralatan modern, baik dari industri peternakan maupun perikanan. Masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan,” ucapnya. Usai menemui wartawan, Presiden Jokowi langsung meninggalkan lokasi pameran.

Pemberian Penghargaan
Pameran Indo Livestock Expo and Forum semakin lengkap dengan dilaksanakannya pemberian penganugerahan Indonesian Livestock Award 2018 dan penghargaan bagi peserta pameran.

Pemberian Indonesian Livestock Award 2018 yang bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) menampilkan dua kategori, yakni Indonesian Poultry Biosecurity Award 2018 (Nastiti Budidaya Satwa Nugraha) dan Indonesian Livestock Exporter Award 2018 (Mancanegara Satwa Nugraha). Berikut pemenangnya:


Kategori Indonesian Poultry Biosecurity Award 2018:
Broiler Closed House : Peternakan Indra Jaya, Kemang, Bogor
Broiler Open House : Peternakan Tunas Muda Sakti, Serang, Banten
Layer Closed House : Peternakan Sawo Jaya, Mojokerto, Jawa Timur
Layer Open House         : Peternakan Karang Suko, Malang, Jawa Timur
Budidaya Ayam Lokal : Peternakan Sumber Unggas Indonesia

Penerima Indonesia Poultry Biosecurity Award 2018.
Kategori Indonesian Livestock Exporter Award 2018:
Obat Hewan Golongan Biologik : PT Medion
Obat Hewan Golongan Feed Additive dan Feed Supplement   : PT Cheil Jedang
Produk Olahan Hasil Ternak : PT Charoen Pokphand Indonesia
Komoditas Ternak : PT Indotirta Suaka

Penerima Penghargaan Indonesian Livestock Exporter Award 2018 bersama panitia (YAPPI).
Sementara untuk peraih award stand pamer dari PT Napindo Media Ashatama, berikut daftar pemenangnya:
Best Stand Performance : 1st PT Charoen Pokphand Indonesia
                : 2nd PT Medion
                : 3rd PT Mensana Aneka Satwa
Best Stand Design : 1st PT Malindo Feedmill
                : 2nd PT Farmsco Feed Indonesia
                : 3rd PT Ceva Animal Health Indonesia
Unique Stand Design : 1st Kementerian Pertanian
                : 2nd PT Tekad Mandiri Citra
                                                : 3rd PT Zoetis Animalhealth Indonesia

Kampanye Gizi
Sejak tahun 2008, PT Napindo selaku penyelenggara Indo Livestock Expo and Forum secara konsisten melakukan sosialisasi peningkatan gizi lewat protein hewani Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI).


Gerakan minum susu bersama (Dari kiri:) Arya Seta,
Ketut Diarmita, Musdhalifah Machmud dan Don P. Utoyo.
“Kita komitmen untuk lebih mengedukasi, melakukan penyuluhan di beberapa daerah dan sekolah untuk mengonsumsi protein hewani,” kata Arya Seta. Hal tersebut didasari oleh masih kurangnya masyarakat yang peduli akan pentingnya protein yang bersumber dari hewan.

Menurut Humas PT Napindo, yang juga Koordinator SDTI, Endah Wibowo, pihaknya banyak melakukan kegiatan yang mengajak masyarakat untuk lebih concern terhadap protein hewani dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat.

“Kita banyak lakukan sosialisasi pentingnya konsumsi SDTI, seperti kegiatan seminar, talkshow, games dan lain sebagainya. Karena dengan meningkatnya konsumsi protein hewani ikut menggerakkan roda perekonomian, selain membantu peternak tumbuh dan berkembang,” ujar Endah.


Keceriaan anak-anak sekolah dasar
yang ikut gerakan minum susu bersama.
Pada saat pembukaan Indo Livestock, seluruh stakeholder dan peserta yang hadir melakukan gerakan minum susu bersama sebagai bentuk simbolis kampanye SDTI. Gerakan ini merupakan kesatuan dari rangkaian acara SDTI yang dilakukan secara berkesinambungan oleh PT Napindo setiap tahunnya. “Kami sangat komitmen untuk terus mengadakan kampanye SDTI ini,” pungkasnya. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer