Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Omega 3 | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BERAT BADAN MENINGKAT SETELAH RUTIN KONSUMSI TELUR

Pemberian sebutir telur setiap hari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting. (Foto: Istimewa)

Sebelum makan telur setiap hari, postur badan anak balita ini terlihat “kerempeng”. Dua tahun mengonsumsi telur tiap hari, kini berat badannya di atas  rata-rata anak sebayanya. Ini fakta.

Namanya Abil Izqian Saputra, umur 4 tahun, lebih satu bulan. Tapi berat badannya sudah mencapai 25 kg. Meski memiliki bobot di atas anak-anak seusianya, namun postur tubuh anak ini tak segemuk yang dibayangkan orang. Badannya padat berisi dan lincah geraknya saat bermain dengan teman sebayanya.

Anak yang sering disapa Qian ini termasuk anak yang kurang suka minum susu. Tapi bagaimana bisa berat badan anak ini tumbuh begitu sehat dengan bobot 25 kg di umur 4 tahun? “Sejak umur dua tahun anak saya suka sekali makan telur,” ucap Irkham Aji Saputra, ayah dari Qian.

Menurut  warga Desa Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ini saat masih berumur setahun, anaknya kurang begitu suka dengan telur ayam. Ditambah lagi ada anggapan orang-orang di kampungnya, konsumsi telur bisa menimbulkan bisul pada anak kecil.

Irkham semula sempat mempercayai mitos tersebut. Namun lama-kelamaan pedagang kebutuhan pertanian ini berpikir rasional. Sembari berdagang, ia rajin menyimak informasi tentang nutrisi untuk anak, khususnya tentang telur. Dan, akhirnya ia tersadarkan bahwa telur sangat baik untuk pertumbuhan anak.

“Sejak itu saya coba kasih anak telur ceplok untuk sarapan. Pertama sehari satu butir. Karena suka, makannya tambah jadi dua butir telur setiap hari, sampai sekarang,” ungkap Irkham.

Hanya dalam tiga bulan, pertumbuhan Qian mulai tampak pesat. Berat badannya juga mulai naik. Jika sebelumnya sering sakit, sejak konsumsi telur setiap hari kesehatan Qian lebih terjaga. Dan, kini anak semata wayang pasangan Irkham dan Nella Dwi Oktaviani ini tumbuh sehat. Tinggi dan berat badannya melampaui anak-anak sebayanya.

Apa yang dialami Qian merupakan salah satu bukti bahwa konsumsi telur secara rutin pada anak balita sangat baik untuk pertumbuhan. Bukan hanya pertumbuhan fisik saja, tetapi kecerdasan anak juga lebih baik dibanding dengan yang jarang makan telur ayam.

Mencegah Stunting
Kekhawatiran sebagian masyarakat untuk memberikan telur pada anaknya memang masih terus ada sampai saat ini. Khususnya masyarakat di pedesaan. Munculnya bisul menjadi mitos paling kuat dan merasuk di hati sebagian masyarakat yang enggan memberikan telur ayam pada anaknya. Yang lebih memperkuat bertahannya mitos ini terus bergaung di tengah masyarakat pedesaan adalah ada sebagian dokter yang juga masih percaya mitos tersebut. Dokter-dokter ini belum satu suara tentang konsumsi telur pada anak balita.

Menurut dr Triza Arif Santosa, yang merupakan dokter spesialis anak ini menjelaskan kekhawatiran munculnya bisul pada anak bukan semata-mata karena mengonsumi telur. Diakui, memang ada beberapa anak yang alergi terhadap telur. “Tapi bukan semata-mata karena konsumsi telur, lalu keluar bisul,” ujarnya dalam Seminar Nasional “Healthy Family With Chicken Meat & Egg” beberapa waktu lalu.

Ahli gizi ini menjelaskan bahwa telur mengandung lemak sebagai sumber kalori dan asam lemak esensial seperti Omega 3 (DHA, EPA, ALA) yang sangat penting bagi perkembangan otak dan mata pada masa balita. “Sedangkan kolin, asam lemak Omega 3 tinggi pada telur berfungsi untuk kecerdasan dan mencegah demensia,” tambahnya.

Pemberian sebutir telur setiap hari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting. Penelitian dari Washington University, bayi-bayi mulai usia 6-9 bulan yang diberikan sebutir telur setiap hari, kadar kolin dan DHA-nya lebih tinggi dibanding pada bayi-bayi yang tidak diberikan telur.

Dengan penjelasan detail dan ilmiah dari dr Triza, sudah seharusnya para orang tua tak lagi mempercayai mitos-mitos yang tak jelas sumbernya. Telur merupakan sumber nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak balita dengan harga terjangkau. Jika dihitung, harga telur ayam masih di bawah harga kerupuk yang kandungan gizinya sangat minim. Namun faktanya, masih banyak orang tua yang justru memberikan kerupuk kepada anaknya yang masih balita sebagai lauk.

Direbus Tanpa Garam
Pemberian makanan yang beragam untuk anak perlu menjadi perhatian bagi para orang tua karena makanan yang beragam menjadi sumber variasi nutrisi yang diperlukan untuk anak. Bagi anak usia 1-3 tahun, kebutuhan proteinnya kurang lebih 13 gram per hari.

Satu telur berukuran besar kira-kira mengandung 6 gram protein. Jadi, untuk usia satu tahun, anak dapat mengonsumsi kira-kira 1-2 butir telur per hari. “Jika Anda memberikan telur untuk anak, pastikan telur dimasak hingga matang agar anak terhindar dari infeksi bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan keluhan muntah dan diare,” pesan dr Triza.

Banyak pertanyaan yang kerap muncul, berapa idealnya anak balita makan telur dalam seminggu? Sebenarnya, tidak ada batas maksimum untuk memberikan bayi telur dalam seminggu. Namun, ada batas minimum yang harus diperhatikan saat memberikan telur pada bayi untuk mencegah alergi. Dalam beberapa literatur tentang gizi disebutkan, telur merupakan salah satu makanan pemicu alergi yang paling umum pada bayi.

Bila ingin memberikan telur setiap hari, sebenarnya tidak masalah. Tapi, alangkah baiknya juga, jika bayi mendapatkan variasi makanan setiap hari supaya bisa mengenal beragam rasa dan tekstur.

Dalam sebuah penelitian di Universitas Washington, bayi yang makan telur setiap hari dapat terhindar dari stunting. Daily Mail, media online di Amerika Serikat, melansir bahwa bayi yang memakan telur setiap hari antara usia 6-9 bulan juga memiliki kadar nutrisi penting yang lebih tinggi seperti vitamin B12 dalam darahnya, dibandingkan dengan mereka yang tidak rutin makan telur.

Di dalam telur juga ditemukan sebagai protein terbaik bagi anak-anak di negara berkembang, karena harganya yang murah dan mudah didapatkan. Sehingga, tidak ada salahnya memberikan telur setiap hari kepada bayi. Tapi, harus diperhatikan banyak hal, mulai dari reaksi alergi, juga variasi rasa pada makanan yang diberikan agar si kecil tidak bosan.

Sebagai tambahan informasi, telur mengandung 13 vitamin, mineral, seng, protein serta kalori. Telur juga merupakan salah satu sumber protein lengkap berkualitas tinggi, karena mengandung sembilan asam amino esensial.

Esensial berarti bahwa tubuh tidak dapat memproduksi asam amino ini sendiri. Itulah sebabnya perlu memasukkannya ke dalam makanan. Oleh sebab itu, anak balita masih diperbolehkan makan telur setiap hari selama ia tidak memiliki alergi terhadap protein telur dan bila dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Yang terpenting adalah memasaknya tanpa menambahkan garam atau lemak. Untuk dikonsumsi anak, telur akan lebih baik jika direbus tanpa tambahan garam. Atau, diolah dengan orak-arik tanpa mentega dan menggunakan susu rendah lemak sebagai pengganti krim. Banyak ahli nutrisi yang menganjurkan sebaiknya telur untuk anak-anak tidak digoreng. Menggoreng telur dapat meningkatkan kandungan lemaknya sekitar 50%. (AK)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer