Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini NTB | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

INDONESIA PERKETAT PENGENDALIAN RABIES DI SUMBAWA JELANG EVENT INTERNASIONAL

Pelatihan Tata Laksana Gigitan Terpadu di pulau Sumbawa, NTB
(Sumber : FAO, 2022)

Indonesia mulai menggiatkan sejumlah upaya pengendalian rabies di Sumbawa menjelang perhelatan internasional MotoCross Grand Prix (MXGP) yang rencananya akan diselenggarakan di kawasan Samota, Kabupaten Sumbawa, bulan Juni mendatang. Upaya pengendalian tersebut antara lain melalui vaksinasi massal pada anjing; pelatihan Tata Laksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT); sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan penyelenggara MotoCross; serta pembentukan Kader Siaga Rabies (KASIRA).

“Rabies merupakan penyakit yang telah ditularkan hewan ke manusia (zoonosis) selama hampir 200 tahun terakhir. Penyakit mematikan ini memiliki tingkat kematian hingga 99,9% pada manusia. Anjing merupakan sumber penularan utama, di samping penularan oleh kucing dan kera melalui gigitan dalam atau cakaran,” ujar Syamsul Ma’arif, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dalam pembukaan kegiatan pengendalian rabies di Sumbawa Besar, Kamis (14/4) yang lalu .

Salah satu langkah pencegahan rabies, utamanya pada anjing, dapat dilakukan melalui vaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi anjing di suatu wilayah tertular.

“Hal ini yang sedang diupayakan pemerintah melalui dinas terkait di Sumbawa, dengan melakukan vaksinasi massal pada anjing,” tambahnya.

Tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menetapkan kondisi rabies di Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) – sebuah peningkatan kewaspadaan akibat meningkatnya kasus penularan dan kematian karena rabies.  Sumbawa Barat merupakan kabupaten ketiga di provinsi Nusa Tenggara Barat yang ditetapkan sebagai KLB setelah pemerintah menetapkan status serupa pada Kabupaten Sumbawa dan Dompu pada 2019 lalu.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Hasan Basri menyatakan bahwa melalui program pengendalian rabies di Sumbawa ini, pemerintah daerah berharap dapat turut menyukseskan perhelatan internasional MXGP yang akan datang dan menjadikan Indonesia tujuan wisata yang aman dari rabies.

Pelatihan Penanganan Rabies dengan Pendekatan One Health

Sebanyak 98 orang (51 laki-laki dan 47 perempuan) perwakilan petugas kesehatan hewan dan kesehatan manusia dari 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa mengikuti pelatihan TAKGIT. Pelatihan ini membekali petugas dengan keterampilan penanganan kasus gigitan rabies serta memberi kesempatan kunjungan ke pusat kesehatan hewan (Puskeswan) dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ditunjuk sebagai pusat penanggulangan rabies atau rabies centre.

“Meskipun tingkat kematian akibat rabies pada manusia sangat tinggi, kematian dapat dicegah dengan penanganan sedini mungkin terhadap kasus gigitan hewan penular rabies melalui pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit,” ujar Sitti Ganefa Pakki, Kepala Subdirektorat Zoonosis, Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Seluruh upaya pengendalian rabies ini dilaksanakan oleh pemerintah bekerja sama erat dengan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) dengan dukungan pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

“FAO berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah dengan memberikan segala dukungan yang diperlukan untuk mengendalikan rabies di Indonesia,” ujar Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste.    

“Rabies merupakan penyakit mematikan yang khususnya dapat merugikan masyarakat desa dan pelaku pertanian. Oleh karena itu, kita semua perlu bertindak cepat untuk mengendalikannya,” tambah Rajendra.

Khairul Arifin, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, berterima kasih atas dukungan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan FAO dalam kegiatan ini.

"Kami berharap kegiatan pengendalian rabies ini dapat mendukung tercapainya Sumbawa bebas rabies sekaligus menyukseskan acara MXGP. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di pulau Sumbawa." tegasnya.

FAO telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam pengendalian rabies di berbagai provinsi sejak tahun 2011 melalui peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kapasitas petugas, manajemen populasi anjing, serta penyediaan vaksin dan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan One Health, yakni kolaborasi antara kesehatan hewan, manusia dan lingkungan. (CR)

KASUS RABIES MELUAS HINGGA KE BIMA NTB, 14 WARGA DIGIGIT ANJING

Kasus gigitan anjing yang semula terjadi di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini sudah meluas ke Kabupaten Bima, daerah yang berbatasan langsung dengan Dompu. Dilaporkan ada 14 orang warga yang digigit anjing. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB mencatat ada 14 warga Bima menjadi korban gigitan anjing yang dilaporkan dan telah mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) hingga 16 Februari 2019.

Jumlah korban gigitan terbanyak di Kecamatan Donggo dan Kecamatan Sanggar, masing-masing sebanyak 5 orang. Saat ini, 19 sampel otak hewan penggigit telah dikirim ke Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium.

"Bertetangga dengan Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima saat ini tengah waspada terhadap penyebaran penyakit rabies, terutama beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Dompu di antaranya Kecamatan Madapangga, Donggo, Sanggar, dan Tambora. Hal ini mengingat jumlah populasi HPR di Bima, saat ini mencapai 16.100 ekor," kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Budi Septiani., yang diterima detikcom, Minggu (17/02/2019). 


(ilustrasi : huertalaweb.com)

Untuk mencegah penyebaran virus rabies di berbagai kecamatan dengan resiko tinggi, Dinas Peternakan Kabupaten Bima telah menerima bantuan vaksin rabies sebanyak 2.000 dosis dan 100 gram strichnine. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB menerangkan soal kasus gigitan anjing pembawa rabies (APR) juga telah ditemukan di Kabupaten Sumbawa.

Kejadian dimulai saat hewan penular rabies (HPR) menyerang salah seorang warga di Desa Labuhan Aji, Kecamatan Tarano, Sumbawa, pada tanggal 31 Januari 2019. Sampel otak hewan penggigit lalu diambil kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar.

Pemda Sumbawa mencatat sebanyak 19 orang menjadi korban gigitan anjing. 4 sampel otak anjing dinyatakan positif mengadung rabies dari 19 sampel yang dikirim. Seluruh korban gigitan telah diberikan vaksin anti rabies (VAR). Saat ini, Pemda Sumbawa tengah gencar melakukan program pengendalian rabies karena memiliki populasi HPR tinggi, yaitu sebanyak 26.100 ekor anjing.

Guna melakukan pencegahan, dinas terkait telah menerima bantuan vaksin rabies dari Kementrian Pertanian sebanyak 3.200 dosis. Selain vaksin, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB juga memberikan bantuan 100 gr strichnine guna pengendalian populasi HPR tak berpemilik. Jumlah vaksin tersebut, difokuskan kepada daerah yang memiliki resiko tinggi terhadap penularan rabies yaitu Kecamatan Tarano dan Kecamatan Empang. (Sumber: detik.com)

BANGKAI ANJING TERINDIKASI RABIES DIBUANG KE LAUT, WARGA ENGGAN MAKAN IKAN


Anjing yang diduga terinfeksi virus rabies dimusnahkan oleh masyarakat dan bangkainya dibuang di laut sekitar Dompu, NTB. Sebagian warga yang mengetahui itu enggan mengkonsumsi ikan laut karena menganggap ikan tak lagi steril.

Pembuangan bangkai anjing ke laut itu dilakukan di pesisir laut Desa Soro, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, NTB, pada Kamis (14/2/2019). Tiga ekor anjing dimusnahkan oleh warga dan bangkainya dibuang begitu saja ke laut.

"Kami tahunya itu lewat media sosial, ada anjing yang dibuang di laut, tepatnya di Soro. Sejak mengetahui itu, saya enggan makan ikan," ungkap warga Dompu, Andiman, kepada detik.com, Jumat (15/2/2019).

(Ilustrasi gambar : derryjournal.com)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dompu, Zainal Arifin, membenarkan kejadian itu. Namun dia memastikan bangkai anjing itu tidak sempat dimakan oleh ikan karena cepat dievakuasi oleh tim pengendali penyakit rabies.

"Kita langsung cek info itu dan tim langsung turun tangan. Sebenarnya itu tidak dibuang ke laut, melainkan dibuang di selokan oleh warga yang terbawa oleh arus banjir hingga ke laut. Saat itu juga dievakuasi dan dikubur oleh warga," ungkap Zainal terpisah.

Sementara itu, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Dompu, Wahidin, menepis soal adanya ikan yang terjangkit virus rabies karena sudah memakan bangkai anjing sehingga warga Dompu enggan mengkonsumsi ikan.

Dia menyebut memang daerah tempat ditemukan bangkai anjing di laut merupakan salah satu daerah penghasil ikan terbesar di Dompu. Namun hal itu tidak masuk akal jika bangkai anjing dimakan oleh ikan sehingga ikan bisa langsung terjangkit rabies, sementara jenis virus rabies ini menyerang hewan atau binatang berliur, seperti, anjing, kucing, dan hewan berkaki lainnya."Ikan yang ditangkap oleh para nelayan itu sangat jauh, sementara bangkai yang ditemukan di pinggir sungai berdekatan dengan laut," tutur Wahidin. (sumber : Detik.com)

KLB RABIES, 264 EKOR ANJING DI SUMBAWA DIMUSNAHKAN

Warga di 9 kecamatan di Kabupaten Sumbawa melaporkan adanya korban yang digigit anjing. Pemerintah Kabupaten Sumbawa tengah berkoordinasi untuk membentuk tim penanggulangan rabies dan upaya eliminasi terhadap anjing liar.

"Ada 9 kecamatan yang melaporkan adanya kasus gigitan hewan penular rabies," ucap Kabag Humas Setda Sumbawa Tajuddin saat dimintai konfirmasi, Senin (18/2/2019). Sembilan kecamatan yang disebut Tajuddin adalah Tarano, Sumbawa, Labangka, Lenangguar, Utan, Plampang, Labuan Badas, Empang dan Rhee.


Rabies, zoonosis yang masih menjadi momok di Indonesia (ilustrasi : medicaltoday.com)

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbawa menyebut hingga Sabtu (16/2) tidak kurang dari 18 orang yang dilaporkan digigit anjing dan 4 orang dinyatakan positif terjangkit rabies. Pemkab juga telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) atas kasus rabies tersebut sejak 8 Februari lalu dan diumumkan satu minggu setelahnya.

Salah satu upaya untuk memutus mata rantai persebaran virus rabies, Pemkab Sumbawa telah mengeliminasi sekitar 264 ekor anjing di Kecamatan Tarano dan Empang. Eliminasi anjing-anjing liar itu dilakukan dengan cara diracun. "Eliminasi anjing liar yang selama ini dilakukan dengan racun," ungkap Tajuddin.

Koordinasi Pemkab Sumbawa sementara menyatakan eliminasi berikutnya akan dilakukan juga dengan melibatkan Perbakin. "Ada keinginan untuk melibatkan Perbakin Sumbawa untuk membantu eliminasi," ujarnya.

Penanggulangan hewan pembawa rabies (HPR) juga dilakukan dengan upaya vaksinasi hewan peliharaan. Setidaknya ada 3200 vial stok vaksin bantuan yang diterima Disnakeswan. Pemkab Sumbawa juga telah membentuk tim reaksi cepat untuk penanggulangan rabies. (Sumber : Detik.com)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer