Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Mukosa | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TANGGAP KEBAL MUKOSA PADA AYAM MODERN

Ayam broiler. (Sumber: medicalnewstoday.com)

OLEH:
TONY UNANDAR (PRIVATE POULTRY FARM CONSULTANT - JAKARTA)

Lapisan mukosa (selaput lendir) dari sistem pernapasan, pencernaan dan sistem urogenitalis pada ayam modern tidak hanya merupakan barier fisiko-kimiawi alias pemisah antara lingkungan eksternal dengan lingkungan internal yang steril, tetapi juga merupakan lini pertahanan terdepan dalam sistem pertahanan tubuh. Mengapa?  Karena kebanyakan patogen melakukan invasi via lapisan mukosa untuk masuk lebih dalam ke jaringan-jaringan tubuh induk semang.

Tulisan ini mencoba memberi gambaran secara sederhana bagaimana komponen tanggap kebal mukosa (mucosal immunity) yang kompleks dalam menghadang laju sergapan patogen dari eksternal dan/atau saat ada stimulasi pada pemberian vaksin aktif (live vaccine) atau biomolekul tertentu.

Komponen Tanggap Kebal Mukosa
Sistem tanggap kebal mukosa (mucosal immune system) adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh ayam modern yang terdiri dari sel-sel epitelium beserta variasi sel permukaan mukosa yang berjajar sepanjang lapisan terluar mukosa dan secara langsung kontak dengan kondisi eksternal yang bersifat asing atau antigenik (Montilla NA et al., 2004).

Lapisan epitelium tersebut dilengkapi jaringan limfoid berupa MALT (Mucosa-Associated Lymphoid Tissue) yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk, tergantung apakah pada sistem pernapasan, pencernaan atau urogenitalis ayam (Kelsall BL et al., 1996).  Dari dalam bentukan MALT inilah sumber dan tempat bersemayamnya sel-sel dendritik (DCs = dendritic cells), sel makrofag, sel limfosit B dan T yang berperanan sebagai efektor dalam reaksi kekebalan mukosa (Randall TD, 2010; de Geus ED et al., 2012). Jaringan MALT umumnya ditemukan pada lapisan lamina propria mukosa dalam bentukan tersebar, membentuk suatu folikel atau tonsil pada sistem pernapasan, pencernaan dan urogenitalis ayam (Schummer, 1973).

Pada sistem pernapasan misalnya, selain adanya lapisan sel-sel epitelium beserta variasinya (misalnya sel goblet) yang bertindak sebagai barier utama berupa system pertahanan fisiko-kimiawi dalam bentuk mekanisme transportasi mukosiliaris, juga disempurnakan oleh adanya jaringan limfoid yang notabene merupakan bagian dari MALT, yaitu NALT (Nasal-Associated Lymphoid Tissue) dan BALT (Bronchus-Associated Lymphoid Tissue). Baik NALT atau BALT selain bisa dalam bentuk tersebar di jaringan lamina propria mukosa atau diantara sel-sel epitelium (diffuse atau scattered NALT/BALT), tetapi juga bisa dalam bentuk mengumpul membentuk suatu tonsil atau dikenal sebagai organized NALT/BALT (Schummer, 1973). Perlu juga dicatat bahwa distribusi, peranan serta kinerja kedua kelompok jaringan limfoid tersebut pada sistem imunitas pernapasan ayam sudah diketahui secara pasti oleh para peneliti imunologi (Fagerland JA & Arp LN, 1993; Ohshima K &Hiramatsu K, 2000; de Geus ED et al., 2012; Kong HH et al., 2013; Sepahi A & Salinas I, 2015).

Berbeda dengan mamalia (hewan menyusui), ayam tidak mempunyai limfonodus (kelenjar getah bening) pada sistem pencernaannya, kecuali pada itik dan angsa (Barone, 1996). Ayam mempunyai jaringan limfoid yang agak kompleks berupa kumpulan sel-sel limfoid atau folikel limfoid (lymphoid follicles) dan berupa tonsil yang tersebar sepanjang saluran cerna, dari rongga mulut sampai kloaka. Jaringan limfoid yang tergolong dalam MALT pada sistem pencernaan dikenal sebagai GALT (Gut-Associated Lymphoid Tissue). GALT pada ayam umumnya sudah berkembang dengan baik sejak menetas di dalam mesin penetas (Matsumoto & Hashimoto, 2000; Casteleyn C et al., 2010).

Di dalam jaringan GALT terdapat berbagai jenis sel yang terkait dengan fungsi respon tanggap kebal, misalnya sel limfosit B, sellimfosit T, NK cell (Natural Killer cell), makrofag, sel dendritik dan heterofil. Sel-sel tersebut juga ditemukan dalam jumlah kecil di sekitar area epitelium mukosa saluran cerna. Selain itu, juga ditemukan sel-sel tertentu yang hanya berpartisipasi pada pertahanan non-spesifik dan pengenalan antigen atau PAMP suatu patogen, misalnya sel goblet dan M-cell. Sel goblet memproduksi sekreta lendir glikoprotein yang akan menjadi substrat bagi bakteri fermentatif dan merekat bakteri patogen yang akan menyerang sel-sel epitelium usus. Sedangkan tugas sel M (M-cell) adalah untuk mengangkut mikroorganisme atau biomolekul antigen atau PAMP dari lumen usus ke jaringan limfoid di bawahnya, sehingga dampak akhir dari aktivitas ini adalah sekresi imunoglobulin A (secretory immunoglobulin A = sIgA) ke lumen usus (Koustos & Klasing, 2006; Miller et al., 2007; Murphy K & Weaver C, 2017).

Dalam sistem kekebalan mukosa (mucosal immunity) ternyata ditemukan adanya integrasi (atau interkoneksi) antara… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2020 (toe)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer