Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Lebaran | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PEMANTAUAN PANGAN JELANG LEBARAN, PEJABAT KEMENTAN: CUKUP DAN AMAN

Kementan bersama Komisi IV DPR RI melakukan pemantauan di pasar untuk memastikan ketersediaan pangan jelang Lebaran. (Foto: Istimewa)

Memasuki 10 hari menjelang Idul Fitri 1445 H, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Komisi IV DPR RI melakukan pemantauan untuk memastikan ketersediaan dan pasokan 12 bahan pangan pokok aman dan mencukupi.

Dalam keterangan resminya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersedian daging sapi, maupun daging dan telur ayam ras, karena pemerintah terus melakukan pemantauan di lapangan.

“Berdasarkan pemantauan ketersediaan telur ayam, daging ayam, dan daging sapi cukup tersedia dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Idul Fitri,” kata Nasrullah saat melakukan pemantauan bersama di Pasar Cibinong dan Pasar Induk Kemang, Bogor, Jawa Barat, Senin (1/4/2024).

Ia menambahkan, menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), pemerintah berkomitmen mengintensifkan pemantauan pasokan dan meningkatkan kelancaran distribusi bahan pangan dari daerah sentra produksi ke daerah konsumen. Selain itu juga memberikan informasi tentang kepastian penyediaan pasokan dan sekaligus meningkatkan keamanan pangan untuk mencegah terjadinya peredaran bahan pangan yang tidak memenuhi kaidah keamanan pangan.

Ditemui di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budhy Setiawan, mengatakan bahwa kondisi pangan di Bogor dipastikan dalam keadaan aman dan terkendali. “Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan pangan jelang Lebaran itu tak terkendala apapun dan masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkannya,” katanya.

Sementara menurut Jamaludin, seorang penjual telur di Pasar Cibinong, menyampaikan bahwa pasokan telur ayam ke lapaknya sampai saat ini berjalan lancar, bahkan stok telur sampai lebaran dalam kondisi aman. “Untuk stok telur ayam masih aman sampai saat ini dan alhamdulillah pembeli terus berdatangan dan bertambah setiap harinya,” kata Jamaludin.

Selain itu, adapun untuk daging sapi juga disebutkan stoknya masih tercukupi. Hal tersebut diungkapkan oleh Yuda, salah seorang penjual daging sapi. Daging yang ia peroleh berasal dari pemasok dari rumah pemotongan hewan (RPH) Cibinong.

Hal senada juga dikatakan oleh Hermawan, penjual daging ayam broiler yang menyampaikan penjualannya berjalan normal dengan pasokan yang lancar. “Pembeli mau beli ayam berapapun kami siap potong untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri, insyaallah aman,” katanya.

Pemantauan bersama tersebut juga dilakukan pada usaha peternakan unggas Kandang Jabrik yang terletak di Desa Tonjong, Tajurhalang, Bogor. Peternakan yang memiliki lahan 5.000 m2 dengan populasi broiler mencapai 27.000 ekor tersebut menjadi salah satu sasaran pemantauan karena perannya dalam produksi unggas di wilayah tersebut. (INF)

KEMENTAN JANJI PEMENUHAN DAGING JELANG RAMADAN & LEBARAN AMAN

Mentan Syahrul (tengah) dan Dirjen PKH Nasrullah (kiri) saat meninjau Toko Daging Nusantara di Depok, Senin (5/4/2021). (Foto: Humas PKH)

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menjamin ketersediaan daging jelang Ramadan dan Idul Fitri 2021 dalam kondisi cukup dan aman.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/4/2021), ia menyebut untuk memenuhi kebutuhan daging nasional, pihaknya tidak hanya mengandalkan mekanisme impor, tetapi juga memaksimalkan produksi daging dalam negeri.

“Selama Ramadan biasanya daging menjadi salah satu kebutuhan pangan cukup tinggi permintaannya, kami lakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan itu, baik dalam bentuk daging segar maupun beku, kami akan maksimalkan dari berbagai tempat termasuk produksi dalam negeri,” kata Mentan Syahrul saat meninjau Toko Daging Nusantara GDC, Depok.

Syahrul mengatakan, kunjungannya ke Toko Daging Nusantara ini menjadi salah satu upayanya memastikan pangan masyarakat khususnya daging. Ia mengaku akan meningkatkan sinergi dengan pihak terkait untuk mengamankan ketersediaan maupun distribusi pangan secara umum.

“Pangan itu sangat terkait dengan supply and demand, maka untuk menjaga ini saya akan bekerja sama dengan para pihak terkait, salah satunya Menteri Perdagangan untuk mendekatkan produksi dengan pasar, jika masih terjadi lonjakan tentu kami akan lakukan operasi pasar, hari ini saya juga mengecek ketersediaan daging bersama Ketua Asosiasi Pedagang Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (ASPEDATA) ini juga menjadi bagian kami memperkuat upaya pemenuhan pangan,” ungkap dia.

Terkait stok daging, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), Nasrullah, mengatakan meski pada April 2021 umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa, tetapi kondisi permintaan daging masih dalam batas normal, hal ini disebabkan Indonesia masih dalam kondisi pandemi dan aktivitas perekenomian belum sepenuhnya pulih.

“Hasil prognosa kita dengan memperhitungkan kebutuhan normal di April itu sekitar 26.000 ton, kemudian di Mei bertepatan puasa dan lebaran kurang lebih butuh 76.000 ton, ini masih dalam posisi kebutuhan normal. Dengan adanya COVID-19, daya beli turun, serta hotel, restoran dan katering (Horeka) juga belum sepenuhnya normal, tentu angka ini bisa terkoreksi, tapi terus kami update setiap akhir bulan” jelas Nasrullah.

Ia merinci stok daging di Februari dan Maret 2021 dalam kondisi surplus dan angka itu akan memperkuat ketersediaan daging nasional di periode April dan Mei 2021. Jika ditotalkan, stok daging di Maret 2021 ditambah kekuatan produksi dalam negeri, dapat dipastikan pemenuhan daging masyarakat selama Ramadan dan Lebaran dalam posisi aman.

“Di Maret kebutuhan kita 37.000 ton dan ada surplus sekitar 27.000 ton, untuk periode berikutnya stok juga dipenuhi dari sapi bangkalan dan sapi lokal, angkanya kurang lebih 188.000 ekor yang siap dipotong, ini untuk periode April dan Mei, dan stok daging beku yang ada di gudang-gudang pada Maret 2021 ada 24.000 ton, angka suprlus ini untuk memperkuat stok di April, jika di total di Mei nanti InsyaAllah stok daging sapi atau kerbau cukup untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri,” pungkasnya. (INF)

OPERASI PASAR DAGING HINGGA H-1 LEBARAN

 Permintaan daging akan terus meningkat sampai menjelang Lebaran (Foto: liputan6.com)


Operasi Pasar daging di Jakarta masih dilakukan hingga H-1 Lebaran. Hal ini dikemukakan Sekjen Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (APJI), Diana Dewi

"Sejak awal Ramadan sampai dengan H-1 lebaran, Operasi Pasar daging sapi dan kerbau beku ini dilaksanakan di seluruh wilayah Jakarta ditambah dengan Depok, Bekasi dan Bogor dengan 100 titik lokasi," kata Diana dalam acara buka puasa bersama 1.000 anak yatim bertempat di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Daging beku operasi pasar dijual dengan harga Rp70.000 per kilogram, sedangkan harga normal di pasar saat ini di kisaran Rp80.000 per kilogram.

Diana memperkirakan permintaan daging akan terus meningkat sampai menjelang lebaran. Apalagi berdasarkan data telah terjadi kenaikan daya beli masyarakat Jakarta sebesar 10 persen.

Lanjutnya, saat H-1 nanti melalui Toko Daging Nusantara di Kranggan Bekasi akan digelar pasar murah daging beku dengan harga Rp 65.000 per kilogram.

Imbuh Diana, untuk stabilitas harga daging sapi sulit untuk mengandalkan sapi dan kerbau lokal. Untuk itu pemerintah harus segera membuka keran impor khususnya dari Selandia Baru.

"Memang pemerintah tengah melaksanakan program pembiakan sapi lokal melalui inseminasi buatan, namun hasilnya baru akan terlihat dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang," ujar Diana.

Menurut Diana, selama ini konsumsi daging di Indonesia rata-rata berkisar 2,5 kilogram per kapita. Namun biasanya menjelang Lebaran, konsumsi daging meningkat tiga kalinya. (Sumber: liputan6.com/INF)

Stok Pangan Aman Jelang Puasa dan Lebaran

Dirjen PKH, I Ketut Diarmita. (Foto: Ridwan)

Melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, pemerintah menegaskan ketersediaan telur dan daging ayam cukup menjelang Puasa dan Idul Fitri 2018. Hal tersebut ia sampaikan saat konferensi pers di kantornya, Jumat (11/5).

Ia menyampaikan, berdasarkan prognosa ketersediaan, produksi daging ayam 2018 sebesar 3.565.495 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi sebesar 3.047.676 ton, sehingga terjadi surplus sebanyak 517.819 ton. “Khusus untuk bulan Puasa dan Lebaran yang jatuh pada Mei dan Juni 2018, diperoleh ketersediaan daging ayam sebanyak 626.085 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 535.159 ton, sehingga terjadi surplus sebanyak 90.926 ton,” kata Ketut.

Ia melanjutkan, sama halnya dengan ketersediaan telur ayam yang juga kelebihan pasokan nasional sebesar 202.195 ton, karena produksi 2018 sebanyak 2.968.954 ton dengan jumlah kebutuhan konsumsi 2.766.760 ton. Khusus untuk ketersediaan telur selama bulan Puasa dan Lebaran terdapat produksi sebesar 521.335 ton dan jumlah kebutuhan sebanyak 485.831 ton. “Sehingga ada kelebihan stok sebanyak 35.504 ton. Dan kita harapkan harganya stabil terjangkau, jika naik pun diharapkan tidak terlalu tinggi,” tambahnya.

Dalam konferensi yang dihadiri oleh beberapa pelaku usaha ini, Ketut meminta kerjasama untuk menjaga kestabilan harga, agar tercipta iklim usaha yang sehat dan suasana tenang. Para pelaku usaha juga meyakinkan pemerintah tidak ada kenaikan harga DOC FS dan kenaikan harga ayam, daging ayam, maupun telur selama bulan Puasa dan Lebaran. Adapun Isu kelangkaan dan kenaikan harga DOC FS karena ulah oknum yang memanfaatkan situasi.

Menurut Ketua Peternak Layer Nasional (PLN), Musbar, pelaku usaha siap mendukung dan ikut menjaga harga daging dan telur ayam tetap stabil menjelang hari besar keagamaan. “Ketersediaan telur cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Puasa dan Lebaran,” katanya.

Sementara, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono, mengimbau untuk bisa bersinergi bersama-sama dalam memajukan industri perunggasan. “Para pelaku usaha dan asosiasi perunggasan bisa berperan aktif menjaga stabilitas harga dan ketersediaan, sehingga masyarakat dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk,” ucapnya. Pihaknya juga sudah mempersiapkan beberapa titik operasi pasar yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk ikut memperlancar distribusi dan mendukung stabilisasi harga.

Selain daging dan telur ayam, sebelumnya Kementan juga memastikan pasokan daging sapi menjelang Puasa dan Idul Fitri aman terkendali. Pasokan daging dipenuhi dari sapi bakalan siap potong yang tersedia sebanyak 165.228 ekor atau setara 31.491 ton daging. Kemudian impor daging sapi dari Australia, New Zaeland, Amerika Serikat dan Spanyol sudah tersedia 12.531 ton, lalu stok daging kerbau India sebanyak 3.948 ton di Bulog. “Jadi setelah di total (Mei-Juni) kita surplus ketersediaan daging sebesar 7.034 ton,” kata Ketut, Selasa (8/5).

Ia menambahkan, “Selain itu, kita juga sudah merekomendasikan Bulog untuk impor daging kerbau sebanyak 50 ribu ton, tinggal menunggu implementasinya. Dan dengan hadirnya impor itu kita sudah sangat aman (Puasa dan Lebaran)”.

Soal keamanannya, lanjut ketut, pihaknya bekerjasama dengan Satgas Pangan Mabes Polri untuk menjaga situasi hari besar keagamaan. “Agar umat muslim bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan nyaman,” pungkasnya. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer