Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SEMINAR NASIONAL TERNAK LOKAL DALAM RANGKA LUSTRUM KE-XII FAPET UNIVERSITAS ANDALAS

Pembicara Utama (kanan ke kiri): Ir Sukarli (Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatra Barat), Ir Yosarwardi (Kadis Kehutanan Sumatra Barat), dan Dr Ir Hendri sebagai moderator. (Foto: Infovet/Sadarman)

Sabtu (18/11/2023), bertempat di Gedung Peternakan Convention Center (PCC), Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Andalas Padang, digelar Seminar Nasional Ternak Lokal ke-3. Acara ini menjadi bagian penting dari rangkaian perayaan Lustrum ke-XII, memperingati keberhasilan dan dedikasi dalam bidang peternakan selama 60 tahun.

Dengan tema "Akselerasi Pengembangan Ternak Lokal Unggul Menuju Indonesia Emas 2045" seminar mengundang praktisi ternak lokal terkemuka untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi apik di bidang ternak lokal.

Ketua Panitia Pelaksana, Prof Dr Ir Husmaini, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.

“Penyelenggaraan seminar ini merupakan upaya para pemikir dari Universitas Andalas Padang, mencakup perkandangan, bibit, pakan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pascapanen yang fokusnya pada sosial ekonomi budi daya ternak lokal, baik di Provinsi Sumatra Barat maupun di provinsi lainnya,” ujarnya.

Sementara Dekan Fapet Universitas Andalas Padang, Dr Ir Adrizal, mengungkapkan bahwa budi daya ternak lokal masih memiliki potensi besar. Hal ini terkait tingginya minat masyarakat terhadap produk ternak lokal yang dianggap memiliki kualitas lebih baik dibanding ternak non-lokal seperti ayam ras pedaging dan sapi dari berbagai negara yang telah diintroduksikan ke Indonesia.

Ia juga menekankan perhatian yang intensif dari pemerintah, peneliti di berbagai lembaga, dan perguruan tinggi yang berfokus pada bidang tersebut sangat diperlukan.

"Fakultas Peternakan Universitas Andalas memiliki dasar yang kuat untuk terus mengkaji pengembangan ternak lokal. Saat ini kita sudah memasuki tahun ketiga pelaksanaan Seminar Nasional Pengembangan Ternak Lokal, tujuannya mencari pola pengembangan ternak lokal yang optimal. Melalui kegiatan ini, kami undang para peneliti yang berfokus pada ternak lokal untuk berbagi hasil riset mereka, sehingga dapat memperkaya informasi dan pemahaman dalam pengembangan ternak lokal ke depannya," tutur Adrizal.

Selain itu, ia juga menyoroti beberapa poin tambahan yang dapat memperkuat pandangannya terkait potensi pengembangan ternak lokal. Menurutnya, keberlanjutan budi daya ternak lokal tidak hanya akan memberi manfaat ekonomi, tetapi juga berperan penting menjaga keberagaman genetika dan memelihara keberlanjutan lingkungan.

Adrizal merinci upaya pemerintah untuk memberikan dukungan finansial dan kebijakan yang memadai akan menjadi kunci sukses dalam menggerakkan sektor budi daya ternak lokal. "Selain itu, kolaborasi erat antara para peneliti, peternak, dan pihak-pihak terkait lainnya diharapkan dapat menciptakan inovasi baru dalam praktik budi daya ternak, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing produk ternak lokal di pasaran," tukasnya.

Dengan mengundang para peneliti yang berfokus pada ternak lokal, Fapet Universitas Andalas berharap dapat menciptakan forum produktif untuk bertukar ide dan pengalaman. Di antaranya hadir Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr Ir Nasrullah, Kadis Kehutanan Sumatra Barat Ir Yosarwardi, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatra Barat Ir Sukarli, Dekan Fapet Universitas Andalas Padang Dr Ir Adrizal, Dekan Fapet UGM Prof Ir Budi Guntoro, Badan Riset & Inovasi Nasional Dr Ir Tike Sartika, dan dari Universitas Madura Dr Desi Kurniati Agustina, serta ada sebanyak 66 artikel pemakalah. (SADARMAN)

MAHASISWA PETERNAKAN UNAND RAIH PRESTASI INTERNASIONAL

Agusti Azones Abimanyu Bersama Rekan Delegasinya, Mengharumkan Nama Indonesia

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) meraih predikat best paper & best presentation pada ‘International Youth Exchange & Conference’ (IYEC) Chapter 3 Countries (Singapore, Malaysia, Thailand).

Event internasional ini diselenggarakan 14-19 Oktober 2022 di 3 negara dengan beberapa agenda gabungan. Diantaranya International Conference, University Orientation, Visit KBRI, Visit Consulate in Songkhla, Meet Student Abroad, Awarding Best Delegate, dan City Tour.

Agusti Azones Abimanyu, mahasiswa Peternakan Unand angkatan 2020, berhasil meraih predikat best paper & best presentation pada International Conference bersama tim satu delegasi Indonesia yang berasal dari beberapa kampus (IPB University Bogor, UIN Jakarta, dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Agusti membawakan esai berjudul ‘Optimalisai Potensi Plasma Nutfah Minangkabau untuk 1.000 Hari Kehidupan Awal Manusia: Studi Analisis Pangan Dadih terhadap Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Indonesia’ pada International Conference yang diselenggarakan oleh Indonesian Youth Action & Indonesian Youth Culture di Gedung International Youth Centre, Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Oktober 2022.

Gusti mengungkapkan kegiatan ini merupakan sebuah program berskala internasional yang bertujuan untuk meningkatkan pemikiran kritis pemuda-pemudi Indonesia melalui International Conference dalam menuangkan pikiran kritis, sekaligus meningkatkan cakrawala dan wawasan pemuda-pemudi.

“Di samping itu juga menjadi ruang kosolidasi generasi muda dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-16, yaitu mendukung masyarakat yang damai dan inklusif, berkelanjutan dengan menyediakan akses terhadap keadilan pembangunan semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua level,” jelasnya.

Program ini, lanjut dia, digagas untuk mengajak pemuda-pemudi Indonesia agar bisa berkontribusi dan menambah pengalaman internasional, mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Lalu, juga untuk memperkenalkan beragam budaya nusantara kepada global, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan dan inovasi pemuda pemudi Indonesia dalam menempatkan diri dengan budaya asing.

Kemudian, kata dia, juga menjadi wadah pengembangan soft skill dalam menghadapi disrupsi dunia kepemudaan yang kian kompleks, serta untuk mengasah learning skill dan life skills untuk bekal di masa mendatang demi terwujudnya generasi ‘Indonesia Emas 2045’.(INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer