Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Deteksi Wajah Ternak | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DOSEN IPB BEBERKAN MASALAH SERIUS SEKTOR PETERNAKAN AUSTRALIA

Sapi, Salah Satu Komoditas Peternakan Andalan Australia

Australia merupakan salah satu negara utama dunia penghasil daging dan susu. Tidak heran, jumlah ternak di Australia sangat banyak.

Sebagai gambaran, total sapi di Australia sebanyak 24,4 juta ekor dan jumlah domba mencapai 68 juta ekor. Guru Besar IPB University, Ronny Rachman Noor, dalam sebuah webinar pada (22/4) yang lalu menyebut dengan jumlah ternak sebanyak itu, salah satu masalah serius yang dihadapi dunia peternakan Australia adalah pencurian ternak yang menimbulkan kerugian sangat besar.

“Korban pencurian ternak ini umumnya adalah peternak yang tinggalnya di wilayah terpencil. Dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia, setiap tahunnya diperkirakan terjadi pencurian ternak sebanyak 31 ribu ekor yang menimbulkan kerugian sebesar AUD50 juta atau setara dengan Rp498.594.250.000,” beber Ronny

ia mencontohkan tingkat pencurian ternak di wilayah negara bagian New South Wales, salah satu sentra peternakan Australia, pada periode 2015 sampai 2020 sebanyak 16.700 domba dan 1.800 sapi.

“Jika kita membayangkan peternakan di Australia, sebaiknya kita tidak membayangkan peternakan seperti di Indonesia yang jumlah ternaknya rata-rata 1-3 ekor saja per peternak dan umumnya dikandangkan,” ungkap dosen IPB University dari Fakultas Peternakan (Fapet) ini.

Dia menuturkan di Australia, ternak sapi dan domba umumnya dipelihara ekstensif di area yang sangat luas dan biasanya cukup terpencil. Kondisi ini memungkinkan pencuri dengan leluasa menjarah ternak.

“Sebenarnya hukum di Australia sudah cukup keras bagi para pencuri ternak ini karena jika pencuri tertangkap dan diproses di pengadilan, maka pelakunya dapat dihukum sampai dengan 14 tahun,” tutur dia.

Misalnya, pada salah satu kejadian, pencuri berhasil menggondol 700 ekor domba senilai AUD140.000 atau senilai Rp1.396.063.900. Dengan skala pencurian sebesar ini, dapat dipastikan pencuri memiliki perencanaan matang dan menggunakan truk pengangkut ternak.

“Kemungkinan mereka juga memiliki informasi yang cukup canggih untuk menentukan waktu pencurian yang tepat sehingga tidak diketahui oleh pemiliknya,” beber dia.

Di samping itu, agar tidak menimbulkan kegaduhan dan suara dari ternak yang dicurinya, sudah dipastikan pencurinya memahami betul cara menangani domba agar ketika dipindahkan ke truk ternak yang dicuri tidak ribut. Roni menyebut pihak kepolisian yang menangani pencurian ternak di Australia mengalami kesulitan karena peternak tidak mengetahui secara pasti kapan ternaknya dicuri.

Selain itu, tidak setiap hari ternak mereka dikumpulkan. Melainkan hanya pada waktu tertentu saja dalam kurun waktu setahun.

“Guna mengatasi semakin meluasnya pencurian ini di Australia, kini dikembangkan nomor telinga ternak yang terhubung dengan Global Positioning System (GPS). Nomor telinga canggih ini dapat melacak pergerakan ternak yang dicuri sekaligus menginformasikan lokasinya dengan menggunakan satelit,” beber Ronny.

Ronny mengatakan dengan menggunakan nomor telinga canggih ini peternak dapat memonitor pergerakan ternaknya. Apabila terjadi pergerakan ternak yang cepat, peternak dapat langsung melaporkannya pada polisi karena kemungkinan terjadi pencurian ternak di peternakannya.

Selanjutnya, polisi dapat menggunakan data GPS tersebut untuk melacak ternak yang dicuri. Teknologi lain yang digunakan oleh Australia untuk mengatasi pencurian ternak adalah pengenalan wajah.

"Yang khusus dikembangkan untuk ternak berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ternak secara individu,” ujar Ronny.

Ronny menyebut teknologi pengenalan wajah untuk ternak ini memfokuskan variasi bentuk moncongnya. Hidung sapi memiliki bentuk berbeda-beda satu sama lain, sehingga dapat digunakan sebagai pembeda sebagaimana halnya dengan sidik jari pada manusia.

“Penggunaan teknologi canggih seperti teknologi pengenalan wajah pada ternak memang masih dalam pengembangan. Namun tampaknya ke depan teknologi ini sangat diperlukan karena paling tidak akan mengurangi tingkat pencurian ternak sapi dan domba di Australia yang jumlahnya pada taraf yang sangat mengkhawatirkan,” tutur dia. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer