Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Daging Kurban | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERLAKUAN MENYIMPAN DAGING AGAR TETAP SEGAR

Menyimpan di dalam lemari es merupakan salah satu cara menyimpan yang baik untuk daging. (Foto: Istimewa)

Daging yang akan disimpan di dalam freezer, tak perlu dicuci. Alasannya, hal ini justru membuat kadar air dalam daging akan meningkat dan menyebabkan paparan dengan mikroba yang lebih banyak.

Beberapa waktu lagi umat Islam akan memasuki momentum bulan Ramadan. Menyajikan menu untuk berbuka dan sahur, umumnya ingin ada yang istimewa seperti olahan daging sapi atau kambing.

Hanya saja, di masa pandemi COVID-19 yang belum tahu kapan berakhir, berhemat uang belanja menjadi pertimbangan bagi ibu-ibu rumah tangga. Tidak sedikit orang memilih untuk membeli daging guna kebutuhan beberapa hari ke depan. Bukan tujuan untuk menimbun, melainkan agar lebih hemat dan tak terlalu sering bepergian ke pasar selama masa pandemi.

Menyimpan daging kambing atau daging sapi tidak terlalu sulit, namun tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Kalau tak tahu cara menyimpan yang tepat, daging bisa tak sedap lagi saat akan dimasak.

Oleh karena itu, jika disimpan di dalam kulkas, Anda harus tahu cara menyimpan yang benar. Hal ini dilakukan agar dapat menjaga kualitas sembari meningkatkan masa simpan daging.

“Menyimpan di dalam lemari es merupakan salah satu cara menyimpan yang baik untuk daging. Semua daging hewan yang sudah dipotong, dagingnya harus dipertahankan dengan rantai dingin, di bawah 4° C,” ujar ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Ir Edi Suryanto MSc IPU kepada Infovet.

Begitu pula saat akan mengolah, harus ada perlakuan beda dalam mengolah daging beku, sebelum sampai ke meja makan. Menurutnya, pencairan daging beku dapat dilakukan dengan beberapa cara agar menghasilkan olahan yang nikmat.

Perhatikan Cara Menyimpan
Edi menjelaskan ada beberapa cara simpan daging di lemari es agar tetap sehat dan awet yang disarankan:

• Lakukan pengecekan kondisi kulkas atau freezer dengan memperhatikan kondisi kebersihan tempat penyimpanan. Pengecekan dilakukan dengan melihat kondisi rak kulkas atau freezer secara fisik, baik pada tempat yang terlihat atau di sela rak. Jika perlu, bersihkan dengan cairan pembersih terlebih dahulu sebelum menyimpan daging. Hal ini penting agar bakteri yang mungkin ada pada rak kulkas dan freezer tidak mengontaminasi daging. Selain itu, suhu kulkas dan freezer juga perlu diperhatikan. Tujuannya untuk menjaga kualitas dan keamanan daging selama disimpan. Pastikan suhu freezer berada di bawah 10° C dan kulkas di bawah 4° C. Suhu penyimpanan yang tidak tepat akan membuat daging mudah rusak saat disimpan.

• Langkah berikutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah. Wadah yang digunakan harus bersih dan kedap udara atau tertutup. Hal ini penting agar daging tetap bersih dan cairan dari daging mentah tidak mengontaminasi bahan makanan lain saat penyimpanan. Usahakan menggunakan wadah yang tertutup rapat. Selain wadah, memotong daging sebaiknya dilakukan saat masih segar. Lebih baik lagi jika daging dipotong-potong dan membaginya dalam beberapa wadah untuk ukuran satu kali masak, sehingga daging yang diambil adalah daging yang diperlukan saja dan daging lainnya bisa tetap terjaga kualitasnya. Dengan demikian tidak bongkar muat wadah saat akan memasak sebagian dagingnya. Selain itu, jangan cuci daging kambing atau sapi sebelum disimpan. Kebanyakan orang menganggap mencuci daging akan membuatnya bersih. Anda tidak dianjurkan mencuci daging sebelum disimpan di dalam freezer, karena hal ini justru membuat kadar air dalam daging meningkat. Dampaknya,  menyebabkan paparan dengan mikroba yang lebih banyak.

• Perlunya mencatat tanggal atau memberi label. Setidaknya Anda harus mengingat kapan menyimpan daging di freezer. Tujuannya agar bisa mengontrol dengan tepat mulai kapan waktu penyimpanan daging dan kapan sebaiknya daging paling lambat diolah. Mencatat waktu penyimpanan juga akan memudahkan mengontrol masa simpan. Pada suhu standar kulkas, daging merah seperti daging sapi, kambing, domba, bisa disimpan 4-5 hari. Pada suhu freezer, daging merah bisa disimpan 4-12 bulan. Namun perlu diingat, semakin lama menyimpan, akan semakin kurang kesegaran dagingnya.

• Menjaga kualitas daging saat akan digunakan. Cara menyimpan daging di kulkas yang terakhir adalah memperhatikan kapan daging akan digunakan. Jika akan dipakai dalam 1-2 hari, maka menyimpan daging sesuai porsi yang dibutuhkan. Kulkas bisa jadi pilihan yang tepat.

Memasak Daging Beku
Jika ingin menggunakan daging yang telah disimpan dalam freezer, maka lakukan persiapan dengan mencairkan daging tersebut dalam kulkas selama setengah sehari. Hal ini penting agar daging beku tetap terjaga kualitasnya ketika dicairkan. Jangan mencairkan daging beku di suhu ruang karena rentan terkontaminasi bakteri. Selain itu, jangan pula membekukan daging yang telah dicairkan sebelumnya.

Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ali Khomsan, harus ada perlakuan beda dalam mengolah daging beku sebelum sampai menjadi hidangan di meja makan. Ia menyarankan, proses pencairan daging beku dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, bisa disimpan di ruang suhu kamar. Artinya, keluarga daging yang akan diolah dari freezer, lalu simpan di tempat biasa. Dalam beberapa jam, daging beku akan kembali menjadi daging segar untuk siap diolah.

Kedua, ada juga mencairkan daging beku dengan cara direndam di dalam air biasa, sehingga lama-kelamaan bekuan esnya akan meleleh. Selama ini, masih ada masyarakat yang melakukan pencairan daging beku langsung dengan merendam atau menyiramkan air panas. Memang, cara ini mempercepat waktu melelehkan bekuan es pada daging. Namun, cara ini sangat tidak disarankan.

Sebaiknya pencairan daging beku tidak dengan merendam pada air panas, karena performa dan tekstur dagingnya menjadi beda. “Pencairan yang baik itu bertahap, melalui rendaman air biasa atau di ruang suhu kamar. Itu lebih bagus hasilnya,” ujarnya.

Jika pencairan dilakukan dengan cara memanaskan daging beku, maka akan merusak performa dan tekstur daging. Selain itu, kandungan gizi pada daging akan mengalami  penuruann drastis.

Untuk menjaga kualitas daging, masukkan daging ke dalam kantong plastik anti-bocor. Kebocoran pada kantong tersebut dapat membahayakan keamanan makanan dan menyebabkan pertumbuhan bakteri. Rendam kantong berisi daging di dalam air dingin dan ganti airnya setiap 30 menit. Daging beku akan mengurangi suhu air, memperlambat proses pencairan jika air tidak diganti.

Cairkan daging dengan jumlah kecil dalam waktu kurang lebih satu jam. Potongan daging yang lebih besar bisa menghabiskan waktu 2-3 jam. Jika tekstur sudah sama seperti daging segar segera masak daging tersebut. (AK)

BEGINI PENANGANAN DAGING HEWAN KURBAN SAAT PANDEMI

Penanganan daging hewan kurban saat pandemi (Foto: Humas Fapet UGM)


Dalam kegiatan ‘Pelatihan Penyembelihan Hewan Kurban’ yang diselenggarakan secara daring pada Rabu, 30 Juni 2021, Dosen Fapet UGM Prof Dr Ir Nurliyani MS mengemukakan, penanganan daging kurban setelah disembelih pun perlu diperhatikan agar terjaga kebersihannya.

Menurut Nurliyani, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam penanganan daging kurban semasa pandemi COVID-19 saat ini. Antara lain aspek higiene makanan, aspek petugas, dan aspek peralatan. Dilihat dari aspek higiene makanan, hindari tangan manusia yang kontak langsung dengan daging, hindari lalat dan serangga lainnya, hindari peralatan yang kontak dengan daging (pisau, talenan, alas, dan meja), hindari air yang kotor, lantai/tanah dan alas yang kotor.

"Dari aspek petugas, orang yang bertugas memotong daging harus menjaga kebersihan diri dan sering mencuci tangan. Selain itu, petugas harus menjaga lingkungan sekitar pemrosesan daging kurban," kata Nurliyani dalam keterangan resminya. 

Petugas harus mengenakan alat pelindung diri yang berbeda-beda tergantung dari kewajibannya. Petugas di area kotor harus memakai masker, sepatu boots, kacamata goggle atau face shield dan sarung tangan sekali pakai. Petugas di area bersih menggunakan masker, penutup kepala, face shield, sarung tangan, celemek pelindung (apron) dan alas kaki.

Sementara dari aspek peralatan, alat yang digunakan harus bersih dan memenuhi syarat teknis higiene dan sanitasi, yaitu terbuat dari bahan yang tidak mencemari daging. Hindari penggunaan plastik hitam daur ulang karena elastisitasnya sangat berbeda dengan plastik bening yang masih bagus. Plastik hitam mudah sobek dan baunya menyengat. 

Setiap unsur daging memiliki kandungan lemak yang dapat menyerap bebauan dan rasa yang terdapat di sekitarnya. "Apabila kemasan yang digunakan untuk membungkus daging berupa plastik daur ulang yang mengandung bahan kimia berbahaya, dikhawatirkan dapat mengubah kualitas daging. Panitia lebih disarankan membungkus daging yang akan dibagikan dengan kantong plastik bening atau besek," jelasnya.  

Dosen Fapet UGM dan Direktur Halal Research Center Fakultas Peternakan Ir Nanung Danar Dono SPt MP PhD IPM ASEAN Eng mengatakan dalam memilih hewan kurban harus diperhatikan beberapa hal. 

Nanung menjabarkan hewan yang dipilih hendaknya hewan yang jantan, dengan badan tegap, tubuh simetris proporsional, gerakannya lincah, nafsu makan normal, dan aktif. Kuku kaki juga dipastikan sehat dan utuh, hewan tidak pincang saat berjalan. Selain itu, mata berbinar hidung basah berembun, pandangan tenang, dan bulu-bulu halus mengkilap dan lembut. Perhatikan juga bahwa tidak ada bercak darah atau darah mengalir pada lubang-lubang tubuh. Hindari membeli hewan qurban yang dipelihara di tempat pembuangan sampah.

Pada saat menyembelih hewan kurban, Nanung menganjurkan agar hewan dibaringkan menghadap kiblat dengan santun dan penuh kasih sayang. Kaki harus diikat dengan kuat dan pada saat menyembelih harus dipastikan bahwa pisau memotong 3 saluran pada leher bagian depan, yaitu saluran nafas, saluran makanan, dan 2 pembuluh darah. 

Sebelum hewan kurban benar-benar mati, penyembelih dilarang keras menusuk jantungnya, menguliti, memotong ekornya, dan sebagainya. Reflek ekor, mata, dan kaki dapat menjadi petunjuk apakah hewan sudah benar-benar mati atau belum. (INF)

RAHASIA MENYIMPAN DAGING AGAR AWET DAN SEGAR

Menyimpan daging di freezer dengan cara yang tepat akan mempertahankan kualitas daging dengan baik. (Sumber: Istimewa)

Perayaan hari raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Bagi umat Islam, hari raya ini bukan sekadar perayaan biasa. Ada momentum sakral yang ditunggu banyak orang, khususnya bagi mereka kaum yang tidak mampu. Di hari yang dikenal dengan sebutan Idul Kurban ini, prosesi pemotongan hewan kurban berupa sapi, kerbau, onta, kambing atau domba dilakukan hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Baik pekurban maupun penerima daging kurban sama-sama bisa menikmati daging di hari raya ini. Pesta bakar sate atau olahan lain daging pun lazim dilakukan pada malam harinya, setelah seharian melakukan pemotongan dan pembagian daging kurban. Aroma kepulan asap bakaran sate menyeruak hampir di setiap teras rumah warga. Kondisi semacam ini sudah dimaklumi semua orang.

Pesta setahun sekali ini memang sering dinantikan. Namun tak sedikit pula yang enggan langsung mengolah daging kurban pada hari itu juga. Mereka lebih memilih menyimpan daging kurban terlebih dahulu, untuk diolah pada hari berikutnya. Menyimpan daging kurban tidak terlalu sulit, namun tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Kalau tak tahu cara menyimpan yang tepat, daging bisa tak sedap lagi saat akan dimasak. 

Oleh karena itu, jika disimpan di dalam kulkas, Anda harus tahu cara menyimpan yang benar. Hal ini dilakukan agar dapat menjaga kualitas sembari meningkatkan masa simpan daging. “Menyimpan di dalam lemari es, merupakan salah satu cara menyimpan yang baik untuk daging. Semua daging hewan yang sudah dipotong, dagingnya harus dipertahankan dengan rantai dingin, di bawah empat derajat celcius,” kata ahli gizi dari Universitas Gadjahmada (UGM), Dr Ir Edi Suryanto, kepada Infovet.

Jangan Asal Simpan
Ada empat cara yang disarankan untuk menyimpan daging di kulkas agar tetap sehat dan awet, diantaranya:
1. Lakukan pengecekan kondisi kulkas atau freezer. Sebelum meletakkan daging kurban, penting untuk melakukan pengcekan kondisi kulkas atau freezer dengan memperhatikan kondisi kebersihan tempat penyimpanan. Pengecekan dilakukan dengan melihat kondisi rak kulkas atau freezer secara fisik, baik pada tempat yang terlihat atau di sela rak. Jika perlu, bersihkan dengan cairan pembersih terlebih dahulu sebelum menyimpan daging. Hal ini penting agar bakteri yang mungkin ada pada rak kulkas dan freezer tidak mengontaminasi daging. Selain itu, suhu kulkas dan freezer juga perlu diperhatikan. Suhu memiliki peran penting untuk menjaga kualitas dan keamanan daging selama disimpan. Pastikan suhu freezer berada di bawah 10°C dan kulkas di bawah 4°C. Suhu penyimpanan yang tidak tepat akan membuat daging mudah rusak saat disimpan.

2. Siapkan wadah sebelum daging disimpan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah yang harus bersih dan kedap udara atau tertutup. Hal ini penting agar daging tetap bersih dan cairan dari daging mentah tidak mengontaminasi bahan makanan lain saat penyimpanan. Selain wadah, memotong daging sebaiknya dilakukan saat masih segar.Lebih baik lagi jika daging dipotong-potong dan membaginya dalam wadah-wadah untuk ukuran satu saji atau satu kali masak, sehingga daging yang diambil adalah daging yang diperlukan saja dan daging lainnnya bisa tetap terjaga kualitasnya. Selain itu, jangan cuci daging sebelum disimpan. Kebanyakan orang menganggap mencuci daging akan membuatnya bersih. Faktanya, Anda tak perlu mencuci daging saat akan disimpan di kulkas. Selain tidak dianjurkan mencuci daging, hal ini justru membuat kadar air dalam daging meningkat dan menyebabkan paparan dengan mikroba yang lebih besar.

3. Perlunya mencatat tanggal atau memberi label. Setelah menyimpan daging di kulkas, cara menyimpan daging di kulkas yang penting dilakukan adalah memberi label atau tanggal penyimpanan daging. Hal ini bertujuan agar kita bisa mengontrol dengan tepat mulai kapan waktu penyimpanan daging dan apa jenis daging yang disimpan. Mencatat waktu penyimpanan juga akan memudahkan mengontrol masa simpan. Pada suhu standar kulkas, daging merah seperti daging sapi, kambing, domba, bisa disimpan 4-5 hari.Pada suhu freezer, daging merah bisa disimpan hingga 4-12 bulan.

4. Menjaga kualitas daging saat akan digunakan. Cara menyimpan daging di kulkas yang terakhir adalah memerhatikan kapan akan digunakan daging tersebut. Jika akan digunakannya dalam 1-2 hari, maka menyimpan daging, sesuai porsi yang dibutuhkan, dalam kulkas bisa jadi pilihan yang tepat.

Perlakuan Sebelum Dimasak
Jika ingin menggunakan daging yang telah disimpan dalam freezer, maka lakukan persiapan dengan mencairkan daging tersebut dalam kulkas selama setengah sehari. Hal ini penting agar daging beku yang tetap terjaga kualitasnya ketika dicairkan. Jangan mencairkan daging beku di suhu ruang karena rentan terkontaminasi bakteri. Selain itu, jangan pula membekukan kembali daging yang telah dicairkan sebelumnya.

Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, harus ada perlakuan beda dalam mengolah daging beku, sebelum sampai ke meja makan. Ali Khomsan menyarankan, proses pencairan daging beku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yakni bisa disimpan di ruang suhu kamar, maka daging beku akan kembali menjadi daging segar untuk siap diolah. Kemudian ada juga pencairan daging beku dengan cara direndam dalam air biasa, sehingga lama-kelamaan bekuan-bekuan esnya akan meleleh. 

Selama ini, masih ada masyarakat yang melakukan pencairan daging beku langsung dengan merendam atau menyiramkan air panas. Memang, cara ini mempercepat waktu melelehkan bekuan es pada daging. Namun, cara ini sangat tidak disarankan. 

“Sebaiknya pencairan daging beku tidak dengan merendam pada air panas, karena performa dan tekstur dagingnya menjadi beda. Pencairan yang baik secara bertahap, melalui rendaman air biasa atau di ruang suhu kamar,” ujarnya. 

Jika pencairan dilakukan dengan cara memanaskan daging beku, maka akan merusak performa dan tekstur daging. Selain itu, kandungan gizi pada daging akan mengalami  penurunan drastis. (Abdul Kholis)

"KURBAN DAN PETERNAKAN" TIPS PENANGANAN HEWAN DAN DAGING KURBAN


Momen yang ditunggu-tunggu umat muslim serta para peternak sapi, domba maupun kambing akan segera tiba, yakni hari raya Idul Adha 1440 H. Sebab, pada momen tersebut menjadi berkah sekaligus panen tahunan bagi mereka. Hal tersebut merupakan hikmah ketika Allah SWT memerintahkan kepada umat untuk berkurban, bukan semata-mata hanya perkara ibadah, namun juga tentang upaya membangkitkan ekonomi umat.

Potensi perputaran ekonomi umat bernilai besar dalam kegiatan hari raya Idul Adha. Dari aktivitas tersebut, dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pada peternakan di desa-desa. Hewan ternak yang berasal dari berbagai wilayah tersebut perlu ditangani dengan tepat, sehingga mendapat hasil yang baik.

Prinsip penanganan penyembelihan kurban sama dengan penanganan daging pada umumnya, yaitu wajib memenuhi kaidah yang ditetapkan pemerintah sebagai penjabaran prinsip halal dan toyib dalam agama, yang biasa disebut konsep aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Namun yang berbeda yaitu pada ketepatan syariat sah-nya kurban, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai ibadah kurban yang sempurna. Apabila dilihat dan disinergiskan antara keduanya, maka dalam hal ini meliputi pemilihan ternak, handling/penanganan ternak, waktu penyembelihan, proses penyembelihan, pengelolaan daging, sampai proses distribusi ke masyarakat. Keseluruhan proses itu harus dijalankan sesuai hukum syariat kurban serta mengikuti kaidah, sehingga tidak melupakan kesejahteraan hewan (animal welfare).

Mulai dari waktu penyembelihan (10, 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah), kurban juga harus cukup umur (musinnah), tidak cacat dan tidak sedang dalam keadaan sakit. Salah satu parameter umur musinnah adalah gigi telah berganti, atau biasa diistilahkan dengan poel. Poel pertama kambing/domba berkisar usia 1 tahun (masuk tahun kedua) dan sapi 2 tahun (1,5 sampai 2 tahun). Hewan kurban yang berada di lokasi penyembelihan juga harus diperlakukan dengan baik sejak sebelum pemotongan hingga saat pemotongan. Hewan kurban yang disembelih atas nama Allah SWT dan ditandai dengan terpotongnya tiga saluran (napas, makanan dan darah). Kesalahan yang kerap terjadi pada saat pemotongan, biasanya juru sembelih menginginkan hewan cepat mati, dengan cara memutus spinal chord (sumsum tulang belakang). Memutus/menusuk spinal chord akan menghentikan transmisi syaraf pusat ke jantung, sehingga jantung berhenti memompa darah padahal darah belum keluar sempurna. Menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Nanung Danar Dono Ph.D, bahwa daging dari kambing/sapi yang ditusuk jantung atau spinal chord-nya akan berkualitas buruk, cepat busuk karena banyak sisa darah di dalam daging.

Selain itu, penanganan daging kurban sesuai prinsip ASUH juga sangat penting, dimulai dari petugas yang menangani hewan kurban pasca penyembelihan (pengulitan, parting dan pengeletan/deboning). Petugas harus menjaga kebersihan tangan, tempat dan pakaian. Kemudian petugas harus menyediakan tempat penanganan daging dan jeroan secara terpisah untuk menghindari kontaminasi. Sebab, jeroan lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri pengurai yang mempercepat pembusukan, sehingga tidak layak tercampur atau mencemari daging. Hindari pula membersihkan jeroan di sungai, jeroan sebaiknya dicuci pada air bersih mengalir. Sehingga lebih baik menggunakan air keran untuk mencuci dengan cara menyiapkan lubang untuk mengalirkan zat sisa pembuangan jeroan.

Penanganan daging seperti pemotongan daging sebaiknya dilakukan di atas meja atau tempat yang memiliki alas yang mudah dibersihkan (terpal plastik) dan menggunakan alas pengiris (talenan) yang bersih dan kering. Hindari mengiris daging di lantai atau tanah meskipun telah diberi alas, karena rentan terhadap cemaran debu dan kotoran. Daging yang sudah dipotong-potong hindarkan dari proses pencucian, pencucian akan meningkatkan perkembangan bakteri. Pencucian dilakukan hanya pada saat sebelum daging dimasak/diolah. Masukkan daging yang akan dibagikan ke dalam kantong plastik khusus untuk pangan atau kualitas food grade (kantong plastik berstandar pangan). Jeroan dikantongi terpisah dengan daging. Daging secepat mungkin didistribusikan kepada masyarakat. Daging yang diterima masyarakat sebaiknya sesegera mungkin disimpan pada mesin pendingin atau langsung diolah agar tidak mengalami penurunan kualitas atau bahkan membusuk. Namun sebelum disimpan, sebaiknya daging perlu dipotong kembali sesuai tujuan penggunaannya, sehingga jika sudah disimpan dan ingin diolah kembali hanya mengambil bagian tertentu saja tanpa harus menetralkan seluruh bagian daging. Dengan begitu daging akan bertahan lebih lama dan kualitasnya tetap baik.

Pemotongan hewan kurban ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan, hal ini dikarenakan semua masyarakat ikut terlibat. Momen Idul Adha juga harus diiringi dengan turut sertanya pemerintah dan masyarakat dalam mengontrol, menjaga dan mengamankan hewan kurban dari risiko penularan penyakit zoonosis dan upaya penyediaan daging kurban yang ASUH. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 114/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban, hewan kurban yang dijual dan akan dipotong harus memenuhi persyaratan syariat Islam, administrasi dan teknis. ***

Rifqi Dhiemas Aji
Konsultan Teknis Peternakan,
PT Natural Nusantara

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer